Dear all,
Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan
kosakata hokkian tempo doeloe.
pangkeng = kamar tidur
loteng = lantai dua
ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda)
kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam
Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda), binatu, tukang gigi
palsu.
Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk
menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir-pikir
kata tokonya juga koq jadi aneh).
Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang
terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau
diputar bolak balik.
Mohon bantu mengiangatkan
Salam, Dedy
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tionghua@yahoogroups.com] On Behalf Of hartantodedy
Sent: 17 Agustus 2008 11:15
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian
Dear all,
Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan
kosakata hokkian tempo doeloe.
pangkeng = kamar tidur
loteng = lantai dua
ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda)
kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam
Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda), binatu, tukang gigi
palsu.
Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk
menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir-pikir
kata tokonya juga koq jadi aneh).
Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang
terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau
diputar bolak balik.
# mungkin bunyinya tang-tong ???? #
## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong)
, keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ##
sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah
tangga.
Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib /
hwesio berdoa, liam keng.
Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe
kong, su hu ?
Salam,
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008
17:12
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy
Sent: 17 Agustus 2008 11:15
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian
Dear all,
Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan
kosakata hokkian tempo doeloe.
pangkeng = kamar tidur
loteng = lantai dua
ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda)
kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam
Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi
palsu.
Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk
menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir-pikir
kata tokonya juga koq jadi aneh).
Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang
terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau
diputar bolak balik.
# mungkin bunyinya tang-tong ???? #
## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong)
, keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ##
sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah
tangga.
Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib /
hwesio berdoa, liam keng.
Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe
kong, su hu ?
Salam,
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008
17:12
discuss everything
related to dogs.
Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing
Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu-
kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin).
http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam-
budaya.html
Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U
Salam,
Dedy
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus
|
Hallo,
Saya Liang U ada di sini, baru buka email sudah anda jawab, cukin pelesetan dari chiukin atau 手巾 shoujin dalam Mandarin.
Terima kasih.
|
From: hartantodedy <hartantodedy@yahoo.com> |
|
Hallo Chen Kuang,
Owe pernah di Medan 5 tahun.
Anda generasi ke berapa di Indonesia, apakah sne anda memang pakai
Chen, bukan Tan dari dulunya?
Apa anda saudaranya (satu generasi) sama Chen Kuang Tai, yang
katanya sealiran sama Lo Ban Teng (Ngo Co Kun).
Terus apa artinya Panglong?
Salam,
Dedy
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Smart einstein"
<smarthw@...> wrote:
>
> Hi temen2 semua
>
> saya miliser baru disini
> sebelum gue komen
> wa perkenalkan dulu
> nama saya Chen Kuang
> saya orang Medan, saya suku tio chu
>
> untuk rekan2 semua mohon petunjuk
>
> bicara tentang bahasa hokkien dan tio chiu memang unik
> masing2 kedua bahasa banyak sekali persamaan tetapi banyak
perbedaan hanya
> pada cara pengucapan
>
> Chen Kuang
>
> Pada 18 Agustus 2008 17:12, hartantodedy <hartantodedy@...>
menulis:
>
> > Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing
> >
> > Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin
(chiu-
> > kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin).
> > http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam-
> > budaya.html
> >
> > Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U
> >
> > Salam,
> > Dedy
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%
40yahoogroups.com>,
> > greysia susilo junus
salam kenal juga di Medan?....didaerah mana sih?? kalau saya dulu di Jln. Yoserizal Eddy Lim --- Smart einstein <smarthw@gmail.com> schrieb am Mo, 18.8.2008: |
Von: Smart einstein <smarthw@gmail.com> |
|
|
|
|
|
ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe
dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di
tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer maoepoen
jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep sama laen
bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa hokian dari pada
i.. el.. san... se... oe..... lebih oke It... Nji... sa... si.. go..
lak... :D:D
salam dari hoedjin
Salam kenal juga
oh... Yose rizal dekat jalan asia
kalau daerah saya sekitar jalan Punak wilayah jln Sekip
memang bicara ttg suku hokkien tersebar diberbagai tempat di seluruh
Indonesia
sebagai besar ada terkonsentrasi di beberapa daerah Sumatera seperti Sumut
Riau (bagan Siapi-api), Bangka Belitung, tapi biarpun begitu dialek antara
satu daerah
dengan daerah lain bisa saja berbeda tipis atau pun lafalnya malah lain
sekali
mungkin juga dikarenakan asimilasi atau percampuran dengan suku tio ciu atau
lainnya yg hampir serumpun
bahasanya
saya senang sekali kalau ada suku tionghua yg kurang lancar bhs hokkiennya
mau belajar lagi agar bhs leluhur tsb bisa dilestarikan ke anak cucu
salam
Chen kuang
Pada 20 Agustus 2008 00:01, * <terendam@yahoo.de> menulis:
> salam kenal juga
> di Medan?....didaerah mana sih??
