Prinsip-prinsip
Perencanaan Bangunan Tahan Gempa
Selain selektif memilih bahan bangunan berkualitas
dan terpercaya seperti Beton Ringan Aerasi Hebel, urusan pembangunan rumah dan
gedung di Indonesia harus memenuhi beberapa prinsip-prinsip perencanaan tahan
gempa sebagai berikut:
Daktilitas
Perencanaan secara
detil atas desain struktur rumah, gedung serta semua unsur penahan gempa sesuai
dengan pedoman sehingga berperilaku secara daktil.
Konfigurasi
bentuk bangunan
Konfigurasi secara horizontal maupun vertikal harus
diletakkan sesimetris mungkin terhadap pusat massa dari bangunan tersebut untuk
menghindari terjadinya pemusatan gaya gempa pada titik-titik tertentu pada
struktur bangunan.
Diafragma dan ikatan
lantai
Perencanaan yang tepat demi membagi beban-beban tingkat
akibat gempa kepada unsur-unsur penahan gempa dalam tingkat itu sebanding dengan
kekakuan lateral masing-masing.
Hubungan dinding antar lantai
dan atap
Dinding-dinding beton dan dinding pasangan harus
dijangkarkan kepada semua lantai dan atap yang diperlukan untuk menghasilkan
dukungan atau stabilitas horizontal
Hubungan antar pondasi
Pondasi-pondasi harus saling berhubungan dalam dua arah yang pada
umumnya saling tegak lurus oleh unsur-unsur penghubung yang direncanakan
terhadap gaya aksial tarik dan tekan sebesar 10 % dari beban vertikal maksimum
pada pembebanan dengan gempa pada salah satu pondasi yang dihubungkan.
Beton Ringan Aerasi Hebel yang diproduksi
dengan teknologi Jerman adalah salah satu solusi untuk mengurangi resiko dari
bencana gempa bumi.
Bobot yang ringan
Bobot yang ringan maka gaya gempa yang diterima bangunan akan jauh
berkurang. Hal ini terjadi karena besarnya gaya gempa yang diterima suatu
bangunan tergantung dari besarnya percepatan gempa dan berat total dari bangunan
itu sendiri. Semakin berat suatu bangunan maka semakin besar pula gaya gempa
yang akan terjadi pada bangunan tersebut
![]() |
F = m . a F = besarnya gaya gempa yang diterima m = massa atau
berat total bangunan a = percepatan gempa |
Kekuatan yang relatif seragam di segala arah
Saat
terjadinya gempa bumi, dinding bangunan akan menerima beban vertical, horizontal
maupun diagonal. Blok Beton Ringan Aerasi Hebel yang direkatkan dengan perekat
tipis seperti Prime Mortar PM – 100 memiliki kekuatan yang relatif seragam di
segala arah dibandingkan dengan pasangan dinding batu bata. Hal ini membuat
dinding Hebel memiliki ketahanan yang lebih baik pada saat terjadinya gempa
bumi.
Ketahanan terhadap kebakaran
Gempa bumi
sering kali diikuti oleh terjadinya bahaya kebakaran yang terjadi karena
besarnya kemungkinan terjatuhnya kompor, lilin atau lampu penerangan, sambungan
arus pendek pada instalasi listrik dan lain sebagainya. Dibandingkan dengan
alternatif bahan ringan lainnya seperti kayu, Beton Ringan Aerasi Hebel memiliki
ketahanan terhadap kebakaran yang jauh lebih baik. Di beberapa negara penggunaan
Beton Ringan Aerasi Hebel dapat mengurangi biaya polis asuransi kebakaran.
Sejak lama Beton Ringan Aerasi Hebel telah digunakan di daerah rawan
gempa seperti di Jepang, Turki dan Mexico. Beton Ringan Aerasi Hebel terbukti di
banyak negara menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengurangi resiko dari
bahaya gempa bumi.