Dh (Mohon bantuan para miliser B Tionghoa),
Keluarga saya memiliki makam leluhur yang saat ini sdh tidak nyaman
lagi digunakan sebagai pemakaman
Untuk itu kami berencana untuk mengangkat jenazah leluhur kami tsb
untuk kemudian di kremasi.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah:
Bagaimana aturan mengangkat kerangka tsb (sembahyang dll)?
Apakah boleh setelah diangkat kerangka tsb untuk sementara kita
letakkan dalam peti (di dekat pemakaman) selama 2-3 hr sebelum di
kremasi (karena masih menunggu salah satu kerabat yang datang dari
jauh - tgl masih menggali kubur ternyata ada jeda dg tgl kedatangan
kerabat kami)
Mohon jawaban dari para sespuh di milis ini
Terimakasih
Rgds
David OHK
-----Original Message-----
From: budaya_...@yahoogroups.com
[mailto:budaya_...@yahoogroups.com] On Behalf Of David Oei
Sent: Tuesday, October 21, 2008 4:55 PM
To: budaya_...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan
Dh (Mohon bantuan para miliser B Tionghoa),
Keluarga saya memiliki makam leluhur yang saat ini sdh tidak nyaman
lagi digunakan sebagai pemakaman
Untuk itu kami berencana untuk mengangkat jenazah leluhur kami tsb
untuk kemudian di kremasi.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah:
Bagaimana aturan mengangkat kerangka tsb (sembahyang dll)?
Apakah boleh setelah diangkat kerangka tsb untuk sementara kita
letakkan dalam peti (di dekat pemakaman) selama 2-3 hr sebelum di
kremasi (karena masih menunggu salah satu kerabat yang datang dari
jauh - tgl masih menggali kubur ternyata ada jeda dg tgl kedatangan
kerabat kami)
Mohon jawaban dari para sespuh di milis ini
Terimakasih
Rgds
David OHK
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.2/1735 - Release Date: 10/20/2008
2:52 PM
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.2/1735 - Release Date: 10/20/2008
2:52 PM
------------------------------------
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:budaya_tion...@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghu...@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tiongh...@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tata cara nya mau pake agama Apa ?, Setau saya sebelum pengengkatan
kremasi jenasah yang pernah dimakamkan mau di perabukan biasanya harus
dari seizin dari seluruh anggota keluarga, lalu bertanya melalui Sim
poe kepada almarhum mau ngak diperabukan, waktu pengangkatan ada
pemimpin upacaranya, dari agama tertentu, setelah diperabukan biasanya
di buang ke laut dimaksud agar leluhur kita yang meninggal sudah lama
agar bisa melalui perjalanan rekarnasi dulu, itu setau saya
Terima kasih
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibc" <ibcindon@...> wrote:
Share photos while
you IM friends.
Selain yg di terangin sama pak Cipto, kalo menurut saya coba tanya Lau Ya dulu . Itu masukan dari saya aja Thx --- On Wed, 10/22/08, David Oei <david.oeihongkien@gmail.com> wrote: |
From: David Oei <david.oeihongkien@gmail.com> |
|
|
|
|
|
melakukan pengecekan hari yg tepat berdasarkan tgl kelahiran almarhum
dicompare tgl kematian kemudian tgl yg mau melakukan kremasi.
biasanya mengangkat kerangka itu sebelumnya menyiapkan guci, terus
saat diangkat itu tulang belulangnya dibersihkan dgn alkohol/arak.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
<david.oeihongkien@...> wrote:
>
> Dh (Mohon bantuan para miliser B Tionghoa),
> Keluarga saya memiliki makam leluhur yang saat ini sdh tidak nyaman
> lagi digunakan sebagai pemakaman
> Untuk itu kami berencana untuk mengangkat jenazah leluhur kami tsb
> untuk kemudian di kremasi.
> Yang menjadi pertanyaan saya adalah:
> Bagaimana aturan mengangkat kerangka tsb (sembahyang dll)?
> Apakah boleh setelah diangkat kerangka tsb untuk sementara kita
> letakkan dalam peti (di dekat pemakaman) selama 2-3 hr sebelum di
> kremasi (karena masih menunggu salah satu kerabat yang datang dari
> jauh - tgl masih menggali kubur ternyata ada jeda dg tgl kedatangan
> kerabat kami)
>
> Mohon jawaban dari para sespuh di milis ini
> Terimakasih
>
> Rgds
> David OHK
>
Setau saya, bukan cuma di itung hari yang tepat dari yang almarhum, tapi
juga dari garis keturunan langsung yang masih hidup....
Saya ada kenalan yang kenal dengan yang ngurusin begituan, dia mantan
penghuni Gunung Gadung :-) dia juga ikut millis ini koq, tapi pasif bener,
dan dia terlalu malu buat nulis / ngetik di millis. Nanti saya tanyain
dia....
> ------------------------------------
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
hehehehehe memangnya yg kremasi itu keturunan langsung ? gak selalu
lar, kayak di taiwan banyak kuburan yg gak keurus jg dikremasi getu lho.
mantan penghuni gunung gadung ? huehehhehehe marganya Huang or Gu neh ?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liquidha@...>
wrote:
>
> Setau saya, bukan cuma di itung hari yang tepat dari yang
almarhum, tapi
> juga dari garis keturunan langsung yang masih hidup....
>
> Saya ada kenalan yang kenal dengan yang ngurusin begituan, dia
mantan
> penghuni Gunung Gadung :-) dia juga ikut millis ini koq, tapi pasif
bener,
> dan dia terlalu malu buat nulis / ngetik di millis. Nanti saya tanyain
> dia....
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "ardian_c" <ardian_c@...>
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:13
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah
dimakamkan
>
>
> > melakukan pengecekan hari yg tepat berdasarkan tgl kelahiran almarhum
> > dicompare tgl kematian kemudian tgl yg mau melakukan kremasi.