>
> kalau saya dulu di Jln. Yoserizal
>
> Eddy Lim
>
Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah,
Hai, apakabar? Sudah makan?
Nimbrung sedikit ajah ya....
Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di Indonesia
mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk perempuan. Wa-
lau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe' (dari 'wa'?)
tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua mengajarkan 'owe' sebagai
sebutan merendah untuk lelaki, sedang anak perempuan cukup 'saya'.
Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh?
Begitu ajah sih ya, kira-kira.
Salam,
Ophoeng
BSD City, Tangerang
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoedjin_tjamboek_berdoeri"
<hoedjin_tjamboek_berdoeri@...> wrote:
ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe
dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di
tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer maoepoen
jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep sama laen
bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa hokian dari pada
i.. el.. san... se... oe..... lebih oke It... Nji... sa... si.. go..
lak... :D:D
salam dari hoedjin
Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian,
Memang betoel itoe perkatahan “owe†ada satoe seboetan merendah
jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan slaloe
pake “saja†. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe
poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala
bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa
goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan
Pranakan―Totok tida―waktoe bitjara terhadep orang (Pranakan) jang
lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe orang
jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang
prampoewan selaloe pake seboetan “saja†boewat seboet diri
sendiri, tida perna “owe†. Djadi soenggoe tida masoek akal kaloe
satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen “owe†. Owe
djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem Totok
dan orang prampoewan “ikoet-ikoetan latah†pake “owe†dengen
logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe
ada kliroe sakali!!!
Sabenernja itoe seboetan “owe†ada terambil dari perkatahan
Hokkian “owe å"¯â€ jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi
arti “the answer to a call; yes, sir!†, dari sitoe di lida kaoem
Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan
boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di Soematra
djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika jang
baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe
blon bisa pastiken.
Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie,
sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie
enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di
kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh.
Kiongtjhioe,
DK
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <ophoeng@...wrote:
Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah,
Hai, apakabar? Sudah makan?
Nimbrung sedikit ajah ya....
Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di
Indonesia mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk
perempuan. Walau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe'
(dari 'wa'?) tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua
mengajarkan 'owe' sebagai sebutan merendah untuk lelaki, sedang anak
perempuan cukup 'saya'.
Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh?
Begitu ajah sih ya, kira-kira.
Salam,
Ophoeng
BSD City, Tangerang
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoedjin_tjamboek_berdoeri"
<hoedjin_tjamboek_berdoeri@wrote:
ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe
dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di
tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer
maoepoen jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah diserep
sama laen bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa
hokian dari pada
i.. el.. san... se... oe..... lebih oke It... Nji... sa... si.. go..
lak... :D:D
salam dari hoedjin
Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.
Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe
ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe tjoema
dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang perempoean.
Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebage saja. Owe djoega
ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri dengen owe,
jang ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe lelaki toelen.
Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang
toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea
musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet
dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita
orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea,
tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirnja dengan
goea melainken tetep seboet dirinja dengan saja.
Itoe perkataan owe joega ada bole dipake boeat laen keperloean hormat
sama orang jang lebi toea, tra tjoema boeat seboet diri sendiri
sadja. Itoe owe bisa diartiken sebage betoel, baek, atawa ija, satoe
perkataan boeat mengijaken. Tjontonja kaloe ada orang jang lebih toea
tanya : "Apa ini lie poenya?", kita orang moesti djawab ; "Owe tjek,
itoe owe poenja", en orang perempoean ada moesti djawab : "Saja tjek,
itoe saja poenja", jang artinja : "Betoel tjek, itoe owe / saja
poenja" dalem perkataan jang sopan.
Tjonto laen bisa kita orang seboetken koetika orang jang lebi toea
bilang : "Apa begini soeda betoel?" kita orang moesti djawab : "Owe
tjek, soeda betoel", en orang perempoean ada moesti djawab : "Saja
tjek, soeda betoel". En sebaliknja kaloe kita seboet : "Ija tjek,
soeda betoel" itoe ada artinja tidak sopan en bisa kita dipoekoel
sama kita orang poenja orang toea sebab itoe ada bikin maloe orang
toea jang tra bia adjar adat sama anak.
Sekean doeloe tanggepan dari owe.
Kiongtjioe en hormat
JT
----------------
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Ophoeng" <ophoeng@...:
hi.........Chen Kuang tapi agak beda bhs hokkiannya di Medan...sdh campur bhs indonesia. say disini masih pakai bhs hokkian...dgn org2 dr taiwan dan china dan juga ..kalau lagi bell ke indonesia dgn family disana sorry ya..say sdh lupa...dimana jln Sekip?? sdh 35 thn tdk di Medan....sekarang adanya di jerman salam Eddy Lim |
--- Smart einstein <smarthw@gmail.com> schrieb am Do, 21.8.2008: |
Von: Smart einstein <smarthw@gmail.com> |
Datum: Donnerstag, 21. August 2008, 17:06 |
|
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails.
http://mail.yahoo.com
by learning how to
make smart choices.
