BLS: [alfk73] Serum Ikan Gabus di RS Kanker Dharmais

408 views
Skip to first unread message

sudarson...@yahoo.com

unread,
Jul 7, 2012, 8:14:10 PM7/7/12
to alf...@googlegroups.com
Saya pernah coba itu utk meningkatkan albumin bagi combustio,crf dll, merk nya ALBUMINA
Terkirim dari telepon Nokia saya
-----Pesan Asli-----
Dari: soenarjo soejoso
Terkirim: 08-07-2012, 03.13
To: alumni73fkunair
Subjek: [alfk73] Serum Ikan Gabus di RS Kanker Dharmais


Ketika kami menunggu dewan penguji rapat setelah presentasi promosi, nongol orang pasca stroke dengan hemiplegi yang sudah Tahes kembali berkat terapi serum ikan gabus n sirup lidah buaya Pontianak 2 dd C1 selama 4 bulan (pernah diceritakan di millis ini). Saya kenalkan kasusya kepada paranem, Eeeeeh paranemnya yang Kabag Bedah RS Kanker Dharmais bilang bahwa semua pasien bedahnya dikasih resep plasma ikan gabus (kayaknya sudah ada produk farmasinya). Adik saya juga bilang kalau di RSUD Syaiful Sulun Malang itu serum ikan gabus dijual botolan jadi di (mungkin malah di apotiknya atau ad counter lain kantin misalnya?).
Terus? Bagaimana prognosis kasus per kasus dalam perjalanan waktunya? Belum ada info balik.
Mungkin koq teman-teman ada juga yang di fasilits kesehatannya juga dijumpai penggunaan serum ikan gabus dalam perawatan pasiennya.... koq nggak ada beritanya ya? Apa peresepannya berkode saja dalam arti RHS (bukan nama produk)?
Jadi, penggunaan serrum ikan gabus itu ternyata sudah merambah di tingkat spesialis di RS level nasional lho!
Apa masih ada sangsi?
  .

soenarjo soejoso

unread,
Jul 7, 2012, 11:45:54 PM7/7/12
to alf...@googlegroups.com
Sudah dapat info, merk di apotik RS Kanker Dharmais itu Vip-Abumin,  sya browes di internet....... eeeeh buatan Malang: Neighbourhood NA 12A, Sawojajar Malang. Satu box isi 30 kapsul @ 500g harganya 165rb.......walah-walah mahel..... Satu kilo ikan gabus di pasar 50rb.... bisa untuk seminggu..... dimasak sendiri puas....yakin kalau memang dari ikan gabus beneran.
Memang di internet ada tertulis "Sari Ikan Kutuk/Gabus" Capsule fish albumin.

Seperti biasanya obat tradisionil.....gunanya panacea kabeh penyakit iso......he....he....he.....
Ini copy dari internet:
Vip-Albumin merupakan kapsul hasil ekstrak ikan air tawar sebagai sumber protein albumin bagi masyarakat. Dimana kapsul albumin ini adalah salah satu alternatif sumber protein albumin dalam mengatasi masalah gizi kurang di Indonesia dengan harga relative terjangkau oleh masyarakat.

Kapsul ini mengandung albumin, asam amino serta mineral yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotic koloid kapiler dan meningkatkan kekebalan tubuh secara alamiah. Penurunan kadar albumin (hipoalbumin) sering disertai dengan pembengkakan (edema), ditemukan pada pasien kritis, luka bakar, post operatif, preclampsia, yang ditemukan pada ibu hamil maupun penyakit kronis (hati, ginjal, paru-paru dan kencing manis/luka dekubitus, maupun ODHA). Kesemuanya itu terkait dengan penurunan daya tahan tubuh, infeksi, dan proses penyembuhan yang lama. Pasien dengan hipoalbuminemia mempunyai resiko 2,5 kali lebih tinggi terjadinya infeksi dan 8 kali lebih lama rawat inap di rumah sakit. Berdasarkan hasil uji klinik, kapsul ini dapat digunakan sebagai protein alternatif sumber albumin untuk mengatasi hal di atas.

 

--- On Sat, 7/7/12, sudarson...@yahoo.com <sudarson...@yahoo.com> wrote:

dr. Poernomo Budi Setiawan

unread,
Jul 8, 2012, 12:55:33 AM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Ikan gabusnya mungkin benar bisa ningkatkan albumin (?) , ya boleh boleh
saja . Lha itu ada orang stroke(lumpuh ? /plegia?) ngombe albumin waras
kembali ini yang perlu diwaspadai ........, Tanpa mengurangi rasa hormat
ya mudah2an orang itu sembuh dari sakiutnya ( atau tidak pernah sakit ???)
PBS

soenarjo soejoso

unread,
Jul 8, 2012, 12:10:52 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Wong sudah dibilang....perlu upaya mengumpulkan jumlah eficacy yang banyak.... (ini strategi nasionalnya ya)..... dari banyak fasilitas kesehatan......jangan cuma menghitung yang minum suplemennya..... tetapi hasilnya yang penting berapa dan kasus apa dengan tingkat kesembuhan kayak apa....... Terus nanti kalau sudah banyak terkumpul...... baru jadi evidence...... nah baru bisa jadi justifikasi untuk melakukan uji klinik dengan desain RCT...... gitu koq masih ngasih tanda tanya berulang.
Dalam pelacakan vip-albumin ini kan Dharmais dan Syaiful Anwar (dari dulu Syaiful ini nempel dengan Sulun... nama Pangdam Brawijaya nya) sudah melakukan... mungkin ada RS lainnnya..... Saya pikir ini lho ciri khas  mind set Unair turun temurun itu.... kalau sejawatnya itu punya upaya..... temennya ngantem rame-rame..... jadi idenya itu nggak bisa jadi guede...... (dibanding milleu universitas lain itu sejawatnya yang senior saling mendukung yang yunior kalau ada ide berkembang)...... mulo Unair itu memang ono jin-e di level lokal....sing menghambat kemajuan ke tingkat Nasional... walaupun ada kekuatan di level individu di lapangan itu memang pada libero ya.... namun pada level tim itu lebih ada hambatannya.
Lha wong pasiene jelas-jelas hemiplegi....... dirawat bojone (wong Balitbangkes) ambik tekun...... diikuti dengan kasat mata di depan banyak orang ..... 4 bulan balik.......... saik iki nyetir dewe di tengah traffic jam Jakarta setiap hari antar jemput isterinya..... sing wong waras wae mengerikan capeknya...... itu bisa lho.... koq masih nanya jangan-jangan gak sakit!.........    

--- On Sun, 7/8/12, dr. Poernomo Budi Setiawan <peb...@sby.centrin.net.id> wrote:

Waldi Nurhamzah

unread,
Jul 8, 2012, 7:21:49 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Bagaimanapun isyu Gabus beginian kalau sudah masuk publikasi di jurnal
internasional bolehlah dipertimbangkan manfaatnya, tentunya juga dg
mengapresiasi metode penelitiannya.