> >
> > biasanya mengangkat kerangka itu sebelumnya menyiapkan guci, terus
> > saat diangkat itu tulang belulangnya dibersihkan dgn alkohol/arak.
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
Keturunan langsung itu maksudnya anak - cucu - buyut - cicit dst....
Kalo kena gusur, atau keturunannya langsung tak berdaya, hal itu cuma
cukup sembahyang bahwa bukan kehendak mereka, tapi kalo di sengaja oleh
keturunannya sendiri, harus cari hari lah....
Wah ga tau tuh marganya apa, nanti ngai tanyain dulu yah, maksudnya
penghuni gunung gadung itu bukan berarti dia lahir atau besar disana, dia
sih orang Jakarta, tapi karena tuntutan pekerjaan dia dulu jadi suka
ngurusin pemakaman orang....
aduh koko, ngai bilang di TAIWAN itu ada yg begitu.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liquidha@...>
wrote:
>
> Keturunan langsung itu maksudnya anak - cucu - buyut - cicit dst....
>
> Kalo kena gusur, atau keturunannya langsung tak berdaya, hal itu
cuma
> cukup sembahyang bahwa bukan kehendak mereka, tapi kalo di sengaja oleh
> keturunannya sendiri, harus cari hari lah....
>
> Wah ga tau tuh marganya apa, nanti ngai tanyain dulu yah, maksudnya
> penghuni gunung gadung itu bukan berarti dia lahir atau besar
disana, dia
> sih orang Jakarta, tapi karena tuntutan pekerjaan dia dulu jadi suka
> ngurusin pemakaman orang....
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "ardian_c" <ardian_c@...>
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:53
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah
dimakamkan
>
>
> > hehehehehe memangnya yg kremasi itu keturunan langsung ? gak selalu
> > lar, kayak di taiwan banyak kuburan yg gak keurus jg dikremasi
getu lho.
> >
> > mantan penghuni gunung gadung ? huehehhehehe marganya Huang or Gu
neh ?
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liquidha@>
Koh David, mendingan minta bantu sama yang di kelenteng, yang khusus
urusin begitu.
Kemaren dulu keluarga gue juga melakukan hal serupa. Yang utama dan
nomer satu memang "cari hari baik" kalau di gue sih sampe cari
lootang segala, nanya yang di kubur mau nggak di "pindah rumah".
Soalnya kalau ternyata yang bersangkutan nggak mau, bisa runyam
urusan, begitu katanya.
Waktu angkat tulang belulang, cuman satu keturunannya yang boleh
lihat. Yang angkatnya juga bukan keturunannya sendiri, melainkan
si "orang pinter". Angkatnya mulai dari tulang kaki, kalau cowok sama
cewek di bedakan dulu angkat tulang yang kiri atau yang kanan begitu.
Paling akhir tulang kepala.
Iya tuh tulangnya dibersihin cuci cuci pake arak dulu, baru dimasukin
ke dalem guci, tyus gucinya di segel pake kertas merah dan hu.
Setelah masuk guci sih boleh boleh aja menunggu hari baik lagi untuk
kremasi nya. Tapi gucinya nggak dibawa pulang tuh, dititip di tempat
kremasi waktu itu sih.
Kalau gue sih kaga pake peti. Emang kremasinya mau pakai upacara apa
tah kok pakai peti? Di gue sih pake guci noh.
Terimakasih, sekali saya banyak mendapat informasi dari rekan-rekan
semua, untuk persiapan pengangkatan kerangka jenazah leluhur saya.
Informasi yang belum jelas adalah kerangka siapa yang diangkat dulu
enkong atau emak, jika ada yang bisa memberikan informasi, saya akan
sangat berterimakasih
Rgds
David OHK
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardian_c@...>
wrote:
>
> aduh koko, ngai bilang di TAIWAN itu ada yg begitu.
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liquidha@>
Ooh mau sekaligus satu tahun ya?
Kalau enggak salah mah pantang deh satu tahun angkat dua jenazah.
Tapi itu harus tanya lagi sama sepuh yang ngarti.
Hal nya siapa duluan, hitung hari baik aja, nanti khan ketahuan yang
mana tanggal hari baiknya, disesuaikan dengan tanggal kematian dan
tanggal kehidupan, siapa yang hari baiknya duluan.
Atau...lootang aje, lootang, tanya siapa mau duluan, heheheh
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
<david.oeihongkien@...> wrote:
>
> Terimakasih, sekali saya banyak mendapat informasi dari rekan-rekan
> semua, untuk persiapan pengangkatan kerangka jenazah leluhur saya.
> Informasi yang belum jelas adalah kerangka siapa yang diangkat dulu
> enkong atau emak, jika ada yang bisa memberikan informasi, saya
akan
> sangat berterimakasih
>
> Rgds
> David OHK
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c" <ardian_c@>
ul, jaman sekarang ul mana mungkin disamakan dengan jaman dulu,
sekarang u kalo mau angkat satu jenasah tahun ini kemudian thn depan
baru satu jenasah kan berat biayanya, kenapa ngak boleh sekalian aja,
biar hemat biaya, ngak keluar biaya banyak banyak, kalo jaman dulu
mungkin bisa ul, kalo sekarang faktor kondisinya uang dan biaya
mengalinya dan kremasinya ul, bisa bermasalah sama uangnya,
dan juga biar kgk repot, kalo misal sepasang suami istri yang sudah
meninggal dan dikubur, tyus kemudian mau ditaburkan di laut dengan
alasan sudah ngak ada lagi pihak keluarga yang bisa urus, Why not
Gituu lokh, Setahu g bisa dikremasikan jika lau sudah ngak ada lagi
keturunan dari si Almarhum misal keluarga laki lakinya sudah ngak ada
yang bertanggung jawab atas kuburannya almarhum, Cucu dalam Memang
berhak mengurus tapi kalo cucu dalam merasa keberatan mengurusnya bisa
meminta kakek sama neneknya mau ngak di kremasikan, sambil didoakan
supaya bisa rekarnasi dengan cepat.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@...>
wrote:
>
>
> Ooh mau sekaligus satu tahun ya?
> Kalau enggak salah mah pantang deh satu tahun angkat dua jenazah.
> Tapi itu harus tanya lagi sama sepuh yang ngarti.
>
> Hal nya siapa duluan, hitung hari baik aja, nanti khan ketahuan yang
> mana tanggal hari baiknya, disesuaikan dengan tanggal kematian dan
> tanggal kehidupan, siapa yang hari baiknya duluan.
>
> Atau...lootang aje, lootang, tanya siapa mau duluan, heheheh
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
Itukan tinggal tulang doangggg.
Gak perlu tata cara lah,yg penting kan tujuannya baik.
Makanya sekarang lebih baik dikremasi daripada dikubur. Tanah kan
mahal. Mana mau pergi cengbeng lagi
kan kalo dikremasi,cukup cengbeng di rumah ja.
kayaknya tradisi tuh perlu penyesuaian. Makin banyak orang yg
ditanya,ntar malah makin pusing.
beda orang beda pendapat.
Gali tuh kuburan,buang tulangnya. selesai.
Yang penting niat baiknya ada. Dan doanya yg penting.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Purnama Sucipto Gunawan"
<east_road@...> wrote:
>
> ul, jaman sekarang ul mana mungkin disamakan dengan jaman dulu,
> sekarang u kalo mau angkat satu jenasah tahun ini kemudian thn
depan
> baru satu jenasah kan berat biayanya, kenapa ngak boleh sekalian
aja,
> biar hemat biaya, ngak keluar biaya banyak banyak, kalo jaman dulu
> mungkin bisa ul, kalo sekarang faktor kondisinya uang dan biaya
> mengalinya dan kremasinya ul, bisa bermasalah sama uangnya,
>
> dan juga biar kgk repot, kalo misal sepasang suami istri yang sudah
> meninggal dan dikubur, tyus kemudian mau ditaburkan di laut dengan
> alasan sudah ngak ada lagi pihak keluarga yang bisa urus, Why not
> Gituu lokh, Setahu g bisa dikremasikan jika lau sudah ngak ada lagi
> keturunan dari si Almarhum misal keluarga laki lakinya sudah ngak
ada
> yang bertanggung jawab atas kuburannya almarhum, Cucu dalam Memang
> berhak mengurus tapi kalo cucu dalam merasa keberatan mengurusnya
bisa
> meminta kakek sama neneknya mau ngak di kremasikan, sambil didoakan
> supaya bisa rekarnasi dengan cepat.
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@>
Itukan tinggal tulang doangggg.
Gak perlu tata cara lah,yg penting kan tujuannya baik.
Makanya sekarang lebih baik dikremasi daripada dikubur. Tanah kan
mahal. Mana mau pergi cengbeng lagi
kan kalo dikremasi,cukup cengbeng di rumah ja.
kayaknya tradisi tuh perlu penyesuaian. Makin banyak orang yg
ditanya,ntar malah makin pusing.
beda orang beda pendapat.
Gali tuh kuburan,buang tulangnya. selesai.
Yang penting niat baiknya ada. Dan doanya yg penting.
--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Purnama Sucipto Gunawan"
<east_road@. ..> wrote:
>
> ul, jaman sekarang ul mana mungkin disamakan dengan jaman dulu,
> sekarang u kalo mau angkat satu jenasah tahun ini kemudian thn
depan
> baru satu jenasah kan berat biayanya, kenapa ngak boleh sekalian
aja,
> biar hemat biaya, ngak keluar biaya banyak banyak, kalo jaman dulu
> mungkin bisa ul, kalo sekarang faktor kondisinya uang dan biaya
> mengalinya dan kremasinya ul, bisa bermasalah sama uangnya,
>
> dan juga biar kgk repot, kalo misal sepasang suami istri yang sudah
> meninggal dan dikubur, tyus kemudian mau ditaburkan di laut dengan
> alasan sudah ngak ada lagi pihak keluarga yang bisa urus, Why not
> Gituu lokh, Setahu g bisa dikremasikan jika lau sudah ngak ada lagi
> keturunan dari si Almarhum misal keluarga laki lakinya sudah ngak
ada
> yang bertanggung jawab atas kuburannya almarhum, Cucu dalam Memang
> berhak mengurus tapi kalo cucu dalam merasa keberatan mengurusnya
bisa
> meminta kakek sama neneknya mau ngak di kremasikan, sambil didoakan
> supaya bisa rekarnasi dengan cepat.
>
>
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ulysee_me2" <ulysee_me2@ >
> wrote:
> >
> >
> > Ooh mau sekaligus satu tahun ya?
> > Kalau enggak salah mah pantang deh satu tahun angkat dua
jenazah.
> > Tapi itu harus tanya lagi sama sepuh yang ngarti.
> >
> > Hal nya siapa duluan, hitung hari baik aja, nanti khan ketahuan
yang
> > mana tanggal hari baiknya, disesuaikan dengan tanggal kematian
dan
> > tanggal kehidupan, siapa yang hari baiknya duluan.
> >
> > Atau...lootang aje, lootang, tanya siapa mau duluan, heheheh
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@
yahoogroups. com, "David Oei"
> > <david.oeihongkien@ > wrote:
> > >
> > > Terimakasih, sekali saya banyak mendapat informasi dari rekan-
rekan
> > > semua, untuk persiapan pengangkatan kerangka jenazah leluhur
saya.
> > > Informasi yang belum jelas adalah kerangka siapa yang diangkat
dulu
> > > enkong atau emak, jika ada yang bisa memberikan informasi,
saya
> > akan
> > > sangat berterimakasih
> > >
> > > Rgds
> > > David OHK
> > >
> > >
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ardian_c" <ardian_c@>
> > > wrote:
> > > >
> > > > aduh koko, ngai bilang di TAIWAN itu ada yg
begitu.
> > > >
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Liquid Yahoo"
> > > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Liquid Yahoo"
> > > > > >> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "David Oei"
> > > > > >> > .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :.
> > > > >
>> >
> > > > > >> > .: Pertanyaan? Ajukan di
> > > > > > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.
> > > > > >> >
> > > > > >> > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
> > > > http://iccsg. wordpress. com :.
> > > > > >> >
> > > > > >> > Yahoo! Groups Links
> > > > > >> >
> > > > > >> >
> > > > > >> >
> > > > > >> >
> > > > > >>
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > ------------ --------- --------- ------
> > > > > >
> > > > > > .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> > > > > >
> > > > > > .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :.
> > > > > >
> > > > > > .: Pertanyaan? Ajukan di
> > > > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.
> > > > > >
> > > > > > .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua
> > > http://iccsg. wordpress. com :.
> > > > > >
> > > > > > Yahoo! Groups Links
> > > > > >
> > > > >
>
> > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>
Host a free online
conference on IM.
Chat in real-time
with your friends.
Share photos while
you IM friends.
Internal Virus Database is out of date.
Checked by AVG - http://www.avg.com
Version: 8.0.173 / Virus Database: 270.8.1/1734 - Release Date: 2008/10/20 $W$H 07:25
beli kembang 7 rupa, beberapa kantong besar ,untuk ditaburkan bersamaan dengan pelepasan ABU JENAZAH di laut. selesai. --- Pada Rab, 29/10/08, David Oei <david.oeihongkien@gmail.com> menulis: |
Dari: David Oei <david.oeihongkien@gmail.com> |
|
|
|
your questions about
running Y! Groups.
Huehuehue, akhirnya nongol juga tuh bekas penunggu gunung gadung....
----- Original Message -----
From: Anton Erwin
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, 29 October, 2008 11:20
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan
beli kembang 7 rupa, beberapa kantong besar ,untuk ditaburkan bersamaan dengan pelepasan ABU JENAZAH di laut. selesai.
--- Pada Rab, 29/10/08, David Oei <david.oeihongkien@gmail.com> menulis:
Kalau boleh saya ada sedikit usul :
Apa yang akan dilakukan ...diawali dengan sembahyang kepada Tian / Tuhan , betul...
Setelah itu ... sebelum sembahyang kepada leluhur , terlebih dahulu dilakukan sembahyang kepada Malaikat Bumi / Hok tek Cing Sin / Fu De Cheng Shen
karena selama ini khan dikembalikan kepada bumi ...
nah setelah dikremasi ..pada saat menjelang abu ditabur ..kembali dilakukan... sembahyang kepada malaikat bumi .
Kami sertakan ayat ayat
Seorang anak berbakti dalam mengabdi orangtua , demikian :
- Di dalam rumah ada rasa hormat
- Dalam merawat sungguh sungguh berusaha dapat
membahagiakan
- Pada saat orangtua menderita sakit ada keprihatinan
- Pada saat orangtua meninggal ada benar-benar rasa duka
- Dalam menyembahyanginya benar-benar ada rasa sujud
( Kitab Bakti X )
QI
semangat berkesadaran itulah mekar berkembang penuhnya SHEN (Rokh ) PO badan jasad itulah mekar
berkembangnya GUI nyawa .
Berpadu harmonisnya GUI dan SHEN , itulah puncak tujuan Agama
Semua yang dilahirkan pasti akan mengalami kematian dan yang mati
itu akan berpulang kepada tanah ; demikianlah yang dinamai berkait dengan GUI ( nyawa
)
Tulang
dan daging akan lebur di bawah yang bersifat YIN (negatif ) akan menjadi tanah
tetapi QI semangat berkesadaran itu mengambang naik ke atas menjadi
pancaran yang cemerlang dan diantar bau dupa yang semerbak dan
menimbulkan rasa harum .
Inilah yang menjadi sari beratus makhluk dan benda dan juga menunjukkan perwujudan dari pada Shen
( Rokh )
( Kitab Kesusilaan : JI YI XXI . II . 1 )
Janganlah Lupa memperingati
sekalipun telah jauh
Dengan demikian akan tebal Kebajikan ( LUN YU II
; 9 )
Semoga bermanfaat
Sadis banget Julukannya
Masak Orang yang bantu dibilang penghuni dari gunung gadung udah kayak
Hantu atau apa kaleee, mendingan bilangnya pakarnya Hal mslh kematian
gicuuuuu......, daripada dibilang penghuni
wkkkkk wkkkkkkk wkkk.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Liquid Yahoo" <liquidha@...>
wrote:
>
> Huehuehue, akhirnya nongol juga tuh bekas penunggu gunung gadung....
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Anton Erwin
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, 29 October, 2008 11:20
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg
pernah dimakamkan
>
>
> beli kembang 7 rupa, beberapa kantong besar ,untuk
ditaburkan bersamaan dengan pelepasan ABU JENAZAH di laut. selesai.
> --- Pada Rab, 29/10/08, David Oei <david.oeihongkien@...>
menulis:
>
Halo salam kenal,
Saya rasa yang dimaksud postingan ini adalah Jenasah yang sudah di
kubur, lalu karena tidak ada yang merawat, dan tidak bisa dibuat
kuburannya, kalo ada kuburannya kan artinya kita harus bisa
mengurusnya, jikalau ngak ada harus bagaimana, Maka itu kita beri
solusi gimana cara tatacara adat istiadat tionghoa dalam pengangkatan
kremasi jenasah yang kuburannnya sudah tidak terawat, atau tidak ada
yang mengurusi lagi. Saya rasa membuang semua abu jenasah yang pernah
dimakamkan dibuang kelaut adalah jalan baik juga.
Daripada tidak ada yang mengurus lebih baik dia cepat -cepat
berenkarnasi, bukan artinya kita ngak berbakti, atau kita ngak punya
sifat baik, adakalanya sesuatu kita perlu meniliai perlu ngak tindakan
seperti itu. Kalo perlu dilakukan dijalankan, kalo bisa dipertahankan
lebih baik, kalo ngak isa yah itu jalan satu - satunya, jadi
tergantung situasi si melakukannya, demi kebaikan leluhurnya bagaimana
itu saja.
Saya rasa Belum pernah tau untuk sembayang ke Thian untuk mengangkat
jenasah mungkin dari Agama KHC, Setau saya sih sembayang kepada Dewa
Bumi saja cukup, sama minta izin sama leluhur kita yang telah
meninggal dan juga pemuka agam untuk mendoakan leluhur kita, sisanya
kita buang ke laut, itu saja yang saya tau.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lucia Herawati
__________________________________________________________
> Dapatkan alamat Email baru Anda!
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>
Share photos while
you IM friends.
Dear Bpk.David dan rekan milis BT,
Barangkali Bapak bisa membagikan rencana bagaimana cara kremasi yang
akan dilakukan, setelah menerima banyak masukkan dari rekan-rekan BT.
Mamah saya yang melihat anak-anaknya "put hao" berpesan kalau beliau
meninggal agar dikremasi, juga jenazah papah, engkong dan emak
almarhum.
Masalahnya buat saya adalah dari empat beliau ini hanya engkong saya
yang Konghucu sementara yang lainnya Kristen demikian juga semua
keturunannya.
Terima kasih banyak untuk yang mau berbagi pengalaman dan memberi
masukan.
Salam,
Dedy
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
> Pada tanggal 30/10/08, Purnama Sucipto Gunawan <east_road@...>
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%
40yahoogroups.com>,
> > lucia Herawati
Chat in real-time
with your friends.
Kalau boleh usul sebelum dibongkar batu nisannya difoto dan dikirimkan
per japri kepada sdr Steve Haryono untuk dilestarikan. Karena biasanya
batunisan memuat data data penting yang meninggal. Siapa tahu suatu
saat nanti diperlukan lagi untuk penyusunan silsilah.
Beberapa hari belakangan saya mulai semangat lagi menelusuri silsilah
keluarga dan gembiranya salah satu sepupu menemukan tahun lahir
leluhur tahun 1888. Lumayan silsilah saya sudah dapat 6 generasi.
Salam,
Anton W
Koh David, kalau tidak keberatan nanti kalau acaranya sudah selesai,
dituliskan sedetailnya ke milis ini ya, khan lumayan kita kita dapet
masukan baru soal tradisi yang dilakukan. Siapa tahu besok-besok
butuh gitchu lhoohhh. Thanks sebelumnya.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
<david.oeihongkien@...> wrote:
>
> Pada tanggal 30/10/08, Purnama Sucipto Gunawan <east_road@...>
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%
40yahoogroups.com>,
> > lucia Herawati
Check out featured
healthy living groups.
Anton heng,
Kalau berkenan bisa dibagi pengalaman pelacakan data leluhur ?.
Misalnya catatan atau sumber2 yang di gunakan, seperti batu nisan atau
papan nama, atau mungkin arsip yang dapat diakses.
Salam
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Anton Widjaja" <pempekd9@...>
wrote:
>
> Kalau boleh usul sebelum dibongkar batu nisannya difoto dan dikirimkan
> per japri kepada sdr Steve Haryono untuk dilestarikan. Karena biasanya
> batunisan memuat data data penting yang meninggal. Siapa tahu suatu
> saat nanti diperlukan lagi untuk penyusunan silsilah.
>
> Beberapa hari belakangan saya mulai semangat lagi menelusuri silsilah
> keluarga dan gembiranya salah satu sepupu menemukan tahun lahir
> leluhur tahun 1888. Lumayan silsilah saya sudah dapat 6 generasi.
>
> Salam,
> Anton W
>
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@...>
wrote:
>
> Anton heng,
>
> Kalau berkenan bisa dibagi pengalaman pelacakan data leluhur ?.
> Misalnya catatan atau sumber2 yang di gunakan, seperti batu nisan
atau
> papan nama, atau mungkin arsip yang dapat diakses.
>
> Salam
Sampai tahun lalu yang saya lakukan adalah melakukan studi arsip
sendirian dari seluruh dokumen yang terdapat di rumah kami/orang tua.
Selain itu juga mewawancarai beberapa orang yang mudah ditemui.Sangat
disayangkan satu satunya bok cu/papannama dari garis keturunan ayah
saya sudah tidak ada lagi karena tidak ada yang mengurus dan
ditanyakan ke pemuka agama (Buddha ?) disarankan untuk dibakar. Waktu
itu saya masih remaja jadi tidak ada hak bicara.
Dalam beberapa hari ini ternyata ada sepupu dari pihak ibu yang juga
mulai melakukan penelusuran silsilah. Dia sebenarnya terseret melacak
silsilah oleh tantenya yang menjadi anak angkat orang Belanda karena
kemiskinan orangtuanya. Anak angkat orang Belada inilah yang yang
memulai pelacakkan silsilah keluarganya.
Jadi saat ini silsilah yang ada merupakan silsilah dari banyak sekali
keluarga yang saling kait mengkait.
Nah karena dirumah sepupu saya ada beberapa dokumen yang saya tidak
milik dan saya minta dia melakukan studi atas dokumen tersebut. Akta
lahir seseorang biasanya memuat juga nama orang tuanya, setidaknya
ibunya. Setelah diakukan studi dokumen disana ketemulah salah satu
yang lahir tahun 1888 walaupun dia bukan yang tertua dalam silsilah
kami. Namun yang lainnya belum diketahui tahu lahirnya.
Berikutnya kami akan lakukan studi atas bok cu. Sayangnya beberapa bok
cu tersebut bukannya milik keluarga kami tetapi titipan dari orang
lain yang tidak mampu memeliharanya. Jadi kami harus lebih hati hati
menyimpulkan hubungan bok cu tersebut dengan keluarga kami.
Yang sudah terdaftar dalam silsilah kami adalah seluruh keturunan
kakek dari pihak ayah (juga ayah kakek saya berikut satu anak
angkatnya), seluruh keturunan kakek dari pihak ibu (berikut ayah dan
ibu dari kakek dan nenek serta keturunan langsung), beberapa keluarga
mantu kakek saya dari pihak ayah maupun ibu. Dari silsisah saya sudah
ada 6 generasi dan 97 nama, keluarga istri ada 33 nama sementara dari
keluarga istri paman dari pihak ibu ada 241 nama. Satu kemajuan yang
luar biasa karena penelusuran yang saya mulai belasan tahun lalu
sempat macet dan dalam beberapa hari ini tiba tiba berkembang dengan
cepat.
Satuhal yang disayangkan adalah ketakutan kekuarga paman/sepupu untuk
membongkar bok cu/papan nama untk memperoleh data yang lebih banyak.
Padahal bok cu itu selain disisi luar juga ada tulisan di sisi dalam
dan ada pula selembar kertas. Tentu tulisan ang di dalam lebih awet
dan juga kertasnya lambat alun akan hancur dimakan usia.
Yang cukup mengagetkan bagi saya dari hasil wawancara ternyata salah
satu nenek moyang saya ada kaitannya dengan satu Raden di Cirebon,
padahal dahulu kami yakin kalau sudah beberapa generasi di Sumatra
Selatan.
Mungkin nanti kami akan lakukan studi makam dan studi di arsip catatan
sipil. Sayangnya arsip kapiten Palembang saat ini sudah tidak ada.
Salam,
Anton W
Chat over IM with
group members.
hmmmm kok gak ada yg nulis detail ya ? coba ada yg mo nambahin ?
ngkale si liquid neh yg malang melintang didunia perdukunan bisa nambahin.
cara2nya kurang lebih gini,
1.cari hari yg baik, kalu gak ketemu ambil hari dongzhi/sembayang
tangceh, hari ini adalah hari tiada pantangan buat yg mau ngubur
ke2kalinya or jg mau kremasi kedua kalinya.
2.saat menggali kuburan dan membongkar peti, taruh kain merah utk
menata tulang belulang, mulai dari kaki kiri terus diambil dan
dibersihkan dgn alkohol or arak putih. Dari situ ditaruh ke guci /jin
guan dan kalu taruh diguci itu diset posisi duduk, jadi ditaruh
pertama itu kakinya dahulu, paha dstnya sampai terakhir itu kepala.
3.mbok saat mengambil tulang, kita harus memperlakukan tulang belulang
itu dgn rasa hormat, sambil pasang hio terus menerus.
4.dikremasi or ditaruh dirumah abu jg boleh, biasanya kelenteng dan
vihara menerima penitipan abu.
5.saat pembersihan tulang dsbnya itu dari jam 9-1 siang itu waktu yg pas.
Sebelum melakukannya coba sweepwee doeloe or hmmmmmmmm kalu tanya loya
swt dah, minimal mesti bisa jalan2 ke yinjian tuh loya.
kalu gak mah sama aje puyeng ntar, jadi amannya coba aja sweepwee,
syarat swweepwee gampang kok, hati tenang, dan afdolnya puasa cia cay
doeloe dah.
mo ditambahin doa2 macem2 jg boleh kok, wong kematian itu NILAINYA
TINGGI dalam budaya tenglang. Maksud aye upacara dan penyelesaian kpd
yg meninggal itu mendapat tempat yg tinggi dan hrs diperlakukan dgn
baik sebaik2nya.
3 hal yg penting itu lahir, menikah dan meninggal.
Makanya di 3 peristiwa penting itu macam2 pernik2nya yg banyak nilai2
luhur. nti kapan2 gw tulisin dah or ada yg mo mulai dulu nulis 3
peristiwa penting itu ?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Purnama Sucipto Gunawan"
<east_road@...> wrote:
>
> Halo salam kenal,
>
> Saya rasa yang dimaksud postingan ini adalah Jenasah yang sudah di
> kubur, lalu karena tidak ada yang merawat, dan tidak bisa dibuat
> kuburannya, kalo ada kuburannya kan artinya kita harus bisa
> mengurusnya, jikalau ngak ada harus bagaimana, Maka itu kita beri
> solusi gimana cara tatacara adat istiadat tionghoa dalam pengangkatan
> kremasi jenasah yang kuburannnya sudah tidak terawat, atau tidak ada
> yang mengurusi lagi. Saya rasa membuang semua abu jenasah yang pernah
> dimakamkan dibuang kelaut adalah jalan baik juga.
>
> Daripada tidak ada yang mengurus lebih baik dia cepat -cepat
> berenkarnasi, bukan artinya kita ngak berbakti, atau kita ngak punya
> sifat baik, adakalanya sesuatu kita perlu meniliai perlu ngak tindakan
> seperti itu. Kalo perlu dilakukan dijalankan, kalo bisa dipertahankan
> lebih baik, kalo ngak isa yah itu jalan satu - satunya, jadi
> tergantung situasi si melakukannya, demi kebaikan leluhurnya bagaimana
> itu saja.
>
> Saya rasa Belum pernah tau untuk sembayang ke Thian untuk mengangkat
> jenasah mungkin dari Agama KHC, Setau saya sih sembayang kepada Dewa
> Bumi saja cukup, sama minta izin sama leluhur kita yang telah
> meninggal dan juga pemuka agam untuk mendoakan leluhur kita, sisanya
> kita buang ke laut, itu saja yang saya tau.