Dulu senior Kinghian pernah bahas mengenai ini.
Bahasa minnan di Medan umumnya didominasi oleh logat Zhangzhou
(minnan: Chiangciu). Sedangkan di Riau / Bagan umumnya logat Xiamen
(minnan: Emui). Karena tidak banyak yang mengetahui mengenai perbedaan
logat ini banyak yang beranggapan logat Riau lebih asli karena sama
seperti yang di Taiwan (biasanya nonton via parabola). Memang di
Taiwan logatnya juga hampir sama dengan logat Xiamen.
Tetapi di Medan sendiri sepertinya ada juga logat Quanzhou (minnan:
Coanciu). Contohnya nasi, ada yang ucapkan menjadi pui ada yang peng.
Nah yang mana yang Chiangciu yang mana yang Coanciu saya kurang tahu
karena tidak mendalami dialek.
Di Medan sendiri sekarang bahasa minnan mengalami akulturasi dengan
banyak menyerap/bercampur bahasa Indonesia, terutama di generasi muda.
Ucapan "Lu ai khi mana (seharusnya ta lok) ?" sudah sangat sering
terdengar.
Contoh lain yang sering: biasa, tapi, salah
Jadi pengucapan berikut umum di Medan (maaf tidak menguasai peoji):
Biasanya i em bat co salah sui, tapi kinjit emcai i co hamik.
Biasanya dia tidak salah hitung, tapi hari ini entah kenapa dia.
Well, ini semua terjadi secara alami, tanpa perlu paksaan dan aturan
macam-macm.
Hormat saya,
Yongde
healthy living
groups on Yahoo!
Ko JT jang bae,
Kamsia atas Enko poenja tanggepan, jang mana soeda menambaken
arti „owe†jang sasoenggoenja.
Betoel sakali „owe†dan „saja†boekan tjoemah satoe perkatahan
jang dipake boewat seboet diri sendiri, tetapi djoega goena
mengijaken. Salaennja terhadep orang toewa atawa orang jang perna
toewa, ade lelaki terhadep iapoenja enko, oepamanja, „owe†djoega
dipake antara orang-orang sapantaran jang baroe kenal atawa soeda
kenal lama tapi saling menghormatin. Marika saling seboet „oweâ€
boewat diri sendiri, di laen pihak djoega saling seboet „Enkoâ€
satoe pada laennja.
Ada satoe lagi pamakean „owe†dan „saja†jang belon diseboetken,
jaitoe koetika kitaorang poenja orang toea atawa orang laen jang
perna toewa panggil kita, maka kita moesti
menjaoet „Owe, ‘Ba/‘Ne!†(boewat orang lelaki)
atawa „Saya, ‘Ba/‘Ne!†(boewat orang prampoewan), oepamanja. Kita
tentoe tida bole menjaoet: „Apa, ‘Ba/‘Ne!†atwa „Hah?,†sebab
bisa dianggep koerang hormat sama orang jang toewahan.
Di laen pihak, kaloe orang lagi mara, itoe perkatahan „owe†jang
sopan mendadak-sontak bisa beroba djadi ... „goewa†! „Goewa†jang
di dalem bahasa aslinja dialect Hokkian selatan sama sakali tida
mengandoeng arti kasar, di dalem bahasa Melajoe dianggep kasar! Ini
perobahan dari „owe†ka „goewa†teroetama berlakoe terhadep orang
laen jang sapantaran, atawa antara enko-ade, jang perbedahan
oesianja tida terlaloe djaoe, tentoe sadja tida berlakoe terhadep
orang jang perna toewa, apalagi terhadep orang toewa sendiri! Bisa
koewalat orang toewa di „goewa-goewa†in!!!
Kiongtjioe,
DK
Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.
Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe
ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe
tjoema dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang
perempoean. Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebagi saja.
Owe djoega ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri
dengen owe, jang njata ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe
lelaki toelen.
Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang
toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea
musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet
dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita
orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea,
tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirnja dengan
goea melainken tetep seboet dirinja dengan saja.
Itoe perkataan owe djoega ada bole dipake boeat laen keperloean
hormat sama orang jang lebi toea, tra tjoema boeat seboet diri
sendiri sadja. Itoe owe bisa diartiken sebagi betoel, baek, atawa
ija, satoe perkataan boeat mengijaken. Tjontonja, kaloe ada orang
jang lebih toea tanya: „Apa ini loe poenya?,†kita orang moesti
djawab: „Owe tjek, itoe owe poenja,†en orang perempoean ada moesti
djawab: „Saja tjek, itoe saja poenja,†jang artinja: „Betoel tjek,
itoe owe / saja poenja†dalem perkataan jang sopan.
