Anda bertanya - Ulama Menjawab

77 views
Skip to first unread message

postmaster

unread,
Jun 12, 2013, 12:33:05 AM6/12/13
to ISNAD.Net
Bismillahirrahmanirrahim


sehubungan insyaAlloh- kedatangan AsySyakh Abdulloh al-Iryani ke
Bengkulu pertengahan sya'ban 1434H
maka kami menghimbau kepada saudara-saudari kami dapat megirimkan soal/
pertanyaan untuk ditanyakan ke beliau, insyaAlloh akan kami sampaikan
disela-sela dars atau kesempatan baik didalam majelis / luar majelis.
semoga bermanfaat.

-echo-

Donny Aliredja

unread,
Jun 12, 2013, 12:36:59 AM6/12/13
to audio...@googlegroups.com
Assalamu'alaykum,

Mohon penjelasannya ustadz apakah memang ada hadits yang mendasari bahwa jika kita diundang walimah nikah maka lebih utama jika kita membatalkan puasa sunnah kita?

Kebetulan minggu lalu saya diundang walimah nikah di Hari Kamis yg pada saat itu saya sedang puasa sunnah Senin - Kamis.

Ditunggu jawabannya.


2013/6/12 postmaster <isna...@gmail.com>
--
--
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Untuk mengirim tulisan baru gunakan:
audio...@googlegroups.com
Arsip Milis:
http://www.mail-archive.com/audio...@googlegroups.com/
Audio/Artikel Belajar Manhaj dan Aqidah Yang Shahih :
www.ISNAD.net
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "ISNAD.Net" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke audiosalafi+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.





--
Barakallahu fiikum,


Donny Krishna W. A.

abu arkaan al murtadho

unread,
Jun 14, 2013, 10:22:19 AM6/14/13
to audio...@googlegroups.com
1. Bolehkah kita mengambil atau mengutip ilmu/pendapat imam al
ghazali? Ahlussunah kah Al Imam Al Ghozali?

2. Bila ada akhwat seorang dokter dan membuka praktek khusus untuk
perempuan dan anak-anak saja? Apa saja dalil-dalilnya bila ada
keluarga pasien yang menanyakan kenapa tidak menerima pasien
laki-laki? apa saja nasehat antum ya syaikh?

3. Berapa jarak tempuh (dalam kilometer) yang rojih yang bisa
dikatakan sebagai SAFAR ? Apakah jarak tempuh yang dimaksud adalah
ditempuh dengan berjalan kaki atau dengan naik kendaran seperti mobil
atau pesawat?

4. Kapan kita dapat mulai meng-qhosor sholat dalam perjalan safar ?
dapatkah dari rumah sebelum berangkat? atau hanya semasa dalam
perjalanan saja? atau hanya bila sampai ditempat tujuan? dapatkah kita
meng-qhoSOR SHOLAT bila kita baru saja kembali atau tiba ke rumah dari
safar?

5. Bolehkah seorang akhwat memakai celana panjang (laki-laki) dalam
mealakukan perjalanan bersama suaminya dengan menggunakan MOTOR?

6. Apakah dzikir-dzikir pagi dan sore itu semuanya dibaca dan
berurutan seperti yang dibuku-buku dzikir atau berganti-gantian setiap
harinya dan tidak ada urutan yang syar'i? bagaimana dengan
dzikir-dzikir sebelum tidur?
> --
> --
> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
> Untuk mengirim tulisan baru gunakan:
> audio...@googlegroups.com
> Arsip Milis:
> http://www.mail-archive.com/audio...@googlegroups.com/
> Audio/Artikel Belajar Manhaj dan Aqidah Yang Shahih :
> www.ISNAD.net
> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
>
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "ISNAD.Net" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke audiosalafi+berhenti berlan...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>


--
=yang mencintai Al-Haq=
Abuw arkaan Al-Murtadho

Yusuf Abuharun

unread,
Jun 16, 2013, 10:47:12 AM6/16/13
to audio...@googlegroups.com
Bismillahirrohmanirrohim.
Ikhwany alkiroom..baarokallaahu fiikum..tolong sampaikan pertanyaan ana ini kepada ahlul ilmi baik para masyayikhnya atau para muridnya di Dammaj -Semoga Allah menjaganya- :
1. Apakah benar jahr wa ta'dil sudah berakhirr masanya pada zaman ini?
Dan apakah benar Syaikh Alfauzan dan Syaikh 'Abdul Muhsin Al'abbad mengatakan demikian?
2. Ana pernah mendengar seorang ustadz dari makassar mengatakan bahwa Syaikh hasan bin qosim ar roimy hanyalah seorang thullab. Bagaimana tanggapan mengenai hal ini?

