Da'i Kecilku
Pagi ini Abi kembali mengunjungi engkau, dai kecilku, hampir setahun engkau menuntut ilmu di pesantren ini. Sebuah pesantren yang terletak di kaki gunung Ciremai , daerah yang begitu sejuk, , damai dan penuh kekeluargaan. Seperti biasa setiap datang ke tempat yang penuh ketenangan ini, Abi tak pernah memberitahukan kapan kedatangan Abi, agar Abi dapat melihat semua aktifitasmu secara diam-diam . Alhamdulillah engkau semakin betah dan terbiasa akan aturan yang berlaku di pesantren.
Masih terbayang ketika pertama kali abi menawarkan kamu untuk masuk ke Pondok Pesantren, dengan cepat kau menolaknya , berbagai macam alasan kau lontarkan. Tapi saat kau baru naik kelas 6 SD, kita sekeluarga berkunjung ke salah satu pesantren yang ada di kota Subang dan Kuningan, Jawa Barat. Dari raut wajahmu terlihat bahwa kau mulai tertarik dan menyukai suasana yang ada di dalam pesantren, dan akhirnya tanpa paksaan dari Abi dan Umi , engkau memberikan isyarat bahwa kau mau untuk disekolahkan di pondok pesantren.
Walau banyak orang menganggap pesantren adalah untuk anak-anak yang nakal, anak yang terbelakang dan untuk anak-anak yang tertinggal dalam hal kemajuan dunia. Tapi bagi Abi itu semua tidak beralasan secara benar. Yang terpikirkan oleh Abi dan Umi adalah bagaimana engkau bisa menaklukkan dunia yang sudah jauh dari tuntunan agama yang mulia ini. Karena kita hidup di era yang memang tidak mudah untuk keluarga muslim. Coba lihat sekitar lingkungan kita. Jarang kita temui anak-anak seusiamu membawa Al-Qur’an pergi kesurau atau ke masjid untuk belajar mengaji. Atau jarang kita menemukan di rumah-rumah orang islam ada suara orang membaca Kitab Sucinya selepas sholat maghrib. Karena mereka sudah disibukkan oleh TV, Internet, Game dan lain-lain
Bila ada orang yang bilang kalau anak seusiamu masih perlu kasih sayang Abi tidak pungkiri itu, tapi kalau ada yang bilang anak seusiamu belum saatnya berpisah dengan kedua orang tuanya karena masih memerlukan kasih sayang yang penuh. Maka Abi akan tunjukkan kepadamu bahwa kasih sayang itu tak perlu selalu berdekatan.Berapa banyak orang tua yang selalu dekat dengan anaknya tetapi tak memiliki waktu untuk anak dan keluarganya. Yang terpikir adalah bagaimana mencari harta dan uang, dengan beranggapan kalau harta sudah melimpah maka akan dengan mudah bisa membahagiakan anak dan keluarga. Bukan itu yang Abi maksud dengan kebahagiaan dan kasih sayang, karena manusia bisa bahagia bukan karena harta atau yang lainnya. Tapi manusia akan bahagia kalau dia tahu hidup sesuai dengan aturan dan perintah Tuhannya. Karena pada dasarnya kita hidup untuk beribadah kepada Allah, dan bukan dengan maksud yang lain. Sesuai Firman Allah “ Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku.” (Adz Dzariyat : 56.)
Da’i kecilku biarkan orang bicara, bahwa anak yang masuk pesantren adalah anak yang tidak disayang oleh orang tuanya, mereka hanya memaknai kasih sayang hanya bersifat sementara saja. Tapi inilah bukti tanda kasih sayang Abi dan Umi dengan membekali ilmu agama sejak usia dini agar engkau selamat dunia akhirat.Sehingga Insya Allah kita akan bisa berkumpul lagi di akhirat kelak dalam naungan rahmatnya Allah.
Berapa banyak anak seusiamu bila ditanya tentang judul lagu dan siapa yang menyanyikan, mereka akan dengan mudah dan cepat untuk menjawabnya. Tapi jika ditanya tentang, berapa surat Al-Qur’an yang sudah dihapalkan, berapa hadist yang sudah diamalkan, dan berapa hapalan do’a yang sudah ditunaikan. Mereka akan menjawab.”Hari gini belajar mengahapal untuk agama, apa kata dunia”.
Coba tanya kepada mereka, tanggal 14 Februari hari apa, walau mereka anak orang islam maka mereka menjawab hari kasih sayang ya kerena sebagaian besar dari mereka ikut merayakan. Bukan hanya itu coba tanya jadwal jam tayangan musik atau sinetron favorit mereka di stasiun TV. Maka dengan cepat mereka bisa menjawabnya. Tapi coba tanyakan jadwal sholat lima waktu, atau jadwal ceramah kajian tentang agama di masjid tempat mereka., mungkin sambil berlalu mereka akan mengatakan .”itu urusan Ustadz, bukan urusan saya.seperti tidak ada kerjaan yang lebih penting saja”
Ketika anak-anak seusiamu masih mengidolakan artis sinetron, penyanyi atau pemain film, ternyata engkau telah memiliki idola yang luar biasa yaitu Rasulullah saw. Inilah yang Abi harapkan dan selalu berdo’a agar kita dapat berkumpul dengan orang-orang yang kita idolakan, sesuai hadist Nabi. “Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 11/164, Asy Syamilah).
Memang terlalu dini untuk menilai tentang keberhasilanmu di dunia pesantren, namun ada perubahan yang sangat mendasar tentang tingkah dan sifat keseharianmu. Engkau mulai mandiri dalam setiap pekerjaan, tutur katamu mulai menampakkan kedewasaan, tegas, teliti dan penuh makna. Da’i kecilku tak perlu kau menjadi orang yang pintar tapi cukup engkau menjadi anak yang mengerti akan tujuan hidupmu. Sebab berapa banyak orang yang pintar namun salah mengartikan tujuan hidup yang sebenarnya. Hidup ini adalah pilihan, tinggal mana yang akan kita pilih. Hidup mulia menurut Allah atau hidup menurut hawa nafsu kita namun dimurkai allah.
Sekarang lihatlah adik-adikmu, mereka berdua begitu antusias., untuk bisa masuk pesantren sepertimu. Mereka berdua sangat cinta dan merindukanmu, yang dahulunya suka bertengkar kini malah sebaliknya saling menyayangi dan mengasihi karena jarang bertemu. Ketika engkau mendapat liburan selama dua pekan, namun hanya lima hari kau sudah minta kembali ke Pesantren, dengan alas an suasana di lingkungan komplek kita jauh berbeda dengan suasana di Pondokan. Da’I kecilku, do’a Abi dan Umi selalu menyertaimu.
Jakarta 14 Feb 2012........Harinya Aburijal.
Hari Limbarseno
TOWER
Senayan City, Jl.Asia Afrika lot.19
Jakarta 10270.
Tel. 62. 021. 279 35444
Ext. 4284