Tjonto laen bisa kita orang seboetken koetika orang jang lebi toea
bilang: „Apa begini soeda betoel?†kita orang moesti djawab: „Owe
tjek, soeda betoel,†en orang perempoean ada moesti djawab: „Saja
tjek, soeda betoel†. En sebaliknja kaloe kita seboet: „Ija tjek,
soeda betoel†itoe ada artinja tidak sopan en bisa kita dipoekoel
sama kita orang poenja orang toea sebab itoe ada bikin maloe orang
toea jang tra bisa adjar adat sama anak.
Sekean doeloe tanggepan dari owe.
Kiongtjioe en hormat,
JT
----------------
--- In budaya_tionghuayahoogroups.com, „David Kwaâ€
<david_kwa2003...> wrote:
>
> Toewan-toewan, Njonja-njonja dan Nona-nona sakalian,
>
> Memang betoel itoe perkatahan „owe†ada satoe seboetan merendah
> jang tjoemah digoenaken boewat orang lelaki; orang prampoewan
slaloe
> pake „saja†. Sedari masi ketjil owe soeda dibiasaken oleh owe
> poenja kadoewa orang toewa boewat pake ini perkatahan tatkala
> bitjara pada marika dan sampe sekarang poen djoega owe masi biasa
> goenaken itoe perkatahan jang tjoema terpake di kalangan
> Pranakan―Totok tida―waktoe bitjara terhadep orang (Pranakan)
jang
> lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe
orang
> jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan. Orang
> prampoewan selaloe pake seboetan „saja†boewat seboet diri
> sendiri, tida perna „owe†. Djadi soenggoe tida masoek akal
kaloe
> satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen „owe†.
Owe
> djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem
Totok
> dan orang prampoewan „ikoet-ikoetan latah†pake „oweâ€
dengen
> logat bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe
> ada kliroe sakali!!!
>
> Sabenernja itoe seboetan „owe†ada terambil dari perkatahan
> Hokkian „owe 妱uot;?†jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi
> arti „the answer to a call; yes, sir!,†dari sitoe di lida
kaoem
> Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan
> boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di
Soematra
> djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika
jang
> baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe
> blon bisa pastiken.
>
> Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie,
> sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie
> enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di
> kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh.
>
> Kiongtjhioe,
> DK
>
> --- In budaya_tionghuayahoogroups.com, „Ophoeng†<ophoeng...:
>
> Hoedjin Tjamboek Berdoeri dan teman-teman semuah,
>
> Hai, apakabar? Sudah makan?
>
> Nimbrung sedikit ajah ya....
>
> Kalau ndak salah, sebutan nama diri 'owe' (=saya), kalau di
> Indonesia mesti dibedakan antara lelaki - owe, dan saya - untuk
> perempuan. Walau mungkin secara basa Hok-kien sama-sama pakai 'owe'
> (dari 'wa'?) tapi waktu kami kecil (di Cirebon) orangtua
> mengajarkan 'owe' sebagai sebutan merendah untuk lelaki, sedang
anak
> perempuan cukup 'saya'.
>
> Hoedjin - nyonya, mestinya berjender 'perempuan' toh?
>
> Begitu ajah sih ya, kira-kira.
>
> Salam,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang
>
>
> --- In budaya_tionghuayahoogroups.com, „hoedjin_tjamboek_berdoeriâ€
> <hoedjin_tjamboek_berdoeriwrote:
>
> ngomong soal Hokkian memang mengasiken, tjoema Hokian tida meloeloe
> dari medan, Owe poenja leloehoer dari Hokian jang lama berdiam di
> tangerang djoega owe soeka sama Hokian Djawa baek jang timoer
> maoepoen jang tengah, memang bahasa hokian poen lebih moedah
diserep
> sama laen bangsa dimana hitoengan oewang lebih asik pake bahasa
> hokian dari pada
> i.. el.. san... se... oe..... lebih oke It... Nji... sa... si..
go..
> lak...:D:D
>
>
> salam dari hoedjin
Rekan2 David, JT dll yth,
Menarik sekali soal kata owe ini, yang mungkin unik khas peranakan.
Terimakasih buat pencerahan rekan2 semua.
Nio Joe Lan sudah membahas soal kata 'owe' dalam Indonesia: Madjalah
kebudajaan No 1 (VI), Januari 1955, h. 20-22.
Kembali soal kata 'owe' utk mengiyakan seperti yang ditulis rekan JT,
ada anekdot menarik dari alm. Oey Hay Djoen yg baru saja wafat, yg
ditulis dalam obituari tulisan Hilmar Farid:
"Setahun kemudian keluarga Oey pindah ke Jakarta, karena Oey ditarik
ke sekretariat pusat LEKRA. Rumahnya di Jl Cidurian 19 di kawasan
Cikini, Jakarta Pusat, ditawarkannya menjadi sekretariat. Pasalnya,
kantor sebelumnya di Jl Dr Wahidin tidak memadai lagi. Tawaran itu
langsung disambut oleh organisasi dan seiring dengan kemajuan
organisasi pengunjung tetap dan tidak tetap semakin bertambah. DN
Aidit, Oloan Hutapea, Njoto, Djokosudjono kerap mampir di tempatnya,
untuk berdiskusi atau sekadar ngobrol dan minum bir....
Tabrakan budaya pun tidak jarang terjadi. Oey yang berasal dari
keluarga Tionghoa yang sangat menghargai orang lebih tua, kalau
mendengarkan orang bicara sering manggut-manggut sambil mengiyakan
dengan dialek Khek, "owe, owe" (saya, saya). Suatu hari Aidit
mendampratnya, "apa kamu owe, owe. Seperti feodal saja!"
Tapi disini Hilmar kayaknya kurang tepat, karena dikatakan "owe"
adalah dialek Khek, mestinya Hokkian.
Salam hangat,
didi
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
<david_kwa2003@...> wrote:
>
Rekan Didi yth,
Memang soal kata “owe†ini jarang dibahas atau bahkan kurang
diketahui asal-usulnya. Bahkan, sejauh yang saya ketahui, Nio Joe
Lan yang banyak membahas budaya peranakan pun tidak, hingga timbul
pandangan kata “owe†berasal dari dialek Kheh (?). Atau, ada juga
orang (Jakarta) yang mengaitkan kata “owe†dengan orang Tionghoa
Tangerang (Cina Benteng) semata-mata karena orang Cina Benteng mati-
matian mempertahankan penggunaan kata ini sebagai tanda hormat,
padahal kata ini dikenal luas tidak hanya di Tangerang, bukan?
Dan fenomena kata “owe†ini khas peranakan Indonesia, setidaknya
Jawa, dari Barat sampai ke Timur. Kaum peranakan Singapura-Malaysia
tidak mengenalnya; dalam bahasa Melayu Baba (Baba Malay) mereka
menggunakan kata “gua†yang, dalam bahasa Melayu Betawi maupun
Melayu Tionghoa, dianggap kasar.
Saya patut bersyukur karena saya termasuk kaum peranakan
yang “beruntung†karena masih dididik “in the true Baba
way†―kata orang “sana†―sebab saya amati banyak kaum peranakan
yang tidak lagi memahami akar budayanya: mengapa kami berbahasa
Melayu dan/atau bahasa daerah Indonesia, bukan bahasa Tionghoa,
mengapa kami suka gambang kromong-wayang cokek, mengapa perempuan
kami di masa lalu bersarung-kebaya Nyonya, mengunyah sirih dsb,
memiliki tradisi unik khas peranakan (misalnya, chniou-thau),
mengapa kami memiliki furniture, barang-barang perak, sulaman-manik-
manik dll. Di Singapura baru-baru lama ini dibuka Museum Peranakan
yang baru, yang sebagian koleksinya―terus-terang―berasal dari
Indonesia juga, yang mereka beli dari para pedagang kita dan dengan
bangganya mereka pamerkan di sana. Kita sendiri tidak
menghargainya...
Salam,
DK
Rekan2 David, JT dll yth,
Menarik sekali soal kata “owe†ini, yang mungkin unik khas
peranakan. Terima kasih buat pencerahan rekan2 semua.
atawa „Saja, ‘Ba/‘Ne!†(boewat orang prampoewan), oepamanja. Kita
tentoe tida bole menjaoet: „Apa, ‘Ba/‘Ne!†atawa „Hah?,†sebab
bisa dianggep koerang hormat sama orang jang toewahan.
Di laen pihak, kaloe orang lagi mara, itoe perkatahan „owe†jang
sopan mendadak-sontak bisa beroba djadi ... „goewa†! „Goewa†jang
di dalem bahasa aslinja dialect Hokkian selatan sama sakali tida
mengandoeng arti kasar, di dalem bahasa Melajoe dianggep kasar! Ini
perobahan dari „owe†ka „goewa†teroetama berlakoe terhadep orang
laen jang sapantaran, atawa antara enko-ade, jang perbedahan
oesianja tida terlaloe djaoe, tentoe sadja tida berlakoe terhadep
orang jang perna toewa, apalagi terhadep orang toewa sendiri! Bisa
koewalat orang toewa di „goewa-goewa†in!!!
Kiongtjhioe,
DK
Engko David Kwa en engko Ophoeng yang baek.
Owe maoe adjar kenal en maoe kasi tanggepan sama engko berdoea. Owe
ada setoedjoe sama engko2 poenja pendapet, iaitoe seboetan owe
tjoema dipake boeat orang lelaki tetapi tra dipake sama orang
perempoean. Orang perempoean ada seboet dirinja sendiri sebagi saja.
