Menghadiri Tabligh Akbar Syaikh Abdul Rozzaq bin abdul Muhsin al-Badar

69 views
Skip to first unread message

postmaster

unread,
Aug 27, 2014, 8:18:47 PM8/27/14
to audio...@googlegroups.com
Soal:
Apakah boleh kami untuk mendatangi majelis syaikh Abdul Rozzaq bin abdul Muhsin al-Badar -waffaqahulloh- di Jakarta, yang diadakan (panitia) oleh Turotsiyyun (Rodja,cs) dan dihadiri para hizbiyyun disana, dan siapa sesungguhnya dan keadaan pemahaman Syaikh Abdul Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr" ??

Dijawab: Syaikh Abdul Hamid al-Hajuri -hafidzhahulloh-
Diterjemahkan oleh: Abu Abdirrahman Muhammad Irham al-Jawi


Berkata Syaikh Abdul Hamid al-Hajuri -hafidzhahulloh-
" Syaikh (Abdul Rozzaq ;ed) adalah orang yang baik (pemahaman dan aqidahnya), AKAN TETAPI seorang muslim dilarang untuk duduk bermajelis dengan orang-orang maftunin (terkena fitnah manhajnya/tidak komitmen dengan Al Quran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafussholeh ;ed)".
selesai penukilan ucapan beliau.

Aku berkata (penterjemah):
Adapun dalil tentang larangan untuk bermajlis dengan orang-orang yang tidak komitmen dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah
walaupun di tempat tersebut ada orang yang baik dalam agamanya,
sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta'ala :

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَ تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خآصَّةً واعلموا أَنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقاَبِ

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Al-Anfal: 25)
demikian pula hadits ummilmu'minin Aisyah : bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sekelompok pasukan akan menyerang Ka’bah, ketika mereka telah sampai ke tanah lapang yang luas mereka semua akan dibinasakan dari awal sampai akhir mereka.

Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin mereka semua akan dibinasakan dari awal sampai akhir,
sedangkan di antara mereka terdapat orang-orang yang hendak berdagang, dan terdapat pula orang yang tidak termasuk golongan mereka?”

Rasulullah bersabda, “Mereka dibinasakan dari awal sampai akhir kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka masing-masing.”
(HR Al-Bukhari, No. 2118; Muslim, No. 2884).


Berikut kalam ulama tentang dalil-dalil diatas:
Telah berkata Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal rahimahullah :

أُصُولُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا : ....تَرْكُ الْجُلُوسِ مَعَ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ.

“Prinsip-prinsip sunnah menurut kami adalah…….meninggalkan bermajelis (duduk-duduk) bersama para pengekor hawa nafsu”.

Dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, bahwasannya ia pernah berkata :

"لا تجالس أهل الأهواء، فإن مجالستهم ممرضة للقلوب".
“Janganlah kalian bermajelis dengan para pengekor hawa nafsu (ahlul-ahwaa’),
karena bermajelis dengan mereka itu menjadi sebab sakitnya hati"
[Sanadnya shahih – Asy-Syari’ah, atsar no. 55. Dikeluarkan oleh Ibnu Baththah no. 619 dari jalan Al-Aajurriy].

Dari Mubasysyir bin Isma’il Al-Halabiy, ia berkata :

قيل للأوزاعي : إن رجلا يقول : أنا أجالس أهل السنة، وأهل البدعة؟. فقال الأوزاعي : هذا رجل يريد أن يساوي بين الحق والباطل.

“Dikatakan kepada Al-Auza’iy : ‘Sesungguhnya ada seseorang yang mengatakan :
Kami akan bermajelis dengan Ahlus-Sunnah dan Ahlul-Bid’ah ?’.
Maka Al-Auza’iy berkata : ‘Sesungguhnya orang tersebut hendak menyamakan kebenaran dan kebathilan’ “
[Al-Ibaanah 2/456].

Dalam sebuah hadits shahih, bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjal, hendaklah ia lari darinya sejauh-jauhnya. Sesungguhnya kelak ada seorang laki-laki yang menyangka dirinya dalam keadaan beriman – dan keadaannya terus demikian – hingga kemudian ia mengikuti Dajjal dikarenakan berbagai syubhat yang ia temui pada dirinya (Dajjal)” [Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Abu Dawud, dan selain keduanya – lihat Shahihul-Jaami’ no. 6301].

Telah berkata Asy-Syaikh Ibnu Baththah rahimahullah ketika mengomentari hadits di atas :

هذا قول الرسول صلى الله عليه وسلم، فالله الله يا معشر المسلمين لا يحملن أحدًا منكم حسنُ ظنِّه بنفسه وما عهد من معرفته بصحة مذهبه على المخاطرة بدينه في مجالسة بعض أهل هذه الأهواء فيقول أداخله لأناظره، أو لأستخرج منه مذهبه، فإنهم أشد فتنة من الدجال، وكلامهم ألصق من الجرب، وأحرق للقلوب من اللهب، ولقد رأيت جماعة من الناس كانوا يلعنونهم، ويسبونهم في مجالسهم على سبيل الإنكار والرد عليهم، فما زالت بهم مباسطة، وخفي المكر، ودقيق الكفر، حتى صَبَوْا إليهم

“Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ini, maka takutlah kepada Allah wahai sekalian kaum muslimin ! Janganlah ada seorangpun di antara kalian yang berprasangka baik pada dirinya sendiri dan pengetahuan tentang kebenaran madzhabnya sehingga ia mempertaruhkan agamanya untuk bermajelis/duduk-duduk bersama sebagian pengekor hawa nafsu. Ia melakukannya dengan alasan : ‘Aku masuk kepada mereka untuk mendebatnya’ atau ‘aku akan keluarkan mereka dari madzhabnya yang bathil’. Karena sesungguhnya mereka (para pengekor hawa nafsu/mubtadi’) ini lebih hebat fitnahnya daripada Dajjal. Perkataan mereka lebih gampang menempel pada jiwa dibanding penyakit kudis dan lebih dapat membakar hati dibanding api. Sungguh aku pernah melihat sekelompok manusia yang dulunya melaknat dan mencaci-maki mereka pada majelis-majelis mereka dalam rangka pengingkaran dan bantahan kepada mereka. Dan ketika mereka senantiasa senang bermajelis dengan pengekor hawa nafsu/mubtadi’ seperti itu, akhirnya timbullah kecenderungan dan kecintaan kepada mereka, karena samarnya makar dan lembutnya kekufuran mereka” [Al-Ibaanah, 3/470].

Jakarta, 2 Dzulqoddah 1435H

postmaster

unread,
Aug 27, 2014, 8:36:34 PM8/27/14
to audio...@googlegroups.com
Koreksi:

yang benar "Syajkh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Badr"
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages