Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
Qur'an dikatakan:
Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
(Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
Demikianlah ketika kaum kafir Quraisy mengajak Nabi berkompromi
untuk saling bergantian menyembah Tuhan mereka masing-masing, maka
Allah menurunkan ayat tersebut.
Ternyata Megawati demi mendapat suara dari rakyat Bali rela
mengemis dan melanggar perintah Tuhan, dengan bersembahyang Hindu.
Jika komitmennya terhadap Tuhan saja nol besar, bagaimana dengan
manusia? Pasti si Mega ini korup dan nepotis juga. Lihat saja
nanti kalau anak-anaknya sudah segede Tommy atau Tutut.
Terus terang saya kasihan pada Pak AM Syaefuddin yang diteror oleh
pendukung Mega karena hal itu. Tapi saya sih cuek saja untuk
mengatakan kebenaran, Mega itu Islam KTP yang tak pernah shalat,
tapi doyan sembahyang Hindu, soalnya saya inikan demo-proof, he he
he….
Memilih ketua partai PDI saja cuma pakai 1 formatur tunggal dengan
alasan supaya tidak mudah disusupi. Apa itu yang namanya
Demokratis?
Mungkin inilah seperti dikatakan orang Bhinneka Tunggal Ika.
Berbeda-beda tapi satu.
Sang Pemimpin KTPnya Islam,
Sembahyangnya Hindu
Orang-orang di pemerintahannya Kristen dan Katolik
Pengusaha-pengusahanya dari kalangan Buddha.
Lihat saja di Tempo:
.
Nama-nama sempat berhamburan, mulai dari Kwik Kian Gie, Laksamana
Sukardi, Theo Syafei, sampai Aberson Sihaloho. Tapi, secara
mengejutkan, Mega mengangkat kembali Alex Litaay, yang dinilai
banyak pihak tidak cukup cemerlang.
Benar-benar full kafir, he he he….
Tentang Dwi Fungsi ABRI, Megawati melestarikannya dengan
mengangkat Mayjen Theo Syafei (seorang penganut Kristen yang taat)
sebagai salah seorang ketua, meskipun si Theo ini baru seminggu
jadi anggota. Bayangkan, baru satu minggu saja bergabung, ABRI
sudah bisa berdwi-fungsi di PDI sebagai Ketua, bagaimana kalau
sudah setahun? Bisa-bisa persis seperti rezim Suharto, he he he…
Tapi Indonesia memang aneh
Dulu dipimpin oleh Insinyur Sukarno yang brilyan, tapi rakyat
tetap miskin dan bung Karno akhirnya terguling.
Terus diganti seorang tamatan SMA Suharto, digulingkan juga karena
tak becus.
Lalu diganti oleh Prof. Dr. BJ Habibie, cuma sebagai presiden
transisi.
Kemudian diganti dengan anak Sukarno yang jauh lebih goblok dari
bapaknya dan cuma lulusan SMA, yaitu Megawati.
Kalau sekedar mundur ke Sukarno sih masih mending. Tapi kualitas
Mega inikan jauh di bawah bapaknya. Dengan ijazah SMA, sulit bagi
Mega untuk jadi presiden direktur perusahaan swasta/BUMN. Tapi
untung rakyat Indonesia tidak kritis. Mereka lebih terbuai oleh
kultus individu yang digenderangkan oleh media massa pro PDI
Megawati seperti Kompas yang didirikan oleh tokoh Katolik PK Ojong
dan Jacob Oetama sehingga ada yang mendukung Mega sebagai
presiden. Apa dari 200 juta rakyat Indonesia ini tidak ada lagi
orang lain yang lebih baik dari Mega untuk memimpin Indonesia.
Terus terang dipandang dari sudut agama, akademis, ataupun
tindakan Megawati yang otoriter (dengan memakai formatur tunggal
untuk memilih ketua serta memilih pengurus tanpa musyawarah),
memilih anggota ABRI (Theo Syafei) yang baru seminggu bergabung
sebagai seorang ketua sehingga melestarikan Dwifungsi ABRI di
bidang Sosial Politik, apa sih yang bisa diharapkan dari Mega?
Kelak setelah Mega berkuasa, Megawati tidak dapat lagi menarik
simpati rakyat dengan memposisikan diri sebagai "partai yang
tertindas." Pada saat itu rakyat hanya ingin cukup sandang, pangan
dan papan. Jika itu tak bisa dipenuhi, maka Mega cuma akan
mengulangi nasib Bapaknya yang jauh lebih pintar dari dia,
sementara rakyat Indonesia tetap melarat karena kurang selektif
dalam memilih pemimpin.
Berikut berita tentang si Mega sembahyang Hindu:
Republika 8/10
.
Dan hal itu pula yang membuat Mega tetap dekat dengan leluhurunya,
bahkan dia juga sering bersembahyang di pura bersama ummat Hindu,
dalam setiap kali kesempatan datang ke Bali. Pada kesempatan
kunjungannya ke Bali Oktober tahun lalu misalnya, Mega menyengaja
"tangkil mabhakti" (mengunjungi untuk bersembahyang) ke pura Dalem
Ped sebuah pura di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Di tempat itu
Mega "nunas karahayuan jagad" (memohon keselamatan bagi alam
semesta beserta segenap isinya). Mega juga kerap melakukan
persembahyangan di "padamasana" (pura kecil) yang ada di
lingkungan sekretariat PDI Perjuangan, bersama-sama warga PDI
setempat.
.
Suara Pembaca di Hidayatullah, Okt 98
.
Beberapa waktu yang lalu saya sempat membuka-buka kliping koran
Bali Pos (Bali) saya melihat foto Megawati Soekarno bersama
rombongan aktivis PDI me- lakukan persembahyangan di Pura Puncak
Mundi, Nusa Penida dan di Pura Ulun Danu, Kintamani, Bangli. Dalam
gambar tampak Megawati dengan menggunakan pakaian adat Hindu
kelihatan sangat khusyu' mengikuti ritus tersebut. Bahkan dalam
keterangan koran itu persembahyangan seperti itu sering dilakukan
Megawati sebulan sekali atau saat dia berkunjung ke kantor-kantor
DPC PDI di Bali.
.
Jawapos, 12 Okt
.
Sumber lain mengatakan, kemarin Megawati sempat sembahyang di Pura
Ulundanu, Batur. Setelah itu, dia berkunjung ke Istana Tampak
Siring, tempat peristirahatan presiden yang sangat digemari
ayahnya, Bung Karno.
.
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Tuan elu (si Harto) sendiri sewaktu jadi Presiden juga sering
nyepi dan bawa-bawa keris dan tongkat sakti, tapi elu Islam
munafik kan pada diam aja. Dasar anjing elu!
Ahmad Wiseman wrote on Wed, 21 Oct 1998 06:20:08 PDT:
: Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
:
Saya rasa, bukan agamanya tapi MENTALNYA !!!!
kalau kita lihat agamanya PRESIDEN terdahulu itu ISLAM berarti
apakah agama ISLAM itu JELEK/TIDAK BAIK ????
Coba yach, lain kali kalau mau posting, dipakai OTAKNYA.
Jangan asal posting SAMPAH dan membuat kemarahan netters lainnya.
Ahmad Wiseman wrote in message <1998102113201...@hotmail.com>...
>Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
>pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
>mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
>http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
>).
>
>Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
>Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
>Qur'an dikatakan:
>
>Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
>Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
>Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
>Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
>Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
>Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
>
>(Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
>
-------- deleted ------------
Bagaiman demokrasi bisa tumbuh kalau kita cuma gontok2an dan saling
menghujat..??
On Wed, 21 Oct 1998 06:20:08 PDT, "Ahmad Wiseman"
<wise...@hotmail.com> wrote:
>Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
>pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
>mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
>http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
>).
dst dst...
>So what!!!!
>Saya rasa anda tidak perlu merisaukan tentang agama.
>Saya tidak punya agama, namun saya percaya dengan adanya kekuasaan yang
>sangat
>super power melebihi kekuasaan alam raya.
>Agama adalah hal yang sangat pribadi.
>"Agamamu agamamu agamaku adalah agamaku"
>Siapa yang bisa menjamin siapa yang akan masuk surga???Atau neraka.
>Itu urusan Tuhan bukan urusan kita.......
Yeeeeeeha.......Bravo Horsey (soryy, didn't mean it).
I agree with your point of view. I myself is an atheis cause I was taught that
God would always forgive me. So if I'm wrong (a sin person) because of who I'm,
well then...I would be forgiven.
I'm tired of reading argument about religion. Most of them view that the
majority is the right one. This makes me pyuk.
I beleive, people entering into "different groups" and each group wants to go
to the same place. So to me no matter what religion other people beleive in, we
will see each other.
Jane Doe
bagaimana mau memakainya ? kalau punya saja TIDAK.
> Jangan asal posting SAMPAH dan membuat kemarahan netters lainnya.
ini sih memang tujuan utamanya si wiseman (rupanya anda belum mengenal
dia).
dia ini seorang PENGECUT yang tidak mempunyai hargadiri sedikitpun.
>
> Ahmad Wiseman wrote in message <1998102113201...@hotmail.com>...
> >Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> >pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> >mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> >http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> >).
> >
> >Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
> >Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
> >Qur'an dikatakan:
> >
> >Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
> >Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
> >Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
> >Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
> >Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
> >Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
> >
> >(Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
> >
>
> -------- deleted ------------
Kalaupun reaksi masyarakat Hindu, tersinggung oleh ucapan Pak AM Saefuddin,
ya memang Pak AM kelakar politiknya terlalu tinggi sehingga kelucuannya
tidak bisa dinikmati oleh mereka, bahkan malah dinilai menyinggung perasaan
dll. Padahal memang yang ditanyakan ke wartawan saat itu (harian
republika)apakah mereka (wartawan) rela kalau Megawati yang menjadi presiden.
Dan wartwan menjawabnya "tidaaaak". Jadi bukan karena Hindunya Megawati,
tetapi karena ketegasan sikap Megawati dalam berprinsip terutama dalam
beragama.
Sebagaimana pesan Habibi kepada Gubernur Bali agar membina rakyatnya untuk
lebih dewasa. Dan Pak Bubernur tidak mengajukan keberatan ini. Apakah pesan
itu sudah nyampe ke rakyat Bali atau belum saya tidak tahu.
Sample ini (reaksi rakyat bali) menunjukkan bawa bangsa Indonesia masih
memiliki kepribadian yang kekanak-kanakan masih mudah dipanas-panasi dan
latah, suka meniru-niru, reaktif-emosional, meskipun banyak pula yang
menunjukkan kepribadian yang lebih baik, konsisten dan obyektif. Tetapi
nilai-nilai positif inipun sudah tidak dipercaya lagi oleh trend-trend global
yang semakin kapitalistik dan serakah.
In article <70m1uj$k...@news1.rad.net.id>,
"abdul" <abdu...@hotmail.com> wrote:
> Bagus - bagus.....
> Emangnya kalau agama Hindu tidak boleh ????????????
> atau agama lain, kalau ingin jadi PRESIDEN INDONESIA ?
> atau kita bisa lihat PRESIDEN sebelumnya, bagaimana ?
> anda suka ?
> apa sih artinya DEMOKRASI dan PANCASILA ?
>
> Saya rasa, bukan agamanya tapi MENTALNYA !!!!
> kalau kita lihat agamanya PRESIDEN terdahulu itu ISLAM berarti
> apakah agama ISLAM itu JELEK/TIDAK BAIK ????
>
> Coba yach, lain kali kalau mau posting, dipakai OTAKNYA.
> Jangan asal posting SAMPAH dan membuat kemarahan netters lainnya.
>
> Ahmad Wiseman wrote in message <1998102113201...@hotmail.com>...
> >Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> >pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> >mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> >http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> >).
> >
> >Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
> >Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
> >Qur'an dikatakan:
> >
> >Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
> >Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
> >Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
> >Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
> >Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
> >Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
> >
> >(Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
> >
>
> -------- deleted ------------
>
>
-----------== Posted via Deja News, The Discussion Network ==----------
http://www.dejanews.com/ Search, Read, Discuss, or Start Your Own
On Sun, 25 Oct 1998 02:06:29 GMT, your-u...@domain.com (Enter your
name here) wrote:
>sudah gile apa agama mau dipisahin dari politik?.
>mau makan aja kita doa dulu, mosok politik yang lebih penting
>dari makan malah nggak disentuh agama. keblinger ini.
nyindir apa serius kau bah!!!
Orang kok penganggurannya sangat luar biasa. Mungkin karena sudah
overtime nungging di depan komputer, jadinya ya mempermasalahkan dan
menyerang pribadi orang.
Kok tidak bosan-bosannya menjelek-jelekkan orang.
Apa ya kamu itu kebagusan, sudah suci, sempurna, sehingga cacat orang
lain dengan mudah terlihat, sedangkan cacat sendiri tidak kelihatan?
Apakah kamu tahu kapan Mega itu sembahyang di mesjid? Apakah kamu juga
tahu kapan Mega lupa sembahyang? Kalau tidak tahu, sebaiknya anda diam.
Dasar sok tahu !!!
Apakah anda tahu mengapa Mega itu menghormati adat leluhur Bali dengan
bersembahyang cara Hindu? Apakah itu tidak boleh? Yang penting kan
hatinya bersujud kepada siapa? Kalau hanya sekedar penampilan, apa yang
tampak oleh mata-mu, itu kan hanya lips service saja?
Kamu itu orangnya terlalu cepat curiga, terlalu cepat mengambil
kesimpulan. Orang kayak kamu itu tidak akan pernah bisa jadi pemimpin
negara.
Cocoknya kamu itu hanya sebagai penghujat. Tidak lebih. Malah bisa
dicocokkan: penjilat. Seperti kerbau dicocok hidungnya. Kalau ada arus
yang enak, ikuuutt. Kalau ada arus yang tidak menguntungkan,
menghujat-hujat.
Sebaiknya, bung Wiseman, anda itu tidak usah pakai tameng agama deh.
Bila perlu copot saja agama kamu di KTP itu, ganti saja agamanya jadi:
penghujat. Kan cocok dengan type orangnya?
Bung, anda ini mengira saat ini Indonesia adalah negara islam? Kalau ya,
berarti anda ini salah satu orang yang harus di"petrus" seperti kader
DI/TII.
Kalau ajaran islam menganjurkan seperti itu, itu kan cuma ada dalam al
kur an saja? Dalam UUD45 nggak ada tuh cerita khayalan macam begitu.
> Kalaupun reaksi masyarakat Hindu, tersinggung oleh ucapan Pak AM Saefuddin,
> ya memang Pak AM kelakar politiknya terlalu tinggi sehingga kelucuannya
> tidak bisa dinikmati oleh mereka, bahkan malah dinilai menyinggung perasaan
> dll. Padahal memang yang ditanyakan ke wartawan saat itu (harian
> republika)apakah mereka (wartawan) rela kalau Megawati yang menjadi presiden.
> Dan wartwan menjawabnya "tidaaaak". Jadi bukan karena Hindunya Megawati,
> tetapi karena ketegasan sikap Megawati dalam berprinsip terutama dalam
> beragama.
>
Kalau menurut saya, yang berkelakar seperti itu adalah para pasien RSJ
rumah sakit jiwa, yang wajib di"petrus" seperti nasib korban santet.
Orang seperti itu merusak tatanan hidup bernegara.
> Sebagaimana pesan Habibi kepada Gubernur Bali agar membina rakyatnya untuk
> lebih dewasa. Dan Pak Bubernur tidak mengajukan keberatan ini. Apakah pesan
> itu sudah nyampe ke rakyat Bali atau belum saya tidak tahu.
>
> Sample ini (reaksi rakyat bali) menunjukkan bawa bangsa Indonesia masih
> memiliki kepribadian yang kekanak-kanakan masih mudah dipanas-panasi dan
> latah, suka meniru-niru, reaktif-emosional, meskipun banyak pula yang
> menunjukkan kepribadian yang lebih baik, konsisten dan obyektif. Tetapi
> nilai-nilai positif inipun sudah tidak dipercaya lagi oleh trend-trend global
> yang semakin kapitalistik dan serakah.
>
Justru para pencela seperti inilah yang kekanak-kanakan. Karena tidak
mendapat dukungan, maka jadinya ya mencari gara-gara di forum. Coba
kalau berani ngomong seperti ini di Bali. Bikin podium di sana, lalu
berkoar koarlah. Jangan cuma berani di news saja deh.
Saran saya, jangan suka mengadu domba. Kalau anda tidak suka agama anda
dicemooh, jangan mencemooh agama orang lain. Agama anda itu juga tidak
kebagusan kok. mau tahu buktinya?
Lihat saja kasus presiden terpilih Suharto: sudah terpilih, agamanya
cocok islam, mumpuni, tapi hasilnya bagaimana? Enak kan, rasanya jadi
sengsara? Digoblok-goblok 32 tahun, kalau ngurus KTP di
kecamatan/kelurahan susahnya setengah mati? Kalau tidak ada duit, ya
tidak ada kerjaan? Itukah yang kamu bilang mumpuni? Taek.
Ahmad Wiseman wrote in message <1998102113201...@hotmail.com>...
KB
Donal wrote:
> Ahmad Wiseman wrote:
> >
> > Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> > pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> > mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> > http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> >
>
> Orang kok penganggurannya sangat luar biasa. Mungkin karena sudah
> overtime nungging di depan komputer, jadinya ya mempermasalahkan dan
> menyerang pribadi orang.
(deleted)
KB
Donal wrote:
> Ahmad Wiseman wrote:
> >
> > Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> > pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> > mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> > http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> >
>
Donal wrote:
> kams...@hotmail.com wrote:
> >
> > Memang benar kalau ajaran Islam itu melarang umatnya memilih pemimpin dari
> > golongan diluar Islam, selama dikalangan Islam sendiri ada kandidat yang
> > mumpuni.
Heh heh,
takut ya, diperintah oleh orang yang tidak beragama Islam.
jangan jangan nati dianya tidak korup dan malah memajukan Indonesia.
wah wah...kan bisa berabe itu,
berani beraninya membuktikan bahwa orang bukan Islam ternyata becus dan lurus dalam
memerintah dan tidak sewenang-wenang terhadap agama lainnya.
mmm......
bisa gawat itu...
makanya pilih Presiden yang agamanya Islam aja. kan udah tiga kali Islam terus. dan
hasilnya sudah kelihatan.
maka sudah selayaknya yang keempat harus Islam.
supaya tidak melanggar Islam.
Hidup KKN!
*bengong di Internet*
Orang kafir mengatakan : "Hai orang-orang jahil!"
Aku tidak suka menyembah-nyembah
Oleh sebab itu aku tidak punya sembahan
Kalau kamu suka menyembah-nyembah
Buatlah sembahanmu sendiri dan urusilah sendiri
Jangan mengurusi sembahanku karena itu namanya jahiliah
Bagimu agamamu dan bagiku tidak usah kamu urusi dan jahili
(Al Kafir surat Am Saefudinuun: 1-7 baris)
Kita mungkin telah berdosa, karena memilih Soekarno yang
pro komunis (ingat Nasakom [Nasionalisme-Komunis] dan kebija-
kannya dalam poros "Jakarta-Peking-Pyong Yang" sehingga Indone-
sia dijauhi dunia Internasional) dan Soeharto yang menyuburkan
praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Tapi kesalahan itu
tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan memilih Megawati.
Apa sih bagusnya orang ini? Megawati terkenal karena bapaknya
adalah Soekarno, tokoh yang dipuja berlebihan sampai-sampai
dinobatkan sebagai presiden seumur hidup (republik macam apa
ini?). Kalau dipikir-pikir, Megawati inilah contoh yang paling
nyata dari Nepotisme. Orang memilih Megawati karena rakyat
pendukung Marhaen, rindu akan kebangkitan Soekarno (di Jerman
juga masih ada orang-orang yang mengidolakan Adolf Hitler).
Sekarang ketahuan lagi bahwa ternyata Megawati itu munafik.
Mengaku Islam, jarang shalat, tapi sering sembahyang di Pura
(tempat peribadatan agama Hindu). Dia memanfaatkan KTP-nya yang
tertulis Islam buat menarik massa yang sebagian beragama Islam.
Kalau memang mau beragama Hindu, silakan mbak Mega pindah agama
terang-terangan. Itu lebih baik dan satria, daripada mempermain-
kan agama Islam.
Para pemimpin negara banyak juga yang saling mengunjungi
tempat peribadatan, misalnya presiden AS yang mengunjungi Istiq-
lal. Tapi ini sebatas mengunjungi, bukan melakukan peribadatan
seperti halnya yang dilakukan Megawati Soekarno Putri (anak
Fatmawati, istri ke tiga dari tujuh istri yang dikawini oleh
Soekarno).
Jangankan mendidik rakyatnya, mendidik salah satu istrinya
saja Soekarno tak becus. Buktinya Ratna Sari Dewi (Madame Soe-
karno, istri ke 6) pernah berfose telanjang bugil di Jepang
(ingat kasus Syuga). Kalau istri presiden berbugil ria seperti
bintang majalah Play Boy, anaknya beragama tidak jelas (mengaku
Islam tapi sembahyang di Pura), lalu mau dibawa ke mana negara
ini? Jangan-jangan kalau mbak Mega jadi presiden, nanti tidak
ada lagi orang yang shalat di Masjid, Gereja jadi sepi karena
ditinggalkan jemaatnya, dan orang-orang Buddha tidak lagi rajin
mengunjungi Vihara.
Bila AM Saefuddin secara ksatria sudah minta maaf kepada
pemeluk agama Hindu, maka Megawati Soekarno Putri harus pula
minta maaf kepada pemeluk agama Islam. Itu kalau memang Megawati
berjiwa besar! Bila tidak, lebih baik Megawati mengundurkan diri
dari politik lalu mengurus anak-anaknya dan dirinya sendiri,
baru setelah itu memimpin rakyat.
---------
Hisbullah
---------
PGP Public Key is available at PGP Key Server
KeyID: 0x981F1B45
-----BEGIN PGP SIGNATURE-----
Version: PGP for Personal Privacy 5.0
Charset: noconv
iQCVAwUBNi5Am/9OzhWYHxtFAQHMUQP+K2TJKqKAIhBRzVtF5N1wWV37rKQqXd8X
1wf3XK5TQMGrZmiRPE4e97AGDJYH5KhkdBhInswefVLvbUmaKVKIeu9/Ee1daqZw
TOtOm/Sh5cU8y86PpE/K20WJ/vPViun+lMDCjvpQ68L5/6jlQgESPQnIPZvmqiTp
/ppPzqkgWjg=
=y1+S
-----END PGP SIGNATURE-----
Ahmad Wiseman <wise...@hotmail.com> wrote:
> Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> ).