Owe djoega ada heiran sama itoe hoedjin jang seboet dirinja sendiri
dengen owe, jang njata ada boektiken kaloe itoe hoedjin ada satoe
lelaki toelen.
Kita orang waktoe ketjil ada diadjarken sama kita orang poenja orang
toea, kaloe kita orang lelaki berhadepan sama orang jang lebih toea
musti seboet diri kita dengan owe dan jang perempoean musti seboet
dirinja dengen saja. Tapi kaloe kita lelaki berhadepan sama kita
orang punja hopeng, kita ada boleh seboet diri kita dengan goea,
tapi itoe orang perempoean tidak lazim kaloe seboet dirinja dengan
Jang lebi toewaän atawa jang owe ada endahken, tiada perdoeli itoe
orang jang owe adjak bitjara masi tersangkoet familie of boekan.
Orang prampoewan selaloe pake seboetan „saja†boewat seboet diri
sendiri, tida perna „owe†. Djadi soenggoe tida masoek akal kaloe
satoe Hoedjin atawa Njonja seboet diri sendiri dengen „owe†. Owe
djadi teringet pada tajangan sketsa di televisie di mana kaoem Totok
dan orang prampoewan „ikoet-ikoetan latah†pake „owe†dengen logat
bitjara jang dipelo-peloken, hal mana tentoe sadja soenggoe ada
kliroe sakali!!!
Sabenernja itoe seboetan „owe†ada terambil dari perkatahan
Hokkian „owe å"¯â€ jang di dalem satoe kamoes Hokkian dikasi
arti „the answer to a call; yes, sir!,†dari sitoe di lida kaoem
Pranakan di Java lama-kelamahan soeda berobah djadi perkatahan
boewat seboet diri sendiri. Denger-denger kaoem Pranakan di Soematra
djoega pake ini seboetan, tjoema owe sendiri blon dapet koetika jang
baek boewat tjari taoe betoel tidanja itoe pendengeran, djadi owe
blon bisa pastiken.
Troes, itoengan tjara Hokkian satoe, doewa, tiga enz. ada it, djie,
sha, sie, gouw, lak, tjhit, peh, kauw, tjap, tjap it, tjap djie
enz., saperti jang kita bisa liat pada nama-nama boelan Imlek di
kalender, boekan it, Nji, sa enz. Nji ada bahasa Kheh.
Kiongtjhioe,
DK
Host a free online
conference on IM.
Mudah-mudahan Ophoeng dan David jiwie hengtee tidak disemprot balik sama kita punya loo thaythay.
Tempo hari waktu saya mengidentifikasi ini nyonya aseran punya kesalahan-kesalahan ejaan Ophuysen dan bahasa Melayu Rendahnya, abis saya dimak-maki, he he he…
Wasalam.
===========================================
Send up to 1GB of
files in an IM.
oh disitu....... kalau pulang Medan sering ke Medan Mall..........medan fair...Sun Plaza umur saya sih...53 thn...kamu umurnya berapa??...masih muda yaaaaaaa kalau ngak salah....dulu di sana ada pabrik baterei ABC yaaaaaaaa tapi sekarang di Medan banyak perubahanya kasih alamatnya...nanti pulang Medan boleh mampir ke Chen Kuang Eddy Lim |
--- Smart einstein <smarthw@gmail.com> schrieb am Fr, 22.8.2008: Von: Smart einstein <smarthw@gmail.com> |
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails.
http://mail.yahoo.com
Hahaha...... sianseng-sianseng disini banjak bener atoerannja jang ini
salah jang itoe salah, hm saja tida apa sianseng dan tatji2 disini
mesti toelis setjara tertib... tjoba artiken setjara bener ini kata
"ROMUSHA OF TJAPTOEN" rasanja satoe profesorpoen aken goleng2 kepala
liat itoe kata. ada jang bilang gado2 betawi dan tjap tjai ada makanan
jang paling enak! apa setiap gado mesti pake 4 atawa lima sajoeran apa
tjap tjai mesti pake daging jang ini atawa jang itoe....hm tapi
biarlah ik terima ik poenja salah, biar tatji dan sianseng disini jang
bener2 pahamin hal2 jang berbaoe tempo doeloe, lawong ik tjoema
kelahiran taoen 1974 hihihihihihi
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo"
<tantono@...> wrote:
>
> Jadi itu ada hoedjin nyang boekan hoedjin atawa hoedjinnya kurang
pahami itu
> adat tempoh dulu. Udahlah cara ngomong biasa saja, bagaimana enaknya,
> dibuat-buat malahan syuuusyaaaah dan kliatan salahnya. Salam, Tan
Loo Kay
>
Host a free online
conference on IM.
