[5:41 PM, 12/27/2021] --- bio57: Saya ingin bertanya, katanya manusia sangat rentang terhadap serangan jantung dibandng spesies lainnya, mengapa demikian ya pak?
[5:44 PM, 12/27/2021] ---bio57: Sama ini pak, dari yg saya baca di internet katanya penyebab penyakit jantung pada manusia dan hewan itu berbeda ya pak, apakah bisa gitu manusia menurunkan potensi serangan jantung sperti pada hewan?
[3:45 AM, 12/30/2021] Achmad Farajallah: Sorry mas, njawabnya agak delay dikit. Pertanyaan ini memunculkan banyak cerita menarik, al.fabel, imajinasi film kartun dan beragam usaha mimikri. Oke lah…, minimal ada 3 sudut pandang untuk menjawabnya.
Pertama adalah konsep homologi, yi bagian yg kita perbandingkan harus homolog; atau setara. Jika tidak homolog maka akan muncul logical fallacies. Jantung manusia dan bbrp mamalia yg lain berserambi 4 untuk memenuhi aktifitas tubuh yg membutuhkan suplai darah (sirkulasi oksigen, nutrient & limbah) yg besar. Jantung mereka berbeda2 pada vaskularisasi pembuluh darah dan inervasi syaraf. Jantung berserambi 4 yg mirip ditemukan pada aves dan reptilia (kelompok Archosauria, bagian aurikelnya berbeda dg mamalia). Pada katak berserambi 3. Pada ikan berserambi 2 ditambah beberapa jantung perifer. Jadi hewan yg dimaksud mempunyai jantung yg setara dg manusia adalah mamalia saja. Belum lagi kalo istilah hewannya diperlebar ke avertebrata. Nanti kita Bahas lagi di sem 4 kuliah ke 11/12.
[3:46 AM, 12/30/2021] Achmad Farajallah: Kedua adalah konsep allometri, yaitu pertumbuhan ukuran dan fungsi yg sebanding antar bagian tubuh yg saling berhubungan. Allometri ini spesifik untuk taksa mengikuti sejarah evolusinya.
Sepertinya dua sudut pandang diatas sangat abstrak untuk digunakan menjawab pertanyaan. Dua hal diatas biasa digunakan untuk menganalisis evolusi organik.
[3:51 AM, 12/30/2021] Achmad Farajallah: Sudut pandang yg ketiga adalah life style yg berkenaan dengan cara kerja koordinasi dan integrasi tubuh (=perilaku).
Perilaku yg hanya dipunyai oleh manusia adalah problem solving dan prediksi. Keduanya juga ada di primata tetapi masih sangat sederhana. Sedangkan pada mamalia yg lain atau yg lebih rendah, belum pernah dilaporkan adanya prilaku problem solving dan prediksi ini. Paling banter perilaku belajar, insting dan stereotipe. Artinya, pada Sebagian besar hewan, perilakunya masih didominasi insting dan stereotipe.
Insting: perilaku muncul ketika ada pendorongnya. Jika pendorongnya sudah tidak ada maka perilaku akan berhenti. Salah satu contoh yg berkaitan dengan serangan jantung:
Ketika lapar maka glucagon akan disekresikan oleh pancreas. Glukagon memunculkan perilaku makan. Setelah makan (gula darah naik) maka glucagon berhenti disekresikan dan diganti dengan sekresi insulin -> makan berhenti dan insulin memasukkan gula ke dalam otot dan hati.
Dengan berkembangnya perilaku prediksi pada manusia maka makan akan terus dilakukan walau glukagon sudah tidak disekresikan lagi. Prediksinya adalah: harga makanan, ketersediaan makanan, takut dimarahi mertua, dst. Efeknya: sekresi insulin harus ditambah dari normal agar homeostasis tubuh tidak rusak -> cadangan gula dalam otot meningkat tajam -> muncul obese. Selain itu, cadangan gula dimetabolisir jadi asam lemak -> kolesterol meningkat -> berpeluang mengendap dalam pembuluh darah -> homoeostasis tekanan darah terganggu.
Jadi, basic designnya sama antara jantung manusia dan primata dan berbeda dg hewan yg lain (konsep homologi). Perilaku atau life style berbeda memunculkan tekanan darah tinggi pada manusia dan tidak memunculkan tekanan darah tinggi pada hewan.