Mod
unread,May 30, 2010, 3:15:46 AM5/30/10Sign in to reply to author
Sign in to forward
You do not have permission to delete messages in this group
Either email addresses are anonymous for this group or you need the view member email addresses permission to view the original message
to UMB Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai
Sultan-sultan yang kenamaan. Kerajaan ini mulai memasuki fase
kemundurannya di abad ke XVII M. Di dalam negeri timbul pemberontakan-
pemberontakan, seperti di Suria di bawah pimpinan Curdi Jumbulat, di
Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara
tetangga terjadi peperangan seperi Venitia (1645 – 1664 M.) dan dengan
Syah Ahbas dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara
Usmani juga berontak. Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan Harem.
Dalam pada itu di Eropah mulai pula timbul Negara-negara yang kuat,
sedang Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi
negara yang maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini Kerajaan
Usmani nengalami kekalahan-kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai
diperkecil sedikit demi sedikit. Umpamanya Yunania memperoleh
kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania lepas di tahun
1856. Yang lain-lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia
I daerah Kerajaan Usmani yang demikian luas dahulu hanya mencakup Asia
Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan Usmani
lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1924 M.
Di Persia, Kerajaan Safawi mendapat serangan dari Raja Afghan yang
berlainan dengan Syah-syah Safawi, menganut faham Sunni. Mir Muhammad
dapat menguasai Asfahan di tahun 1722 M. Tetapi dalam pada itu Nadir
Syah seorang Jendral, atas nama Syah Tahmasp II dapat merampas ibu
kota itu kembali di tahun 1730 M. Kemudian ia sendiri yang menjadi
Syah di Persia. Tapi di tahun 1750 M, Karim Khan dari Dinasti Zand
dapat merampas kekuasaan di seluruh Persia, kecuali daerah Khurasan.
Kekuasaan Dinasti Zand ditentang oleh Dinasti Qajar dan akhirnya Agha
Muhammad dapat mengalahkan Dinasti Zand di tahun 794 M. Semenjak itu
sampai tahun 1925 M, Persia diperintah oleh Dinasti Qajar.
Di India, dibawah pemerintahan Aurangzeb yang mendapat gelar Alamghir,
terjadi pemberontakan-pemberontakan dari pihak golongan Hindu yang
merupakan mayoritas penduduk India. Pemberontakan Sikh dipimpin oleh
Guru Tegh Bahadur dan kemudian oleh Guru Gobind Singh. Golongan Rajput
berontak di bawah pimpinan Raja Udaipur. Kaum Mahratas dipimpin oleh
Sivaji dan anaknya Sambaji. Sesudah Aurangzeb meninggal serangan-
serangan pemberoni bertambah kuat dan akhirnya daerah-daerah yang jauh
dari Delhi malepaskan diri kekuasaan Mughal satu demi satu. Dalam
pada itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik
India dan menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India
menjadi jajahan Inggeris. Di masa ini kekuatan militer dan politik
umat Islam menurun. Dagang dan ekonomi umat Islam, dengan hilangnya
monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan mereka, jatuh.
Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan stagnasi. Tarikat-
tarikat diliputi oleh suasana khurafat dan superstisi. Umat Islam
dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam dalam keadaan mundur
dan statis. Dalam pada itu, Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang
diangkut dari Amerika dan laba yang timbul dari dagang langsung dengan
Timur Jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuasaannya
bertambah besar, ke dunia Islam yang didudukinya, kian lama bertambah
mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M. Napoleon menduduki Mesir, sebagai
salah satu pusat Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ini ke
tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang
lebih tinggi dari peradaban Islam, dan yang merupakan ancaman bagi
hidup Islam sendiri.