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, lucia Herawati
Chat over IM with
group members.
tenang aja, tradisi angkat jenazah kedua kalinya memang ada di budaya
tionghoa, kalu yg pertama itu jenazah ditaroh diposisi tidur, utk
penguburan yg kedua kalinya itu posisi duduk, rata2 setelah 3 taon
baru boleh dikubur ulang or dikremasi.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Oei"
<david.oeihongkien@...> wrote:
>
> Pada tanggal 30/10/08, Purnama Sucipto Gunawan <east_road@...>
> menulis:
> >
> > Halo salam kenal,
> >
> > Saya rasa yang dimaksud postingan ini adalah Jenasah yang sudah di
> > kubur, lalu karena tidak ada yang merawat, dan tidak bisa dibuat
> > kuburannya, kalo ada kuburannya kan artinya kita harus bisa
> > mengurusnya, jikalau ngak ada harus bagaimana, Maka itu kita beri
> > solusi gimana cara tatacara adat istiadat tionghoa dalam pengangkatan
> > kremasi jenasah yang kuburannnya sudah tidak terawat, atau tidak ada
> > yang mengurusi lagi. Saya rasa membuang semua abu jenasah yang pernah
> > dimakamkan dibuang kelaut adalah jalan baik juga.
> >
> > Daripada tidak ada yang mengurus lebih baik dia cepat -cepat
> > berenkarnasi, bukan artinya kita ngak berbakti, atau kita ngak punya
> > sifat baik, adakalanya sesuatu kita perlu meniliai perlu ngak tindakan
> > seperti itu. Kalo perlu dilakukan dijalankan, kalo bisa dipertahankan
> > lebih baik, kalo ngak isa yah itu jalan satu - satunya, jadi
> > tergantung situasi si melakukannya, demi kebaikan leluhurnya bagaimana
> > itu saja.
> >
> > Saya rasa Belum pernah tau untuk sembayang ke Thian untuk mengangkat
> > jenasah mungkin dari Agama KHC, Setau saya sih sembayang kepada Dewa
> > Bumi saja cukup, sama minta izin sama leluhur kita yang telah
> > meninggal dan juga pemuka agam untuk mendoakan leluhur kita, sisanya
> > kita buang ke laut, itu saja yang saya tau.
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
<budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> > lucia Herawati
Re: Pelacakan silsilah leluhur
Widjaja Heng,
Wah, sayang sekali sinci (bokcu) dibakar akibat ketidaktahuan atau
sebab-sebab lain (pindah agama dsb), padahal sinci SANGAT berharga
sebab pada sebuah sinci―terutama pada bagian dalam yang tertutup
dari pandangan dan harus dibuka terlebih dulu kalau ingin
membacanya―tercantum segala sesuatu diteil mengenai orang yang
bersangkutan: nama kecil, jam, tanggal, bulan dan tahun lahir, jam,
tanggal, bulan dan tahun wafat, letak makam (di pemakaman mana),
arah hadap makam (berdasarkan fengshui), dan nama-nama keturunannya
(anak, cucu, buyut, dan cicit, kalau ada). Sedangkan di bagian
luarnya paling-paling hanya nama orang bersangkutan. Pada orang yang
semasa hidupnya memangku pangkat (majoor, kapitein atau luitenant
der Chineezen), nama ini pun seringkali hanya nama kebesarannya,
bukan nama kecilnya. Acapkali terjadi nama ini pulalah tertera di
bongpay. Hal ini kerap menyulitkan dan menyesatkan dalam pencatatan
silsilah: nama kebesaran malah dikira nama kecil.
Kiongchiu,
DK
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@...>
wrote:
Anton heng,
Kalau berkenan bisa dibagi pengalaman pelacakan data leluhur?
Misalnya catatan atau sumber2 yang di gunakan, seperti batu nisan
atau papan nama, atau mungkin arsip yang dapat diakses.
Salam
Sampai tahun lalu yang saya lakukan adalah melakukan studi arsip
sendirian dari seluruh dokumen yang terdapat di rumah kami/orang
tua. Selain itu juga mewawancarai beberapa orang yang mudah ditemui.
Sangat disayangkan satu satunya bok cu/papannama dari garis
keturunan ayah saya sudah tidak ada lagi karena tidak ada yang
mengurus dan ditanyakan ke pemuka agama (Buddha?) disarankan untuk
dibakar. Waktu itu saya masih remaja jadi tidak ada hak bicara.
Dalam beberapa hari ini ternyata ada sepupu dari pihak ibu yang juga
mulai melakukan penelusuran silsilah. Dia sebenarnya terseret
melacak silsilah oleh tantenya yang menjadi anak angkat orang
Belanda karena kemiskinan orangtuanya. Anak angkat orang Belada
inilah yang yang memulai pelacakkan silsilah keluarganya.
Jadi saat ini silsilah yang ada merupakan silsilah dari banyak
sekali keluarga yang saling kait mengkait.
Nah karena dirumah sepupu saya ada beberapa dokumen yang saya tidak
milik dan saya minta dia melakukan studi atas dokumen tersebut. Akta
lahir seseorang biasanya memuat juga nama orang tuanya, setidaknya
ibunya. Setelah diakukan studi dokumen di sana ketemulah salah satu
Kalo ngai sih ga mao repot bozz, yang pertama pasti di jalanin,
selanjutnya menggali kuburan, angkat peti, terus langsung di bakar, ga usah
repot2 ngebongkar bozz, yang praktis aje....
Tapi ntar ngai tanya temen ngai lagi deh, boleh ga gitu,
hehehehehehe....
Salam
刘 Liu
遐 Xia
立 Li
----- Original Message -----
From: "ardian_c" <ardian_c@yahoo.co.id>
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, 02 November, 2008 22:18
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah
dimakamkan
> ------------------------------------
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
Yang pernah saya lihat tentan gpengusuran kuburan di Taiwan dalam
rangka perkembangan kota setelah di kremasi lalu pindah ke rumah susun
tidak seperti di Jakarta tapi tempatnya sempit sekali. Jika akan
disembahyangi guci dikeluarkan dahulu untuk diletakan di meja. Karena
lorong rumah susunnya sempit sekali.
Lalu setelah nisan dihancurkan apa yang dilakukan dengan peti mati ?
Bukankah peti mati jaman dulu itu besar, kuat dan berat. Jadi agaknya
nggak mungkin dikeluarkan berikut dengan tulang.
Salam,
Anton W
Sayangnya arsip yang saya miliki padasaat ini hanya akte lahir ayah
saya, disitu tertulis nama kakek saya. Akan tetapi selain itu tidak
ada dokumen lain yang saya miliki.
David heng, saya tertarik mengenai tata cara perawatan sinci, karena
ada beberapa sinci leluhur saya yang tidak terurus. Saya tingin
membawa sinci2 tersebut kerumah, akan tetapi saya hanya mampu merawat
fisiknya saja.
Jika sinci tersebut hanya di rawat fisiknya saja, apakah menyalahi
aturan2 adat / agama Tionghoa ? Jika menyalahi, bagaiaman SOP
(standard operating procedure) untuk hal ini ?
Salam
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
<david_kwa2003@...> wrote:
>
> Re: Pelacakan silsilah leluhur
>
> Widjaja Heng,
>
> Wah, sayang sekali sinci (bokcu) dibakar akibat ketidaktahuan atau
> sebab-sebab lain (pindah agama dsb), padahal sinci SANGAT berharga
> sebab pada sebuah sinci―terutama pada bagian dalam yang tertutup
> dari pandangan dan harus dibuka terlebih dulu kalau ingin
> membacanya―tercantum segala sesuatu diteil mengenai orang yang
> bersangkutan: nama kecil, jam, tanggal, bulan dan tahun lahir, jam,
> tanggal, bulan dan tahun wafat, letak makam (di pemakaman mana),
> arah hadap makam (berdasarkan fengshui), dan nama-nama keturunannya
> (anak, cucu, buyut, dan cicit, kalau ada). Sedangkan di bagian
> luarnya paling-paling hanya nama orang bersangkutan. Pada orang yang
> semasa hidupnya memangku pangkat (majoor, kapitein atau luitenant
> der Chineezen), nama ini pun seringkali hanya nama kebesarannya,
> bukan nama kecilnya. Acapkali terjadi nama ini pulalah tertera di
> bongpay. Hal ini kerap menyulitkan dan menyesatkan dalam pencatatan
> silsilah: nama kebesaran malah dikira nama kecil.
>
> Kiongchiu,
> DK
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@>
Koh David, kalau tidak keberatan nanti kalau acaranya sudah selesai,
dituliskan sedetailnya ke milis ini ya, khan lumayan kita kita dapet
masukan baru soal tradisi yang dilakukan. Siapa tahu besok-besok
butuh gitchu lhoohhh. Thanks sebelumnya.
--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "David Oei"
<david.oeihongkien@ ...> wrote:
>
> > lucia Herawati
> > <luciaherawati@> wrote:
> > >
> > > Kalau boleh saya ada sedikit usul :
> > > Apa yang akan dilakukan ....diawali dengan sembahyang kepada
Tian /
> > Tuhan , betul....
Join Mod. Central
stay connected.
Dipodipo Heng,
Setahu saya, tidak ada masalah bila sinci hanya akan dirawat secara
fisik saja, selama ditempatkan dengan baik di tempat bersih dan
layak, bukannya ditumpuk dalam dus di gudang macam onggokan barang
tak berharga (bebetruk). Yang penting, ada rasa hormat di situ,
karena sinci bagi kita punya makna luhur. Tak ada leluhur, maka kita
pun takkan ada. Peribahasa Tionghoa mengatakan: Im sui su goan (yin
shui si yuan) é£²æ°´æ€ æº , “Ketika minum (air), kita harus ingat akan
sumbernya†.
Bila kita memperlakukannya dengan penuh respek, hal itu tidak
menyalahi adat-istiadat Tionghoa, yang menekankan hau (xiao å ,
bakti) dan le (li 禮, tatakrama). Itu saja koq, ngga usah ribet, dan
ngga usah takut begini-begitu yang berbau takhayul.
Mudah-mudahan jawaban saya bisa diterima.
Kiongchiu,
DK
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@...>
wrote:
Sayangnya arsip yang saya miliki pada saat ini hanya akte lahir ayah
saya, disitu tertulis nama kakek saya. Akan tetapi selain itu tidak
ada dokumen lain yang saya miliki.
David heng, saya tertarik mengenai tata cara perawatan sinci, karena
ada beberapa sinci leluhur saya yang tidak terurus. Saya tingin
membawa sinci2 tersebut ke rumah, akan tetapi saya hanya mampu
merawat fisiknya saja.
Jika sinci tersebut hanya di rawat fisiknya saja, apakah menyalahi
aturan2 adat / agama Tionghoa ? Jika menyalahi, bagaiaman SOP
(standard operating procedure) untuk hal ini ?
Salam
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
Belanda karena kemiskinan orangtuanya. Anak angkat orang Belanda
Terima kasih untuk informasinya David heng, nanti kalau sudah saya
dapat sincinya saya akan beritakan detailnya. Karena sepertinya ada
beberapa versi sinci ya, ada yang memakai tutup, ad ayang hanya
lempeng kayu saja.
Salam
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "David Kwa"
<david_kwa2003@...> wrote:
>
> Dipodipo Heng,
>
> Setahu saya, tidak ada masalah bila sinci hanya akan dirawat secara
> fisik saja, selama ditempatkan dengan baik di tempat bersih dan
> layak, bukannya ditumpuk dalam dus di gudang macam onggokan barang
> tak berharga (bebetruk). Yang penting, ada rasa hormat di situ,
> karena sinci bagi kita punya makna luhur. Tak ada leluhur, maka kita
> pun takkan ada. Peribahasa Tionghoa mengatakan: Im sui su goan (yin
> shui si yuan) é£²æ°´æ€ æº , “Ketika minum (air), kita harus ingat
akan
> sumbernya†.
>
> Bila kita memperlakukannya dengan penuh respek, hal itu tidak
> menyalahi adat-istiadat Tionghoa, yang menekankan hau (xiao å ,
> bakti) dan le (li 禮, tatakrama). Itu saja koq, ngga usah ribet, dan
> ngga usah takut begini-begitu yang berbau takhayul.
>
> Mudah-mudahan jawaban saya bisa diterima.
>
> Kiongchiu,
> DK
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@>