Omong2 soal lain: marilah kita berdoa untuk kesembuhan suami Jadaru
yang sudah beberapa hari ini dirawat serius di rumah sakit
Wassalam

waldi

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 8, 2012, 7:52:08 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com

اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ فَأَنْتَ الشَّافيِ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
"Allohumma Robbannaas azhibil ba’sa isyfii fa antasy syaafi laa syifaa’an illa syifaa’uka syifaa’an laa yughoodiru saqoman"
..Artinya ;“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya Bp Yuwono (suami saudaraku Jadaru), sembuhkanlah ia. (hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi. آمــــــــــــــــــين يا رب العالمين
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

soenarjo soejoso

unread,
Jul 8, 2012, 8:31:45 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Sori ya.... memang Jadaru pernah nanya alamat saya... jebul mau ngirim undangan toh... tetapi di tengah issu ponakannya yang nikah..... jadi miss-interpretasi. Tetapi tadi malam memang saya sendirian di rumah.... anggota keluarga saya pada dinas luar.
Itu peran koordinator (personal liaison) reunian ke China harus ada yang oper otomattis dong..... lagi kenceng-kencengnya nih urusannya..........

Sehari kemarin itu ternyata membuka wawasan masking saya ya. Albumin (saya baru tahu memang asal-muasal istilah generiknya ini) gabus itu diclaim leaflet perusahaannya dengan panacea..... saya paling anti dengan sikap obat tradisional dan alternatif  gini ini. Tatapi koq kasusnya Darsono dan Sugijanto itu albumin memang broad spectrum ya aplikasinya di profesi. Tepatnya kan bisa dilihat dicatatan medisnya.
Setahu info yang saya punya, ada dua kasus selected pembanding pada pasien spesialis. 1) Mantan CVA bleeding bawaan lahir dengan terapi medis sembuh total bagus...... tetapi masih ada disabilitas. Tiba-tiba itu emosinya drop terus sedih..... jadi tampak oleh teman-temannya dan pada care melindungi. Saya juga bisa menangkap secara insight dari jagat maya kalau ada drop status otaknya.... saya langsung care. Ya saya tahu gini ini kan yang bersangkutan cerita sendiri kalau kontak darat.
Kasus kedua pasca trombotik stroke sudah sembuh total...Tahes.... bahagia. Tetapi yang bersangkutan cerita sendiri kalau pasca operasi katarak.... tidak bisa kembali viewnya itu gak terang. Kesimpulannya itu masih ada anomali central (prae N VII ya) ingat saya. Terus pikirannya itu dari Journal minded pingin stem cell terapi. Terkadang memang ada emosi yang down.... jadi saya jaga betul dengan hati-hati... care.....
Nah kasus pasca trombotik stroke kasus saya yang semakin Tahes post terapi albumin segar ikan gabus + alovera itu bisa drive mobil sendiri dari merot-merot ya tahulah hemiplegi itu gimana fisik kesehariannya.  Dia tidak cerita apa ada disabilitas sequelae dan saya belum tanya, koyokne gak ono keluhan.  Ketiga kasus selected ini akuratnya kan bisa dilihat dari catatan medis. Saya yang tidak tanya catatan medisnya, cuma dengar ceritanya dengan baik.... terus cerita.    
Kalau desain penelitiannya itu pre dan post, maka itu kan kasus yang minum albumin ikan gabus versus kasus yang tidak minum albumin ikan gabus... sama-sama diterapi medis dan sama-sama sembuh total. Seandainya dua kasus yang belum minum albumin ikan gabus tadi mulai mau minum suplemen (bukan bersifat terapi saat ini karena belum ada journalnya jadi tidak etis) .... apabila gejala down status otaknya membaik dan hilang itu view visionnya kembali terang.... ya itu kan indikator memang ada proses regenerasi sel otak.... yang menurut saya itu tidak mungkin. Peluang untuk efek selected case kan jelas. Nah kalau kasusnya Darsono dan Sugijanto itu saya tidak bisa melacak regenerasinya pada apanya yang beda.
Kalau ada argumen seperti di atas... ya kontra argumennya yang rasional juga lah ....setaraf pemikirannya..... biar menjadi landasan pemikiran lebih lanjut. Jangan terjadi simplifikasi.... yang tidak bisa menyumbangkan landasan pengkayaan pemikiran.
Albumin ikan gabus ini kan berangkatnya dari folklore terus diupayakan saintifikasinya dengan tahapan yang sudah saya sebutkan di imil sebelumnya.
Dokternya kan terbatas waktu meyakinkan pasiennya untuk nyari dan nderes albumin ikan gabus sendiri. Jadi resep Albumina atau Vip-Albumin itu kan memang praktis.  Harganya rek...... 195rb/30kapsul@500g. (memang ini takaran terapi ya). Kalau masak sendiri kan yakin memang albumin kan gabus. Cuma koq dipanasi lama opo gak rusak itu rantai protein asam aminonya. 
Dari tataran pemikiran individual dokternya itu kan berpikir level mikro. Terus diskusi ini kan membenttuk resultante pemikiran tim.... itu berpikir level macho yang untuk mind set level UNAIR perlu didorong. Nah kalau mengggabungkan pemikiran RS Pusat Dharmais, RSUD Syaiful Anwar dan RS lainnya itu kan pemikiran level meso.... Nah nanti proses akhirnya maju dan diijinkan melakukan uji klinik, terus dijpournalkan dan menjadi etis terapinya.... itu kan berpikir level makro..... Gitu lhoh ceritanya.... Rudet ya........!
Ya memang hidup sekarang ini kompleks rudet tidak sederhana seperti jaman kita kuliah di propadeus dulu.... ya mind setnya harus menyesuaikan dengan selera global toh????
Terima kasih atas kolaborasi dan sharing pengalaman  kearifan lokalnya. Nah mestinya alfk73 itu bisa menyumbangkan level pemikiran begini ini lah di milisnya untuk kesejahteraan manusia universal.

Anyway..... sopo sing iso ngganti perane Jadaru....he....he....he..... ojo pura-pura gak denger lah...... he....he....he......
 

--- On Sun, 7/8/12, Waldi Nurhamzah <wal...@cbn.net.id> wrote:

From: Waldi Nurhamzah <wal...@cbn.net.id>
Subject: [alfk73] Doa utk suami Jadaru Re: Serum Ikan Gabus

jongky

unread,
Jul 8, 2012, 9:03:10 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Untuk p Yuwono, semoga cepat sembuh dan beraktifitas kembali bersama keluarga,

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: Waldi Nurhamzah <wal...@cbn.net.id>
Sender: alf...@googlegroups.com
Date: Mon, 09 Jul 2012 06:21:49
To: <alf...@googlegroups.com>
Reply-To: alf...@googlegroups.com
Subject: [alfk73] Doa utk suami Jadaru Re: Serum Ikan Gabus

bg...@indo.net.id

unread,
Jul 8, 2012, 9:07:25 PM7/8/12
to alf...@googlegroups.com
Jadaru, semoga mas Yuwono segera sembuh dan sehat kembali. GBU. Amin. (Liliana)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Waldi Nurhamzah <wal...@cbn.net.id>
Sender: alf...@googlegroups.com
Date: Mon, 09 Jul 2012 06:21:49
To: <alf...@googlegroups.com>
Reply-To: alf...@googlegroups.com
Subject: [alfk73] Doa utk suami Jadaru Re: Serum Ikan Gabus

