Salam Olahraga
Kepada teman - teman semilis dan para senior saya hormati;
Dalam Rangka menyambut Olimpiade Beijing 2008.
Saya dengan sengaja menulis artikel ini untuk membakar semangat kita,
dan saudara kita yang akan berjuang diarena olimpiade Beijing 2008.
Pada dasarnya Bulu Tangkis merupakan Arena kebanggaan kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena dicabang inilah Lahir tokoh olahraga yang
sangat luar biasa semangatnya ditengah gentir masalah yang mereka hadapi.
Sebut saja tokoh - tokoh olahraga kita yang berketurunan Tionghoa yang
telah berjuang keras untuk membuat prestasi di Indonesia. Yang kita
banggakan Susi Susanti, Ivana Lie, Lim Swi King /Rudy Hartono, Tan
Yung Hong, Chandra B wiranata, Hernawan. Mereka adalah pejuang yang
merupakan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dipentas internasinal
khususnya olah raga. Siapa yang menyangka Cabang Bulu tangkis pernah
menjadi arena perjuangan melawan diskriminasi pada zaman orbe baru dan
juga pernah menjadi kebanggan prestasi bangsa di masa Bung karno.
Dengan dana minim tak memiliki dukungan dan disepelekan Almarhum Tan
Yung Hok berhasil membawa piala Thomas pertama kali di Indonesia.
Ditengah krisis ekonomi Indonesia, Dan juga pemberontakan di beberapa
daerah . Tan Yung Hok memiliki semangat sangat luar biasa. Dengan
latihan ala kadarnya dengan hanya sebuah locat tali dan rakket
ditangan alat latihannya. Berhasil membawa piala Thomas.
Pahlawan kita berikutnya adalah Lim Swi king dan Ivana lie.
Ivana lie merupakan wanita pertama yang memenangkan piala uber cup.
Siapa yang menyangka anak seorang penjaga dan tukang bersih - bersih,
klenteng Djin De Yuan di Jakarta. Dapat membawa prestasi Uber cup ke
Indonesia. Doa sang ayah yang selalu nyeretai Ivana lie itulah
Semangat Ivana untuk berjuang untuk menang itu selalu dikenang Ivana
lie. Bagi Ivana Lie ayahnya adalah pahlawan bagi dirinya.
Lim Swi king atau Rudy Hartono
Merupakan Pahlawan RUUAR BIASA dengan kemampuannya mampu memenangkan
kejuaraan All England sebanyak 8 kali berturut -turut. Berhasil
mengalahkan semua lawannya, tak getir semangatnya untuk menang. Tiada
lelah dipikirannya adalah kunci utama. Bagaikan padi berisi semangkin
menunduk itulah prinsip Lim Swi King yang diajarakan kepada kita semua
generasi muda kita.
Chandra B Wiranata
Juga tak kalah dengan Rekannya yang satu ini. Dia mampu memenangkan
piala Thomas dan juga Ganda Putra. Beliau merupakan salah satu pelatih
utama Perbasi. Juga Pahlawan Bagi masyarakat tionghoa karena beliau
salah satu tokoh melawan pejuang diskriminasi pada era reformasi.
Susi Susanti
Siapa Tak kenal nama Susi Susanti. Semua Pastilah kenal di bumi
Indonesia. Tokoh Wanita yang Ruar biasa pula. Tak patah semangat, tak
kenal menyerah untuk bangsa Indonesia dengan mengondol uber cup dan
medali Emas Pertama kalinya untuk Indonesia di Cabang Bulu tangkis
merupakan prestasi sangat ruar biasa. Dimana cabang bulu tangkis
pertama kalinya digelar dicabang spectakuler yang bernama Olimpiade.
Susi merupakan tokoh Semangat kaum Wanita generasi penerusnya untuk
mau berprestasi di cabang ini. Juga ia bersama suaminya alan dan
Chandra B wiranata bersama -sama berjuang melawan diskriminasi
masyarakat tionghoa pada jaman orde baru.
Alan Budikusuma
Suami Susi Susanti tak kalah pentingnya beliau merupakan peraih medali
emas di Barcalona. Merupakan salah satu tokoh pejuang yang gigih
dilapangan dan juga untuk melawan diskriminasi.
Hernawan
Ditengah Perbasi krisis pemain. Kurang percaya diri ketika ditinggal
para seniornya. Hernawan berhasil menunjukan indetitas dirinya dalam
memenangkan kembali medali emas di atlanta. Dimana rasa kurang
percaya diri didalam perbasi akan menang kembali.Hernawan juga
merupakan tokoh pejuang diskriminasi.
Siapa Lagi yang akan melajutkan Mereka ?
Kalau bukan kita yang muda, Marilah bakar semangat atlit kita untuk
berjuang mengharumkan nama bangsa di Beijing 2008. Sekarang perjuangan
kita belum berakhir. Janganlah hanya cabang bulu tangkis saja yang
menjadi andalan masyarakat tionghoa di Indonesia. Tapi cabang lainnya
Ayo kita Semangat,
Kibarkan Merah Putih di Pentas Internasional
Salam hormat
Purnama
Ps : silakan menambahkan artikel ini dari segi pandangan pribadi
selama untuk bangkit rasa semangat pemain kita.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1394 - Release Date: 4/23/2008 7:16 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1394 - Release Date: 4/23/2008 7:16 PM
hihihi; kenape uly ?,
semestinya u tau mustinya koreksi g bukan Perbasi tapi PBSI; g lupa
:p. Tumben kagak omelin g kalo bikin kesalahan ketik sedikit :p.
;)),biasa omelin g :))
Ngak apa - apakan mereka memang dulu melawan diskriminasi tentang
jaman orde baru. Tapi sekarang beda tapi Kita sebagai warga negara
Indonesia suku Tionghoa harus turut serta mengharumkan nama Bangsa
Indonesia dalam kancah Dunia Internasional bernama Olimpiade.
Mau koreksi boleh aja kok kadang yang nulis lupa. maklum belum nulis
sempurna mestinya ditambah biodata mereka. masih belum sempet sih.
Muncul ide langsung nulis dekh. Kalo temen -temen nambah data biodata
mereka dan Para senior ingin menambahkan tokoh tionghoa yang berjasa
dalam bidang olharaga selain mereka dan kita ngak tau boleh aja. Kasih
koment untuk atlet kita semanggat boleh.
> Yung Hok, Chandra B wiranata, Hernawan. Mereka adalah pejuang yang
> merupakan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dipentas internasional
> khususnya olah raga. Siapa yang menyangka Cabang Bulu tangkis pernah
> menjadi arena perjuangan melawan diskriminasi pada zaman orbe baru dan
> juga pernah menjadi kebanggaan prestasi bangsa di masa Bung karno.
>
> Dengan dana minim tak memiliki dukungan dan disepelekan Almarhum Tan
> Yung Hok berhasil membawa piala Thomas pertama kali di Indonesia.
> Ditengah krisis ekonomi Indonesia, Dan juga pemberontakan di beberapa
> daerah . Tan Yung Hok memiliki semangat sangat luar biasa. Dengan modal
> latihan ala kadarnya dengan hanya sebuah locat tali dan raket
> ditangan alat latihannya. Berhasil membawa piala Thomas.
>
> Pahlawan kita berikutnya adalah Lim Swi king dan Ivana lie.
>
> Ivana lie merupakan wanita pertama yang memenangkan piala uber cup.
> Siapa yang menyangka anak seorang penjaga dan tukang bersih - bersih,
> klenteng Djin De Yuan di Jakarta. Dapat membawa prestasi Uber cup ke
> Indonesia. Doa sang ayah yang selalu nyeretai Ivana lie itulah
> Semangat Ivana untuk berjuang untuk menang, itu selalu dikenang Ivana
> lie. Bagi Ivana Lie ayahnya adalah pahlawan bagi dirinya.
>
> Lim Swi king atau Rudy Hartono
> Merupakan Pahlawan RUUAR BIASA dengan kemampuannya mampu memenangkan
> kejuaraan All England sebanyak 8 kali berturut -turut. Berhasil
> mengalahkan semua lawannya, tak getir semangatnya untuk menang. Tiada
> lelah, tiada nyerah, dan tiada susah dipikirannya adalah kunci
utama. Bagaikan padi berisi semangkin
> menunduk itulah prinsip Lim Swi King yang diajarakan kepada kita semua
> generasi muda kita.
>
> Chandra B Wiranata
> Juga tak kalah dengan Rekannya yang satu ini. Dia mampu memenangkan
> piala Thomas dan juga Ganda Putra. Beliau merupakan salah satu pelatih
> utama Perbasi. Juga Pahlawan Bagi masyarakat tionghoa karena beliau
> salah satu tokoh melawan pejuang diskriminasi pada era reformasi.
>
> Susi Susanti
> Siapa Tak kenal nama Susi Susanti. Semua Pastilah kenal di bumi
> Indonesia. Tokoh Wanita yang Ruar biasa pula. Tak patah semangat, tak
> kenal menyerah untuk bangsa Indonesia dengan mengondol uber cup dan
> medali Emas Pertama kalinya untuk Indonesia di Cabang Bulu tangkis
> merupakan prestasi sangat ruar biasa. Dimana cabang bulu tangkis
> pertama kalinya digelar dicabang spectakuler yang bernama Olimpiade.
> Susi merupakan tokoh Semangat kaum Wanita generasi penerusnya untuk
> mau berprestasi di cabang ini. Juga ia bersama suaminya alan dan
> Chandra B wiranata bersama -sama berjuang melawan diskriminasi
> masyarakat tionghoa pada jaman orde baru.
>
> Alan Budikusuma
> Suami Susi Susanti tak kalah pentingnya beliau merupakan peraih medali
> emas di Barcalona. Merupakan salah satu tokoh pejuang yang gigih
> dilapangan dan juga untuk melawan diskriminasi.
>
> Hernawan
> Ditengah PBSI krisis pemain. Kurang percaya diri ketika ditinggal
> para seniornya. Hernawan berhasil menunjukan indetitas dirinya dalam
> memenangkan kembali medali emas di Atlanta. Dimana rasa kurang
> percaya diri didalam perbasi akan menang kembali.Hernawan juga
> merupakan tokoh pejuang diskriminasi.
>
> Siapa Lagi yang akan melanjutkan Mereka ?
> Kalau bukan kita yang muda, Marilah bakar semangat atlit kita untuk
> berjuang mengharumkan nama bangsa di Beijing 2008. Sekarang perjuangan
> kita belum berakhir. Janganlah hanya cabang bulu tangkis saja yang
> menjadi andalan masyarakat tionghoa di Indonesia. Tapi cabang
lainnya. Lahirkanlah Susi Susanti , Ivana lie, Tan Yung Hok, Alan
Budikusuma, Lim Swi king, Chandara B wiranata baru.
>
> Ayo kita Semangat,
> Kibarkan Merah Putih di Pentas Internasional
> Salam hormat
> Purnama
>
> Ps : silakan menambahkan artikel ini dari segi pandangan pribadi
> selama untuk bangkit rasa semangat pemain kita.
>
>
>
>
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1394 - Release Date:
> 4/23/2008 7:16 PM
>
>
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1394 - Release Date:
> 4/23/2008 7:16 PM
>
Siapa orang Indonesia, Tionghoa ataupun bukan, yang tidak tahu bahwa Liem
Swie King dan Rudy Hartono (Rudy Nio Hap Liang) adalah dua pahlawan
bulutangkis yang berbeda (lain) orangnya??
Siapa orang Indonesia, Tionghoa ataupun bukan, yang tidak tahu bahwa
pahlawan Thomas Cup pertama adalah Tan Yoe Hok (Hendra Kartanegara), bukan
Tan Yung Hok??
(Sampai dua kali diketik "Tan Yung Hok, jadi bukan keslahan ketik)
Siapa orang Indonesia, Tionghoa ataupun bukan, yang tidak tahu bahwa
pahlawan finalis Olympiade ketika all-Indonesia final melawan Alan
Budikusuma, adalah Ardy B. Wiranata, bukan Chandra B. Wiranata, dan bahwa
dia ini samasekali tidak pernah bermain ganda, apalagi jadi juara ganda.
Siapa orang Indonesia, Tionghoa ataupun bukan, yang tidak tahu bahwa
pahlawan Olympiade 2000 Atlanta adalah Hendrawan Sugianto, dan tidak ada
pemain nasional bulutangkis yang namanya Hernawan??
Siapa orang Indonesia, Tionghoa ataupun bukan, yang tidak tahu bahwa Ivana
Lie adalah orang Tasikmalaya yang anak dari Adnan, pelatih bulutangkis di
kota itu, dan bukan anak penjaga kelenteng Jakarta??
Dan memang samasekali tidak ada urusannya kepahlawanan dalam olahraga
bulutangkis dengan diskriminasi etnis.
Ferry Sonneville, pahlawan bulutangkis pertama Indonesia, yang juga seorang
keturunan asing, pernah menegaskan bahwa cara pengorganisasian dan
pertandingan bulutangkis Indonesia justru mendorong integrasi nasional dan
menolak urusan diskriminasi etnis. Ia mengatakan: "Sejak awalnya bulutangkis
di Indonesia tidak mengenal diskiriminasi etnis. Itulah yang membuat
bulutangkis Indonesia kuat. Tradisi non-diskriminasi dan tradisi kesamaan
tujuan adalah contoh bagaimana kita dapat mencapai prestasi yang tinggi, dan
mempertahankannya terus-menerus".
Pahlawan bulutangkis Indonesia yang lainnya, Mulyadi (Ang Tjing Siang)
pernah berkata: "Indonesia lah yang sebetulnya membangun kekuatan
bulutangkis Cina! Sampai akhir 1950-an tidak ada bulutangkis di sana. Baru
ketika jago-jago bulutangkis Tionghoa Indonesia seperti Thing Hian Houw,
Houw Ka Tjong, Tan Giok Nio dan Leung Tja Hoa pindah ke Cina, barulah ada
pemain RRT yang hebat di dunia bulutangkis internasional, yaitu Tong Sin Fu,
Hou Chia Chang, Chen Yu Niang dan Liang Chiu Sia!!"
(Orangnya dia-dia juga)
Toh fenomena ini samasekali tidak pernah membuat munculnya prasangka
mentalitas hotel, apalagi tuduhan pengkhianat, dalam masyarakat Indonesia.
Tong Sin Fu dan Liang Chiu Sia disambut dengan ramah dan mewah ketika sempat
kembali ke Indonesia untuk beberapa lama.
Begitu pula, ketika Icuk Sugiarto dan Taufik Hidayat menjadi juara dunia dan
pahlawan Olympiade, samasekali tidak pula ada muncul ungkapan di masyarakat
yang mengkait-kaitkan ke-bukan-tionghoa-an mereka itu dengan kepahlawanan
dalam bulutangkis.
Jadi, sudahlah! Tidak usah mengada-ada, menghubungkan urusan etnis, apalagi
soal diskriminasi rasial, dengan soal prestasi olahraga.
Wasalam
====================================================
----- Original Message -----
From: Ulysee
To: budaya_...@yahoogroups.com
Sent: Thursday, April 24, 2008 8:12 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing
(Cabang Bulu tangkis)
> Jujur aje, gue juga nggak nyimak yang perbasi sama PBSI hihihi,
> Yang duluan keliatan ama gue mah lagu diskriminasi udah basi,
> Bosen, gitu lhooh,
> ini diskriminasi, itu diskriminasi, lama lama tambah sumbang terdengar.
> Ngomong diskriminasi boleh,
> tapi konteksnya yang jelas donk yang jelas.
> Jangan semua mua dikata diskriminasi, ntar gue pertanyakan lagi,
> coba, apa definisi dari diskriminasi?
