Bio57: assalamualaikum bpk, --- tentang indra penciuman setelah sembuh dari covid19, misal si A dan B terkena covid bersama-sama dan hilang indra perasa dan pencimuman. Setelah sembuh, indra penciuman dan perasa si A udah kembali, tapi si B belum, apa yang menghambat perasa dan pemciuman di B belum kembali? Terimakasih
AFM: Wa'alaikumussalam,
Salah satu diagnosis terkena covid19 adalah anosmia (kehilangan kemampuan mencium bau). Kalimat tsb tidak bisa dibalik.
Kalo dibalik menjadi: anosmia disebabkan oleh covid19, maka kalimat ini adalah salah atau kurang tepat.
Infrastruktur pada semua sistem indera melibatkan: sel-sel indera, ujung syaraf dan otak.
Di membran sel indera ada molekul yg berespon terhadap sinyal. Misalnya untuk sinyal cahaya ada reseptor cahaya yg disebut dengan molekul opsin; untuk sinyal kimia (pengecap/perasa dan pembau) ada reseptor olfaktori. Reseptor olfaktori ini molekulnya sangat beragam, baik untuk bau, rasa dan komposisi material terlarut.
Jadi, kalo ada kasus anosmia (tidak bisa mencium baru) maka ad 3 peluangnya:
1. Sinyal bau tidak bisa mencapai reseptornya.
2. Sistem reseptor tidak mengenali adanya sinyal (sel indera tidak ada, atau reseptornya rusak), atau mekanisme embangkitan respon selularnya tidak berjalan dengan baik
3. Otak tidak mengenali sinyal syaraf yg datang dari indera (memori terhadap bau tertentu hilang)
Dalam hal pasien covid19, anosmianya berpeluang yg no 1: Sinyal tidak sampai ke sel indera penciuman karena tertutup oleh lendir. Ada yg bilang, sinyal bau tidk sampai ke indera karena terhalangi oleh perubahan organisasi selular. Dalam hal ini, sel-sel epitel di sekitar sel indera penciuman rusak -> organisasi epitel berubah.