sigit_...@yahoo.co.id

unread,
Jul 9, 2012, 4:16:48 AM7/9/12
to alumni fk 73
Tdk ada yg salah cak Jodi, krn memang seperti itulah cara kerja pikiran kita. Semakin terspesialisasi, semakin kecil kotak pikiran kita, dan semakin sulit berpikir diluar kotak.
Sy ingat, dulu ada kasus salah satu senior di bisnis saya, awal 1993 di diagnosis kanker leher rahim (entah stadium berapa). Dokter mengatakan usianya tinggal 6 bulan. Kemudian dia masuk lingkungan bisnis itu, banyak membaca buku2 positif, ikut seminar dan minum suplemen. Ternyata beliau sembuh. Mendengar kisah seperti itu di tahun 2003, pikiran yg terlintas adalah "paling salah diagnosis", krn berdasarkan ilmu kedokteran barat yg sy pelajari sbg SpOG, hal seperti itu tidak ada. Setelah sy semakin masuk ke dunia berpikir positif, mempelajari pikiran dan banyak mendengar kesaksian dari teman2, sekarang saya 100% percaya bahwa itu memang terjadi.
Sy percaya bahwa di dalam diri kita ini ada "sesuatu", semacam chip yg dipasang Tuhan. Sesuatu tadi yg meng arange pertumbuhan dari sebuah sel menjadi trilyunan sel dg aneka fungsi. Bagi si "chip" tadi, tentu tdk sulit utk menyembuhkan sel atau organ yg sakit kalau memang diminta. Sayangnya, kita jarang memintanya. Kita justru minta tolong ke "maaf" para dokter yg sebenarnya juga belum menguasai secara benar tubuh kita ini. Apalagi di jaman spesialisasi ini, semakin sedikit kita memandang tubuh sebagai sebuah kesatuan holistik.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: soenarjo soejoso <soena...@yahoo.com>
Date: Mon, 9 Jul 2012 00:10:52 +0800 (SGT)

soenarjo soejoso

unread,
Jul 9, 2012, 12:20:32 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Masukan cak Sigit_wealth ini perlu diberi apresiasi dan dikembangkan.
Kalau saya pernah cerita selama sekolah saya dikenalkanNya  "nyawa putus nyambung putus nyambung ilmu kanuragan belut mrucut" itu memang ada.
Sejawat kita yang kerja di Kaltim percaya bahwa ilmu orang Dayak itu apabila membunuh harus sadis, isi perut dipisahkan dari tubuh korban, karena kalau bagian tubuh disatukan, si korban hidup kembali. Ilmu itu tampak ketika korban luka bacok dijahit........ belum juga selesai itu hechting....lukanya nyambung kembali seperti tidak berbekas dalam waktu singkat di depan mata tenaga kesehatannya.
UU Kesehaataan  36/2009 mendefinisikan sehat itu ada komponen spiritual, perlu dikembangkan apa maksudnya. 
Pasien hemiplegi bisa blik berfungsi seperti ada regenerasi sel otak yang muskil itu, sepertinya hal itu bisa terjadi karena ada keinginan kuat dari diri pasien dimaksud untuk bisa sembuh seperti sedia kala. Jadi harus ada komponen spiritual. Analog dengan ini kayaknya seperti apa yang kita kenal dengan psikis pasien ....."baru ketemu dokternya aja sudah sembuh tanpa minum obat."


Kembali ke awal issue albumin ikan gabus......Prof Sabil ingin mencoba suplemen dimaksud...... tentu kita apresiasi sisi spiritualnya harus ada, yatu keinginan kuat untuk minta sembuh, dengan menghidupkan mekanisme regenerasi sel otak yang tidak mungkin itu. Namun hal itu hanya bisa dilakukan berdasarkan kemauan Prof Sabil sendiri karena belum ada journalnya, sehingga orang lain tidak bisa menerapi tetapi hanya menganjurkan. Eficacy cara itu ditunggu beritanya sebagai sumbangan evidence untuk scientifikasi albumin ikan gabus menuju uji klinik yang etis.
Saya pikir ini koq seperti desin cross over.... setelah terapi medis murni dijalankan...... istirahat sejenak.... baru mulai proses terapi baru lainnya dan dilihat eficacynya....... wah...untuk ini teman-teman kan sudah lebih paham lah........... Cuma yang baru adalah sisi spiritual seperti disitir cak Sigit_wealth.

Albumin ikan gabus segar yang dijual di RS Sjaiful Anwar kata adik saya amis dan hambar nggak enak..... Ya itu kan plain....... bergantung konsumennya apakah ada risiko penyakit yang pantang diet tertentu. Kalau tensinya normal ya dikasih garam biar gurih. Kalau menghilangkan amis kan bisa dikasih jahe, daun jeruk purut, diperesin jeruk nipis, asem jawa asem kandis, nanas muda, pencit mangga muda, dikasih bawang putih, sereh,
Kalau pingin dosis terapi yang benar ya itu tadi beli 165rb untuk pembelian >25 box per 30 kapsul@500g. Tetapi untuk suplemen ini saya malah belu dapat info eficacynya seperti apa. Yang pernah saya dengar dan lihat kan bikin albumin ikan gabus sendiri.     

--- On Mon, 7/9/12, sigit_...@yahoo.co.id <sigit_...@yahoo.co.id> wrote:

From: sigit_...@yahoo.co.id <sigit_...@yahoo.co.id>
Date: Monday, July 9, 2012, 4:16 AM

berpikir diluar kotak.

krn berdasarkan ilmu kedokteran barat yg sy pelajari sbg SpOG, hal seperti itu tidak ada. Setelah sy semakin masuk ke dunia berpikir positif, mempelajari pikiran dan banyak mendengar kesaksian dari teman2, sekarang saya 100% percaya bahwa itu memang terjadi.
Sy percaya bahwa di dalam diri kita ini ada "sesuatu", semacam chip yg dipasang Tuhan. Sesuatu tadi yg meng arange pertumbuhan dari sebuah sel menjadi trilyunan sel dg aneka fungsi. Bagi si "chip" tadi, tentu tdk sulit utk menyembuhkan sel atau organ yg sakit kalau memang diminta. Sayangnya, kita jarang memintanya.

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 9, 2012, 7:45:52 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Aww , ingat mie instant ? Masuk di era awal orba , Indonesia termasuk negara konsumen mie ini terbesar dunia , lha bahkan banyak instant2 yang lain . Albumin ikan gabus instant ? Mungkin kita juga jadi pemakan albumin ikan gabus instant terbesar didunia (logikanya negara ke 3 terbanyak hep B nya ) , siapa mau ternak ikan gabus ... , lanjut MLM nya ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: soenarjo soejoso <soena...@yahoo.com>
Date: Tue, 10 Jul 2012 00:20:32 +0800 (SGT)
Subject: [alfk73] Spiritual regenerasi sel otak vs albumin ikan gabus

tritj...@yahoo.com

unread,
Jul 9, 2012, 12:46:52 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Angel alias Sulit Yaaa. Ngikuti diskusi iki. Ora nyandak ha ha ha ha haaa
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: soenarjo soejoso <soena...@yahoo.com>
Date: Tue, 10 Jul 2012 00:20:32 +0800 (SGT)
Subject: [alfk73] Spiritual regenerasi sel otak vs albumin ikan gabus

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 9, 2012, 8:05:00 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Ra usah dipikir nemen2 Lir, diikuti dan dibaca, lalu ambil hikmahnya, rebes kan gus hehehehehe
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Date: Mon, 9 Jul 2012 16:46:52 +0000
Subject: Re: [alfk73] Spiritual regenerasi sel otak vs albumin ikan gabus

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 9, 2012, 8:13:05 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Lets the experts discuss it, kt follower aje deh
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Date: Mon, 9 Jul 2012 16:46:52 +0000
Subject: Re: [alfk73] Spiritual regenerasi sel otak vs albumin ikan gabus

soenarjo soejoso

unread,
Jul 9, 2012, 8:31:21 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Weee....we.....we.....  hati-hati. Beternak ikan gabus itu belum bisa... karena makannya ikan hidup, predator tuh. Harus liar. Dia itu sifatnya lompat tinggi dari kolam, terus jalan pakai sirip depannya....ilang. Tahunya dari mana...... ya nanya berguru dulu dari peternak ikan lah.