------------------------------------------------------
> -----Original Message-----
> From: budaya_...@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_...@yahoogroups.com]
> On Behalf Of Purnama Sucipto Gunawan
> Sent: Thursday, April 24, 2008 5:10 PM
> To: budaya_...@yahoogroups.com
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang
> Bulu tangkis)
> > hihihi; kenape uly ?,
> > semestinya u tau mustinya koreksi g bukan Perbasi tapi PBSI;
> > g lupa :p. Tumben kagak omelin g kalo bikin
> > kesalahan ketik sedikit :p. ;)),biasa omelin g :))
> >
> > Ngak apa-apa kan mereka memang dulu melawan diskriminasi
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:budaya_tion...@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghu...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tiongh...@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Salam Olahraga
Kepada teman - teman semilis dan para senior saya hormati;
Dalam Rangka menyambut Olimpiade Beijing 2008.
Saya dengan sengaja menulis artikel ini untuk membakar semangat atlet
kita,
dan saudara kita yang akan berjuang diarena olimpiade Beijing 2008.
Pada dasarnya Bulu Tangkis merupakan Arena kebanggaan kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena dicabang inilah Lahir tokoh olahraga yang
sangat luar biasa semangatnya ditengah gentir masalah yang mereka hadapi.
Sebut saja tokoh - tokoh olahraga kita yang berketurunan Tionghoa yang
telah berjuang keras untuk membuat prestasi di Indonesia. Yang kita
banggakan Susi Susanti, Christian Hadinata, Ivana Lie, Lim Swi King
,Rudy Hartono, Tan
Yung Hok, , Herndrawan. Mereka adalah pejuang yang
merupakan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dipentas internasinal
khususnya olah raga. Siapa yang menyangka Cabang Bulu tangkis pernah
menjadi arena perjuangan melawan diskriminasi pada zaman orbe baru dan
juga pernah menjadi kebanggan prestasi bangsa di masa Bung karno.
Dengan dana minim tak memiliki dukungan dan disepelekan oleh dunia
internasional
Tan Yung Hok alias Hendra Kartanegara
berhasil membawa piala Thomas pertama kali di Indonesia.
Ditengah krisis ekonomi Indonesia, Dan juga pemberontakan di beberapa
daerah. Tan Yung Hok memiliki semangat sangat luar biasa. Dengan
latihan ala kadarnya dengan hanya sebuah locat tali dan raket
ditangan alat latihannya dibanding seluruh latihan lawan lawanya .
Berhasil membawa piala Thomas ke pangkuan Indonesia.
Nyoo Kim Bie atau dikenal juga sebagai Koesbianto Setiadharma Atmaja
merupakan
atlet bulu tangkis Indonesia yang ikut merebut Piala Thomas untuk pertama
kalinya tahun 1958 silam di Singapura.
Lilyana Natsir (lahir Manado, 9 September 1985) adalah pemain
bulutangkis ganda campuran asal Indonesia yang berpasangan dengan Nova
Widianto.
Ivana lie Ing Hoa (lahir di Bandung, Jawa Barat, 7 Maret 1960) adalah
pemain bulutangkis Indonesia era 1980-an.
merupakan wanita pertama yang memenangkan piala uber cup.
Siapa yang menyangka anak seorang penjaga dan tukang bersih - bersih,
klenteng Djin De Yuan di Jakarta. Dapat membawa prestasi Uber cup ke
Indonesia. Doa sang ayah yang selalu nyeretai Ivana lie itulah
Semangat Ivana untuk berjuang untuk menang itu selalu dikenang Ivana
lie. Bagi Ivana Lie ayahnya adalah pahlawan bagi dirinya.
Lim Swi king
Liem Swie King, (Kudus, 28 Februari 1956) adalah seorang pemain
bulutangkis yang dulu selalu menjadi buah bibir sejak dia mampu
menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya
yang ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di
kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara
ditambah empat kali menjadi finalis. Bila ditambah dengan turnamen
"grand prix" yang lain, gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan
kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok
1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya
Indonesia menjadi juara.
Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di
kota kelahiran Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya
masuk ke dalam klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.
Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir
1973, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C
Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Swie King merasa telah cukup dan
mengundurkan diri di tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem
terkenal dengan pukulan smash andalannya, berupa jumping smash, yang
dijuluki sebagai King Smash.
Rudy Hartono
Merupakan Pahlawan RUUAR BIASA dengan kemampuannya mampu memenangkan
kejuaraan All England sebanyak 8 kali berturut -turut. Berhasil
mengalahkan semua lawannya, tak getir semangatnya untuk menang. Tiada
lelah dipikirannya adalah kunci utama. Bagaikan padi berisi semangkin
menunduk itulah prinsip Rudy hartono yang diajarakan kepada kita semua
generasi muda kita.
Susi Susanti
(Wang Lian-xiang, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat 11 Februari 1971)
Siapa Tak kenal nama Susi Susanti. Semua Pastilah kenal di bumi
Indonesia. Tokoh Wanita yang Ruar biasa pula. Tak patah semangat, tak
kenal menyerah untuk bangsa Indonesia dengan mengondol uber cup dan
medali Emas Pertama kalinya untuk Indonesia di Cabang Bulu tangkis
merupakan prestasi sangat ruar biasa. Dimana cabang bulu tangkis
pertama kalinya digelar dicabang spectakuler yang bernama Olimpiade.
Susi merupakan tokoh Semangat kaum Wanita generasi penerusnya untuk
mau berprestasi di cabang ini. Juga ia bersama suaminya alan dan
Christian Hadinata bersama -sama berjuang melawan diskriminasi
masyarakat tionghoa pada jaman orde baru.
Alan Budikusuma lahir di Surabaya pada 29 Maret 1968
Suami Susi Susanti tak kalah pentingnya beliau merupakan peraih medali
emas di Barcalona. Merupakan salah satu tokoh pejuang yang gigih
dilapangan dan juga untuk melawan diskriminasi di era lampau.
Candra Wijaya (lahir Cirebon, Jawa Barat; 16 September 1975)
Peraih emas Olimpiade tahun 2000
Christian Hadinata
Tempat Purwokerto, Jawa Tengah
Tanggal 11 Desember 1949
Christian Hadinata adalah legenda olahragawan Indonesia sekaligus
menjadi simbol kekuatan bulutangkis Indonesia
Eddy Hartono adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia di era
1990-an. Lahir di Kudus,
Jawa Tengah pada Tanggal 19 Juli 1964. Ia adalah adik dari Hastomo
Arbi dan kakak dari
Hariyanto Arbi yang juga pemain bulu tangkis Indonesia.
Mereka sejak dini telah memulai karir bulutangkisnya di PB Djarum.
Eddy Hartono/Liem Swie King menjuarai Taipei Terbuka, Jepang Terbuka,
dan Indonesia Terbuka Tahun 1987.
Ketika Liem Swie King mundur dari pentas bulu tangkis, Eddy Hartono
dipasangkan dengan Rudy Gunawan.
Pasangan ini menjadi ganda terbaik Indonesia sejajar dengan tiga ganda
terbaik
dunia saat itu: Park Joo-Bong/Kim Moon-Soo (Korea Selatan), Tiang
Bingyi/Li Yongbo (Tiongkok),
dan Razif Sidek/Jailani Sidek (Malaysia).
Eddy Hartono/Rudy Gunawan memperoleh medali perak di Olimpiade
Barcelona 1992 setelah di final kalah dari pemain
legendaris Korea Park Joo-Bong/Kim Moon-Soo. Di semi final Eddy
Hartono/Gunawan menaklukan andalan Tiongkok,
Li Yongbo/Tiang Bingyi yang menjadi kandidat juara.
Eng Hian (lahir 17 Mei 1977) adalah seorang pemain bulutangkis dari
Indonesia.
Hariyanto Arbi adalah mantan pebulutangkis tunggal putra Indonesia
kelahiran Kudus 21 Januari 1972. Jebolan PB Djarum ini mempunyai
julukan Smash 100 Watt dan aktif bermain di era 1990an, terutama dari
tahun 1990 sampai tahun 1996.
Setelah pensiun ia menggeluti dunia bisnis peralatan olahraga
bulutangkis Flypower.
Hendrawan
(lahir di Malang 27 Juni 1972) adalah atlet bulutangkis nasional,
peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 dan
Juara Dunia 2001. Wawan mengundurkan diri sebagai atlet bulutangkis
nasional tahun 2003
dan saat ini menjadi pelatih tunggal putra di Pelatnas Bulutangkis
Cipayung.
Ditengah PBSI krisis pemain. Kurang percaya diri ketika ditinggal
para seniornya. Herndrawan berhasil menunjukan indetitas dirinya dalam
memenangkan kembali medali emas di Sydney 2000 . Dimana rasa kurang
percaya diri didalam PBSI akan menang kembali.Herndrawan juga
merupakan tokoh pejuang diskriminasi di masa lampau.
Tio Ging Hwi, atlet angkat besi, peraih medali pertama Indonesia di
Olimpiade
Siapa Lagi yang akan melanjutkan Mereka ?
Kalau bukan kita yang muda, Marilah bakar semangat atlit kita untuk
berjuang mengharumkan nama bangsa di Beijing 2008. Sekarang perjuangan
kita belum berakhir. Janganlah hanya cabang bulu tangkis saja yang
menjadi andalan masyarakat tionghoa di Indonesia. Tapi cabang lainnya
untuk
mengharumkan Nama Bangsa. Buktikan Kita masih bisa mengharumkan Nama
Bangsa
Ayo kita Semangat,
Hidup Indonesia Jaya
Kibarkan sang saka Merah Putih di Pentas Internasional
Salam hormat
Purnama
Ps : silakan menambahkan artikel ini dari segi pandangan pribadi
selama untuk bangkit rasa semangat pemain kita.
Terima kasih atas kritikan dan saran dari Pak ABS
Saya sudah perbaiki semua
Pada dasanya artikel saya bukan untuk menyulut diskriminasi.
Jaman dahulu tak usah dipermasalahkan.
Dalam artikel saya ini untuk membangkitan para atlit kita yang juga
Berketurunan Tionghoa mau ikut andil dalam mengharumkan Nama bangsa
dari Segala jenis Cabang. Bukan Hanya bulu Tangkis. Mau bangkit
kembali yang selama ini saya menilai banyak yang tertidur lelap.
Dapat melahirkan Susi Susanti baru, Rudy hartono baru, TAn Yung Hok
baru, Ivana lie Baru.
Sekali Terima kasih atas kritikannya.
ada beberapa hal tokoh olahragawan yang saya tidak angkat, karena
kurang pas untuk jadi panutan.
Pak ABS Setau saya pernah nonton kisah dari Ivana lie. memang beliau
kenyataan dari keluarga yang kurang mampu. Begitu saya menonton kisah
dari beliau. Artikel ini agar mau membangkitkan rasa percaya diri
Bahwa atlit warga negara Indonesia keturunan tionghoa masih mampu
mengharumkan nama bangsa di ajang olimpiade Beijing 2008.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
----- Original Message -----
From: Purnama Sucipto Gunawan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, April 25, 2008 10:42 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang
Bulu tangkis)
> Setau saya pernah nonton kisah dari Ivana lie.
> memang beliau kenyataan dari keluarga yang kurang mampu.
> Begitu saya menonton kisah dari beliau.
-----------------------------------
Kalau tidak salah itu adalah besutan Arswendo yang pada hakekatnya cerita
fiktif tetapi didasarkan pada riwayat hidup Ivana.
Tetapi dirubah-rubah sedikit, supaya tidak persis riwayat Ivana, dan tentu
terutama supaya lebih dramatis, sesuai tuntutan selera pasar.
Yaah, seperti Chin Yung lah, dibikin seolah-olah kisah sejarah seputar
Kaisar Kian Liong (Qianlong), padahal fiktif saja.
Sebetulnya kalau dibilang dari keluarga yang kurang mampu, ya tidak
kurang-kurang banget lah...
Wasalam.
----- Original Message -----
From: Purnama Sucipto Gunawan
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Friday, April 25, 2008 10:14 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang
Bulu tangkis)
> Tio Ging Hwi, atlet angkat besi, peraih medali pertama Indonesia
> di Olimpiade
--------------------------------------
Aduh, salah lagi Purnama-heng!
Thio Ging Hwie samasekali bukanlah peraih medali Olympiade, apalagi yang
pertama bagi Indonesia. Nggak tahu dari mana bisa dapat infi begini?
Dia adalah peserta Olympiade pertama dari Republik Indonesia. Yaitu pada
Olympiade di Helsinki, Finlandia, tahun 1952. Itu pun dia (angkat besi,
kelas 67,5 kg.) berbarengan dengan Soedarmodjo (atletik, loncat tinggi) dan
Soeharko (renang, gaya dada).
Medali pertama baru diperoleh 36 tahun kemudian, pada Olympiade di Seoul,
Korea, tahun 1988, ketika Nurfitryana Saiman-Lantang, Lilies Handayani dan
Kusuma Wardhani berhasil mengibarkan bendera Merah Putih pertama kalinya di
podium Olympiade, dengan meraih medali perak untuk panahan, beregu putri.
Sekali lagi, semangat ketionghoaan boleh tinggi, tetapi hati-hati
menyuguhkan data.
Wasalam.
sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta mereka
ke olimpiade bela indonesia , mendingan beresin dulu
status warga negara mereka n kluarganya. jgn sampe
kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI sebagai
pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali. saat
dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh malah
dibuang n diinjak2.
--- Purnama Sucipto Gunawan <east_road@yahoo.com>
wrote:
=== message truncated ===
__________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Emangnya pernah??? Kapan??????
-----Original Message-----
From: budaya_...@yahoogroups.com
[mailto:budaya_...@yahoogroups.com] On Behalf Of agung setiawan
Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
To: budaya_...@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing
(Cabang Bulu tangkis)
sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta mereka
ke olimpiade bela indonesia , mendingan beresin dulu
status warga negara mereka n kluarganya. jgn sampe
kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI sebagai
pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali. saat
dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh malah
dibuang n diinjak2.
--- Purnama Sucipto Gunawan <east...@yahoo.com>
wrote:
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1396 - Release Date:
4/24/2008 6:32 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1396 - Release Date:
4/24/2008 6:32 PM
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya Ivana Lie Ing Hoa yg
awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya SBKRI.
Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu benar2 tidak tahu
atau bermaksud misleading?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <ulysee_me2@...>
wrote:
>
> to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI
sebagai
> pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali."
>
> Emangnya pernah??? Kapan??????
>
>
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of agung setiawan
> Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di
Beijing
> (Cabang Bulu tangkis)
>
>
> sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta mereka
> ke olimpiade bela indonesia , mendingan beresin dulu
> status warga negara mereka n kluarganya. jgn sampe
> kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI sebagai
> pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali. saat
> dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh malah
> dibuang n diinjak2.
>
> --- Purnama Sucipto Gunawan <east_road@...>
joel
Joel
Artikel dari Jawa Pos
Minggu, 29 Jan 2006,
Saat Bela Merah Putih Masih Berstatus Stateless
JAKARTA - Masyarakat Tionghoa belum sepenuhnya diperlakukan adil. Aparat
sering memperlakukan mereka secara diskriminatif. Tak jarang masyarakat
Tionghoa di Indonesia menjadi komoditas para aparat untuk menjadi sapi
perahan. Khususnya, dalam pengurusan identitas kewarganegaraan atau surat
bukti kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI).
Diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa tersebut dibeberkan dalam diskusi
yang bertema Imlek, Eksistensi Tionghoa di Indonesia yang digelar di Marioss
Place, Jakarta, kemarin.
Ivana Lie, mantan atlet bulu tangkis nasional, yang hadir dalam diskusi
tersebut menceritakan, dirinya merupakan salah seorang korban rumitnya
birokrasi dalam mengurus SBKRI. "Bertahun-tahun saya menjadi pemain
nasional, tapi tanpa kewarganegaraan," ungkapnya.
Sebagai pemain yang membawa bendera Merah Putih, Ivana berkali-kali
mengharumkan nama bangsa di level internasional. Prestasinya itu membuat
lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di berbagai penjuru dunia.
"Saat keluar negeri, saya hanya dibekali secarik kertas yang menyatakan
bahwa saya orang Indonesia. Tapi, ketika pulang, kewarganegaraan saya
dicabut dan menjadi stateless (tidak punya kewarganegaraan, Red)," ujarnya.
Dia juga telah berusaha mengurus KTP, tapi tidak bisa karena tidak memiliki
surat kewarganegaraan.
Ivana tidak memiliki surat kewarganegaraan karena orang tuanya adalah
pendatang. "Pada 1940, orang tua saya datang dari China ke Indonesia dan
belum berstatus warga negara Indonesia. Otomatis, saya menjadi warga negara
asing. Padahal, saya lahir di sini sampai menjadi atlet," jelasnya.
Akhirnya, SBKRI tersebut didapatkan setelah diperjuangkan KONI dan PBSI.
"Bukan hanya saya yang mengalami hal ini. Tapi, beberapa atlet bulu tangkis
lain seperti Alan Budi Kusuma, Susi Susanti, dan Hendrawan juga mengalami,"
katanya.
Mengomentari Ivana, pengamat etnis Tionghoa Ridawan Saidi mengatakan, "Tidak
ada tanda-tanda akan menjadi baik. Itu (SKBRI) satu kerumitan administrasi.
Itu satu peluang untuk mencari uang bagi para birokrat. Kita punya kebijakan
nasional kewarganegaraan, tapi tidak berjalan karena tidak ada juklak dan
juknis."
Menurut dia, peraturan yang mewajibkan warga keturunan Tionghoa mempunyai
SBKRI harus dihentikan. Sebab, hal itu sudah tidak relevan dengan kondisi
bangsa yang mengedepankan kesetaraan. "Peraturan seperti itu seharusnya
disudahi. Itu kan kelanjutan dwi kewarganegaraan rangkap 1950," tegas mantan
anggota DPR tersebut.
Hal yang sama diungkapkan dosen Studi Masyarakat Tionghoa Indonesia dari
Beijing Foreign Studies University, Eddy Prabowo. Dia menyatakan,
permasalahan SBKRI masih belum jelas karena konsep pemerintah masih
berbelit-belit. "Ini sebuah realitas bahwa orang bisa ditendang ke mana
saja. Karena apa? Sebab, ini adalah massa mengambang. Kedua, punya duit. Ini
sangat berbahaya karena merembet dalam banyak hal, terutama status hukum,"
jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyinggung soal diskriminasi terhadap
etnis Tionghoa. Menurut dia, diskriminasi tersebut terjadi karena faktor
eksternal. Artinya, bukan disebabkan keberadaan masyarakat Tionghoa dan
lainnya. "Di lapisan bawah, simbiosis dengan masyarakat bawah sudah cukup
baik. Yang mengondisikan adalah faktor eksternal," ujarnya. Salah satu
faktor eksternal adalah faktor politis.
Lalu, bagaimana menyikapi faktor-faktor eksternal tersebut? Dia menyatakan
sangat sulit. Sebab, tidak ada kemauan untuk berubah ke arah lebih baik.
"Sulit. Sebab, orang Tionghoa terkesan ngapain kita bicara kalau salah dan
nggak bicara juga salah, mau mengadu ke siapa? Minta perlindungan ini, itu,"
tegasnya.
Di sisi lain, Eddy yakin diskriminasi itu lambat laun berkurang. Sebab,
mulai terjadi gerakan-gerakan generasi muda keturunan Tionghoa untuk
melakukan dialog multikultural. "Generasi sudah mulai mendobrak kebekuan
yang ada," katanya.
Mereka mulai mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) serta
Departemen Hukum dan HAM. Bukan hanya itu. Menurut Eddy, perlu dikembangkan
rekonsiliasi sosial yang mengedepankan keterbukaan serta kesepahaman. "Tidak
ada gunanya saling mencela dan kemudian kecenderungan eksklusivitas. Yang
penting kesepahaman antara elemen," tegasnya. (yog)
sumber berita Liputan6.com
Arsip Berita 22 Mei 2002:
Liputan6.com, Jakarta: Masalah kewarganegaraan bagi pahlawan yang membela
Merah Putih di dunia internasional seperti Hendrawan memang sangat
disesalkan. Selama setahun berumah tangga, proses mendapatkan status
kewarganegaraan teramat rumit. Melalui pemberitaan di surat kabar, akhirnya
masalah ini sampai ke tangan Presiden. Hanya dalam waktu sejam dia menjadi
warga negara Indonesia. Namun, kini dia masih bingung dengan kewarganegaraan
putrinya: dipersulit atau tidak. Demikian diungkapkan Hendrawan di Jakarta,
Rabu (22/5).
Masalah Hendrawan itu sempat mendapat perhatian dari pengurus bulu tangkis
berbagai negara. Sedikitnya, lima negara bersedia memberikan kewarganegaraan
kepada Hendrawan. Kelima negara itu adalah Singapura, Inggris, Cina,
Hongkong, dan Amerika Serikat. Hingga saat ini, dua atlet bulu tangkis belum
jelas status kewarganegaraan. Mereka adalah Antonius dan Haryanto Arbi.
Hendrawan bergabung dengan pusat bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur
sejak 1994. Selama itu, dia terus menunjukkan prestasi, baik di tingkat
regional hingga internasional. Namun, tak ada yang mengira peraih medali
perak Olympiade Sidney, Australia dan juara dunia bulu tangkis Oktober 2001
itu belum menjadi WNI. Padahal, ia sempat mengantongi surat pengantar dari
Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia dan Komite Olahraga
Nasional Indonesia untuk mengurus surat keterangan kewarganegaraan di
Pengadilan Negeri Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hampir setahun belum juga
membuahkan hasil. Baru di tangan Presiden-lah persoalan kewarganegaraan
Hendrawan beres. [baca: Presiden Megawati Mencanangkan Pemasyarakatan Bulu
Tangkis].(AWD/Jeremy Teti dan Doni Indradi)
Arsip Berita 22 Januari 2004:
Liputan6.com, Jakarta: Komisi VII DPR diminta mencabut peraturan Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia (SKBRI) bagi keturunan Cina yang bermukim
di Indonesia. SKBRI dinilai menghambat pengajuan naturalisasi
kewarganegaraan seperti dialami sejumlah mantan pemain bulu tangkis
nasional. Permintaan tersebut disampaikan Tan Joe Hok, Ivana Lie, dan Imelda
Gunawan kepada Komisi VII di Jakarta, Rabu (21/1).
Selain meminta SKBRI dihilangkan, Ivana Cs juga berharap pemerintah mencabut
peraturan lain yang sifatnya diskriminasi. Sebab, hingga kini, para pebulu
tangkis yang pernah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional
tersebut belum resmi menjadi WNI [baca: Pahlawan Merah Putih Ngemis
Kewarganegaraan]. Anggota Komisi VII Rekso Ageng Herman yang menerima
rombongan Ivana berjanji menindaklanjuti keluhan mereka.
Menurut Rekso, saat ini, DPR tengah menyusun Rancangan Undang-undang
Inisiatif tentang Pencabutan SKBRI dan peraturan diskriminasi lain yang
menyangkut etnis Tionghoa. Usulan tersebut sudah mendapat dukungan 100
anggota DPR dari berbagai fraksi termasuk Komisi II. "SKBRI itu tidak perlu
lagi. Masak orang sudah lahir dan tinggal lama di Indonesia masih diminta
menunjukkan SKBRI," kata Rekso.(KEN/Christiyanto dan Hendro Wahyudi)
Ralat untuk sdr Purnama Sucipto Gunawan <east_road@>
Tan Yung Hok alias Hendra Kartanegara
nama yang saya tahu itu Tan Yoe Hok kok jadi Tan Yung Hok ?.
Apa dia sudah ganti nama ?
Pada zamannya dia sangat terkenal.
Ci Ully biasanya sangat cermat terhadap kesalahan yang seperti ini,
kok diam saja ?
Salam
Andre Harto
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jonathangoeij"
<jonathangoeij@...> wrote:
>
> Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya Ivana Lie Ing Hoa yg
> awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya SBKRI.
>
> Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu benar2 tidak tahu
> atau bermaksud misleading?
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <ulysee_me2@>
> wrote:
> >
> > to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI
> sebagai
> > pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali."
> >
> > Emangnya pernah??? Kapan??????
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of agung
setiawan
> > Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di
> Beijing
> > (Cabang Bulu tangkis)
> >
> >
> > sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta mereka
> > ke olimpiade bela indonesia , mendingan beresin dulu
> > status warga negara mereka n kluarganya. jgn sampe
> > kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI sebagai
> > pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali. saat
> > dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh malah
> > dibuang n diinjak2.
> >
> > --- Purnama Sucipto Gunawan <east_road@>
Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee memang
seneng banget kalau bisa menunjukkan dia "objektif"
dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga. Harap
maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
Kurniawan
Wahh Makasih ralatnya;
Emang saudari Uly biasanya u cermat kritikin orang, tumben dia ngak ?
;)) (bercanda kok uly).
Saya senang artikel saya dapat sambutan positif. Justru artikel saya
satu ini menekan agar bangkitnya kembali pahlawan baru penganti Susi
susanti, Ivana lie, Alan, Rudy dan sebagainya. yang selama ini saya
nilai tertidur pulaspara atlit kita. Saya sudah nyatakan bahwa artikel
ini bukan membicarakan diskriminasi. tapi point adalah mampukah PBSI
mengeluarkan Bibit baru ?.
Saya senang masih adanya orang -orang peduli sama hal ini.
Saya belum sempat menulis pandangan pribadi. Pandangan Bapak ABS itu
ada point benarnya Justru kita harus bangga akan cabang yang satu ini.
Mengapa ?. Karena dicabang ini lah hilangnya rasa diskriminasi dengan
semangat olahraga, kita hilangkan semua rasa kesukuan kita,agama,
golongan dan sebgainya menjadi satu bangsa. Disini banyak Pahlawan
kita mengharumkan bangsa Indonesia. Memang jaman yang lama mereka
sempat menjadi tokoh untuk melawan diskriminasi. Tapi jaman sekarang
sangat beda udah ngak jamannya lagi, justru yang musti difokuskan ada
bibit baru lagi ngak ?.
Satu lagi masalah Ivana Lie kayaknya dia juga ngak stateless, tau
masalah ngak punya kewarganegaraan, sangat mengada -ada pernyataan
tersebut. Justru yang musti diangkat dari beliau tuh. Ivana lie itu
berasal dari keluarga kurang mampu bisa bikin prestasi; ini harus jadi
panutan kita. Saya rasa Pak Arswendo mengakat kisah Ivana cukup
pantas. Saya sempat melihat wawancara Ivana lie di telivisi. Memang
beliau mengakui ia berasal dari kurang mampu.
Satu lagi saudara andreas ada bagus menilai ambil Tan Yoe hok. Sebagai
mana Tan yoe hok itu benar seorang pahlawan RUAR BIASA. Cuman
peralatan seadanya ditengah Krisis badai dimana Indonsia Baru merdeka,
masih banyak masalah dalam negeri, dana minim, dan Disepelekan oleh
dunia internasional karena dianggap ngak mungkin menag. Dibanding
lawan - lawanya, mereka dapat latihan jauh diatas Tan Yoe hok. Dia
pantas jadi panutan Hanya raket di tangan dan latihan lompat tali dan
lari pagi saja bisa menang. Ini mustinya ditiru oleh pemain kita.
Semangat Tan Yoe hok itu patut kita tiru.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Andreas Haryanto Susanto"
<nreharto@...> wrote:
>
> Ralat untuk sdr Purnama Sucipto Gunawan <east_road@>
>
> Tan Yung Hok alias Hendra Kartanegara
> nama yang saya tahu itu Tan Yoe Hok kok jadi Tan Yung Hok ?.
> Apa dia sudah ganti nama ?
> Pada zamannya dia sangat terkenal.
> Ci Ully biasanya sangat cermat terhadap kesalahan yang seperti ini,
> kok diam saja ?
>
> Salam
> Andre Harto
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jonathangoeij"
Chat over IM with
group members.
Pertanyaan-pertanyaan Uly sesungguhnya bisa dibaca sebagai alat penggali
untuk menjadikan kita berpikir lebih kritis dan tidak asal melemparkan
komentar/asumsi, untuk belajar melihat persoalan dengan lebih jernih.
kebiasaan untuk bersikap reaktif dan senantiasa melihat dan memposisikan
diri dari kacamata korban sudah mengurangi daya kritis Tionghoa dalam
menganalisis situasi yang terjadi disekitarnya.
aku sendiri cukup memperoleh manfaat dari gaya Uly melemparkan
pertanyaan, membuat aku berpikir lebih reflektif dan menjadi lebih
akurat untuk menyajikan data dan informasi.
pesan yang aku tangkap juga dari gaya menulis Uly yang terkesan
"nantang" itu sesungguhnya pesan agar kita berhenti mengeluh dan
mencerca. ada hobi mengeluh, mencerca dan memandang diri sebagai korban
yang paling disakiti, yang aku sendiri juga tangkap di milis2 Tionghoa.
Hanya mengeluh dan mencerca nasib tinggal di Indonesia, tapi belum
sampai kepada tingkatan untuk ikut aktif melakukan perubahan. Kita
sama-sama tahu kondisi tidak adil yang dialami di negara ini, bukan
hanya terhadap Tionghoa, tapi kepada semua warga negara yang tidak
memiliki kekuatan politik dan uang. Tionghoa punya kecenderungan hanya
terlarut kedalam persoalan yang dia hadapi, dan tidak terlalu cermat
untuk melihat relasi masalah-masalah lain terhadap persoalan yang
menimpa dirinya. Masalah-masalah lain yang "tidak menimpa" Tionghoa
biasanya ditanggapi dengan cuek sikap "bukan masalah gue", walau akar
sikap cuek ini juga masih bisa dikaji lebih lanjut juga utk
runutan-runutan penyebabnya. Bukan masanya lagi untuk bersikap diam dan
tidak bersuara terhadap ketidakadilan yang terjadi di tempat tinggal kita.
Bukan juga menafikan persoalan-persoalan yang dialami Tionghoa hanya
karena masyarakat yang lain juga mengalami persoalan yang tidak kalah
rumitnya. Semua persoalan sama-sama seriusnya dan sama-sama harus
mendapatkan respon dan pemecahan yang adil. Baik Tionghoa maupun
non-Tionghoa, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keadilan sebagai
warga negara. Hanya saja aku berpikir akan lebih baik bagi Tionghoa
untuk juga bisa lebih membuka hati, pikiran dan mata untuk mengenali
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yang lain, untuk
sama-sama mendukung saudara non-Tionghoa yang lain yang saat ini juga
sedang berteriak meminta keadilan terhadap pelanggaran-pelanggaran hak
hidup yang mereka alami. Indonesia bukan Jakarta atau Jawa saja. dan
Tionghoa tidak hanya ada di Jakarta atau Jawa.
joel
Kurniawan wrote:
>
> Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee memang
> seneng banget kalau bisa menunjukkan dia "objektif"
> dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
> kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga. Harap
> maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
>
> Kurniawan
>
> --- jonathangoeij <jonathangoeij@yahoo.com
> <mailto:jonathangoeij%40yahoo.com>> wrote:
>
> > Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya Ivana
> > Lie Ing Hoa yg
> > awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya SBKRI.
> >
> > Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu
> > benar2 tidak tahu
> > atau bermaksud misleading?
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
> <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>, "Ulysee"
discuss everything
related to dogs.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.5/1400 - Release Date: 4/27/2008 9:39 AM
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.5/1398 - Release Date: 4/25/2008 2:31 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.5/1400 - Release Date: 4/27/2008 9:39 AM
Makanya sekali2 baca koran olah raga, disono banyak
info2 yg sangat bermanfaat bukan sekedar "gosip"
doank. lo cek aja tuh anggota tim bulutangkis indo
dari pertama kali menang piala thomas n uber, all
england, kejuaran dunia, olympiade dll. brapa org yg
waktu pergi punya surat SKBRI dan brapa banyak yg skrg
udah punya WNI. cek n teliti sendiri.
=== message truncated ===
__________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Kalau membicarakan "sisi positif" tulisan Sdri.
Ulysee, saya setuju dengan tulisan di bawah ini.
Tapi saya juga melihat Ulysee seringkali tidak
berimbang. Misalnya di thread bulu tangkis ini,
ketika kata "diskriminasi" muncul, seperti biasa,
Ulysee kritis, jeli, cerdas, dan langsung mengkritik
penggunakan kata "diskriminasi" ini. Tapi ketika ada
yang menunjukkan "kasus kewarganegaraan", tiba-tiba
Ulysee kelihatan polos dan lugu dan bertanya, "Memang
pernah? Kapan?". Seperti Sdr. Jonathan Goeij waktu
baca pertanyaan Ulysee ini saya juga bertanya-tanya
dalam hati apa memang Ulysee yang "jeli" ini
betul-betul tidak tahu fakta umum seperti itu.
Mengkritik diri sendiri/ orang Tionghoa sendiri tentu
baik, tapi jangan sampai "kebablasan". Jangan sampai
suatu waktu ada orang Tionghoa dilempar kotoran di
jalan, orang Tionghoa yang "objektif" berteriak,
"Jangan cengeng! Orang Tionghoa memang banyak yang
brengsek kok! Wajar saja kalau ada yang marah. Harus
introspeksi diri!".
Kita harus mengusahakan keadilan untuk diri kita
sendiri, sama seperti kita mengusahakan keadilan untuk
semua orang lainnya. Satu setengah paragraf terakhir
tulisan Sdri. Purple Rose di bawah ini bagus sekali
dan semua orang Tionghoa harus membacanya.
Kurniawan
__________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
joel
Ulysee wrote:
>
> Emang ada di koran olah raga?
> berhubung gue nggak langganan lu donk yang bawa sini datanya.
> lu beneran dari koran olahraga apa dari katanya niiiihhhhh.......
>
> Oh ya, BTW, kalau yang lahir sesudah tahun 1970 mah rata-rata udah
> kaga punya SBKRI lage.
> Emang lu punya surat SBKRI Goeng?
>
>
> -----Original Message-----
> *From:* budaya_...@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *agung setiawan
> *Sent:* Monday, April 28, 2008 5:23 PM
> *To:* budaya_...@yahoogroups.com
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di
> Beijing (Cabang Bulu tangkis)
>
>
> Makanya sekali2 baca koran olah raga, disono banyak
> info2 yg sangat bermanfaat bukan sekedar "gosip"
> doank. lo cek aja tuh anggota tim bulutangkis indo
> dari pertama kali menang piala thomas n uber, all
> england, kejuaran dunia, olympiade dll. brapa org yg
> waktu pergi punya surat SKBRI dan brapa banyak yg skrg
> udah punya WNI. cek n teliti sendiri.
>
> > Kurniawan wrote:
> > >
> > > Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee
> > memang
> > > seneng banget kalau bisa menunjukkan dia
> > "objektif"
> > > dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
> > > kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga.
> > Harap
> > > maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
> > >
> > > Kurniawan
> > >
> > > --- jonathangoeij <jonath...@yahoo.com
> <mailto:jonathangoeij%40yahoo.com>
> > > <mailto:jonathangoeij%40yahoo.com>> wrote:
> > >
> > > > Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya
> > Ivana
> > > > Lie Ing Hoa yg
> > > > awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya
> > SBKRI.
> > > >
> > > > Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu
> > > > benar2 tidak tahu
> > > > atau bermaksud misleading?
> > > >
> > > >
> > > > --- In budaya_...@yahoogroups.com
> <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> > "Ulysee"
> > > > <ulysee_me2@...>
> > > > wrote:
> > > > >
> > > > > to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu
> > ngaku2
> > > > org bukan WNI
> > > > sebagai
> > > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang
> > kembali."
> > > > >
> > > > > Emangnya pernah??? Kapan??????
> > > > >
> > > > >
> > > > > -----Original Message-----
> > > > > From: budaya_...@yahoogroups.com
> <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > > [mailto:budaya_...@yahoogroups.com
> <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>] On
> > Behalf
> > > > Of agung setiawan
> > > > > Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> > > > > To: budaya_...@yahoogroups.com
> <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of Kurniawan
Sent: Tuesday, April 29, 2008 8:27 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang Bulu tangkis)
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
Send up to 1GB of
files in an IM.
Buat kita kita yang lahir sesudah tahun 1970,
biasanya papi or maminya udah punya SBKRI,
jadi untuk anaknya ya kaga usyah bikin SBKRI lagi donk,
Ngapain juga angkatan kita bikin SBKRI?
Khan Indonesia masih menganut Ius sanguinis, kewarganegaraan anak ikut
orang tua.
Jadi Kalau ortunya udah BISA DIBUKTIKAN WNI dengan SBKRI nya,
ya otomatis anak-anaknya yang lahir sesudah itu nggak usyah bikin surat
SBKRI lagi.
Makanya gue tanya si Agoeng punya SBKRI kaga, gue ragukan deh,
paling yang punya SBKRI itu emak atau bapaknya.
Tapi gue sering ketemu, yang orangtuanya nggak ngerti,
saking kuatir nanti anaknya susah, jadi buru-buru bikin SBKRI buat
anaknya.
Yang mereka nggak ngerti itu sebetulnya kalau ortunya udah punya SBKRI
ya anaknya nggak usah punya,
tapi saking banyak yang 'maksa' mau bikin, akhirnya dikeluarkan surat
SKKRI, Surat Keterangan Kewarganegaraan RI,
yang kadang disebut SBKRI terpisah,
istilah yang salah kaprah dan bikin rancu pengertian.
Thats why gue bilang :
"kalau yang lahir sesudah tahun 1970 mah rata-rata udah kaga punya SBKRI
lage."
Nah gue nih termasuk yang dibikinin SKKRI itu saking bokap dulu gue
takut anaknya susah kalu mau sekolah dan takut anaknya nggak diakui WNI.
Adik gue lahir tahun 1980 sih kaga dibikinin tuh.
Ya tapi gitu deh Bu,
jaman sekarang di era informasi begitu gampang di akses aja masih banyak
yang belon ngerti soal SBKRI,
apalagi jaman Babeh-babeh kita saat media informasi masih sangat
terbatas,
jadi kadang orang bertindak hal-hal yang sebetulnya tidak perlu karena
ketidaktahuannya itu.
Yang gue khawatir,
kalau ketidaktahuan itu lalu diwariskan kepada anak cucunya dalam bentuk
pengertian yang salah,
sehingga ya menimbulkan persepsi yang salah juga,
kalau salah kaprah kaga segera dibetulin,
ntar kita jalan di tempat kaga bisa maju-maju donk.
Nggak perlu sih nggak perlu, tapi petugas terkait ngarti gak soalnya?
dan mereka minta gak dari orang yang gak perlu SBKRI?
Salam
Danardono
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <ulysee_me2@...>
wrote:
>
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of @};-
PurpleRose};--
> Sent: Tuesday, April 29, 2008 2:52 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di
Beijing
> (Cabang Bulu tangkis)
>
>
> Ul, yakin loe 1970? setahuku yang menjelang taon 2000 deh baru ada
> kepastian ga ada SBKRI-SBKRIan.
>
> joel
>
> Ulysee wrote:
> >
> > Emang ada di koran olah raga?
> > berhubung gue nggak langganan lu donk yang bawa sini datanya. lu
> > beneran dari koran olahraga apa dari katanya niiiihhhhh.......
> >
> > Oh ya, BTW, kalau yang lahir sesudah tahun 1970 mah rata-rata udah
> > kaga punya SBKRI lage.
> > Emang lu punya surat SBKRI Goeng?
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] *On Behalf Of *agung
> setiawan
> > *Sent:* Monday, April 28, 2008 5:23 PM
> > *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008
Di
> > Beijing (Cabang Bulu tangkis)
> >
> >
> > Makanya sekali2 baca koran olah raga, disono banyak
> > info2 yg sangat bermanfaat bukan sekedar "gosip"
> > doank. lo cek aja tuh anggota tim bulutangkis indo
> > dari pertama kali menang piala thomas n uber, all
> > england, kejuaran dunia, olympiade dll. brapa org yg
> > waktu pergi punya surat SKBRI dan brapa banyak yg skrg
> > udah punya WNI. cek n teliti sendiri.
> >
> > > Kurniawan wrote:
> > > >
> > > > Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee
> > > memang
> > > > seneng banget kalau bisa menunjukkan dia
> > > "objektif"
> > > > dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
> > > > kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga.
> > > Harap
> > > > maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
> > > >
> > > > Kurniawan
> > > >
> > > > --- jonathangoeij <jonathangoeij@...
> > <mailto:jonathangoeij%40yahoo.com>
> > > > <mailto:jonathangoeij%40yahoo.com>> wrote:
> > > >
> > > > > Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya
> > > Ivana
> > > > > Lie Ing Hoa yg
> > > > > awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya
> > > SBKRI.
> > > > >
> > > > > Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu
> > > > > benar2 tidak tahu
> > > > > atau bermaksud misleading?
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > > > wrote:
> > > > > >
> > > > > > to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu
> > > ngaku2
> > > > > org bukan WNI
> > > > > sebagai
> > > > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang
> > > kembali."
> > > > > >
> > > > > > Emangnya pernah??? Kapan??????
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > -----Original Message-----
> > > > > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > > > [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>] On
> > > Behalf
> > > > > Of agung setiawan
> > > > > > Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> > > > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut
> > > > > Olimpiade 2008 Di
> > > > > Beijing
> > > > > > (Cabang Bulu tangkis)
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta
> > > > > mereka
> > > > > > ke olimpiade bela indonesia , mendingan
> > > beresin
> > > > > dulu
> > > > > > status warga negara mereka n kluarganya. jgn
> > > sampe
> > > > > > kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI
> > > sebagai
> > > > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali.
> > > > > saat
> > > > > > dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh
> > > malah
> > > > > > dibuang n diinjak2.
> > > > > >
> > > > > > --- Purnama Sucipto Gunawan <east_road@>
Ul, elu memang kritis dsb... Plus ge-er an. Dipuji
sedikit, senengnya kebanyakan. Hehe...
Ngomong-ngomong judul thread "diskriminasi di
bulutangkis" mungkin kurang tepat. Di bidang
bulutangkis sendiri mungkin tidak ada diskriminasi,
tapi masalahnya menyangkut status kewarganegaraan
etnis Tionghoa yang menjadi atlet bulutangkis pada
waktu mereka bertanding membawa nama Indonesia. Hal
ini mencerminkan masalah yang sama pada etnis Tionghoa
secara keseluruhan dan bisa dianggap sebagai salah
satu bentuk diskriminasi.
Ada artikel yang pernah diposting di milis ini yang
memuat komentar Ivana Lie:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17131
Di link di bawah ini dibahas cukup lengkap komentar
mengenai SBKRI dari bermacam pihak, Tan Joe Hok, Amien
Rais, Esther Jusup dsb. Baca deh komentar Yusril,
bahwa mengenai masalah kewarganegaraan etnis Tionghoa
di Indonesia, harusnya menyalahkan Mao Zedong. Hehe..
Artikel di bawah ini tulisan tahun 2003, mungkin sudah
ada perkembangan baru dan mungkin yang lain bisa
menambahkan.
http://hukumonline.com/detail.asp?id=7981&cl=Fokus
Kurniawan
__________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of agung setiawan
Sent: Monday, April 28, 2008 5:23 PM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang Bulu tangkis)
Makanya sekali2 baca koran olah raga, disono banyak
info2 yg sangat bermanfaat bukan sekedar "gosip"
doank. lo cek aja tuh anggota tim bulutangkis indo
dari pertama kali menang piala thomas n uber, all
england, kejuaran dunia, olympiade dll. brapa org yg
waktu pergi punya surat SKBRI dan brapa banyak yg skrg
udah punya WNI. cek n teliti sendiri.
> Kurniawan wrote:
> >
> > Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee
> memang
> > seneng banget kalau bisa menunjukkan dia
> "objektif"
> > dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
> > kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga.
> Harap
> > maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
> >
> > Kurniawan
> >
> > --- jonathangoeij <jonathangoeij@ yahoo.com
> > <mailto:jonathangoe ij%40yahoo. com>> wrote:
> >
> > > Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya
> Ivana
> > > Lie Ing Hoa yg
> > > awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya
> SBKRI.
> > >
> > > Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu
> > > benar2 tidak tahu
> > > atau bermaksud misleading?
> > >
> > >
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > <mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com>,
> "Ulysee"
> > > <ulysee_me2@ ...>
> > > wrote:
> > > >
> > > > to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu
> ngaku2
> > > org bukan WNI
> > > sebagai
> > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang
> kembali."
> > > >
> > > > Emangnya pernah??? Kapan??????
> > > >
> > > >
> > > > -----Original Message-----
> > > > From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > <mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com>
> > > > [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > <mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com>] On
> Behalf
> > > Of agung setiawan
> > > > Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > <mailto:budaya_ tionghua% 40yahoogroups. com>
> > > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut
> > > Olimpiade 2008 Di
> > > Beijing
> > > > (Cabang Bulu tangkis)
> > > >
> > > >
> > > > sebelum ngaku2 mereka atlet indonesia n minta
> > > mereka
> > > > ke olimpiade bela indonesia , mendingan
> beresin
> > > dulu
> > > > status warga negara mereka n kluarganya. jgn
> sampe
> > > > kejadian gak tau malu ngaku2 org bukan WNI
> sebagai
> > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali.
> > > saat
> > > > dibutuhkan di aku2 WNI, begitu udah ga butuh
> malah
> > > > dibuang n diinjak2.
> > > >
> > > > --- Purnama Sucipto Gunawan <east_road@. ..>
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of Kurniawan
Sent: Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date: 4/28/2008 1:29 PM
Share photos while
you IM friends.
ga tau deh di wilayah lain, tapi pengalaman di kalbar berbeda, karena
SBKRI pribadi itu masih diminta oleh instansi pemerintah disaat kita
akan mendaftar ke perguruan tinggi negeri maupun swasta dan juga saat
mengurus paspor.
ceritanya berdasarkan pengalamanku sendiri, saat mendaftar ke perguruan
tinggi negeri diharuskan menyertakan SBKRI diri sendiri, padahal di akta
kelahiranku sudah sangat jelas tercantum sebagai WARGA NEGARA INDONESIA
(ortuku pny SBKRI, yang bisa dibuat karena kakekku punya surat
pernyataan kewarganegaraan RI), dan bagi yang tidak punya SBKRI sendiri,
baru diminta untuk menyertakan surat-surat bukti kewarganegaraan orang
tua, dan yang orang tua nya ga punya, karena tinggalnya di kampung dan
tidak mengerti apa-apa, walahualam deh (dan jumlah Tionghoa yang tinggal
di daerah pelosok kal-bar itu banyak)...ga bisa sekolah kali yeh.
Demikian juga dengan paspor, 3 taon yg lalu tuh, masih diminta SBKRI
nya, baru setelah ada sidak dari komisioner kelompok minoritas-nya
Komnas HAM periode sebelumnya, baru deh ga perlu lagi menyertai dokumen
SBKRI utk pengurusan paspor, tapi untuk yang skrng udah jadi engkong dan
oma masih perlu deh keknya, walau mereka udah dapat KTP abadi (60 taon
keatas) ;-p.
situasi yang lain: sekitar taon 90-91, gue udah SMP waktu itu, ada
pembuatan surat SBKRI massal untuk keluarga Tionghoa yang di koordinir
oleh Yayasan Bhakti Suci kerjasama dengan instansi pemerintah terkait.