Hoedjin Tjamboek Berdoeri, Bung David Kwa, Bung JT, Bung Didi Kwartanada,
Bung Akhmad Bukhari Saleh, Bung Tantono Subagyo, dan teman-2 semuah,
Hai, apakabar? Sudah makan lontong capgo-meh?
Ada yang percaya lontong capgo-meh itu merupakan campuran budaya Tionghua
dengan Indonesia (Jawa-Sunda?), sebab dimakan secara spesifik untuk menyambut
ce-it capgo hari ke-15 perayaan sin-cnia. Tapi isinya sudah campur baur, ada lon-
tong, opor ayam (di jawa bisa pake ayam bekakak atau ayam masak ingkung atau
apa istilahnya, sorry, lupa), sambel goreng ati-ampela, sambel godhog, pete, bah-
kan kalau ala Tangerang, bisa dicampur sambel goreng terubuk tebu (khas Betawi-
Parung?) dan....... (jangan heiran ya) semur jengkol!
Walau menu ini namanya lontong capgo-meh, ada beberapa resto atau kedai ter-
tentu di mana-mana saja yang tetap menyediakan menu ini di hari-hari biasa, jeh!
Kalau mau tahu gambarnya, sila lihat di sini:
- http://ophoeng.multiply.com/photos/album/47/
Untuk terubuk tebunya juga sila dicari di waroeng ophoeng* tersebut, everybody
is welcome, tapi mungkin mesti daftar dulu ya. Sorry, kiranya ini tidak dianggap
sebagai iklan, terselubung ataupun tidak. Lha saya pan cuma nawarin kalau-2 ada
yang pengin lihat-lihat foto-nya ajah, jeh! :D)
(2) OWE
Terima kasih saya sampaikan kepada anda yang sudah merespon topik OWE yang
saya sampaikan. Sekarang kita sudah lebih jelas lagi, ternyata istilah 'owe' ini lu-
mayan 'universal' nasional di Indonesia, semulajadi saya kira hanya berlaku di ko-
ta kelahiran saya, Cirebon saja.
Benar bahwa kita pasti kena semprot kalau berani bilang 'iya' instead of 'owe' ke-
pada orang yang lebih senior dari kita (orangtua, famili senior, saudara kandung
senior), apalagi berani bilang 'gua', bisa dikeplak kepala kita, atau dirotan pantat
kita sampe bilur-bilur merah-biru gitu. Rasain lu, berani ngomong 'gua' ya!
Padahal mah, kalau kita pikir artinya pan ya sarua keneh, sami mawon, pada bae
aka same aje, sama sajah. Tapi, adat itu pan justru untuk menunjukkan respek,
hormat kita kepada cian-pwee.
Benar juga bahwa kepada orang yang kita segani, atau baru kita kenal, tidak pe-
duli usianya lebih muda (toh kita tidak tahu sebelumnya kalau beda usia tidak
banyak), biasanya kita juga ber'owe(h)'. Saya ingat ketika anak pertama saya la-
hir dan alm. ie-ie (bibi) saya menemani isteri saya menjaga anak saya, beliau se-
lalu membasakan anak saya dengan kata 'owe' ini. Maksudnya, membiasakan a-
nak saya untuk menyebut diri dengan 'owe'. Itu tahun 1984. Tapi, dasar dunia
sudah berubah, jangankan ber'owe', bantal ajah diduduki anak-anak saya, jeh!
Sayang sekali, adat tradisionil Tionghua seperti ini sudah tidak dijalankan lagi.
Mungkin itu sebabnya kini kita tidak lagi saling respek kepada senior kita? Bisa
jadi. Katanya, masyarakat itu pan ya asalnya dari unsur paling dasar: keluarga.
(3) UMUR = SNIO (SHIO)
Sebagai contoh lagi, kemarin saya baca ada di milis kita ini, seseorang dengan
entengnya menanyakan umur seseorang dan menebaknya dengan menyebut
satu angka secara spesifik. Jaman dulu (dulu tuh kapan, kayak sudah baheula
pisan, jaman purba gitu ya?), maksudnya jaman saya masih muda (sekarang
juga sebenernya sih masih mau dianggap muda, jeh) kayaknya ada aturan un-
tuk tidak menanyakan umur orang yang baru kita kenal. Pamali.
Biasanya kita masih boleh menanyakan snio (shio) orang tsb. Sebab dengan ta-
hu snio-nya, otomatis kita bisa menebak sendiri umur orang tsb. Tidak keliru.
Kalau sudah kelihatan lebih tua, tentunya kita tinggal tambah 12 atau 24 atau
36, perkalian dari angka 12, sesuai dengan capji-snio. Tapi, ya tentu saja anda
mesti ingat susunan urutan semua snio itu.
- Owe sne Louw, nama Fung-tjiong. Sne cianpwee siapa?
+ Owe sne Lim, nama Ban Piet.
- Owe snio chua (ular), cianpwee snio apa?
+ Owe snio liong (naga).
- Kalau begitu owe lebih muda dong, owe mesti manggil en(g)koh ya.
Aturan, adat, memang merepotkan dan terkesan bertele-tele sih, apalagi bagi
anak-anak muda jaman sekarang yang serba cepat, jaman IT yang cenderung
instant. Sudah capek dulu kalau mesti menghapal capji-snio, aturan manggil
dalam keluarga (toh keluarga sekarang makin kecil, anak cuma 1-2 orang ja).
Tapi, itulah yang membuat orang Tionghua besar, dengan budaya yang ber-
umur paling tua(?), sesuai dengan kalender-nya yang sudah bertarikh 2559.
Selisih dengan masehi selama 551 tahun. Cuma gope-gocap-it, kalau dikurs
ke rupiah atau nilai uang sih ndak seberapa, tapi kalau untuk tahun pan ya cu-
kup lamaaaa banget: 5,51 abad, jeh! Berapa generasi sudah lahir tuh ya?
(4) GADO-GADO & TJAPTJAI
Hoedjin datang bertandang, membawa gado-gado dan tjap-tjai. Benar bahwa
gado-gado dan tjap-tjai tidak usah turut pakem atawa standar, mau pake sa-
yur apa saja terserah. Tapi itu pan makanan. Kalau anda menyebut diri 'owe',
sudah barang tamtu kudu ikut aturan yang baku, adat tidak bisa disamakan
dengan gado-gado atau tjaptjai. Dua hal yang berbeda secara nature-nya.
Kalau anda bilang lahir 1974, artinya anda sudah benar menyebut diri dengan
sebutan lebih merendah dengan kata 'owe', kalau anda lelaki. Tapi sebutan an-
da di depan nama adalah 'hodejin', jadi anda cukup menyebut 'saya' saja-lah.
Ibarat kata, kami yang jalan di depan pan wajib memberitahu yang di belakang
ttg keadaan jalan di depan, kalau ada salah tentu diluruskan, supaya yang da-
tang belakangan (di belakang kami) tidak terantuk batu atau terjeblos lubang.
Sama sekali tentu tiada ada maksud kami yang sudah di depan bermaksud me-
ngecilkan anda. Jadi terimalah saja dengan lega hati dan berbesar hati.
Syukurlah, kekuatiran Bung Akhmad Bukhari Saleh tidak beralasan, Hoedjin
Tjamboek Berdoeri sudah datang bertandang, tanpa bawa-bawa ember ber-
isi air untuk menyemprot kita, malah kasih oleh-oleh berupa pertanyaan
soal sebagai PR kita: Romusha of Tjaptoen.
Sila toean-toean dan poean-poean semuah, mari kita kerjakan PR ini.
Salam makan enak & sehat selalu,
Ophoeng,
BSD City, Tangerang
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hoedjin_tjamboek_berdoeri"
<hoedjin_tjamboek_berdoeri@...> wrote:
Hahaha...... sianseng-sianseng disini banjak bener atoerannja jang ini
salah jang itoe salah, hm saja tida apa sianseng dan tatji2 disini
mesti toelis setjara tertib... tjoba artiken setjara bener ini kata
"ROMUSHA OF TJAPTOEN" rasanja satoe profesorpoen aken goleng2 kepala
liat itoe kata. ada jang bilang gado2 betawi dan tjap tjai ada makanan
jang paling enak! apa setiap gado mesti pake 4 atawa lima sajoeran apa
tjap tjai mesti pake daging jang ini atawa jang itoe....hm tapi
biarlah ik terima ik poenja salah, biar tatji dan sianseng disini jang
bener2 pahamin hal2 jang berbaoe tempo doeloe, lawong ik tjoema
kelahiran taoen 1974 hihihihihihi
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo"
<tantono@> wrote:
Jadi itu ada hoedjin nyang boekan hoedjin atawa hoedjinnya kurang
pahami itu adat tempoh dulu.
Udahlah cara ngomong biasa saja, bagaimana enaknya,
dibuat-buat malahan syuuusyaaaah dan kliatan salahnya.
Salam,
Tan Loo Kay
Share photos while
you IM friends.
and lose weight.
Astaga sianseng ophoeng jij ada djoega disini? gimana jij poenja
kabar? soal siapa hoedjin rasanja tida perloe di teloesoeri sama
dengen jij poenja Head Spot jang doeloe boerem kini loemajan boeroem
djoega hahahaaaaaaaaa. poen orang poen awalnja tida aken kenal toean
Kho seterkenal 'nko Put On hahaha..... toean Kho dan toean Auw doea
tokoh pentjipta Put On poen tjoekoep poeas denger komentar2 soal Put
On. bahken Toean Kwee baroe 50 taon boeka kedok siapa penoelis jang
pake nama pandengan Tjamboek Berdoeri
salam dari Hoedjin Tjamboek Berdoeri