Hati-hati dengan hibah penelitian dari negara adidaya mumpuni teknologi, dari barier yang saya hadapi (pengalaman primer nih) manual penelitiannya ambil sampel 5ml darah vena di Lombok (endemis Hepatitis), disimpan freeze sampai sekarang mlangkrak,   dan hanya 20% jumlah sampel (baru dapat 44rb stop donorshipnya) dari rencana 80rb. Karena apa, sampel darahnya mau dibawa ke negara asal donor G to G berkedok research demi kepentingan manusia universal dilarang oleh Balitbangkes karena UU melarang pengiriman sampel jaringan tubuh ke luar negeri. Kayaknya sih mau dipotong genetiknya sebagai bahan pembuatan vaksin rekayasa geneik. Orang negara adidaya berjuang ngotot kalau cara itu sebagai hasil research dan bebas minta ijin negara asal sampel jaringan, bebas membagi deviden, dan bebas mengkomersialkan kepaa negara asalnya (disuruh beli mahal, juga bagi negara miskin). Saya kagum dengan orang Indonesia yang memotong habis di tingkat dunia cara moral hazard negara kapitalis macam ini.dan berhasil tuh perjuangan orang-orang Indonesia militan Bonek gini ini. Pemikir ahli orang Indonesia maca gitu itu pastilah punya spiritual lebih untuk bisa melawan kekuatan dunia yang unjustice. Jadi vaksin Hepatitis made in Biofarma pernah nyaris disikut dari pasaran dunia.
Upaya itu tidak bisa langsung berhasil ya. Contohnya Kolonel Saunders Kentucky Freed Chicken itu menjual lisensi dengan menarik fee franchise setelah 1.500 counter penjual ayam goreng menolak, baru satu berhasil mau kerja sama. Dan itu permainan kata-katanya menjadi gini: Setelah mengalami 1.500 kali belum berhasil....barulah sekali berhasil dan bisa merambah menjadi counter penjualan mendunia.        
Alfa Edison juga gitu kata-katanya dalam membuat bola lampu.
Saya pikir dalam upaya terapi muskil albumin ikan gabus (saya baru paham istilah albumin itu kemarin) akan ada 1.500 orang yang skeptis menyangsikan dan menolak langsung..... dan baru satu akan berhasil mengobati diri sendiri........ Apa pedulinya komentar 1.500 orang lain yang tidak merasakan betapa syukur atas nikmat Allah SWT yang maha besar itu? Upayanya akan buesar jalannya, yang hasilnya akan dianggap orang lain sebagai instan...... apa artinya anggapan orang, kan yang penting diri orang yang sakit itu sembuh kembali holistiknya.
Cobalah dicermati....dipelajari.... dari argumen per argumen orang yang mengalami itu diperkaya substansinya..... kalaupun ada argumen kontra ya yang kuat lah landasan kontra-argumennya.
Kenapa USA aja mendonor serum mimimintuno kepiting tapal kuda untuk alternatif resistensi antibiotika yang mengerikan....dan bisa...... namun ada 1.500 orang di Indonesia akan menentang penggunaan albumin ikan gabus untuk mensejahterakan manusia universal yang menderita? Apa bedanya ini?  

--- On Mon, 7/9/12, poernomo boedi setiawan <peb...@sby.centrin.net.id> wrote:

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 9, 2012, 8:50:33 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Budaya mie instant lanjut ke hal2 lain, nah ... Albumin gabus , albumin putih telur , albumin liur walet, albumin hati cobra ? Nah meneliti isi ikan gabus ... Daging mentahnya ?, liurnya ? Matengnya ? Air kukusnya ? Asal tambak non tambak ? Dstnya ... seharusnya ada pohon nya ( hallo teman2 doktor ? ) , yang heibat lagi pernelitinya kompeten engga , berapa kali dia meneliti ... Wuah panjang dan lama , jadi mie instant lebih asyiiikkkk ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: "poernomo boedi setiawan" <peb...@sby.centrin.net.id>
Date: Mon, 9 Jul 2012 23:45:52 +0000
Subject: Re: [alfk73] Mie instant

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 9, 2012, 8:57:19 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Ya mnrt saya pandangan seseorg macam2 dan semua patut dihargai. Ada yang suka mie instant, namun ada pula yang suka meneliti bgmn membuat mie instan. Ada juga yang asyik jualan mie instan. Semua sah sah saja. Yang penting rukun dan guyub, dan sangat penting untuk tetap sehat shg bs diskusi hehehehe
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: "poernomo boedi setiawan" <peb...@sby.centrin.net.id>
Date: Tue, 10 Jul 2012 00:50:33 +0000

soenarjo soejoso

unread,
Jul 9, 2012, 9:18:01 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Wah....itu dipikir Kemenkes.... motornya itu guru besar bioethik yang diberi kewenangan untuk menjaga pelanggaran etika di Indonesia dan di dunia.... beliau yang tanda tangan ijin penelitian saya setelah menghadapi barier moral hazard. (Lulusku 12 semester itu ya ada pelambatan dari sisi ini). Jadi saya mempelajari jalan pikir beliau. Memang pemikirannya itu bahasa bukan manusia...... nggak normal kayak manusia kebanyakan..... dan melibatkan banyak pakar untuk berpikir. Masuklah ke dewan pakar ini....jadi terpajan dengan cara berikir lintas ilmu.... berpikir bahas bahasa bukan manusia ...he...he....he.... (Mulo Yoyok dan Ubed pura-pura gak mudeng.... karena memang bahasanya bukan manusia....wajarlah durung mudeng).
Tetapi di diskusi mereka itu argumen ya ditentang dengan kontra argumen yang bolehlah dipandang...... karena ekspresi tiap argumen itu kan dinilai orang lain di berbagai tingkat dari orang awam sampai pakar..  

--- On Mon, 7/9/12, poernomo boedi setiawan <peb...@sby.centrin.net.id> wrote:

sigit_...@yahoo.co.id

unread,
Jul 10, 2012, 6:00:15 AM7/10/12
to alumni fk 73
Sy skrng sangat yakin, bahwa sebagian besar penyakit (apalagi kanker) adalah psikosomatis. Semua kondisi kita saat ini, kita sendiri yg mendatangkan melalui pikiran kita. 90% lewat pikiran tidak sadar, dan hanya 10% yg lewat pikiran sadar.
Kalau prof Sabilal ingin mencoba "keajaiban" yg dibawakan cak Naryo, saya sarankan digabungkan dengan daya imajinasi. Imajinasikan terus menerus di segala kesempatan bahwa prof sdh sembuh. Putar lagi video2 yg ada prof Sabilal sedang olah raga, bermain dg anak2 dsb. Imajinasikan saja hal2 itu, sampai prof "merasa sudah sembuh". Akan lebih baik kalau video itu juga di sharingkan ke teman2 lain, sehingga kita semua bisa bantu berimajinasi bahwa pak Sabilal sudah sembuh. Itu cara yg saya tahu utk "meminta" sing nggawe urip bahwa kita ingin Dia mengatur lagi susunan tubuh kita ini. Imajinasi .... Imajinasi .... Imajinasi.
Kalau itu dianggap mustahil, teman2 yg sekarang menghadapi meja kerja, coba hitung, minimal ada 10 benda di depan kita yg dulu merupakan suatu hal yg mustahil, nonsens, tidak masuk akal dsb. Kertas, bollpoint, potlot, PC, laptop, ipad, remote, HP, kalkulator, mangkok plastik, piring beling, speaker dsb adalah suatu hil yang mustahal di jaman itu.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: soenarjo soejoso <soena...@yahoo.com>
Date: Tue, 10 Jul 2012 09:18:01 +0800 (SGT)
Subject: [alfk73] Dewan pakar researh