Wassalaamu'alaikum,
Yusuf Abuharun


postmaster

unread,
Jun 17, 2013, 12:17:56 AM6/17/13
to ISNAD.Net
Dalam kitab Al-Lu`lu` wal Marjan (karya Muhammad Fu`ad Abdul Baqi)
pada Kitab Al-Imaroh Bab Larangan Melamar Jabatan dan Sangat
Menginginkannya hadits ke-1197:
`Abdurrohman bin Samuroh rodhiyallohu `anhu berkata: Nabi Shollallohu
`alaihi wa sallam bersabda: "Ya `Abdurrohman bin Samuroh, engkau
jangan melamar (meminta) jabatan (pimpinan) sebab jika diserahkan
kepadamu karena permintaanmu maka akan diserahkan kepadamu 100 %,
sebaliknya jika jabatan itu diserahkan kepadamu tanpa permintaanmu
maka akan dibantu untuk mengatasinya." (Bukhory, Muslim) Yakni Alloh
akan membantu meringankan bebanmu.
Hadits ke-1198:
Abu Musa rodhiyallohu `anhu berkata: Aku datang kepada Nabi
Shollallohu `alaihi wasallam bersama dua orang dari suku Asy`ari, yang
satu di kananku dan yang lain di kiriku sedang Rosululloh Shollallohu
`alaihi wasallam bersiwak, maka kedua orang itu sama-sama meminta
pekerjaan, maka nabi Shollallohu `alaihi wasallam menegur: "Ya Aba
Musa, atau Ya `Abdulloh bin Qois." Dijawab oleh Abu Musa: Demi Alloh
yang mengutusmu dengan haq, keduanya tidak memberi tahu kepadaku
maksud (niat)nya dan aku tidak tahu bahwa keduanya akan melamar
pekerjaan (jabatan). Maka aku melihat siwak di bibirnya dihentikan
lalu bersabda: "Kami tidak akan mengangkat untuk amal kami seorang
yang menginginkannya. Tetapi engkau hai Abu Musa, pergilah ke Yaman
kemudian diikuti dengan Mu`adz bin Jabal dan ketika Mu`adz bin Jabal
sampai ke tempat Abu Musa langsung diberinya sandaran bantal dan
menyuruhnya tinggal di situ, tiba-tiba Mu`adz melihat ada orang
terikat, maka Mu`adz tanya: Mengapa orang itu? Jawabnya: Ini dahulu
Yahudi, lalu masuk Islam, kemudian kembali ke Yahudi, maka Mu`adz
dipersilahkan duduk. Jawab Mu`adz: Aku tidak akan duduk sehingga
dibunuh orang itu, begitulah putusan (hukum) Alloh dan Rosul-Nya.
diulangi kalimat itu 3 kali. Maka Abu Musa segera memerintah supaya
dibunuh Yahudi itu kemudian keduanya
membicarakan soal bangun malam, maka satu berkata: Aku bangun dan
tidur, dan tetap mengharap ridho Alloh dalam tidurku sebagaimana
mengharap dalam bangunku. (Bukhory, Muslim)
Apa maksud dari hadits tersebut?

Apakah kita tidak boleh melamar pekerjaan?
Jika boleh, pekerjaan seperti apa?
Apa hukum melamar menjadi PNS?
Kami tinggal di lingkungan umum dan pada hari Jum`at yang membaca
khutbah biasanya orang awam dan orang (Ikhwanul Muslimin, Wahdah
Islamiyyah, Hizbut Tahrir, dan sejenisnya). Apakah kita harus duduk
mendengarkan dan bagaimana dengan syubhat yang disampaikan mereka?

Kami adalah mahasiswa yang tinggal di Kota Makassar yang berasal dari
beberapa daerah (di Indonesia) dan kami tidak mengetahui ustadz-ustadz
Salafi di daerah kami. Apakah boleh kami dikirimkan alamat lengkap
ustadz-ustadz salafi?

dikirim oleh Mahmud Abdulloh via email

postmaster

unread,
Jun 17, 2013, 12:18:29 AM6/17/13
to ISNAD.Net
بسم الله الرحمن الرحيم

1. Mohon dijelaskan bagaimana tuntunan bekerja yang syar'i
2. Bagaimana sikap kita terhadap hizbiyyun dan pengikutnya yang
bertamu di rumah kita?

Jazakumullohu khoyr
dikiri oleh: Andi Suryananda via email
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages