Richan S Jemaat Sangatta-KALTIM http://www.facebook.com/richan.situmorang PIN : 750DEECBOn 29/04/2014 13:56, Elisa Sagala wrote:
Bro Richan,
Kayaknya ntar bukan kitab lagi yang dibuka, tapi sejenis gadget atau chip deh atau sesuatu yang tidak pernah dibayangkan manusia. Di bumi aja udah ngga pakai kitab, masa' di Sorga masih pakai alat-alat zaman dulu? Lagian, apakah TUHAN itu layak disebut MAHA kalau harus pakai catatan kayak manusia berdosa? Manusia aja ada yang bisa ingat banyak hal di otaknya... Hehehe...
Canda yah...
Elisa Sagala
------------
Bukit Nauli
-------- Original message --------
From: Richan S <richansi...@gmail.com>
Date: 4/29/2014 11:07 (GMT+07:00)
To: advent-i...@googlegroups.com
Subject: Re: [Advent-Indonesia] Re: [Caution: Message contains Redirect URL content] Re: [Advent-Global] Mengasihi Musuh ???
kitab hukum dibuka pada waktu penghakiman/pengadilan.
ada waktunya Tuhan menghakimi, dan ada waktunya pintu belaskasihan terbuka lebar. ketika pintu belaskasihan ini tertutup, maka hukum penghakimanNya terbuka lebar.
hukum mempersalahkan orang.
Yesus Kristus membenarkan orang.
apakah seseorang bisa dibenarkan jika ia tidak pernah merasa bersalah atas hukum itu?
==
alkitab menjelaskan, bahwa pekerjaan penebusan tidak berhenti disalib,
jika Yesus tidak bangkit, apalah artinya salib itu? apalah arti pengorbananNya itu?
1 Kor 15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Kita bersyukur, Yesus Kristus tidak hanya berhenti dan selesai di salib dan mati saja, tetapi Ia harus bangkit (tahap berikutnya).
Salib hanya langkah awal, dan langkah selanjutnya..Ia harus bangkit, Ia harus naik ke surga, Ia harus melakukan perantaraanNya, Ia harus melakukan pengadilanNya, Ia harus memutuskan segala perkara, Ia harus datang kembali menjemput kita..
barulah semuanya bisa dianggap komplit.
Richan S Jemaat Sangatta-KALTIM http://www.facebook.com/richan.situmorang PIN : 750DEECBOn 29/04/2014 11:13, heru_gp...@yahoo.com via Advent-Indonesia wrote:
Dear bang Elisa
Kalau saya boleh memahami kegalauan abang, memang sepertinya masih banyak teman2 yg memahami Kristus "in light of" old testament (Hukum Taurat - 10 hukum) jadi semua tulisan di alkitab bahkan perjanjian baru dan salibpun dipahami dengan lensa dan centernya 10 hukum (tablet of stone). Injil atau Gospel (synoptic) dan tulisan Rasul Paulus dan rasul yg lain centralitynya ditarik ke belakang kepada 10 Hukum. Padahal menurut saya harusnya tulisan mengenai hukum (old testament) maupun tablet of stone dimaknai "in light" of New Testament bahkan seluruh alkitab PL dan PB centralitynya haruslah berdasarkan "Finished work of Christ at The Cross" (salib).
Saya juga memahami kesulitan dari rekan2 untuk mengubah paradigma ini, karena memang dari awal klo tidak dari kecil struktur pola pemahamannya sudah demikian. Pelaksanaan 10 hukum secara literal (fixated) memang dirasa lebih "mudah" daripada harus dipatronkan ke Kristus, Perjanjian Baru, Salib. Saya ambil beberapa contoh: Misal Hukum 1 dan 2 akan lebih mudah dilaksanakan cukup dengan tidak ada patung atau "allah" lain yg ada di rumah atau dalam kehidupan kita, namun in light of the Cross hukum 1 dan 2 adalah kehidupan yg tidak memiliki "conflicting loyalty", Loyalty kita jiwa dan raga hanyalah kepada Kristu
--
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan ke Grup "Advent-Indonesia" Google Groups.
Untuk memposting ke grup ini, kirimkan email ke: Advent-I...@googlegroups.com
Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke: Advent-Indones...@googlegroups.com
Untuk pilihan lain, kunjungi grup ini di: http://groups.google.co.id/group/Advent-Indonesia?hl=id
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Advent-Indonesia" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke advent-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Pointnya sebenarnya aoa? To the poimt saja....agar Salam |
Hukum taurat itu ibarat cermin yang bisa menunjukkan ada noda diwajah tetapi tidak akan pernah bisa membersihkan wajah. mari kita perhatikan seroang gadis atau wanita biasanya selalu membawa cermin kemanpun saja, dikit2 liat cermin pas liat cermin ups ada noda disebelah kanan sejam kemudian muncul lagi noda disebelah kiri, waduh muka ku sudah semakin kumel pikir si gadis dia berusaha melindungi tubuh dari debu tetapi percuma hari semakin panas keringat bercucuran dan melihat cermin kaget setengah mampus ternyata makeup dah mulai luntur. karena muka keringat debu pun dengan mudah menempel dan lihat cermin lagi semakin kaget muka sudah kumel. semakin sering meliha cermin semakin bertambah kotoran diwajah. lalu si gadis pun berteriak aku tidak butuh cermin aku butuh pembersih muka. Tapi sangat disayangkan pembersih muka ketinggalan dirumah....hahaha
Hukum Taurat adalah Cermin...semakin berusaha mengikuti hukum taurat maka semakin kotor diri kita. karena ketika kita melihat cermin maka sangat gamblang kelihatan dosa2 kita. yang kita dapati diri kita semakin lama akan semakit kotor dan dekil. aku tidak butuh hukum taurat yang aku butuhkan adalah "Pembersih Wajah" yaitu YESUS. hukum tidak dibuat untuk membersihkan atau menyucikan seseorang tapi hukum dibuat untuk menunjukkan kepada kita akan kebutuhan kita kepada "pembersih yaitu YESUS" “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8)
lalu apakah hukum sudah tidak diperlukan lagi karena ada Kasih Karunia? Roma 6:14,15. "Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!"
seperti orang yang divonis hukum mati oleh pengadilan lalu presiden menyatakan orang tersebut bebas dari hukuman. maka orang tersebut tidak berada lagi dibawah hukum tapi berada dibawah kasih karunia. orang tersebut bebas dari hukuman tidak ada polisi yang berhak untuk menangkapnya hukum tidak dapat lagi mempersalahkannya. tetapi ketika dia keluar dari penjara apakah dia bebas untuk melakukan kejahatan? sekali kali tidak.
|
2014-04-29 14:49 GMT+07:00 Richan S <richansi...@gmail.com>: |
|
|
|
|