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 9, 2012, 11:06:34 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Benar semua ya tergantung , waktu mau produksi itu di survey sampai mana ....
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: "poernomo boedi setiawan" <peb...@sby.centrin.net.id>
Date: Tue, 10 Jul 2012 00:50:33 +0000

hpar...@yahoo.com

unread,
Jul 9, 2012, 11:47:59 PM7/9/12
to alf...@googlegroups.com
Mestine ts Kusnarman. Merintis penelitiannya sb di malang lit mikronutriennya maju banget
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: "poernomo boedi setiawan" <peb...@sby.centrin.net.id>
Date: Tue, 10 Jul 2012 03:06:34 +0000

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 10, 2012, 12:21:42 AM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Ho oh ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Date: Tue, 10 Jul 2012 03:47:59 +0000

sudarson...@yahoo.com

unread,
Jul 10, 2012, 2:27:09 AM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
VIP ALBUMIN masih kalah sama ALBUMINA dalam kecepatan menaikkan kadar albumin

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 10, 2012, 8:10:28 AM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Kesaksian Pak Musni Umar (Mantan Komite Sekolah SMAN 70) pada Sidang Mahkamah Konstitusi Mengenai RSBI, 15 Mei 2012

 

by Iwan Syahril on Saturday, July 7, 2012 at 1:13am ·
Sumber: http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/Risalah/risalah_sidang_Perkara%20No.5.PUU.X.2012,%20tgl%2015%20MEI%202012.pdf
 
Assalamualaikum wr. wb. Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis, para hadirin yang berbahagia. Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada Yang Mulia Ketua Majelis yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menyampaikan kesaksian di dalam rangka Pengujian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 ayat (3).
 Kesaksian ini akan mendasarkan pada apa yang saya lihat, saya ketahui, saya saksikan, dan rasakan sewaktu menjadi Ketua Komite SMA 70 periode 2009 - 2011, serta sebagai orang tua siswa SMA 70 RSBI, dan SMA 6 non-RSBI tentang praktik rintisan sekolah bertaraf internasional di sekolah tersebut.
 Ketua Majelis Yang Mulia, SMA 70 adalah sekolah unggulan, terletak di kawasan Kebayoran Baru berdekatan dengan SMA 6, kedua- duanya adalah sekolah unggulan. Yang salah di dalam masalah RSBI itu, sekolah unggulan ditempelkan RSBI. Seperti SMA 70, kemudian menimbulkan berbagai permasalahan dalam praktik.
 
Adapun permasalahan yang ditimbulkan sbb: 
 1. Permasalahan pemerataan pendidikan
Pendidikan di Indonesia sejatinya adalah untuk semua (education for all). Oleh karena itu harus bisa diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia , murah dan berkualitas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Akan tetapi dalam implementasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, tidak mewujudkan adanya unsur pemerataan pendidikan.
 
Pertama. Dari segi nama, Sekolah Bertaraf Internasional. Orang miskin itu ada budaya rendah diri, dengan nama internasional itu sendiri orang enggak mau masuk, enggak mau masuk. Jadi artinya ini memang nama internasional itu menimbulkan persoalan. Seperti yang saya katakan tadi, sekolah yang sudah unggulan, sudah baik ditempelkan itu. Jadi akhirnya apa? Tidak menghasilkan yang namanya pemerataan pendidikan.
 
Kedua. Dari aspek pembayaran yang disebut Sumbangan Peserta Didik Baru (SPDB), sebelumnya disebutkan adalah iuran peserta didik baru, kemudian sumbangan rutin bulanan, anak-anak miskin mustahil bisa bersekolah di sekolah RSBI. Saya sendiri ketika anak saya sekolah di situ, di RSBI, saya harus mencicil. Saya pernah anggota DPR walaupun tidak lama, saya dosen, saya doktor, saya harus melakukannya seperti itu, apalagi orang-orang miskin.
Sebagai contoh di sini kelas regular. Sumbangan peserta didik baru di SMA 70 yang saya saksikan dan saya lihat itu adalah Rp11.200.000,00, menurut saya ini mahal. Saya mengajar di UIN Syarif Hidayatullah, itu tidak sebesar itu pembayarannya. Apalagi di UNAS juga sekolah swasta, tidak sebesar itu. Ini sekolah negeri yang dibiayai oleh pemerintah, dibiayai oleh Pemerintah DKI yang sangat banyak uangnya, kenapa mahal seperti itu?
Kemudian sumbangan rutin bulanan Rp425.000,00, menurut saya ini juga mahal. Kelas CB akselerasi sumbangan peserta didik baru Rp11.200,00 ... Rp11.200.000,00. Kemudian sumbangan rutin bulanan Rp1.000.000,00. Kelas internasional tahun pertama pembayarannya Rp31.000.000,00. Kemudian tahun kedua pembayarannya Rp24.000.000,00. Tahun ketiga pembayarannya Rp18.000.000,00. Besarnya jumlah pembayaran pada sekolah RSBI merupakan bukti bahwa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional telah menjadi sarana komersialisasi pendidikan. Padahal SMA 70 dan sekolah-sekolah pemerintah yang berlabel RSBI sudah mendapat pembiayaan besar dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
 
Ketua dan Anggota Majelis yang saya muliakan.
 2. Permasalahan keadilan dalam pendidikan
Pendidikan seharusnya mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia , sesuai sila kelima Pancasila. Sekolah pemerintah yang mengemban amanat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak boleh ada kastanisasi, diskriminasi, dan ketidakadilan, akan tetapi RSBI telah menciptakan ketidakadilan.
 
a) Ketidakadilan antara siswa yang kaya dan yang miskin.
Sebagaimana dikemukakan di atas, hanya mereka yang kaya yang bisa memasuki pendidi ... memasuki pendidikan RSBI yang sangat mahal dibanding sekolah non-RSBI. Sebagai perbandingan SMA 6, kebetulan anak saya sekolah di situ, istri saya juga sekolah di situ. Sekarang ini peserta didik baru Rp5.900.000,00, bandingkan dengan Rp11.200.000,00 tadi.
 
b) Ketidakadilan antarkepala sekolah dan guru-guru PNS di sekolah berlabel RSBI dan non-RSBI. Sebagai gambaran besaran ... besaran gaji guru PNS dan karyawan PNS sesuai peraturan pemerintah yang menggunakan anggaran APBN dan APBD bahwa penghasilan seorang guru, gaji pokok sekitar Rp4.000.000,00, tunjangan kinerja daerah Rp3.500.000,00, tunjangan remunerasi Rp2.500.000,00, sertifikasi Rp3.000.000,00.
Dengan adanya RSBI, maka orang tua siswa melalui komite harus membayar lagi honor kepala sekolah, guru-guru PNS, dan karyawan PNS. Setiap pertengahan bulan di tempat saya pernah menjadi ketua komite, harus membayar tunjangan dan hari raya, padahal tidak ada dasar hukumnya. Katanya kesepakatan antara komite dan sekolah, ini bentuk lain dari kastanisasi pendidikan. Sebagai gambaran, Kepala Sekolah SMA 70 menerima honor dari komite. Kelas reguler sebelumnya ada yang memberitahukan pada saya, ketika kita memutuskan ... komite memutuskan Rp20.000.000,00 per bulan tambahannya. Kemudian utusan datang ke rumah saya sebelumnya sampai Rp34.000.000,00 per bulan. Kemudian kelas Internasional, ini laporan dari orang tua pada saya, juga menerima kepala sekolah itu Rp5.000.000,00, kemudian dari kelas CB juga menerima Rp5.000.000,00 per bulan.
 
c) Ketidakadilan antarsekolah. Sama-sama sekolah pemerintah, segala kebutuhan pembiayaan ditanggung oleh pemerintah melalui APBN dan APBD, seperti pembangunan gedung sekolah, renovasi, biaya telepon, listrik, ATK, tetapi RSBI mendapat Rp500.000.000,00 per tahun, katanya sudah turun sebagiannya, kemudian bantuan operasional pendidikan (BOP) Rp75.000,00 per siswa, dan biaya ... dan bisa memungut biaya yang sangat mahal dari orang tua.
 
d) Ketidakadilan ... dengan orang tua siswa. RSBI adalah program pemerintah, tetapi yang menanggung biaya RSBI dan sangat mahal adalah orang tua siswa, masyarakat sebagai gambaran. Total anggaran pendapatan dan belanja sekolah SMA 70 sekitar Rp15 miliar, sebanyak Rp10,3 miliar bersumber dari orang tua, pemerintah menanggung biaya Rp 4,7 miliar. Ini tidak adil dengan kualitas RSBI seperti yang saya gambarkan tadi, serta pengelolaan keuangan yang jauh dari standar internasional.
 
3. Permasalahan kualitas pendidikan
untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas internasional tidak harus menggunakan nama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan Sekolah Bertaraf Internasional. Menggunakan nama RSBI dan SBI pada sekolah-sekolah pemerintah telah menyesatkan masyarakat. Realitas menunjukan bahwa RSBY tidak berkorelasi dengan peningkatan kualitas di sekolah. Kalau barometer untuk mengukur berkualitas tidaknya sekolah, dari Ujian Nasional dan ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri, maka SMA Negeri berlabel RSBI belum terbukti lebih berkualitas dibanding sekolah non-RSBI.
 
Bukti pertama, tingkat kelulusan tertinggi SMA di DKI Jakarta Tahun 2011 adalah pertama SMA Santa Ursula Lapangan Banteng. Kedua, SMA Kristen 1 BPK Penabur. Ketiga, SMA Labschool Kebayoran, ketiganya adalah sekolah swasta.
 
Bukti kedua, kelas internasional di SMA 70 Tahun 2010 pernah dua siswa tidak lulus ujian nasional gelombang pertama.
 
Bukti ketiga, hampir 100% siswa SMA 70 sesudah naik kelas, kelas 13 ikut bimbingan belajar di luar sekolah, bahkan ada yang sudah masuk bimbingan belajar mulai dari kelas XI. Logikanya kalau tujuan RSBI untuk meningkatkan kualitas supaya melebihi standar nasional, maka seharusnya siswa-siswi tidak perlu ikut bimbingan belajar. Akan tetapi, kita bisa bayangkan berapa orang yang lulus kalau tidak ikut bimbingan belajar. Jadi orang tua sudah membayar mahal, anaknya harus bimbingan belajar lagi.
 
Bukti ke empat, lebih menukik lagi bahwa untuk bisa masuk ITB, hampir tidak ada kaitannya dengan RSBI. Contohnya, anak saya sekolah di SMA 70 Bulungan ... SMA 6 Bulungan, Jakarta Selatan, sekolah non-RSBI. Bisa lulus ujian masuk ITB karena sejak naik kelas XI sudah ikut bimbingan belajar, dan makin dekat ujian nasional, dan ujian masuk ITB, makin intensif bimbelnya. Demikian juga anak saya yang sekolah di SMA 70, bisa diterima belajar di University Of Malaya karena memenuhi syarat, yaitu nilai ujian nasional di atas rata-rata 8 dan toeflnya mencapai 587. Itu dicapai karena sangat intensif ikut bimbingan belajar, serta kursus Bahasa Inggris sejak SD, SMP, dan SMA, jadi tidak ada kaitannya dengan RSBI.
 Saya kemukakan hal itu untuk membantah kesaksian bahwa RSBI membuat sekolah lebih berkualitas dan bisa masuk di ITB dan Universitas terkemuka lainnya.
 
4. Permasalahan pengelolaan keuangan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sejatinya dalam pengelolaan keuangan harus berlandaskan transparansi dan akuntabilitas, akan tetapi yang dialami, dilihat, dan disaksikan di RSBI SMA 70 jauh panggang dari api.
Padahal sebagaimana dikemukakan di atas, mayoritas pembiayaan RSBI SMA 70 bersumber dari masyarakat atau orang tua, akan tetapi tidak ada transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Sejak proses pemilihan ketua komite tidak disajikan laporan pertanggung jawaban keuangan dengan berbagai alasan yang dibuat.
 
Di RSBI SMA 70 paling tidak terdapat lima penerimaan uang.
Pertama, melalui rekening Komite SMA 70 di Bank Mandiri untuk pembayaran SPDB dan RSB.
Kedua, menerima langsung uang dari orang tua atau siswa di loket sekolah, baik pembayaran SPDB maupun RSB.
Ketiga, penerimaan dan pengeluaran kelas internasional.
Keempat, penerimaan dan pengeluaran kelas CB.
Kelima, penerimaan dan pengeluaran dari pemerintah, seperti bantuan operasional pendidikan dan pembayaran listrik, telp, dan sebagianya.
 
Dari lima penampungan uang di SMA 70 yang diketahui dan bisa dikontrol oleh Komite SMA 70 hanya satu rekening di Bank Mandiri, yaitu dari kelas reguler. Selain itu pengurus komite sama sekali tidak mempunyai akses untuk mengetahui apalagi melakukan kontrol sesuai fungsi komite.
 
Oleh karena tidak ada transparansi dan akuntabilitas, maka melalui salah seorang orang tua siswa SMA 70 yang bekerja di BPKP DKI Jakarta, kami mohon bantuan untuk dilakukan audit investigasi. Hasilnya amat mengejutkan karena walaupun yang diaudit sangat terbatas, terdapat uang orang tua di rekening liar diduga rekening pribadi kepala sekolah sebesar Rp1,2 miliar yang tidak dicatat dan tidak tercatat dalam pembukuan sekolah ataupun komite.
 
BPKP mengatakan, “Ini hanya kesalahan administrasi.” Sementara komite berpendapat sebaliknya, ada indikasi tindak pidana korupsi, kalau tidak dilakukan audit, uang itu pasti hilang. Keinginan komite untuk membenahi keuangan sekolah yang mayoritas bersumber dari masyarakat, dilakukan dengan menyurat kepada kepala BPKP DKI supaya dilakukan audit investigasi dan dibuatkan tata kelola keuangan SMA 70 yang pasti berguna bagi RSBI lainnya. Meminta kepada kepala sekolah tidak boleh menerima langsung uang dari orang tua siswa dan sumbangan, tetapi semuanya harus melalui bank. Komite supaya mempunyai akses untuk mengontrol penerimaan dan penggunaan uang dari kelas internasional, kelas CB dan ... akan tetapi semuanya tidak diterima oleh kepala sekolah.
 