>
> Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
> Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
> Qur'an dikatakan:
>
> Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
> Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
> Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
> Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
> Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
> Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
>
> (Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
>
> Demikianlah ketika kaum kafir Quraisy mengajak Nabi berkompromi
> untuk saling bergantian menyembah Tuhan mereka masing-masing, maka
> Allah menurunkan ayat tersebut.
>
> Ternyata Megawati demi mendapat suara dari rakyat Bali rela
> mengemis dan melanggar perintah Tuhan, dengan bersembahyang Hindu.
> Jika komitmennya terhadap Tuhan saja nol besar, bagaimana dengan
> manusia? Pasti si Mega ini korup dan nepotis juga. Lihat saja
> nanti kalau anak-anaknya sudah segede Tommy atau Tutut.
>
> Terus terang saya kasihan pada Pak AM Syaefuddin yang diteror oleh
> pendukung Mega karena hal itu. Tapi saya sih cuek saja untuk
> mengatakan kebenaran, Mega itu Islam KTP yang tak pernah shalat,
> tapi doyan sembahyang Hindu, soalnya saya inikan demo-proof, he he
> heà.
>
> Memilih ketua partai PDI saja cuma pakai 1 formatur tunggal dengan
> alasan supaya tidak mudah disusupi. Apa itu yang namanya
> Demokratis?
>
> Mungkin inilah seperti dikatakan orang Bhinneka Tunggal Ika.
> Berbeda-beda tapi satu.
> Sang Pemimpin KTPnya Islam,
> Sembahyangnya Hindu
> Orang-orang di pemerintahannya Kristen dan Katolik
> Pengusaha-pengusahanya dari kalangan Buddha.
>
> Lihat saja di Tempo:
> .
> Nama-nama sempat berhamburan, mulai dari Kwik Kian Gie, Laksamana
> Sukardi, Theo Syafei, sampai Aberson Sihaloho. Tapi, secara
> mengejutkan, Mega mengangkat kembali Alex Litaay, yang dinilai
> banyak pihak tidak cukup cemerlang.
>
> Benar-benar full kafir, he he heà.
>
> Tentang Dwi Fungsi ABRI, Megawati melestarikannya dengan
> mengangkat Mayjen Theo Syafei (seorang penganut Kristen yang taat)
> sebagai salah seorang ketua, meskipun si Theo ini baru seminggu
> jadi anggota. Bayangkan, baru satu minggu saja bergabung, ABRI
> sudah bisa berdwi-fungsi di PDI sebagai Ketua, bagaimana kalau
> sudah setahun? Bisa-bisa persis seperti rezim Suharto, he he heà
Kesalahan Megawati lebih besar dari Soeharto?????? Apa yang telah
dilakukan Megawati sehingga menyensarakan rakyat Indonesia? Karena
beliau adalah seorang Muslim moderat? Karena di partai beliau ada
pemimpin-pemimpin non-Islam? Alas, Megawati hanya berjuang untuk
membebaskan rakyat negara ini dari belungu Soeharto dan Golkarnya.
Sebaliknya dosa Soeharto itu sudah tidak terampuni walau beliau
hidup 1000 tahun lagi. Soeharto bertanggung-jawab penuh terhadap
kekayaan negara yang begitu berlimpah tetapi akhirnya menjadi salah
satu negara paling melarat, paling korup, paling rasis, paling lugu,
paling kejam, paling tidak bermoral, dst, dst, dst...
sebelumnya :
> Memang benar kalau ajaran Islam itu melarang umatnya memilih pemimpin dari
> golongan diluar Islam, selama dikalangan Islam sendiri ada kandidat yang
> mumpuni.
seharusnya :
"Memang benar kalau ajaran Islam itu melarang umatnya untuk memilih pemimpin
dari golongan di luar Islam, dan wajib memilih pemimpin dari golongan Islam
sendiri, kecuali apabila tidak ada kandidat dari golongan Islam."
Atas adanya kesalahan ini saya mohon ampun kepada Allah, dan mohon maaf
kepada umat Islam yang telah membaca posting saya tsb. Dan saya bersyukur
kepada Allah karena masih ada yang mengingatkan saya untuk segera meralatnya.
Demikian ralat ini saya sampaikan. Kesalahan ini memang cukup fatal akibat
saya tergesa-gesa. Dan pada kesempatan ini tak lupa saya sampaikan ucapan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Jafar<ja...@vision.net.id> yang telah
mengingatkan saya akan hal itu. Semoga Sdr Jafar selalu mendapatkan rahmat
dan lindungan Allah swt.
In article <70sirj$km$1...@nnrp1.dejanews.com>,
kams...@hotmail.com wrote:
> Memang benar kalau ajaran Islam itu melarang umatnya memilih pemimpin dari
> golongan diluar Islam, selama dikalangan Islam sendiri ada kandidat yang
> mumpuni.
>
> Kalaupun reaksi masyarakat Hindu, tersinggung oleh ucapan Pak AM Saefuddin,
> ya memang Pak AM kelakar politiknya terlalu tinggi sehingga kelucuannya
> tidak bisa dinikmati oleh mereka, bahkan malah dinilai menyinggung perasaan
> dll. Padahal memang yang ditanyakan ke wartawan saat itu (harian
> republika)apakah mereka (wartawan) rela kalau Megawati yang menjadi presiden.
> Dan wartwan menjawabnya "tidaaaak". Jadi bukan karena Hindunya Megawati,
> tetapi karena ketegasan sikap Megawati dalam berprinsip terutama dalam
> beragama.
>
> Sebagaimana pesan Habibi kepada Gubernur Bali agar membina rakyatnya untuk
> lebih dewasa. Dan Pak Bubernur tidak mengajukan keberatan ini. Apakah pesan
> itu sudah nyampe ke rakyat Bali atau belum saya tidak tahu.
>
> Sample ini (reaksi rakyat bali) menunjukkan bawa bangsa Indonesia masih
> memiliki kepribadian yang kekanak-kanakan masih mudah dipanas-panasi dan
> latah, suka meniru-niru, reaktif-emosional, meskipun banyak pula yang
> menunjukkan kepribadian yang lebih baik, konsisten dan obyektif. Tetapi
> nilai-nilai positif inipun sudah tidak dipercaya lagi oleh trend-trend global
> yang semakin kapitalistik dan serakah.
>
> In article <70m1uj$k...@news1.rad.net.id>,
> "abdul" <abdu...@hotmail.com> wrote:
> > Bagus - bagus.....
> > Emangnya kalau agama Hindu tidak boleh ????????????
> > atau agama lain, kalau ingin jadi PRESIDEN INDONESIA ?
> > atau kita bisa lihat PRESIDEN sebelumnya, bagaimana ?
> > anda suka ?
> > apa sih artinya DEMOKRASI dan PANCASILA ?
> >
> > Saya rasa, bukan agamanya tapi MENTALNYA !!!!
> > kalau kita lihat agamanya PRESIDEN terdahulu itu ISLAM berarti
> > apakah agama ISLAM itu JELEK/TIDAK BAIK ????
> >
> > Coba yach, lain kali kalau mau posting, dipakai OTAKNYA.
> > Jangan asal posting SAMPAH dan membuat kemarahan netters lainnya.
> >
> > Ahmad Wiseman wrote in message <1998102113201...@hotmail.com>...
> > >Inilah Megawati, di KTP agamanya Islam, shalat wajib 5 waktu tidak
> > >pernah, tapi doyan sembahyang Hindu hingga fotonya menyebar ke
> > >mana2 (lihat di Kompas atau Republika tanggal 8 Oktober 1998
> > >http://www.republika.co.id/9810/08/141.htm/
> > >).
> > >
> > >Lha ini jelas dalam beragama saja komitmennya tidak ada. Si
> > >Megawati ini sudah ingkar pada perintah Allah, bukankah di Al
> > >Qur'an dikatakan:
> > >
> > >Katakanlah: "Hai orang-orang Kafir!"
> > >Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
> > >Dan kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah
> > >Aku tak pernah menyembah apa yang kamu sembah
> > >Dan kamu tak pernah pula menyembah apa yang aku sembah
> > >Bagimu agamamu dan bagiku agamaku"
> > >
> > >(Al Qur'an surat Al Kafiruun: 1-5)
> > >
> >
Dasar tukang adu domba, bisanya cuman ngomong sama dong.
Yang jelas ya nggak sama dan nggak bakalan sama.
Dilihat dari namanya yang koruptor, pasti isi kepalanya juga kotor.
kalau Anda ingat, justru Indonesia berpaling ke Moscow karena merasa
dikhianati oleh Amerika, pengganti Kennedy.
>Apa sih bagusnya orang ini? Megawati terkenal karena bapaknya
>adalah Soekarno, tokoh yang dipuja berlebihan sampai-sampai
>dinobatkan sebagai presiden seumur hidup (republik macam apa
>ini?). Kalau dipikir-pikir, Megawati inilah contoh yang paling
>nyata dari Nepotisme. Orang memilih Megawati karena rakyat
>pendukung Marhaen, rindu akan kebangkitan Soekarno (di Jerman
>juga masih ada orang-orang yang mengidolakan Adolf Hitler).
Bagaimana mungkin nepotisme, kecuali nama, apakah megawati mendapat bantuan
lain dari Sukarno, seperti kuasa untuk meminjam uang dari bank-bank tanpa
batas :), atau proyek-proyek basah??
> Sekarang ketahuan lagi bahwa ternyata Megawati itu munafik.
>Mengaku Islam, jarang shalat, tapi sering sembahyang di Pura
>(tempat peribadatan agama Hindu). Dia memanfaatkan KTP-nya yang
>tertulis Islam buat menarik massa yang sebagian beragama Islam.
>Kalau memang mau beragama Hindu, silakan mbak Mega pindah agama
>terang-terangan. Itu lebih baik dan satria, daripada mempermain-
>kan agama Islam.
Ini urusan bagi yang beragama deh, gih sono pecahin sendiri hatred antara
kalian....
kenapa sih nggak bisa menyadari kalau kita itu semua sama-sama manusia?
lagipula, apakah Anda tahu kalau Megawati itu bersembayang secara Hindu atau
Islam??
atau sekadar hanya meditasi belaka?
> Para pemimpin negara banyak juga yang saling mengunjungi
>tempat peribadatan, misalnya presiden AS yang mengunjungi Istiq-
>lal. Tapi ini sebatas mengunjungi, bukan melakukan peribadatan
>seperti halnya yang dilakukan Megawati Soekarno Putri (anak
>Fatmawati, istri ke tiga dari tujuh istri yang dikawini oleh
>Soekarno).
tujuh?? bukannya 4?
> Jangankan mendidik rakyatnya, mendidik salah satu istrinya
>saja Soekarno tak becus. Buktinya Ratna Sari Dewi (Madame Soe-
>karno, istri ke 6) pernah berfose telanjang bugil di Jepang
>(ingat kasus Syuga). Kalau istri presiden berbugil ria seperti
>bintang majalah Play Boy, anaknya beragama tidak jelas (mengaku
>Islam tapi sembahyang di Pura), lalu mau dibawa ke mana negara
>ini? Jangan-jangan kalau mbak Mega jadi presiden, nanti tidak
>ada lagi orang yang shalat di Masjid, Gereja jadi sepi karena
>ditinggalkan jemaatnya, dan orang-orang Buddha tidak lagi rajin
>mengunjungi Vihara.
uhm salah mas, waktu Ratna Sari Dewi berbugil ria, pak Sukarno sudah
meninggal, dan tindakan Ratna Sari Dewi tidak bisa dihubungkan dengan
Megawati, karena, walaupun sama-sama keluarga Sukarno, tapi budayanya, latar
belakang dan gaya hidupnya beda.
Jelaskan kenapa umat beragama akan meninggalkan tempat ibadatnya? kalau
untuk lebih mendekatkan diri ke Tuhan, apakah salah untuk meninggalkan
tempat ibadat?
> Bila AM Saefuddin secara ksatria sudah minta maaf kepada
>pemeluk agama Hindu, maka Megawati Soekarno Putri harus pula
>minta maaf kepada pemeluk agama Islam. Itu kalau memang Megawati
>berjiwa besar! Bila tidak, lebih baik Megawati mengundurkan diri
>dari politik lalu mengurus anak-anaknya dan dirinya sendiri,
>baru setelah itu memimpin rakyat.
>
Apa salah megawati? urusan dia sembayang (saya, kamu dan kita semua tidak
tahu dengan cara apa dia sembayang (islam/hindu) ) di pure, tapi AM? apa
urusan dia menghina orang lain?
will...@cyber-wizard.com wrote in message <3637d...@carrera.intergate.ca>...
> Hisbullah wrote in message <1998102710154...@nym.alias.net>...
> >-----BEGIN PGP SIGNED MESSAGE-----
> >
> > Kita mungkin telah berdosa, karena memilih Soekarno yang
> >pro komunis (ingat Nasakom [Nasionalisme-Komunis] dan kebija-
> >kannya dalam poros "Jakarta-Peking-Pyong Yang" sehingga Indone-
> >sia dijauhi dunia Internasional) dan Soeharto yang menyuburkan
> >praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Tapi kesalahan itu
> >tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan memilih Megawati.
>
> kalau Anda ingat, justru Indonesia berpaling ke Moscow karena merasa
> dikhianati oleh Amerika, pengganti Kennedy.
Akhirnya terbukti "perasaan" itu berbuntut Indonesia dikucilkan
dunia Internasional, perekonomian memburuk, komunis semakin
merajalela (karena Presiden seumur hidup itu berpihak pada PKI),
dan segudang catatan memalukan yang mengotori sejarah Indonesia.
Itukah yang anda banggakan dari Soekarno, tokoh yang baru
membacakan proklamasi setelah dipaksa oleh kaum pemuda sekaligus
tokoh pencetus Nasakom?
Misalnya anda dikhianati oleh Polisi, apakah anda lalu
membenarkan bergabung dengan perampok?
> >Apa sih bagusnya orang ini? Megawati terkenal karena bapaknya
> >adalah Soekarno, tokoh yang dipuja berlebihan sampai-sampai
> >dinobatkan sebagai presiden seumur hidup (republik macam apa
> >ini?). Kalau dipikir-pikir, Megawati inilah contoh yang paling
> >nyata dari Nepotisme. Orang memilih Megawati karena rakyat
> >pendukung Marhaen, rindu akan kebangkitan Soekarno (di Jerman
> >juga masih ada orang-orang yang mengidolakan Adolf Hitler).
>
> Bagaimana mungkin nepotisme, kecuali nama, apakah megawati mendapat bantuan
> lain dari Sukarno, seperti kuasa untuk meminjam uang dari bank-bank tanpa
> batas :), atau proyek-proyek basah??
Saya curiga jangan-jangan anda tidak bisa membedakan antara arti
Nepotisme dengan arti kolusi dan korupsi.
> > Sekarang ketahuan lagi bahwa ternyata Megawati itu munafik.
> >Mengaku Islam, jarang shalat, tapi sering sembahyang di Pura
> >(tempat peribadatan agama Hindu). Dia memanfaatkan KTP-nya yang
> >tertulis Islam buat menarik massa yang sebagian beragama Islam.
> >Kalau memang mau beragama Hindu, silakan mbak Mega pindah agama
> >terang-terangan. Itu lebih baik dan satria, daripada mempermain-
> >kan agama Islam.
>
> Ini urusan bagi yang beragama deh, gih sono pecahin sendiri hatred antara
> kalian....
> kenapa sih nggak bisa menyadari kalau kita itu semua sama-sama manusia?
> lagipula, apakah Anda tahu kalau Megawati itu bersembayang secara Hindu atau
> Islam??
> atau sekadar hanya meditasi belaka?
Omongan anda kok seperti orang bingung. Saya tanya, apakah anda
sudah melihat foto-foto Megawati melakukan peribadatan di pura
secara Hindu? Misalnya Megawati di dalam gereja, menghadap
patung Yesus, lalu membuat tanda salib. Apakah anda juga akan
bertanya, "Apakah anda tahu kalau Megawati itu bersembahyang
secara Katolik atau Islam??". Ha ha ha ... benar-benar
pertanyaan paling naif.
> > Para pemimpin negara banyak juga yang saling mengunjungi
> >tempat peribadatan, misalnya presiden AS yang mengunjungi Istiq-
> >lal. Tapi ini sebatas mengunjungi, bukan melakukan peribadatan
> >seperti halnya yang dilakukan Megawati Soekarno Putri (anak
> >Fatmawati, istri ke tiga dari tujuh istri yang dikawini oleh
> >Soekarno).
>
> tujuh?? bukannya 4?
Coba hitung: (1) Siti Utari, (2) Inggit Garnasih, (3) Fatmawati,
(4) Hartini, (5) Yurike Sanger, (6) Ratna Sari Dewi, dan (7)
Haryati. Ada berapa? Empat ya? Makanya lain kali jangan sok
tahu. Bikin malu saja.
> > Jangankan mendidik rakyatnya, mendidik salah satu istrinya
> >saja Soekarno tak becus. Buktinya Ratna Sari Dewi (Madame Soe-
> >karno, istri ke 6) pernah berfose telanjang bugil di Jepang
> >(ingat kasus Syuga). Kalau istri presiden berbugil ria seperti
> >bintang majalah Play Boy, anaknya beragama tidak jelas (mengaku
> >Islam tapi sembahyang di Pura), lalu mau dibawa ke mana negara
> >ini? Jangan-jangan kalau mbak Mega jadi presiden, nanti tidak
> >ada lagi orang yang shalat di Masjid, Gereja jadi sepi karena
> >ditinggalkan jemaatnya, dan orang-orang Buddha tidak lagi rajin
> >mengunjungi Vihara.
>
> uhm salah mas, waktu Ratna Sari Dewi berbugil ria, pak Sukarno sudah
> meninggal, dan tindakan Ratna Sari Dewi tidak bisa dihubungkan dengan
> Megawati, karena, walaupun sama-sama keluarga Sukarno, tapi budayanya, latar
> belakang dan gaya hidupnya beda.
Semua juga sudah tahu. Masalahnya sewaktu masih hidup, apakah
Soekarno tidak bisa mendidik anak istrinya? Walaupun sudah
menjanda, seorang Istri tetap harus menjaga nama baik suaminya.
Dewi harusnya tahu bagaimana cara dia bersikap sebagai seorang
istri mantan pemimpin negara, kecuali kalau Soekarno tidak
pernah mendidiknya. Seorang bocah yang tertangkap basah mencuri,
wajar orang lain bertanya, "Anak siapa sih?" Yang tidak wajar
(kalau tidak ingin disebut bodoh) adalah jawaban, "Sewaktu si
anak mencuri, bapaknya tidak ada di situ." Ha ha ha ... kalau
bapaknya ada di situ, mungkin si bapak dan si anak sedang
bekerja sama.
> Jelaskan kenapa umat beragama akan meninggalkan tempat ibadatnya?
Pemimpin itu panutan bagi rakyatnya. Apa yang akan kita katakan
kalau seorang anak tidak mau mengaji dengan alasan, "Ah,
presidennya saja tidak pernah sholat." Atau si anak mencuri
dengan alasan bapaknya saja perampok.
> kalau
> untuk lebih mendekatkan diri ke Tuhan, apakah salah untuk meninggalkan
> tempat ibadat?
Pemahaman anda terbalik. Beribadah memang tidak harus di masjid,
gereja, dll. Di rumah juga boleh. Orang-orang datang ke tempat
ibadah justru untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Tapi
alasan anda meninggalkan tempat ibadah untuk lebih mendekatkan
diri ke Tuhan jelas salah, kecuali kalau tempat ibadah anda itu
adalah sarang iblis atau tempat maksiat.
> > Bila AM Saefuddin secara ksatria sudah minta maaf kepada
> >pemeluk agama Hindu, maka Megawati Soekarno Putri harus pula
> >minta maaf kepada pemeluk agama Islam. Itu kalau memang Megawati
> >berjiwa besar! Bila tidak, lebih baik Megawati mengundurkan diri
> >dari politik lalu mengurus anak-anaknya dan dirinya sendiri,
> >baru setelah itu memimpin rakyat.
>
> Apa salah megawati? urusan dia sembayang (saya, kamu dan kita semua tidak
> tahu dengan cara apa dia sembayang (islam/hindu) ) di pure, tapi AM? apa
> urusan dia menghina orang lain?
Cara anda bersembahyang bukan urusan saya. Mau nyanyi berteriak-
teriak, atau bakar-bakar sampai membuat polusi, itu urusan anda.
Yang menjadi masalah adalah apa yang Megawati lakukan sudah
menyimpang dari ajaran agama Islam. Apa yang Mega lakukan bukan
cara muslimah beribadah. Seorang muslim wajib menegur muslim
yang lain, sekaligus menyadarkan ummat yang hampir salah memilih
khalifahnya. AM Saifuddin telah melakukannya.
Agama itu harusnya mewarnai kebudayaan (seperti di Aceh), bukan
malah kebudayaan yang mewarnai agama (seperti yang masih
dilakukan oleh orang-orang "Islam abangan").
---------
Hisbullah
---------
PGP Public Key is available at PGP Key Server
KeyID: 0x981F1B45
-----BEGIN PGP SIGNATURE-----
Version: PGP for Personal Privacy 5.0
Charset: noconv
iQCVAwUBNjgN7f9OzhWYHxtFAQF9fAP+OYkcaq3h4JFzvFAo21K0byh8McGcOQsV
4qaq/xTX1rSp5bkKpxIlHJ8U+u1VJ6+e3z1v1yMAHgmFrHygCYF9EVglSsGZ6+VU
73gWFGRctF3IgRQMujAMYpBTaJhDK+g+6fkcSnsFpg522/+BUYM8lEU9G/b8esy9
HxzaFCkyR3A=
=/cdB
-----END PGP SIGNATURE-----
Hisbullah wrote in message <1998103009460...@nym.alias.net>...
>-----BEGIN PGP SIGNED MESSAGE-----
>
>will...@cyber-wizard.com wrote in message
<3637d...@carrera.intergate.ca>...
>> Hisbullah wrote in message <1998102710154...@nym.alias.net>...
>> >-----BEGIN PGP SIGNED MESSAGE-----
>> >
>> > Kita mungkin telah berdosa, karena memilih Soekarno yang
>> >pro komunis (ingat Nasakom [Nasionalisme-Komunis] dan kebija-
>> >kannya dalam poros "Jakarta-Peking-Pyong Yang" sehingga Indone-
>> >sia dijauhi dunia Internasional) dan Soeharto yang menyuburkan
>> >praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Tapi kesalahan itu
>> >tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan memilih Megawati.
>>
>> kalau Anda ingat, justru Indonesia berpaling ke Moscow karena merasa
>> dikhianati oleh Amerika, pengganti Kennedy.
>
>Akhirnya terbukti "perasaan" itu berbuntut Indonesia dikucilkan
>dunia Internasional, perekonomian memburuk, komunis semakin
>merajalela (karena Presiden seumur hidup itu berpihak pada PKI),
>dan segudang catatan memalukan yang mengotori sejarah Indonesia.
Apakah dunia internasional itu hanya terbatas pada negara-negara Liberal
saja??? yang bisanya cuma mengadu domba negara-negara lain?? Liat Jazirah
Arab, siapa sih yang dari dulu untung dari perang di daerah sini?
>Itukah yang anda banggakan dari Soekarno, tokoh yang baru
>membacakan proklamasi setelah dipaksa oleh kaum pemuda sekaligus
>tokoh pencetus Nasakom?
Nasakom tidak salah, kalau dijalankan dengan benar,
Nasional, Agama, Komunis.... walaupun saya bukan komunis, tapi saya tidak
melihat hal yang buruk pada komunis, hanya saja komunis selalu menjadi
kambing hitam yang tidak layak (G30S PKI ) :(
>
>Misalnya anda dikhianati oleh Polisi, apakah anda lalu
>membenarkan bergabung dengan perampok?
>
Siapa yang polisi dan siapa yang perampok?? AS dan Rusia??
analogi anda tentang blok barat dan blok timur amat bertentangan dengan
polisi-perampok. Blok Timur tidak sepenuhnya salah, dan Blok Barat pun
tidak sepenuhnya benar. Anda termakan propaganda Blok Barat, dan tambah
lagi Blok Timur kalah WW II
>> >Apa sih bagusnya orang ini? Megawati terkenal karena bapaknya
>> >adalah Soekarno, tokoh yang dipuja berlebihan sampai-sampai
>> >dinobatkan sebagai presiden seumur hidup (republik macam apa
>> >ini?). Kalau dipikir-pikir, Megawati inilah contoh yang paling
>> >nyata dari Nepotisme. Orang memilih Megawati karena rakyat
>> >pendukung Marhaen, rindu akan kebangkitan Soekarno (di Jerman
>> >juga masih ada orang-orang yang mengidolakan Adolf Hitler).
>>
>> Bagaimana mungkin nepotisme, kecuali nama, apakah megawati mendapat
bantuan
>> lain dari Sukarno, seperti kuasa untuk meminjam uang dari bank-bank tanpa
>> batas :), atau proyek-proyek basah??
>
>Saya curiga jangan-jangan anda tidak bisa membedakan antara arti
>Nepotisme dengan arti kolusi dan korupsi.
>
Nepotisme: Kesenangan untuk menunjuk relatif (family) pada posisi-posisi
yang dikehendaki
Korupsi : termasuk Suap, penggantian data, penghilangan data
Kolusi : perjanjian rahasia untuk melakukan tindakan illegal
bukankah yang saya maksud itu dikategorikan pada nepotisme, dimana anak
seorang pejabat, sebut aja Soe, ditunjuk sebagai pengusaha ini, pengusaha
tiu, penyalur ini itu, kontraktor ini-itu, dan memanfaatkan kolusi dengan
pejabat bank
saya kira Anda akan dengan mudah mengerti :(
Apa Sukarno (maaf bila menyinggung) memiliki andil dalam pemilihan presiden
sekarang?? berteriak-teriak menyuruh rakyatnya memilih anaknya??
Kayaknya tuduhan Anda itu lebih cocok ditujukan pada negara tetangga yang
dulu dipimpin LKY, yang jelas-jelas akan mewariskan jabatannya pada anaknya,
dengan GCT sebagai pengantara.
>> > Sekarang ketahuan lagi bahwa ternyata Megawati itu munafik.
>> >Mengaku Islam, jarang shalat, tapi sering sembahyang di Pura
>> >(tempat peribadatan agama Hindu). Dia memanfaatkan KTP-nya yang
>> >tertulis Islam buat menarik massa yang sebagian beragama Islam.
>> >Kalau memang mau beragama Hindu, silakan mbak Mega pindah agama
>> >terang-terangan. Itu lebih baik dan satria, daripada mempermain-
>> >kan agama Islam.
>>
>> Ini urusan bagi yang beragama deh, gih sono pecahin sendiri hatred antara
>> kalian....
>> kenapa sih nggak bisa menyadari kalau kita itu semua sama-sama manusia?
>> lagipula, apakah Anda tahu kalau Megawati itu bersembayang secara Hindu
atau
>> Islam??
>> atau sekadar hanya meditasi belaka?
>
>Omongan anda kok seperti orang bingung. Saya tanya, apakah anda
>sudah melihat foto-foto Megawati melakukan peribadatan di pura
>secara Hindu? Misalnya Megawati di dalam gereja, menghadap
>patung Yesus, lalu membuat tanda salib. Apakah anda juga akan
>bertanya, "Apakah anda tahu kalau Megawati itu bersembahyang
>secara Katolik atau Islam??". Ha ha ha ... benar-benar
>pertanyaan paling naif.
>
Sembayang yang saya tanya bukan bentuk fisik, yang biasa dilakukan orang,
tapi bentuk rohani. Saya bisa pergi ke berbagai macam tempat peribadatan,
mengikuti cara peribadatan mereka, tapi di dalam unsur rohani saya, toh saya
tetap berdoa terhadap Tuhan saya ( ya Tuhan kamu juga, ya Tuhan orang
lain...).
Anda diundang ke...tempat peribadatan agama lain (gereja, atau pure, atau
apapun juga), mereka beribadat dengan cara mereka, apakah Anda akan tetap
menggunakan tatacara agama Anda, dan menjadi unik sendiri di sana, atau
mengikuti tatacara mereka tapi di dalam rohani tetap bersembayang sesuai
dengan agama Anda?? bagaimana jika Anda mengundang orang beragama lain
(ayolah, kita hidup harus saling menghargai) atau orang belum beragama, atau
atheis ke masjid, bagaimana harapan Anda akan tindakan mereka di masjid??
Foto bisa foto, apakah Anda bisa memfoto isi hatinya Megawati??
Dammit, bisa ngerti nggak sih kalau Tuhan itu cuma satu, nggak penting
agama, yang penting Tuhannya!!!
Mana yang lebih penting agama (cara bersembayang) apa imannya???
>> > Para pemimpin negara banyak juga yang saling mengunjungi
>> >tempat peribadatan, misalnya presiden AS yang mengunjungi Istiq-
>> >lal. Tapi ini sebatas mengunjungi, bukan melakukan peribadatan
>> >seperti halnya yang dilakukan Megawati Soekarno Putri (anak
>> >Fatmawati, istri ke tiga dari tujuh istri yang dikawini oleh
>> >Soekarno).
>>
>> tujuh?? bukannya 4?
>
>Coba hitung: (1) Siti Utari, (2) Inggit Garnasih, (3) Fatmawati,
>(4) Hartini, (5) Yurike Sanger, (6) Ratna Sari Dewi, dan (7)
>Haryati. Ada berapa? Empat ya? Makanya lain kali jangan sok
>tahu. Bikin malu saja.
>
Saya tidak sok tahu, saya cuma bertanya karena yang tercatat hanyalah 4.
Siapa yang malu akan kesalahan saya? Saya? tidak! saya tidak pernah malu
akan kesalahan saya. Saya hanya malu kalau berbuat buruk, tidak akan malu
hanya karena kurang pengetahuan.
OK, mungkin Sukarno salah tidak mendidik istri ()hanya menuruti hawa nafsu
saja dalam memilih istri)
Tapi bukankah sudah saya bilang budayanya beda antara Megawati dan Ratna.
Ratna dibesarkan di budaya Jepang dan kemudian hidup di kalangan jetset di
Amerika. Sedangkan Megawati hidup dan besar di Indonesia. Latar belakang
tindakan-tindakan mereka juga beda Ratna bugil karena duit, publisitas, dan
juga (mungkin!!) memamerkan keindahan dan kebanggaan dia akan tubuhnya.
Anda juga tidak bisa membandingkan memimpin sebuah keluarga dengan negara.
Banyak pemimpin negara yang baik, regardless of their family problem.
>
>> Jelaskan kenapa umat beragama akan meninggalkan tempat ibadatnya?
>Pemimpin itu panutan bagi rakyatnya. Apa yang akan kita katakan
>kalau seorang anak tidak mau mengaji dengan alasan, "Ah,
>presidennya saja tidak pernah sholat." Atau si anak mencuri
>dengan alasan bapaknya saja perampok.
>
Enggak, maksud saya jelasklan kalau umat beragama akan meninggalkan tempat
peribadatannya kalau Megawati (yang pernah ke pure entah berapa kali)
menjadi presiden. Kalau Megawati atheis dan kemudian memperbolehkan
atheisme di Indonesia, yaa mungkin argumen Anda bisa diterima.
>> kalau
>> untuk lebih mendekatkan diri ke Tuhan, apakah salah untuk meninggalkan
>> tempat ibadat?
>
>Pemahaman anda terbalik. Beribadah memang tidak harus di masjid,
>gereja, dll. Di rumah juga boleh. Orang-orang datang ke tempat
>ibadah justru untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Tapi
>alasan anda meninggalkan tempat ibadah untuk lebih mendekatkan
>diri ke Tuhan jelas salah, kecuali kalau tempat ibadah anda itu
>adalah sarang iblis atau tempat maksiat.
Itu adalah pengertian orang level 2. Dimanakah tempat ibadah saya?? di
jalan, di train, di tempat tidur, di kursi komputer. Dimanakah Tuhan saya?
tidak di gereja, masjid, pure, atau manapun juga, tapi tetap berada di dalam
rohani saya, menetap.
oops ternyata pertanyaan saya salah, maksud saya, apakah kalau kita
meninggalkan tempat beribadah, apakah berarti kita meninggalkan Tuhan?
>
>> > Bila AM Saefuddin secara ksatria sudah minta maaf kepada
>> >pemeluk agama Hindu, maka Megawati Soekarno Putri harus pula
>> >minta maaf kepada pemeluk agama Islam. Itu kalau memang Megawati
>> >berjiwa besar! Bila tidak, lebih baik Megawati mengundurkan diri
>> >dari politik lalu mengurus anak-anaknya dan dirinya sendiri,
>> >baru setelah itu memimpin rakyat.
>>
>> Apa salah megawati? urusan dia sembayang (saya, kamu dan kita semua
tidak
>> tahu dengan cara apa dia sembayang (islam/hindu) ) di pure, tapi AM? apa
>> urusan dia menghina orang lain?
>
>Cara anda bersembahyang bukan urusan saya. Mau nyanyi berteriak-
>teriak, atau bakar-bakar sampai membuat polusi, itu urusan anda.
>Yang menjadi masalah adalah apa yang Megawati lakukan sudah
>menyimpang dari ajaran agama Islam. Apa yang Mega lakukan bukan
>cara muslimah beribadah. Seorang muslim wajib menegur muslim
>yang lain, sekaligus menyadarkan ummat yang hampir salah memilih
>khalifahnya. AM Saifuddin telah melakukannya.
menyadarkan atau menghina, batasnya pun sudah kabur...
dia mungkin menyadarkan Mega, tapi dalam nafas yang sama dia menghina umat
Hindu bali.
dan dia sudah minta maaf.
Uh huh, Mungkin Mega memang harus menjelaskan apa yang dia lakukan dengan
bersembayang di pure, bila itu memang bertentangan dengan agamanya, dan
meminta maaf bila diperlukan. tapi itu tidak mempengaruhi kemampuannya untuk
memimpin bangsa (menjadi Presiden)
WeShackEm!
--
Maybe I will never be all the things I want to be
But now's not the time to cry
Now's the time to find out why
WeShackEm!
--
Maybe I will never be all the things I want to be
But now's not the time to cry
Now's the time to find out why
JaneRoe99 wrote in message <19981030230008...@ng137.aol.com>...
>>"WeShackEm!" wrote:
>>delete
>
>
>>Uh huh, Mungkin Mega memang harus menjelaskan apa yang dia lakukan dengan
>>bersembayang di pure, bila itu memang bertentangan dengan agamanya, dan
>>meminta maaf bila diperlukan. tapi itu tidak mempengaruhi kemampuannya
untuk
>>memimpin bangsa (menjadi Presiden)
>
>What a great argument. Tapi saya kurang sependapat denganparagraf diatas.
>Megawati tidak perlu minta maaf dan menjelaskan atas keberadaanya di pure.
>Seperti yang anda katakan bahwa tempat sembahayang tidaklah penting tapi
>sebaliknya segalanya (do'a) tergantung dari rohani individu.
>
>Apakah orang tahu bahwa keberadaan Megawati berdoa di pure itu secara Hindu
>atau bahkan secara islam sekalipun? Belum tentu dia sembahyang secara hindu
>hanya berdasarkan photo disurat kabar yang memampang wajah Megawati
sembahyang
>di pure. Hanya AM. Saeffudinlah yang percaya berdasarkan gambar. Dasar
pejabat
>ber IQ jongkok!
>
>Jane Doe
>
>
Menurut logika, kalau agama yang mewarnai kebudayaan:
Artinya kebudayaan dimana agama itu dilahirkanlah yang menjadi dominan.
Karena Islam dilahirkan ditanah Arab (gurun pasir) dengan sendiri nya
kebudayaan dan pikiran orang (2) setempat ini masuk kedalam nya. Konon
agama itu datang nya dari Tuhan, tapi toh penulis nya mengumpulkan ceri-
ta-cerita dari handai taulan mereka sendiri yang notabene orang setempat.
Tidaklah mengherankan apabila kita menemukan ayat-ayat yang menjanjikan
kenikamatan disorga bagi orang saleh, dengan kalimat kira-kira seperti ini:
" Istri perawan sepanjang masa. Pohon kurma yang rindang dan air mengalir "
Sudah jelas ini sebagai bukti bahwa kebudayaan setempat lah yang mewar-
nai agama, abangan atau tidak. Karena seandai nya agama itu lahir di Perancis
atau di Indonesia, imbalan dengan air yang mengalir bukanlah sesuatu yang
membuat kita keluar air liur. Walaupun imbalan tersebut bisa dibilang sebuah
metafora.
Ruben.
E-mail: rub...@club-internet.fr
X-no-spam:yes
X-no-archive:yes
>Uh huh, Mungkin Mega memang harus menjelaskan apa yang dia lakukan dengan
>bersembayang di pure, bila itu memang bertentangan dengan agamanya, dan
>meminta maaf bila diperlukan. tapi itu tidak mempengaruhi kemampuannya untuk
>memimpin bangsa (menjadi Presiden)
What a great argument. Tapi saya kurang sependapat denganparagraf diatas.