Maka berbondong-bondonglah teman-teman sekelasku membuat SBKRI mereka,
dan topik SBKRI sempat menjadi topik diskusi di kelas selama beberapa
hari, bukan diskusi kritis membedah mengenai kebijakan SBKRI, hanya
obrolan ringan mengenai kelengkapan surat-surat yang mereka perlukan,
sampai ke urusan mencari surat-surat dokumen kakek nenek mereka juga
(kalau ada). pada saat itu, aku sendiri udah dalam proses pengurusan
SBKRI secara mandiri oleh ortuku, yang pada saat aku SMA, surat itu baru
keluar, diambil di Pengadilan Negeri, sedangkan teman-temanku yang
mengurus massal waktu itu, beberapa bulan sesudahnya udah dapat
hiks....ga adil, diskriminasi....:-p
nah begitu ceritanya....
kalau digabung dengan pengalaman mu dan ortumu sendiri Ul, seperti yang
loe udah sebutkan (ketidaktahuan), ada satu elemen yang ilang
disini....komunikasi dan penyebaran informasi
kenapa ga ada informasi dari pemerintah/instansi yang berwenang bahwa
SBKRI itu tidak lagi diperlukan oleh generasi yang lahir sesudah
angkatan para ABG? sehingga utk pengurusan SBKRI berbondong-bondong itu,
teman-temanku tidak perlu menyibukkan diri juga.
dan bagaimana tuh dengan individu yang udah punya KTP dan ga ada SBKRI?
dan kemudian tetap harus menyertakan SBKRI-nya?
apakah fenomena penerapan SBKRI yang baru mulai surut menjelang taon
2000-an karena hanya persoalan kesemrawutan administrasi negara kita
yang kacau balau aja? dan kalau memakai bahasa excuse-nya pihak
berwenang, memang ada oknum-oknum yang tidak tahu peraturan dan
kebijakan yang diterapkan atau bahkan sengaja memetik keuntungan dari
rakyat yang miskin informasi? pertanyaan juga bisa diarahkan ke good
will-nya para pengambil kebijakan, benarkah sungguh ato hanya setengah
hati utk membenahi penerapan kebijakan kewarganegaraan ini?
Penyebaran dan penyampaian informasi mendasar seperti hal
kewarganegaraan ini merupakan tanggung jawab siapa? informasi yang
sesungguhnya menjadi hak publik dan harus dipastikan penyebarannya
sampai ke pelosok negeri.
dan juga, kalau berdasarkan informasi darimu, dengan penerapan
penggunaan dokumen SBKRI ini, maka surat dokumen SBKRI engkong oma itu
merupakan surat sakti yang harus dijaga dan dikunci di lemari besi bank,
anti-api dan anti-air, karena kalau satu surat itu hilang, maka
bersiap-siaplah untuk didepak ke luar dari Indonesia atau paling tidak
kehilangan semua hak sebagai warga negara dan tertutup aksesnya untuk
pendidikan maupun bantuan-bantuan dari pemerintah (kesehatan, pangan,
dll). semua keturunan dari si engkong oma yang udah paling tidak 4
generasi berada di Indonesia, misalnya engkong oma punya 10 anak (jaman
dulu, 9-12 anak adalah hal yang lumrah), dan tiap-tiap anak memiliki 4-5
anak, bisa dijumlah tuh, berapa orang yang nasibnya tergantung kepada
satu surat sakti itu.
SBKRI baru mulai menyurut "kepopulerannya" menjelang tahuan 2000-an,
setelah banyak protes dan advokasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
Tionghoa yang sungguh punya kepedulian dibantu oleh kawan-kawan
masyarakat sipil di Indonesia (non-Tionghoa), berapa banyak tuh laporan
yang masuk ke PBB mengenai peraturan kewarganegaraan Indonesia yang
dianggap diskriminatif untuk Tionghoa, termasuk SBKRI. tidak
diterapkannya lagi SBKRI untuk generasi Tionghoa sekarang ini tidak
datang sebagai hadiah ataupun kemurahan hati para pengambil kebijakan
negeri ini, tapi karena hasil advokasi dari kelompok masyarakat sipil
Indonesia dan dibantu kelompok masyarakat sipil luar negeri.
si Ester tuh dari SNB pernah menggelar konferensi pers (taon 90-an ato
2000-an yeh, mesti dicek lagi) karena juga dimintai SBKRI-nya saat akan
mengurus paspor, padahal saat itu sudah ada instruksi presiden ato PP
ya...lupa..yg dikeluarkan jaman ORBA, yang menyatakan tidak perlunya
penggunaan SBKRI lagi, tapi penerapan dari peraturan itu nol (atau kita
sendiri yang salah intepretasi peraturan kali ya). Informasi yang
beredar saat itu karena tidak ada juklak dan juknis-nya, sehingga
instansi pemerintah seperti Imigrasi juga kemudian tidak bisa menerapkan
kebijakan instruksi ato PP itu.
bersyukur aja sekarang SBKRI tampaknya udah tidak begitu menjadi
persoalan, tapi ga tau deh kedepan gimana, apalagi sekarang kan banyak
orang-orang dari Zhungguo yang masuk ke Indonesia, potensial tuh SBKRI
ato surat bukti kewarganegaraan yang lain diterapkan lagi.
Ntah bagaimana dengan kebijakan SBKRI untuk warga keturunan asing yang
lain ya? yang keturunan India atau Arab, yang keberadaan mereka juga
udah lumayan lama di Indonesia. Dokumen-dokumen kewarganegaraan apa
sajakah yang harus mereka miliki.
kalau di Kal-Bar, selama kulitmu coklat dan mirip melayu, dan bernama
melayu, maka ga usah khawatir bakalan dimintai SBKRI. yang kasian itu
kawan-kawan Dayak, karena banyak sekali mereka yang mirip Tionghoa dan
juga banyak yang mengadopsi elemen-elemen nama Tionghoa, jadi sering
dimintai SBKRI juga, terutama saat di imigrasi. Jadi mereka harus
menguras energi dulu untuk berdebat kalau mereka itu Dayak karena
petugas imigrasi tidak percaya kekekeke.
weh kok cuma satu setengah paragraf terakhir saja seh yang bagus sekali??
semuanya dunk!
*...narsis ;-p
to quote: "Baca deh komentar Yusril,bahwa mengenai masalah
kewarganegaraan etnis Tionghoa
di Indonesia, harusnya menyalahkan Mao Zedong"
Heheheheh, kebiasaan buruk tuh mencari SIAPA YANG SALAH.
Harusnya ya nggak usah menyalahkan siapa-siapa.
Kita juga JANGAN menyalahkan pemerintah RI,
atau menyalahkan RRC, atau MAO, atau kaisar Pu Yi. NGGAK PERLU!
Cukup dipahami aja, MASALAH kewarganegaraan kita, - Hoakiau yang di
Indonesia -
itu sudah ada sejak tahun 1909, dari situ sudah mulai bermasalah.
Saat itu di Cina ada Undang Undang kewarganegaraan menganut ius
sanguinis yang menyatakan bahwa
"Setiap orang yang dilahirkan dari orang tua KETURUNAN cina dimanapun ia
berada, berapa lamapun ia meninggalkan negara leluhurnya, tetap memiliki
kewarganegaraan cina.
dan masalah sengketa warganegara ini terus berlanjut, di jaman Belanda,
di Jaman Indonesia baru merdeka, sampai diupayakan selesai dengan
perjanjian dwi kewarganegaraan, tapi karena sikon politik, kebawa
terrruuuuuusssss sampai sekarang.
Selama masih ada ABG yang ngoceh2 soal SBKRI, masalah ini belum bisa
dianggap tuntas.
CMIIW,
silahkan di crosscheck sama yang bisa cari sejarah undang-undang
kewarganegaraan RRC mulai dari th 1909 itu, dan bisa baca hurup cacing
kalu bisa tolong terjemahin sekalian buat kita disini,
gue gak bisa baca hurup cacing sih, modal dikasihtahu sama engkong plus
beberapa thesis orang.
PS: belon ada yang jawab pertanyaan gue nih, curang deh ih!!!
to quote:"Jgn sampe kejadian gak tau malu ngaku2 org BUKAN
WNI sebagai pahlawan olah raga RI selalu terulang kembali."
tanya : Emangnya pernah??? KAPAN?????
-----Original Message-----
From: budaya_...@yahoogroups.com
[mailto:budaya_...@yahoogroups.com] On Behalf Of Kurniawan
Sent: Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
To: budaya_...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] SBKRI Re: Diskriminasi di BULUTANGKIS
<skip>
Ada artikel yang pernah diposting di milis ini yang
memuat komentar Ivana Lie:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/17131
Di link di bawah ini dibahas cukup lengkap komentar
mengenai SBKRI dari bermacam pihak, Tan Joe Hok, Amien
Rais, Esther Jusup dsb. Baca deh komentar Yusril,
bahwa mengenai masalah kewarganegaraan etnis Tionghoa
di Indonesia, harusnya menyalahkan Mao Zedong. Hehe..
Artikel di bawah ini tulisan tahun 2003, mungkin sudah
ada perkembangan baru dan mungkin yang lain bisa
menambahkan.
http://hukumonline.com/detail.asp?id=7981&cl=Fokus
Kurniawan
--- Ulysee <ulyse...@yahoo.com.sg> wrote:
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
4/28/2008 1:29 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
4/28/2008 1:29 PM
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
menarik juga kalau Yusril menyuruh kita untuk menyalahkan Mao Ze Dong.
aku jadi ingin tau lebih banyak, bagaimanakah sesungguhnya sistim
kebijakan yang berlaku secara nasional di Indonesia bisa dipengaruhi
oleh kebijakan suatu negara tertentu. mengambil contoh kasus yang aku
alami, berarti aku harus menyalahkan Mao Ze Dong juga dunk...abis deh si
Mao kena sumpah kekekeke
Coba kalau ada studi kasus yang serupa, misalnya antara Indonesia dan
Suriname. berandai-andai saja, misalnya pemerintah Indonesia mengklaim
semua orang yang lahir di Indonesia ataupun keturunan suku bangsa
pribumi Indonesia di seluruh dunia itu adalah warga negara Indonesia.
bagaimana jadinya ya? apakah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah
Suriname utk warganya yang keturunan Jawa.
dan akan menarik untuk mempelajari lebih lanjut konsep
multi-kewarganegaraan yang diadopsi oleh negara lain, di negara2 utara
deh sistim ini diterapkan, jadi seorang bisa menjadi warga negara
Inggris sekaligus tercatat sebagai warga negara Amerika. Sistim
Permanent Resident, Green Card Amrik itu juga gimana ya?
dan disebutkan dalam artikel ini bahwa SBKRI memang HANYA untuk warga
keturunan Tionghoa saja, berarti yang India ataupun Arab tidak ada ya.
joel
http://hukumonline.com/detail.asp?id=7981&cl=Fokus
Pejuang Itu Berjuang Meraih SBKRI*
[10/5/03]
/Tan Joe Hok, Ivana Lie, dan Hendrawan adalah 'pejuang' yang telah
mengharumkan nama negara. Para pebulutangkis andalan ini telah berjuang
mengibarkan sang merah putih di pentas global dengan tetesan keringat
dan air mata. Ironisnya, di negerinya sendiri, para pahlawan negara ini
berjuang dengan tetesan air mata untuk mendapatkan selembar Surat Bukti
Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI)./
Tan Joe Hok pernah tergabung sebagai anggota tim Indonesia yang meraih
Piala Thomas untuk pertama kali. Namun, ia harus berjuang bertahun-tahun
untuk mendapatkan SBKRI. Bahkan, sekarang ia kembali dipusingkan SBKRI
untuk anaknya. "Anak saya sampai tidak bisa sekolah," cetusnya.
Dalam berbagai kesempatan, Tan Joe Hok mengemukakan sulitnya mengurus
SBKRI. Hampir setahun lalu (03/07/2002), mantan pebulutangkis nasional
tahun 1960-an itu bersama Komunitas Bulutangkis Indonesia (KBI) membuat
nota keputusan bersama menyangkut masalah penghapusan SBKRI. Isinya, KBI
meminta pemerintah menghapus SBKRI karena amat meresahkan kehidupan
berbangsa warga negara yang beretnik Cina.
Nota itu dikrimkan ke Presiden Megawati, Ketua MPR Amien Rais, dan Ketua
DPR Akbar Tandjung. Setelah menunggu hampir setahun, akhirnya KBI
menemui Amien Rais di Gedung DPR/MPR (06/05). Tan Joe Hok datang
didampingi sejumlah atlit dan mantan atlit bulutangkis, seperti Liem
Swie King, Ivana Lie, dan Verawati Fadjrin. Mereka meminta pemerintah
mencabut peraturan yang mewajibkan warga keturunan mendapat SBKRI.
Alasannya, aturan itu jelas merupakan bentuk diskriminasi.
Menanggapi permintaan KBI ini, Amien Rais mengatakan, pemerintah harus
mencabut peraturan yang mengatur tentang SBKRI ini. Janji seperti ini
kerap diungkapkan para pejabat. Menjelang Imlek 2003, kepada wakil
keturunan Tionghoa, Wapres Hamzah Haz menugaskan Menkeh dan HAM Yusril
Ihza Mahendra untuk mensosialisasikan bahwa SBKRI tidak diperlukan lagi
bagi WNI keturunan yang telah memiliki akte kelahiran dan kartu tanda
penduduk, kecuali mereka yang masih dalam proses naturalisasi.
*Masih ada diskriminasi*
Namun, hingga saat ini SBKRI masih jadi momok bagi warga keturunan Cina.
Justian Suhandinata pernah merasakan pahitnya mengurus SBKRI. Menjelang
pernikahan putranya, mantan Presiden /International Badminton
Federation/ (IBF) justru pusing tujuh keliling. Soal tempat pernikahan
tidak ada masalah. Begitu pun soal undangan, busana pengantin, katering,
dan persiapan lainnya sudah oke.
Lalu, apa masalahnya? Justian justru bingung dengan urusan SBKRI. Ia
hanya pasrah menghadapi petugas Kantor Catatan Sipil (KCS) Jakarta
Pusat, yang menyatakan SBKRI menjadi syarat mutlak pengurusan pencatatan
perkawinan di KCS. Petugas KCS itu juga menyatakan, tidak akan
melaksanakan pencatatan perkawinan selama tidak ada SBKRI. Akhirnya,
tokoh bulutangkis itu pun mengemukakan /unek-unek/-nya ke surat pembaca
sebuah harian nasional.
Bukan hanya Tan Joe Hok dan Justian yang pernah dipusingkan dengan
urusan SBKRI. Sebelumnya, Hendrawan, pebulutangkis andalan nasional,
juga mengalaminya. Menjelang persiapan ke Piala Thomas di Ghuangzou,
China, pada Mei 2002, juara dunia tunggal putra tahun 2000 itu masih
memikirkan pengurusan kewarganegaraan yang telah terkatung-katung sejak
November 2001. Selain mempertanyakan rampungnya SBKRI-nya dan istrinya,
Hendrawan juga mengungkapkan bahwa kakak kandungnya sudah menunggu 20
tahun SBKRI-nya yang belum juga rampung.
Hendrawan yang pernah menyumbangkan medali perak Olimpiade Sydney itu
sempat mengemukakan keluhannya kepada Presiden Megawati. Ironis, ketika
Sang Saka Merah Putih berkibar di Tianhe Gymnasium, China,
Hendrawan--yang ikut jadi pahlawan untuk merebut kembali Piala Thomas ke
bumi pertiwi--malah belum diakui sebagai warga negara Indonesia, karena
dia keturunan Cina.
Akhirnya, setelah Presiden Megawati turun tangan langsung, barulah
Hendrawan dan istrinya memperoleh SBKRI. Tampaknya, Hendrawan telah
menjadi korban 'ketidakadilan'. Ketidakadilan itu juga dialami oleh
putra bangsa yang telah mengharumkan nama negara di pentas dunia,
seperti Tong Sin Fu, Ivana Lie, dan Halim. "Kalau begitu, Thomas Cup
tidak sah /dong/ karena pemainnya orang asing," seloroh Indradi Kesuma,
Sekjen Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB), kepada /hukumonline/.
Jika mereka yang telah berjasa saja sulit untuk mendapatkan SBKRI,
apalagi terhadap mereka yang hanya "orang biasa" dan tidak memiliki
prestasi apa-apa. Mereka sama-sama lahir dan beranak, serta mempunyai
tanda pengenal (KTP dan akte kelahiran) Indonesia. Namun, mereka masih
diragukan kewarganegaraannya.
Sesuai dengan UU No. 62/1958 tentang Kewarganegaraan, surat keterangan
warganegara diperlukan, tapi bersifat fakultatif bagi yang
memerlukannya. Pada Peraturan Penutup Pasal 4 UU kewarganegaran
dinyatakan, "barang siapa pelaku membuktikan bahwa ia warga negara
Republik Indonesia dan tidak mempunyai surat bukti, ia dapat minta
kepada pengadilan Negeri dari tempat tinggalnya untuk menetapkan apakah
ia warga negara Republik Indonesia atau tidak menurut acara perdata biasa.
Nah, soal SBKRI mencuat dengan adanya Peraturan Menteri Kehakiman
No.3/4/12 tahun 1978. Dalam pasal 1 Peraturan Menkeh, yang dikeluarkan
oleh Menkeh Mochtar Kusumaatmadja, tersebut dinyatakan bahwa "setiap
warga negara Republik Indonesia yang perlu membuktikan
kewarganegaraannya dapat mengajukan permohonan kepada Menteri Kehakiman
untuk memperoleh SBKRI."
Dalam pelaksanaannya, Menkeh mengeluarkan surat edaran Menkeh bahwa
SBKRI hanya diperuntukkan kepada mereka kaum peranakan Cina. Bahkan,
anak-anak WNI peranakan Cina yang telah dewasa, 18 tahun, dari orangtua
pemegang SBKRI sekalipun harus memiliki SBKRI sendiri atau yang dikenal
dengan SBKRI "pemisahan" atau tidak menggabung lagi dengan SBKRI orang
tuanya.
Mereka yang telah turun temurun lahir dan tinggal di Indonesia, masih
diminta SBKRI-nya. Padahal, keefektifan SKBRI telah dicabut melalui
Keppres No.56 Tahun 1996 tentang SBKRI. Pada Pasal 4 ayat 2 Keppres ini,
bukti kewarganegaran seeorang cukup dengan menggunakan kartu tanda
penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), atau akte kelahiran.
B.J. Habibie pun telah mengeluarkan Inpres No.4 Tahun 1999 yang
menghapuskan SBKRI. Sayangnya, Inpres tersebut selama ini tidak
dilaksanakan. Buktinya, berbagai instansi tetap mensyaratkan SBKRI,
seperti Kantor Catatan Sipil, kelurahan, perbankan, pendidikan, dan
kantor imigrasi.
Dalam proses permohonan paspor misalnya, tetap mengacu pada Keputusan
Menteri Kehakiman No. M.01-IZ.03.10 Tahun 1995 dan petunjuk pelaksanaan
(Juklak) Dirjen Imigrasi No. F-458.IZ.03.02 Tahun 1997 yang mewajibkan
SBKRI sebagai salah satu syarat penerbitan buku paspor.
*Tidak sejalan*
Menkeh dan HAM Yusril Ihza Mahendra sebenarnya sudah beberapa kali
menegaskan, Departemen Kehakiman dan HAM tidak akan lagi mengeluarkan
SBKRI. Berdasar catatan /hukumonline/, ketika rapat kerja dengan Komisi
II DPR pada 10 Juni 2002, Yusril mengemukakan bahwa ia telah
memerintahkan jajarannya untuk tidak lagi menerbitkan SBKRI.
Yusril menyatakan, bukti kewarganegaraan itu cukup KTP dan akte
kelahiran. Ia menjelaskan, SBKRI baru diminta, bila petugas meragukan
data pemohon paspor dari WNI keturunan Cina. Namun menurutnya, malah ada
pula WNI keturunan Cina yang mengajukan SBKRI karena perbankan tidak
bersedia memberikan kredit bila tidak dilengkapi SBKRI. "Depkeh tidak
akan menerbitkan SBKRI lagi. Depkeh tidak ingin mencari musuh dengan
menerbitkan SBKRI," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Yusril menjelaskan bahwa pemerintah tidak bersalah
apabila warga keturunan Cina diharuskan mempunyai SBKRI, sedangkan warga
keturunan yang lain tidak disyaratkan memilikinya. Saat kemerdekaan,
seluruh warga negara yang tinggal di Indonesia ditetapkan menjadi warga
negara Indonesia.
Sampai kemudian pada 1950, Mao Ze Dong mengklaim seluruh warga keturunan
Cina di seluruh dunia adalah warga Cina. Karena itu, kewarganegaran
keturunan Cina berlaku stelsel aktif. Jadi menurut Yusril, kalau mau
disalahkan adalah Mao Zedong. Alasannya, Indonesia tidak mengenal
kewarganegaraan ganda.
Eddy Sadeli dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa
di Indonesia mengemukakan, saat ini sekitar 60.000 warga Cina tidak
memiliki kewarganegaraan. "Mereka tinggal sudah puluhan tahun dan
beranak pinak di sini, seperti di kawasan Kemayoran, Jakarta, tapi tidak
memiliki kewarganegaraan," kata Edy, yang berprofesi sebagai pengacara,
kepada /hukumonline/.
Menurut Eddy, warga peranakan Cina itu adalah korban perjanjian
bilateral RI-RRC berdasar Peraturan Presiden No.20/1959. Mereka tidak
terangkut ke "tanah leluhurnya", tapi tidak juga diberi kewarganegaran
Indonesia. Mereka masih berharap ada kejelasan status kewarganegaraannya.
Namun, agaknya etnis Cina yang belum memiliki SBKRI masih harus diuji
kesabarannya. Pada 6 September 2002, Menkeh HAM Yusril Ihza Mahendra
mengirim surat kepada Mensesneg Bambang Kesowo. Isi surat ini menanggapi
instruksi Presiden Megawati agar mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen)
yang membatalkan SBKRI. Menurut Yusril, Kepmen untuk membatalkan SBKRI
bertentangan dengan UU Kewarganegaraan. Alasannya, pembatalan SBKRI
mesti menunggu revisi UU Kewarganegaraan.
*Urusan duit*
Boleh jadi, urusan SBKRI jadi alot karena menyangkut duit. Rosita Noer
dari Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) dalam suatu diskusi
mengungkapkan bahwa SBKRI mengusik rasa keadilan dan menyuburkan korupsi
terus menerus. SBKRI memang membuka peluang gemuk untuk korupsi, karena
banyaknya mereka yang mengurus SKBRI. "Dalam memo surat biasanya
dinyatakan akan dijawab pada kesempatan pertama. Tapi kesempatan pertama
itu bisa sampai lima belas tahun," kata Rosita.
Kalau urusan mau cepat, ya UUD...Ujung-Ujungnya Duit. Makin gede
duitnya, urusan makin cepat rampung. Sumber /hukumonline/ menyebutkan,
tarif resmi pengurusan SBKRI tidak sampai Rp300 ribu. Namun melalui
calo, tarifnya bisa membengkak antara Rp1 juta hingga Rp20 juta. "Itu
pun prosesnya bisa lama," cetus sumber tadi.
Wahyu Effendy, Ketua Gerakan Perjuangan Anti Diskriminasi (Gandi),
berpendapat bahwa selain tidak efisien, masalah SKBRI menimbulkan
diskriminasi etnis. "Karena, prosesnya diskriminatif dan berbau rasis,"
cetusnya kepada /hukumonline./
/ /
Karena itu, Wahyu minta aturan SBKRI itu dicabut. "Dari segi hukum,
aturan SBKRI tidak jelas, legal atau tidak," kata Wahyu. Apalagi
menurutnya, SBKRI bergantung kepada iklim politik dan politik uang. Pada
rezim Orde Baru, pemerintah kerap memberikan janji manis untuk memikat
warga keturunan Cina.
Menjelang pemilu 1982, keluar Inpres No.2/1980. Kebijakan ini mendapat
sambutan karena memberikan 500.000 SBKRI pada 5 wilayah. Kemudian
menjelang Pemilu 1992, Menteri kehakiman mengeluarkan peraturan bahwa
orang tua yang memegang SBKRI, anak-anaknya tidak perlu lagi memiliki
SBKRI sendiri.
Lalu menjelang pemilu 1997, keluar Inpres No.6/195 yang memberikan
kemudahan kepada pemohon naturalisasi. Begitulah, aturan itu seperti
angin sorga sesaat. Habis Pemilu, aturan itu seperti dilupakan, nyaris
tak terdengar. Buntutnya, aturan mengenai SBKRI pun tidak tegas hinga
sekarang.
*Revisi UU Kewarganegaraan*
UU No. 62/1958 memang menyatakan bahwa bagi mereka yang tidak mempunyai
surat bukti dapat minta kepada pengadilan negeri untuk menetapkan apakah
ia warga negara Republik Indonesia atau tidak menurut acara perdata biasa.
Namun, Indradi mengingatkan, ada PP 67/1958 yang menyatakan bahwa
instansi yang meragukan harus membuat pernyataan. Dosen Fakultas Hukum
Universitas Tarumanegara ini menyatakan, jika memang suatu instansi
meragukan kewarganegaraan seseorang dapat membuat pernyataan tertulis
sebagai bahan untuk mencari penetapan di pengadilan.
Menurut Indradi, jika diperlukan lagi pembuktian bagi mereka yang sudah
warganegara Indonesia--karena kelahiran atau keturunan cukup sah melalui
akta kelahiran -- bisa melalui pewarganegaran (naturalisasi).
Pencantuman ketentuan SBKRI mungkin bukan bermaksud mendiskriminasi
etnis tertentu. Namun, Indradi melihat, sifat interpretatif dan
subyektifitas dalam ketentuan tersebut memberikan peluang timbulnya
pembiasan hukum yang bersifat diskriminatif dalam pelaksanaannya.
Misalnya, dalam Surat Edaran Dirjen Imigrasi No. F-IZ.02.07-1025 pada
1998 dinyatakan bahwa dalam pelayanan pemberian Surat Perjalanan
Republik Indonesia, seorang pejabat imigrasi harus "…perhatikan ciri
fisik, logat, dan kefasihan bahasa daerahnya…"
Jika memang SBKRI akan dihapuskan, Wahyu dan Indradi sepakat jika UU
Kewarganegaran harus direvisi. Beberapa lembaga yang menaruh perhatian
terhadap masalah ini sudah mengajukan draf RUU Kewarganegaran. "Saat
ini, drafnya sudah ada di Baleg DPR," kata Wahyu.
Revisi UU Kewarganegaraan itu perlu karena peraturan yang bersifat
diskriminatif melanggar hak asasi manusia (HAM). Sesuai Pasal 1(4)
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.1/1999,
diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau
penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan.
Menurut Esther Jusuf Purba, Ketua Solidaritas Nusa Bangsa (SNB), politik
dan budaya yang rasis hidup dilegitimasi dengan berbagai perangkat
hukum. Hukum rasis yang menjadi alat untuk pemerasan dipaksakan dengan
dalih menggelikan, yaitu untuk melindungi. "Padahal, korban tahu persis
bahwa penandaaan dengan SKBRI bukanlah senjata pelindung. SBKRI adalah
jerat pemerasan," cetus Penerima Yap Thiam Hien Award tahun 2001 kepada
/hukumonline/ dalam sebuah perbincangan.
Pasal 4 Resolusi Sidang Umum No. 1904 pada 20 November 1963 sebenarnya
menegaskan bahwa semua negara harus mengambil langkah-langkah yang
efektif untuk memperbarui kebijakan-kebijakan pemerintah atau kebijakan
publik yang lain. Selain itu, mencabut semua perundang-undangan atau
peraturan yang mengakibatkan terciptanya atau melanggengkannya
diskriminasi rasial di manapun adanya.
Bagi mereka yang mengalami tindak diskriminatif sebenarnya dapat
mengajukan gugatan. Pasalnya, dalam Resolusi No.1904 Pasal 7(2) itu
dinyatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan
penyelesaian dan perlindungan atas tindak diskriminatif ataupun yang
mungkin ia alami berdasarkan ras, warna kulit, ataupun asal etnik dengan
memperhatikan hak-hak dan kemerdekaan asasinya melalui pengadilan
nasional yang kompeten menangani hal-hal termaksud.
Agar tidak berlarut-larut, pemerintah harus menuntaskan masalah SBKRI.
Dengan adanya kepastian hukum, warga etnis Cina tidak akan
terombang-ambing lagi. Jika urusan SBKRI tidak bermasalah lagi, mereka
yang telah membela negara -- seperti Hendrawan atau Tan Joe Hok -- tidak
merasa asing lagi di tanah airnya sendiri.
/(Rep)/
> *From:* budaya_...@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Kurniawan
> *Sent:* Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
> *To:* budaya_...@yahoogroups.com
> *Subject:* [budaya_tionghua] SBKRI Re: Diskriminasi di BULUTANGKIS
> --- Ulysee <ulyse...@yahoo.com.sg
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ulysee" <ulysee_me2@...>
wrote:
>
> Petugas donk harus ngarti, kalau nggak ngerti suruh pulang aja.
> Masalahnya kalu ada petugas yang iseng terus gertak sambel,
> kitanya harus bener-bener ngarti duluan biar nggak gampang-gampang
buat
> dia macem-macem ama kita.
>
*** Tul. jangan gampang gampang digertak, biar mereka merasa yang
punya negeri
> Petugas kita khan banyak yang sikapnya sok feodal gitu, nah yang
begitu
> kudu diajar adat tu,
> biar sadar donk, tempatnya di public services itu harusnya melayani
> publik,
> bukannya gertak-gertak kayak jaman kumpeni.
*** Tul
>
> Kitanya juga harus tahu yang bener,
> jangan sampe ngotot yang tidak pada tempatnya,
> bisa malu maluin marga, mencoreng arang di jidat sendiri.
>
> Kejadian ama temen gue, dia bukan chinese, tapi suaminya masih pake
tiga
> nama.
> Waktu perpanjang paspor, Istrinya ditanya mana SBKRI nya.
> Sekalian aja sama bininya diledekin tuh petugas, ditanyain,
> Ngarti nggak sih yang punya SBKRI itu siapa aja?ngarti nggak sih
SBKRI
> buat apa?
> sekalian aja dikuliahin tuh petugas kalau nggak ngarti ya biar
ngarti,
> kalau pura-pura nggak ngarti yang biar tau diri.
> Sapa suruh, SH kok di gertak sambelin, hihihihi.....
>
**** Baagus..
> Kita, orang awam, biarpun bukan sarjana hukum, tetep harus ngerti
donk
> soal SBKRI.
> biar yang mau nggertak nggak mempan,
> yang sekedar ngoceh nggak keruan juga jangan menghalangi jalan.
> Kalau udah tahu yang benernya apa,
> baru bisa punya prinsip
> dan bisa majuuuuu jalan, grak!
> tuk wak gak pat !!!
>
>
*** Kebenaran selalu menang, asal kita yakin, kita telah mencari
tahu, apa yang benar, apalagi dalam masalah administrasi hukum
Mereka mau coba coba.
Karena istri saya orang Manado, anak saya mirip ampoy. Petugas
imigrasi geblek tanya apakah ayahnya "keturunan". Dibentak "
kebetulan ayah bangsawan, dan bapak boleh kerja jadi abdi dhalem
ayah, tetapi andaikata keturunan, lalu kenapa?"
Esoknya saya datang, saya tambahi maki makian, sekalian ke
kepalanya...
Jangan takut, kalau benar..
salam
danardono
>
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of RM Danardono
> HADINOTO
> Sent: Tuesday, April 29, 2008 8:46 PM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Belajar soal SBKRI RE: [budaya_tionghua] Re: Menyambut
> Olimpiade 2008 Di Beijing (Cabang Bulu tangkis)
>
>
>
> Nggak perlu sih nggak perlu, tapi petugas terkait ngarti gak
soalnya?
> dan mereka minta gak dari orang yang gak perlu SBKRI?
>
> Salam
>
> Danardono
>
> --- In HYPERLINK
> "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"budaya_tionghua@-
yahoogroups.-
> com, "Ulysee" <ulysee_me2@>
> > To: HYPERLINK
> "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"budaya_tionghua@-
yahoogroups.-
> com
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008 Di
> Beijing
> > (Cabang Bulu tangkis)
> >
> >
> > Ul, yakin loe 1970? setahuku yang menjelang taon 2000 deh baru
ada
> > kepastian ga ada SBKRI-SBKRIan.
> >
> > joel
> >
> > Ulysee wrote:
> > >
> > > Emang ada di koran olah raga?
> > > berhubung gue nggak langganan lu donk yang bawa sini datanya.
lu
> > > beneran dari koran olahraga apa dari katanya niiiihhhhh..-.....
> > >
> > > Oh ya, BTW, kalau yang lahir sesudah tahun 1970 mah rata-rata
udah
> > > kaga punya SBKRI lage.
> > > Emang lu punya surat SBKRI Goeng?
> > >
> > >
> > > -----Original Message-----
> com] *On Behalf Of *agung
> > setiawan
> > > *Sent:* Monday, April 28, 2008 5:23 PM
> > > *To:* HYPERLINK
> "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"budaya_tionghua@-
yahoogroups.-
> com
> > > *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008
> Di
> > > Beijing (Cabang Bulu tangkis)
> > >
> > >
> > > Makanya sekali2 baca koran olah raga, disono banyak
> > > info2 yg sangat bermanfaat bukan sekedar "gosip"
> > > doank. lo cek aja tuh anggota tim bulutangkis indo
> > > dari pertama kali menang piala thomas n uber, all
> > > england, kejuaran dunia, olympiade dll. brapa org yg
> > > waktu pergi punya surat SKBRI dan brapa banyak yg skrg
> > > udah punya WNI. cek n teliti sendiri.
> > >
> > > > Kurniawan wrote:
> > > > >
> > > > > Mungkin bukan benar2 tidak tahu, tapi Ulysee
> > > > memang
> > > > > seneng banget kalau bisa menunjukkan dia
> > > > "objektif"
> > > > > dan "tidak berpihak" terhadap Tionghoa. Apa pun
> > > > > kasusnya. Semua tulisannya isinya itu-itu juga.
> > > > Harap
> > > > > maklum. Hehe... (Peace, Ul!)
> > > > >
> > > > > Kurniawan
> > > > >
> > > > > --- jonathangoeij <jonathangoeij@
> > > <mailto:jonathangoe-ij%40yahoo.-com>
> > > > > <mailto:jonathangoe-ij%40yahoo.-com>> wrote:
> > > > >
> > > > > > Contohnya ada beberapa, salah satunya misalnya
> > > > Ivana
> > > > > > Lie Ing Hoa yg
> > > > > > awalnya bukan WNI (stateless) dan tidak punya
> > > > SBKRI.
> > > > > >
> > > > > > Pertanyaan "Emangnya pernah??? Kapan??????" itu
> > > > > > benar2 tidak tahu
> > > > > > atau bermaksud misleading?
> > > > > >
> > > > > >
> > > > "Ulysee"
> > > > > > <ulysee_me2@>
> > > > > > wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > to quote: "Jgn sampe kejadian gak tau malu
> > > > ngaku2
> > > > > > org bukan WNI
> > > > > > sebagai
> > > > > > > pahlawan olah raga RI selalu terulang
> > > > kembali."
> > > > > > >
> > > > > > > Emangnya pernah??? Kapan??????
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > -----Original Message-----
> > > > > > > From: HYPERLINK
> "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"budaya_tionghua@-
yahoogroups.-
> com
> > > <mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com>
> > > > > <mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com>
> > > > > > > [mailto:HYPERLINK
> "mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"budaya_tionghua@-
yahoogroups.-
> com
> > > <mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com>
> > > > > <mailto:budaya_-tionghua%-40yahoogroups.-com>] On
> > > > Behalf
> > > > > > Of agung setiawan
> > > > > > > Sent: Friday, April 25, 2008 2:42 PM
> > > ____________-_________-_________-_________-_________-_________-_
> > > Be a better friend, newshound, and
> > > know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
> > > HYPERLINK
> "http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ"http://m
obil
> e.-yahoo.com/-;_ylt=Ahu06i62sR-8HDtDypao8Wcj9tA-cJ
> > > <HYPERLINK
> "http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ"http://m
obil
> e.-yahoo.com/-;_ylt=Ahu06i62sR-8HDtDypao8Wcj9tA-cJ>
> > >
> > >
> > > No virus found in this incoming message.
> > > Checked by AVG.
> > > Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release
> Date:
> > > 4/28/2008 1:29 PM
> > >
> > >
> > > No virus found in this outgoing message.
> > > Checked by AVG.
> > > Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> > > 4/28/2008 1:29 PM
> > >
> > >
> >
> >
> > ---------------------------------------
> >
> > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> >
> > .: Website global HYPERLINK
> "http://www.budaya-tionghoa.org"http://www.budaya--tionghoa.-org :.
> >
> > .: Pertanyaan? Ajukan di
> HYPERLINK
> "http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua"http://groups.-
yahoo.com/
> -group/budaya_-tionghua
> > :.
> >
> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua HYPERLINK
> "http://iccsg.wordpress.com"http://iccsg.-wordpress.-com :.
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> > No virus found in this incoming message.
> > Checked by AVG.
> > Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> > 4/28/2008 1:29 PM
> >
> >
> >
> > No virus found in this outgoing message.
> > Checked by AVG.
> > Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> > 4/28/2008 1:29 PM
> >
>
>
>
>
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> 4/28/2008 1:29 PM
>
>
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> 4/28/2008 1:29 PM
>
Pernah ada.....yaitu Ivana Lie....tapi gak diumumkan secara
luas....cuma saja waktu dia terima SKBRI baru umum tau.....bahwa
selama dia membela bulutangkis di dunia internasional, melawan RRT
dalam Uber Cup, status kewarganegaraannya masih WNA......:-)
tda
Send up to 1GB of
files in an IM.
----- Original Message -----
From: gsuryana
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 30, 2008 11:46 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] SBKRI Re: Diskriminasi di BULUTANGKIS
> Yup pernah ada pemain dari RRT yang memang jagoan,
> dan sering juara, menikah dengan WNI dan kemudian
> tidak melanjutkan lagi bulu tangkisnya
> (udah punya mainan bulu yang lain ngkali).
> (aku lupa namanya, yang pasti sih cantik dan tinggi,
> sewaktu di wawancara jadi lucu karena bahasa Indonesianya
> masih pelo)
Namanya Huang Hua 黄华.
Jagoan sekali sih tidak, mencapai medali perunggu Olympiade Barcelona,
berbareng sesama pemain Cina, Tang Jiuhong, ketika medali emas direbut oleh
Susi Susanti, perak oleh Bang Soohyun dari Korea.
Setelah itu menurun prestasinya dan digusur oleh pemain Cina angkatan Ye
Zhao Ying.
Sekarang dia menetap di Klaten dengan suaminya. Tentunya sudah WNI
Siapa nama suaminya, jangan tanya saya.
(Kenapa di milis ini tidak ada yang lebih tahu daripada saya ya, soal
nama-nama olahragawan Tionghoa? Apalagi yang cantik-cantik! Ha ha ha...)
Wasalam.
Share photos while
you IM friends.
Oh Huang Hua ya, bukan Ivana Lie, hehehehe....
Huang Hua mah enggak pernah dipahlawankan dalam olahraga ya?
Salah dunks gue, kirain gue Ivana Lie ini yang pahlawan olahraga impor
dari RRC.
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Thursday, May 01, 2008 12:59 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Pemain RRT Yang Cantik (Re: [budaya_tionghua] SBKRI Re:
Diskriminasi di BULUTANGKIS)
Namanya Huang Hua 黄华.
Jagoan sekali sih tidak, mencapai medali perunggu Olympiade Barcelona,
berbareng sesama pemain Cina, Tang Jiuhong, ketika medali emas direbut
oleh
Susi Susanti, perak oleh Bang Soohyun dari Korea.
Setelah itu menurun prestasinya dan digusur oleh pemain Cina angkatan Ye
Zhao Ying.
Sekarang dia menetap di Klaten dengan suaminya. Tentunya sudah WNI
Siapa nama suaminya, jangan tanya saya.
(Kenapa di milis ini tidak ada yang lebih tahu daripada saya ya, soal
nama-nama olahragawan Tionghoa? Apalagi yang cantik-cantik! Ha ha ha...)
Wasalam.
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
4/28/2008 1:29 PM
Call your friends
worldwide - free!
Setahuku yang diboyong milyader Indonesia itu pemain ganda putri
kelahiran Cina....kabarnya pernah akan aktif bulutangkis di kota
tempat tinggalnya entah kenapa gak terus...dia tinggal di Jawa
tengah....apa Huang Hua, entahlah....yang jelas pelatih bulutangkis
regu Cina, Wang Wen Ciao asli Solo....begitu juga Tang Sien Hu dan Hou
Chia Cang....kakaknya Cuncun juga pemain putri Cina tapi 'kembali' ke
Indonesia menjadi pelatih...Liang Chu Shia tinggal di Cirebon...kalo
gak salah, setelah Indonesia menang Uber, Liang mendapat
SBKRI-nya....entah sekarang...ada seorang lagi pemain tunggal
putra....yang kemudian hengkang ke Amrik dengan alasan
studi.....seangkatan dengan Liang, namanya lupa, juga kelahiran
Cipanas......dari pada nyangkul sawah rupanya mereka memilih 'gebukin'
si bulu ayam....:-)
tda
Quoting Ulysee <ulysee_me2@yahoo.com.sg>:
> Oh Huang Hua ya, bukan Ivana Lie, hehehehe....
>
> Huang Hua mah enggak pernah dipahlawankan dalam olahraga ya?
>
> Salah dunks gue, kirain gue Ivana Lie ini yang pahlawan olahraga impor
> dari RRC.
>
> -----Original Message-----
> From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of Akhmad Bukhari
> Saleh
> Sent: Thursday, May 01, 2008 12:59 AM
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Subject: Pemain RRT Yang Cantik (Re: [budaya_tionghua] SBKRI Re:
> Diskriminasi di BULUTANGKIS)
>
>
> Namanya Huang Hua ??.
> Jagoan sekali sih tidak, mencapai medali perunggu Olympiade Barcelona,
> berbareng sesama pemain Cina, Tang Jiuhong, ketika medali emas direbut
> oleh
> Susi Susanti, perak oleh Bang Soohyun dari Korea.
> Setelah itu menurun prestasinya dan digusur oleh pemain Cina angkatan Ye
>
> Zhao Ying.
>
> Sekarang dia menetap di Klaten dengan suaminya. Tentunya sudah WNI
> Siapa nama suaminya, jangan tanya saya.
> (Kenapa di milis ini tidak ada yang lebih tahu daripada saya ya, soal
> nama-nama olahragawan Tionghoa? Apalagi yang cantik-cantik! Ha ha ha...)
>
> Wasalam.
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.6/1402 - Release Date:
> 4/28/2008 1:29 PM
>
>
>
> *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Kurniawan
> *Sent:* Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> --- Ulysee <ulysee_me2@yahoo.com.sg
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.23.5/1399 - Release Date: 2008/4/26 _U__ 02:17
----- Original Message -----
From: tidar@peter.petra.ac.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 01, 2008 7:22 PM
Subject: RE: Pemain RRT Yang Cantik (Re: [budaya_tionghua] SBKRI
Re:Diskriminasi di BULUTANGKIS)
> yang jelas pelatih bulutangkis regu Cina, Wang Wen Ciao asli Solo....
> begitu juga Tang Sien Hu dan Hou Chia Cang....
> kakaknya Cuncun juga pemain putri Cina tapi 'kembali' ke Indonesia
> menjadi pelatih...Liang Chu Shia tinggal di Cirebon...
> kalo gak salah, setelah Indonesia menang Uber,
> Liang mendapat SBKRI-nya....entah sekarang...
> ada seorang lagi pemain tunggal putra....
> yang kemudian hengkang ke Amrik dengan alasan studi.....
> seangkatan dengan Liang, namanya lupa, juga kelahiran Cipanas......
> dari pada nyangkul sawah rupanya mereka memilih
> 'gebukin' si bulu ayam....:-)
----------------------------------------------
He he he... ini pun sudah saya postingkan beberapa hari yang lalu
> ----- Original Message -----
> From: Akhmad Bukhari Saleh
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Thursday, April 24, 2008 11:55 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Menyambut Olimpiade 2008
> Di Beijing (Cabang Bulu tangkis)
> > "Indonesia lah yang sebetulnya membangun kekuatan bulutangkis Cina!
> > Sampai akhir 1950-an tidak ada bulutangkis di sana.
> > Baru ketika jago-jago bulutangkis Tionghoa Indonesia seperti
> > Thing Hian Houw, Houw Ka Tjong, Tan Giok Nio dan Leung Tja Hoa
> > pindah ke Cina, barulah ada pemain RRT yang hebat di dunia
bulutangkis
> > internasional, yaitu Tong Sin Fu, Hou Chia Chang, Chen Yu Niang
> > dan Liang Chiu Sia!!"
> > (Orangnya dia-dia juga, cuma beda nama Hokkian dan Mandarin)
Memang Ong Boen Kauw yang menjadi Wang Wen Ciao tidak saya sebut, karena dia
tidak sempat jadi pemain team Cina di gelanggang internasional, hanya
pelatih saja.
Kalau yang hengkang ke Amerika banyak, tidak cuma satu.
Bahkan di antaranya ada pemain putri Cina, Li Wang Li, tidak ngetop, yang
menikah dengan pemain Indonesia, Kwee Tek Ming, juga tidak ngetop, lalu
pindah ke Amerika, di sana tepak-menepak bulu angsa (shuttle-cock itu bukan
bulu ayam lho!), dan jadi lumayan ngetop.
Sayang sekali sangat kurang pengetahuan members milis ini tentang
tokoh-tokoh olahraga Tionghoa!
Padahal menonjolnya olahragawan Tionghoa mengusung nama Indonesia di pentas
dunia merupakan mentalitas produk budaya tionghoa!
Wasalam.
Makasih...hehe...selama ini emang saya kurang peduli dengan topik
ini....karena pada 'jaman'nya topik ini merupakan masalah umum saja....
makasih!:-)
salam,
tda
to quote: "Akibat dari hasil perundingan dan setelah diamandemen oleh
BAPERKI, akhirnya baru bisa disahkan dalam UU no.62/1958 itu, bagi yang
tergolong turunan-asing, khususnya etnis Tionghoa harus lebih dahulu
maju kedepan pengadilan untuk menjadi WNI dan mendapatkan SBKRI, sedang
yang dinamakan pribumi tidak usah."
Tolong diterangkan, apa saja point yang diamandemen oleh BAPERKI,
dan apakah usulan maju ke depan pengadilan untuk mendapatkan SBKRI itu
usulan dari BAPERKI juga?
-----Original Message-----
From: budaya_...@yahoogroups.com
[mailto:budaya_...@yahoogroups.com] On Behalf Of ChanCT
Sent: Thursday, May 01, 2008 9:23 PM
To: budaya_...@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] SBKRI Re: Diskriminasi di BULUTANGKIS
Salam,
ChanCT
Mao kena sumpah kekekeke
joel
http://hukumonline.com/detail.asp?id=7981&cl=Fokus
*Masih ada diskriminasi*
*Tidak sejalan*
*Urusan duit*
/ /
*Revisi UU Kewarganegaraan*
/(Rep)/
> *From:* budaya_...@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_...@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Kurniawan
> *Sent:* Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
> *To:* budaya_...@yahoogroups.com
> --- Ulysee <ulyse...@yahoo.com.sg
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.23.5/1399 - Release Date:
2008/4/26 _U__ 02:17
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.7/1408 - Release Date:
4/30/2008 6:10 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.7/1408 - Release Date:
4/30/2008 6:10 PM
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:budaya_tion...@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghu...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tiongh...@yahoogroups.com
Buktinya, gue aja nggak ngeh di PUR salah sebut PBSI,
yang keliatan sama gue cuman "diskriminasi" nya doank, wakakakaka......
*lirik kiri kanan..... lihat yang bawa pentungan.......*
kabuuurrrrr......
-----Original Message-----
From: budaya_...@yahoogroups.com
[mailto:budaya_...@yahoogroups.com] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Friday, May 02, 2008 12:07 AM
To: budaya_...@yahoogroups.com
Subject: Re: Pemain RRT Yang Cantik (Re: [budaya_tionghua] SBKRI
Re:Diskriminasi di BULUTANGKIS)
<skip>
Sayang sekali sangat kurang pengetahuan members milis ini tentang
tokoh-tokoh olahraga Tionghoa!
Padahal menonjolnya olahragawan Tionghoa mengusung nama Indonesia di
pentas
dunia merupakan mentalitas produk budaya tionghoa!
Wasalam.
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.7/1408 - Release Date:
4/30/2008 6:10 PM
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
----- Original Message -----
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absaleh@indo.net.id>
> (Kenapa di milis ini tidak ada yang lebih tahu daripada saya ya, soal
> nama-nama olahragawan Tionghoa? Apalagi yang cantik-cantik! Ha ha ha...)
++++
Itu menandakan bahwa Tionghoa Indonesia sebenarnya lebih peduli Indonesia
nya dibandingkan dengan nama nama Tionghoa wakakakakkk
Suer untuk nama aku angkat 2 jempol deh buah Locianpwe, dari nama di cersil
sampai dunia nyata pengetahuannya melebihi Tionghoa Indonesia.
sur
>
> Wasalam.
Chat over IM with
group members.
Dengan dirubah stelsel pasif menjadi stelsel aktif, menuntut semua Tionghoa harus lebih dahulu menolak WNA dan menyatakan sumpah setia pada RI untuk menjadi WNI, tentu timbul banyak persoalan yang tidak dipikirkan baik-baik oleh pembuat konsep perjanjian Dwi-Kewarganegaraan RI-RRT itu. Kejanggalan dan kerumitan yang tidak seharusnya terjadi.
Yang pertama, sungguh jadi dagelan seandainya terjadi semua Tionghoa yang ketika itu anggota DPR, DPA dan menteri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo, setelah diberlakukan "Perjanjian Dwi-Kewarganegaraan" itu, seketika berubah jadi "Asing";
kedua, semua anggota TNI-Polisi dan pegawai negeri yang Tionghoa juga seketika berubah jadi "Asing", bisa dibayangkan dimana bisa terjadi di satu NEGARA, angkatan bersenjata, polisi dan pegawai negeri dimasuki orang-orang asing????
ketiga, adalah kenyataan tidak sedikit Tionghoa yang hidup sebagai tani, buruh dan nelayan, yang hidup dipedalaman jauh dari kota-kota besar, dan, ... mereka-mereka ini kalau disuruh datang kekota-kota besar untuk menanggalkan WNA dan sumpah setia pada RI lebih dahulu, baru jadi WNI. Pasti tidak akan mereka lakukan itu. Disamping mereka tidak akan mampu mengeluarkan biaya kekota besar, mereka juga tidak ada kebiasaan harus mengurusi segala macam surat-suar. Lha, surat lahir dan surat kawin saja tidak pernah mereka punya, kok, sekarang masih harus ditambah SBKRI. Mana mungkin? Dan, itu lah kenyataan yang telah terjadi selama lebih 50 tahun ini.
Dan, keempat, yang juga tidak pernah dipikirkan, bagi Tionghoa-Tionghoa pemilik tanah dipedesaan, segera kehilangan hak-milik atas tanahnya. Dengan adanya ketentuan sebagai seorang Asing tidak berhak atas milik tanah. Dan, itulah yang terjadi berakibat dengan diberlakukannya UU No. 62/58, terjadi persengketaan atas hak-milik tanah, baik perkebunan Kopi, maupun tanah ladang yang mereka sewakan maupun digarap sendiri dan lebih drastis, dengan dikeluarkannya PP-10/60 menjadi lebih banyak Tionghoa terusir dari pedesaan, karena tidak keburu mengurusi SBKRI yang baru diberlakukan.
Itulah kejadian-kejadian yang sangat tragis, menyedihkan dialami komunitas Tionghoa dinegeri ini, akibat ulah sementara pejabat rasis, yang dengki, yang berambisi menyingkirkan sebagian warga yang sudah ratusan tahun hidup harmonis dinegeri ini. Dan sangat ironis, sikap diskriminasi yang masih juga belum berhasil dilihat oleh sementara kawan dan tidak dirasakan kekejaman dan kepahitan ketika itu yang diderita jutaan orang Tionghoa. Mudah-mudahan sekarang sudah menjadi lebih baik dan akan lebih baik lagi, seiring dengan buyarnya awan-panas "perang-Dingin" yang terjadi didunia internasional.
Untuk lebih jelasnya, saya kutipkan apa yang ditulis Siauw Giok Tjhan dalam "RENUNGAN": Kutipan dimulai:
"Pada pertemuan yang diadakan antara PM. Ali Sastroamijoyo, PM Chou En Lai dan Siauw Giok Tjhan - Ketua Umum BAPERKI dicapai kesepakatan, bahwa BAPERKI akan menyusun memorandum yang diajukan usul-usul perbaikan, yang akan dipertimbangkan oleh kedua Perdana Menteri yang akan bertemu kembali di Peking. Dan Memorandum BAPERKI itu ternyata bisa menghasilkan “exchange of notes”, yang merupakan amandemen terhadap naskah Perjanjian yang telah diumumkan sebelumnya.
Dari “exchange of notes” pasal 2 itu, menyatakan Republik Rakyat Tiongkok menyerahkan pada Republik Indonesia untuk menetapkan sendiri, siapa diantara mereka yang dinyatakan dwi kewarga-negaraan bisa menjadi berkewarga-negaraan tunggal, yaitu menjadi warga-negara Indonesia. Dengan adanya ketentuan ini, banyak orang jadi mendapat ketegasan, bahwa sikap RRT mengenai masalah kewarga-negaraan adalah berbeda dengan sikap Pemerintah Tiongkok dijaman Kuo Min Tang. RRT tidak berusaha mempertahankan golongan peranakan Tionghoa sebagai warga-negara TIongkok, melainkan memberikan keleluasaan pada Pemerintah Indonesia untuk menentukan sendiri dan memberikan kebijaksanaan pada setiap pribadi peranakan Tionghoa menentukan sendiri warga-negara yang dikehendaki.
Siapa diantara mereka golongan peranakan Tionghoa yang dianggap tidak perlu memilih lagi, sepenuhnya diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia untuk menentukan. Jadi, tetap diberlakukan stelsel pasif untuk mempertahankan kewarga-negaraan Indonesia tanpa harus lebih dahulu memilih sekali lagi. Ketentuan ini memberikan peluang bagi BAPERKI untuk memperjuangkan lebih jauh pendiriannya, agar supaya mereka yang hidup terpencil didesa-desa, baik hidup sebagai petani, nelayan maupun tengkulak dan tukang warung bisa dinyatakan juga sebagai kewarga-negaraan Indonesia, tanpa harus lebih dahulu memilih lagi, dan dengan demikian bisa diberi surat keterangan kewarga-negaraan Indonesia tunggal dengan bebas dari segala biaya administrasi.
Sekalipun sedikit hasil yang bisa dicapai dari perjuangan BAPERKI, dengan perubahan perjanjian penyelesaian Dwi Kewarga-negaraan RI-RRT itu, tentu saja mengurangi gairah pihak yang berusaha menggoalkan naskah aslinya untuk memberlakukan stelsel aktif, keharusan golongan peranakan Tionghoa memilih lebih dahulu untuk menjadi warga-negara Indonesia. Dengan terjadinya exchange of notes itu, dengan sendirinya persetujuan itu dimasukkan dalam lemari-es. Tentu menjadi satu hal yang aneh, Perjanjian itu dicapai atas inisiatif Republik Indonesia, tapi yang minta dilakukan perubahan juga dari pihak Indonesia, dan setelah dikeluarkan exchange of notes, de facto memberikan wewenang bersar pada Pemerintah RI untuk menentukan sendiri siapa yang masih harus memilih dan siapa yang tak usah, lalu dilemari es-kan oleh Pemerintah RI sendiri." Kutipan selesai.
Salam,
ChanCT
Salam,
ChanCT
Mao kena sumpah kekekeke
joel
http://hukumonline.com/detail.asp?id=7981&cl=Fokus
*Masih ada diskriminasi*
*Tidak sejalan*
*Urusan duit*
/ /
*Revisi UU Kewarganegaraan*
/(Rep)/
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
# Mohon selalu berbahasa santun dan sopan, kunjungi rumah kita di http://tionghoa-net.blogspot.com #
Subscribe : tionghoa-ne...@yahoogroups.com, Unsubscribe : tionghoa-net...@yahoogroups.com
Motto : Persahabatan, Perdamaian dan Harmoni Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:tionghoa-...@yahoogroups.com
mailto:tionghoa-net...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
tionghoa-net...@yahoogroups.com
> *From:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] *On Behalf Of *Kurniawan
> *Sent:* Wednesday, April 30, 2008 8:14 AM
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> --- Ulysee <ulysee_me2@yahoo.com.sg
<*> To visit your group on the web, go to:
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
--
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.23.5/1399 - Release Date: 2008/4/26 _U__ 02:17
Call your friends
worldwide - free!
Bung Aliantony ini pasti anak Medan yang sangat jenius.
Sebab hanya orang jenius saja
yang bisa menyederhanakan urusan dunia yg begitu kompleks
menjadi narasi narasi satu paragraph yg sgt sederhana.
Sehingga dengan pencerahan bung Aliantony ini
kita tidak perlu lagi mencermati serie panjang tulisan Samuel
Huntinton yg salah satunya adalah The Clash of Civilization.
Atau pemikiran pemikiran Francis Fukuyama dengan The End of History
dan The Great Disruption nya, atau Thomas L. Friedman dgn serie
globalisasinya, mulai dari The Lexus and The Olive Tree sampai The
World is Flat nya. Atau John Perkins dengan serie Confession of
Economic Hitmen nya.
Dengan menyederhanakan dalam satu terminologi blok barat sebagai
penyebab kekacauan ini, kita tidak perlu lagi mencermati teori teori
conspiracy dunia, tentang the secret society yang who run the world.
Kita tidak perlu lagi mendalami One World Order, One World Government,
atau kisah sekelompok kecil non state actors dunia yang merupakan
super class dunia yg menentukan road map masa depan planet ini, dimana
seorang Soros hanya menjadi kurcaci di depan mereka.
Kita tidak perlu lagi mencermati Houston Connection yang mengatur
baron baron minyak internasional yang bergabung dalam Carlyle Group
dalam mengkartel harga minyak. Kita juga tidak perlu menyimak sepak
terjang Monsanto Inc yang lugas dengan motto nya "He, who control the
seeds, will controll the world", dimana dua crisis yang di timbulkan
datuk datuk sesat ini nantinya, akan menjadi perhelatan akbar bulim
kang ouw beberapa tahun ke depan..
Atau kita tidak perlu heran lagi dengan tuduhan Mc Cain dan Hillary ke
Obama, bahwa Obama adalah elitis baru dalam sejarah politik Amerika.
Sebab hanya tangan tangan elite super class yg bernama The Shadow
Government lah, Obama mampu bermetamorfosa dari seorang anak blasteran
yg miskin, menjadi calon Presiden Amerika yg elite.
Dengan menjadikan tuduhan pada satu blok barat, maka kita tidak perlu
lagi melihat perbedaan antara White Anglosaxon Protestan (WASP) yang
UKUSA dengan PAX Romana yang Ambrosiano Gank Vaticano. Juga tidak
perlu ada pemikiran bahwa UE akan berbeda bloodline antara Deutchland
Ubber Alles, dengan De Versailles dan dinasty Edinburg-Wales dan
turunan Hapsburg. Atau kita tidak perlu membedakan dunia timur tengah
yg Wahabi/Salafiyah dengan Shiite. Kita tidak perlu juga memikirkan
raja raja dan pangeran Arab yang berkolaborasi dengan the shodow
government demi kepentingan Carlyle-Halliburton dengan Hizburthahtir
yang Pan Islam Internasional.
Atau kita tidak perlu membedakan RRC - Kungchangtang yang Angkacheng,
dengan Kuomintang yang Lamkaceng aka Falungong. Pokoknya semua cina
kita jadikan satu deh. Sederhana sekali memang, jadinya bung. Dan
hanya orang jenius saja yang mampu menyederhanakan kompleksistas dunia
dalam satu paragraph singkat. Salut untuk anak Medan ini.
Ps:
Thongshampah bukan Jaka Sembung bawa golok bukan bung Absaleh??
Salam damai.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ALIANTONY ALI
<aliantony_ali@...> wrote:
>
> diskriminasi atau ngak ini udah di atur pada masa perang dunia..blok
barat sengaja mempergaruhi asia pasifik yang pada masa itu cina sudah
di pergaruhi komunis(UNI SOVIET) .... menjadi ketakutan yang luar
biasa dari blok barat ..maka di kacaukan lah setiap negara yang di
asia pasifik bahwasanya semua orang cina itu supaya di usir ...karena
sudah komunis ...ahhahaha datang orang asiapasifik yang masa itu begok
begok ..yah ikut.. 1968 orang china di malaysia terjadi diskriminatif
yang luarbiasa seperti kejadian di indonesia 1998.. yang lucunya
tanggal dan bulan sama loh ... tgl 13 bulan 5 .indonesia juga tgl 13
bulan 5 .pernah aku di kasih tahu orang malaysia keturunan tionghoa,
di bilang begitu pada waktu gayang china .... anak anak china yang
kepalanya keluar dari jendela langsung di tembak..wah gimana rasanya
waktu itu .... RRT sana yang komunis ... seluruh dunia TIONGHOA juga
jadi komunis sasaran blok barat..dan ini berlangsung sampai sekarang
...lihat aja cemana blok
> barat meperlakukan timur tengah sekarang ini ... memporak
porandakan semuanya ... sama seperti zaman perang dunia gitulah kita
di buat.... nah lihatkan cemana blok barat mengacaukan dunia..kalau
kita sadar antara pribumi dan non pribumi di tanah indonesia ini
...kita semuanya sedang di mamfaatkan tanpa kita sadari....osama
binladen yang dulu adalah anak kesayangan amerika( agen CIA) ...kenapa
kok malah berbalik serang amerika?sadarkah orang indonesia saat ini?
>
Share photos while
you IM friends.