5. RSBI sekolah di atas sekolah
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (4) tentang ... Bab 13 tentang Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Seharusnya biaya pendidikan di semua jenjang yang dilaksanakan oleh pemerintah murah dan berkualitas karena pembiayaannya sudah ditanggung oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Akan tetapi di era reformasi ini pembayaran ... pembayaran itu justru mahal.
 
Ini contoh bahwa guru-guru itu menerima honor dari kepala ... dari komite. Terus kemudian itu contoh bahwa kepala sekolah menerima Rp20.000.000,00, juga tidak ada dasar hukumnya tapi kita harus membayarnya. Kemudian terus lagi contohnya, itu juga rekapitulasi. Sampai komite harus membayar penanggulangan tawuran. Jadi ... jadi semua dibayar oleh komite dan itulah sebabnya mengapa mahal.
 
Kemudian terus, Pak. Itu surat kepala sekolah karena ada yang mengatakan bahwa kepala sekolah tidak tahu menahu tentang pembayaran. Itu buktinya kepala sekolah menulis surat kepada orang tua supaya membayar untuk menerima rapor itu harus membayar tentang SPDB atau pun RSB.
 
Terus, Pak. SMA 70 Jakarta seperti yang saya sudah katakan, puluhan tahun sudah berdiri dan dikenal sebagai sekolah unggulan, sekolah favorit. Setelah ditetapkan sebagai RSBI tak ubahnya ada sekolah di atas sekolah. Kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, guru- guru dan karyawan PNS, sudah digaji negara. Adanya RSBI orang tua siswa melalui komite sekolah harus lagi menggaji mereka.
 
Begitu juga penyediaan fasilitas gedung, ruangan kelas, komputer, dan sebagainya, sudah ditanggung negara, orang tua harus lagi ikut menanggung. Alasan diadakannya RSBI untuk meningkatkan kualitas di atas standar nasional, kenyataannya tidak bisa dicapai karena guru-gurunya itu-itu juga, kurikulumnya tidak ada perubahan yang signifikan, dan budaya sekolah tidak berubah. Maka jangan heran kalau kualitas RSBI masih seperti yang dulu sebelum menjadi RSBI.
 
Yang beda ada layanan sertifikat internasional yang merujuk kepada Cambridge University, tetapi tidak berkaitan dengan peningkatan kualitas dan konsekuensinya harus membayar mahal karena memakai nama Cambridge dan mendapat sertifikat dan guru bahasa Inggris yang sudah tentu harus mengeluarkan devisa, padahal Saksi/Ahli dari Pemerintah menegaskan RSBI untuk menyetop keluarnya devisa.
 
Penutup
Alasan adanya RSBI untuk memberi layanan kepada anak-anak pintar sebenarnya tidak relevan karena sekolah yang berlabel RSBI dan NonRSBI sudah didikrikan kelas CB, kelas akselerasi. Mereka yang cerdas diarahkan masuk ke kelas itu dengan masa pendidikan yang dipercepat untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA.
 
Akhirnya Yang Mulia Ketua dan Anggota Majelis yang saya muliakan. Saya bermohon semoga berkenan mempertimbangkan untuk mengakhiri RSBI karena dalam kenyataan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya bagi dunia pendidikan, bagi bangsa dan negara yang kita cintai.
 
Terima kasih, wabillahitaufik wal hidayah assalamualaikum wr. wb. 
 Musni Umar
Mantan Ketua Komite Sekolah SMA 70 Jakarta 2009-2011

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "sudarson...@yahoo.com" <sudarson...@yahoo.com>
Sender: alf...@googlegroups.com

Date: Tue, 10 Jul 2012 06:27:09
To: <alf...@googlegroups.com>
Reply-To: alf...@googlegroups.com

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 10, 2012, 8:40:37 AM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Jaman ORBA , kok semua murah ya ...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 10, 2012, 8:52:43 AM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Semua sudah dikomersialkan, tmsk mau kawin hehehehe

a_bas...@yahoo.com.sg

unread,
Jul 10, 2012, 8:56:20 AM7/10/12
to Alfk73
Pendidikan jadi lahan bisnis :-)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

poernomo boedi setiawan

unread,
Jul 10, 2012, 6:37:35 PM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Aww , saya teringat kenapa ortu saya memasukkan ke FK akhirnya . Saya ikut tes ITS sipil dan diterima , namun pengumuman. FK UA belum keluar , maka saya daftar ulang namun dgn dalih ortu masih tugas , maka sumbangan sukarela belum dibayarkan , lalu pengumuman FK keluar dan diterima , ortu bilang ya sudah FK saja sekolahnya murah bondo stetoskop saja , bayangkan kalau kamu masuk ITS nak , meja gambar mahal, belum kertas gambar, tinta dll ... Nah sekarang justru ... FK lah yang paling mahal SP3 nya , baik jalur undangan ( bayar juga) , jalur SMPTN dan jalur mandiri . Saya tidak tahu salah siapa atau tanggung jawab siapa hal ini terjadi ...

tritj...@yahoo.com

unread,
Jul 10, 2012, 6:45:59 PM7/10/12
to alf...@googlegroups.com
Semua Bisnis ikuti Pasar. Atau Atur Pasar h h h h h hhhhhh. Mat Pagi. Sego Pecel. Uenak tenan. kali yaaa ....................

sigit_...@yahoo.co.id

unread,
Jul 11, 2012, 4:49:11 AM7/11/12
to alumni fk 73
Sy ingat ketika masih menjadi SPS (merangkap KPS), betapa sulitnya menahan arus kuat agar PPDS membayar. Di setiap rapat parta KPS waktu PIT atau konggres, selalu terjadi perdebatan tentang itu. Akhirnya yg bertahan tinggal Unair dan Unibraw. Yg lain sdh bayar.
Di lingkungan RS SA juga begitu, desakan utk membayar juga sangat kuat, terakhir tinggal Obgin dan Interne yg ngotot tdk setuju PPDS bayar. Alasan yg menolak bayar adalah "mereka mendapatkan ilmunya dg cara bekerja melayani masyarakat, menggantikan para senior". Ironisnya, suasana batin di bagian juga begitu, ada bbrp senior yg nyindir2 saat menguji atau ngajari "mestinya dapat honor". Mereka lupa bahwa PPDS itu membuat mereka tdk perlu lagi langsung melayani pasien. Saya sampai melontarkan guyonan "pilih mana ?, PPDS kita tutup dan kita yg langsung terjun menangani pasien, atau seperti skrng ini ?".
Begitu pensiun, PPDS Obgin Unibraw langsung bayar. Katanya mahal jugam.
Guru2 nya sdh lupa, bgmn mereka dulu di didik. Sy dpt tunjangan pendidikan 75 ribu/bln. Itupun msh hrs di subsidi beras dan sembako lain oleh mertua. Sekarang PPDS itu mbayar, bayangkan stlh mereka lulus ? Tentu berusaha secepatnya mengembalikan modal dengan alasan "sekolahnya mahal !!!"

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 11, 2012, 2:09:30 AM7/11/12
to alf...@googlegroups.com
Dulu kita bs sekolah (nggak bondo) kenapa sekarang spt ini, suangat muahal, nggak ukuran klau mau masuk FK. Hanya anak orang kaya yang bs jadi dokter sdgk simiskin yang pintar hanya melongo, meratapi nasib

sigit_...@yahoo.co.id

unread,
Jul 11, 2012, 9:32:32 AM7/11/12
to alumni fk 73
Ini adalah bagian dari pola pikir korup dan instant spt yg disampaikan PBS. Orang2 yg berpikiran jangka pendek, ingin segera mendapatkan hasil. Mereka tdk berpikir jangka panjang. Jadilah para birokrat memeras calon pengusaha yg ingin berusaha di daerahnya. Para politisi memeras calon kepala daerah yg mendaftar lewat mereka. Para birokrat pendidik juga memeras calon murid di semua level. Semakin tinggi hasil yg "mungkin akan diperoleh para calon tadi", semakin besar yg harus mereka bayar di awal. Akibatnya, terjadilah lingkaran setan utk saling memakan dan menjegal pihak lain.

Ini sangat berlawanan dg negara2 yg angka korupsinya rendah dan angka entrepreneur nya tinggi. Mereka terbiasa berpikir INVESTASI, melakukan sesuatu sekarang dg hasil kecil atau tdk ada, tetapi akan menghasilkan besar di kemudian hari. Di tempat seperti itu, calon pengusaha dimanja dg fasilitas sehingga mereka bisa mengembangkan usahanya secara optimal. Para calon pemimpin juga dg mudah bisa terpilih, dan calon murid juga mudah mendapat pendidikan. Semua dengan bebas mengembangkan bakatnya. Dgn pendidikan yg murah dan mudah, maka kecenderungan secara umum untuk "mengeruk sebanyak mungkin" otomatis juga hilang. Terjadilah siklus yg terus membaik dan membaik.

Semoga mrk yg skrng msh memiliki "wewenang" bisa menggunakan wewenangnya utk memperbaiki hal ini. Amin

sigit_...@yahoo.co.id

unread,
Jul 11, 2012, 10:11:03 AM7/11/12
to alumni fk 73
Saat ini banyak orang yg lupa nasehat lama "Kita berusaha, Tuhan yg menentukan". Juga banyak yg tidak terlalu percaya bahwa rezeki itu dapat berasal dari mana saja. Rezeki itu sepenuhnya hasil kerja kita, tapi datangnya dari mana dan kapan, itu bukan ranah kita. Tuhan yg menentukan.
Kebanyakan orang percaya bahwa rezeki itu hanya dari kerja mereka, dan dapatnya juga sekarang atau setelah mereka bekerja."Kita berusaha, kita pula yg menentukan". Karena itu mereka menentukan berapa tarif jasa yg harus dibayar, berapa tarif tanda tangan atau keputusan yg di buat dsb. Padahal, kalau saja kita mau bersabar, maka rezeki yg tertunda, pasti akan ditumbuhkan oleh alam dan hasilnya berlipat2 tidak ada habis2 nya. Insyaallah.
Kebanyakan para nabi, di kuyo2 dan di hina pada jamannya. Tapi nama mereka hidup dan harum sepanjang zaman, sebagai balasan atas hinaan2 yg mereka alami dahulu. Orang kaya raya yg skrng menikmati hidupnya, dulu pasti pernah di kuyo2, saat memulai bisnis / investasinya. Tetapi benih yg mereka tanam dan tidak dimakan, akan tumbuh dan tumbuh semakin besar.
Coba saja, mereka yg baru dapat sedikit sdh langsung menikmatinya, beli rumah, mobil dsb, maka tidak ada yg bisa ditumbuhkan.
Kita punya 24 jam sehari. Yg 10 jam kita makan (tidur, mandi, makan dsb), yg 8 jam kita jual (bekerja, langsung dapat uang), sisanya yg 6 jam kita buang (nonton TV, baca koran, main). Tdk sedetik pun ada waktu yg kita tanam. Kalau kemudian kita berharap di hari tua bisa memiliki waktu banyak . . . . dari mana asalnyaaa ??
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Ubaidillah Junaidi" <ubedj...@gmail.com>
Sender: alf...@googlegroups.com
Date: Wed, 11 Jul 2012 06:09:30

soenarjo soejoso

unread,
Jul 11, 2012, 6:33:05 PM7/11/12
to alf...@googlegroups.com
Setelah saya ikuti diskusi RSBI tentu ditelisik apa maksud kang Ubed menyitir itu issue? Belum diperas esensinya.
Yang lewat belum disebut adalah:
Pada issue RSBI di MK itu jelas tidak ada manusia yang dut. Beda dengan sektor kesehatan, kalau ada yang dut sudah cilaka. Lha kalau itu sektor pendidikan gak bakal lah bikin dut manusianya.... ya bancakan terus menerus wong gak ketahuan. Paling bikin anak orang bodo....bukan anak sendiri..... apa pedulinya?

Lha transparansi anggaran 10,3M dari Ortu dibanding 4,7M APBN-APBD kan gampang tinggal dikontrol level atasnya Kabupaten/Kota, dikontrol oleh Provinsi (bisa ke sekolah), dan Depdiknas ngontrol jajaran Provinsi.... apa susahnya (contoh level berpikir meso). Yang terjadi kan RSBI tetap ngotot hidup terus.... yo enak ngono....ngapain repot-repot dirubah. Jadi itu bancakan saling menjagakan rejeki di setiap jenjang (contoh berpikir level makro).
Percuma itu Komite Sekolah menertibkan wong selintutane sekolah direstui bahkan diajari Dinas Pendidikan daerahnya. Percuma guru menertibkan Kepseknya wong itu dinosaurus koq. Lha kalau Komite Sekolah minta masukan dan dukungan Ortu.... ya percuma wong anake ndik kono podo wedi kena tumbal......
Carane piye?..... yo dipenggali aja itu orang-orrangnya..... ganti generasi mudanya...... ha....ha.....ha......
By the way kang Ubd.... apa konklusi issue RSBI yang terlontar ini?

Kalau imil saya resume kesaksian pakar kesehatan di MK untuk rokok kan jelas.. bahwa Kemenkes saat ini berdiri sendiri dikeroyok semua pihak karena dibiayai perusahaan rokok (rangking pertama) yang bisa bikin orang kaya. Bahkan RI Satu aja dimusuhi PB IDI karena ketahuan ada diseberangnya sektor kesehatan.

Terus apa di RSBI?   


--- On Tue, 7/10/12, Ubaidillah Junaidi <ubedj...@gmail.com> wrote:

Ubaidillah Junaidi

unread,
Jul 11, 2012, 6:51:59 PM7/11/12
to alf...@googlegroups.com
Konklusinya sederhana aja kok. Komersialisasi pendidikan oleh oknum yang seharusnya mendidik anak bangsa sesuai dengan amanat UUD di sekolah Pemerintah yang nota bene menurut Mendiknas sudah dibiayai negara. Dulu seb ada amanat UU ttg kewajiban 20% APBN untuk pendidikan, biaya pendidikan nggak mahal mahal amat. Apalagi pendidikan di fak kedokteran yang biayanya selangit, sehingga banyak bermunculan fk fk baru, demi uang sumbangan pendidikan, bisa menerima lulusan SMK, opo tumon
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: soenarjo soejoso <soena...@yahoo.com>
Date: Thu, 12 Jul 2012 06:33:05 +0800 (SGT)
Subject: [alfk73] Issue RSBI itu apa kata kuncinya?
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages