Diskusi mengenai Buddhisme.

100 views
Skip to first unread message

sethiadi

unread,
May 17, 2009, 4:25:28 PM5/17/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Baru-baru ini saya jumpa kawan yang  beragama Buddhis. Ia sedang mempelajari Kekristenan, lalu saya bilang bahwa saya justru sedang pelajari Buddhism. Dalam waktu 20 menit kami diskusi soal Buddhism.
 
1. Saya terangkan kepadanya bahwa didua millis, kaum Buddhist suka pakai kata-kata yang kasar.
    Ia jawab bahwa kalau Anda mau diskusi yang baik dan bermutu, diskusilah dengan Bikkhu.
    Ia bersedia kenalkan saya kepada Bikkhunya. Kalau bicara sama kaum awam bisa terjadi
    kesalahpahaman dan timbul kata-kata keras.
 
2. Ia akui bahwa Buddha tidak percaya ada Tuhan Pencipta. alam semesta ini jadi sendiri.
    Tetapi Buddha percaya ada dewa-dewi.
 
3. Dll.
 
 
Pada umumnya kami berdiskusi dengan sopan, tanpa ada sindiran-sindiran, ejekan-ejekan dan penghinaan-penghinaan.
Selanjutnya saya harap diskusi dimillis ini juga demikian. Mohon komentar Anda akan diskusi yang saya bahas diatas,
dengan sopan dan beradab. Ingatlah peraturan dari sdr David Kuntadi.
 
 
 
Salam. Stanley Sethiadi.
 
Salam. Stanley Sethiadi.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 18, 2009, 12:51:11 AM5/18/09
to Spiritual World
Bung Sethiadi,

Komentar saya yang pertama adalah pengingatan kalau tak ada agama
"buddhis" itu, umat yang beragama Buddha kita sebut "buddhis". Ini
tentu sudah dimaklumi:)

Yang kedua berupa pertanyaan; apa menurut Anda diskusi seperti ini
memberi manfaat secara spiritual? Tidakkah diskusi seperti ini sangat
rawan perdebatan yang memicu saling-serang kepercayaan masing2?
Kalau yg diharapkan adalah pengertian yg lebih luas dan mendalam akan
Buddhisme, Anda kan bisa cari bacaan ttg itu, bertanya ... sekali
lagi bertanya ... kepada seorang bhikkhu/bhikshu/bhikshuni atau pandit
atau dosen agama Buddha, seperti saran kawannya itu.

Jadi, mohon dijawab sejujurnya, sehubungan dengan spiritualitas --
sesuai nama milis kita ini, manfaat apa sih yang Anda harapkan dari
mendiskusikan ini?

Jabat-hangat selalu,
NR.

jack

unread,
May 18, 2009, 12:31:48 PM5/18/09
to Spiritual World
Ha... ha.. sebenarnya diskusi bisa saja dilakukan dengan nrimo aja.
Saya jadi teringat sebuah kejadian, seseorang mantan budhis (katanya
sich) dan selama percakapan saya sendiri tak lebih hanya menjadi
pendengar saja. Semua kekecewaan dan keyakinan barunya memberikan
kesaksian bahwa hidupnya berubah. Syukurlah jika demikian dan dapat
memberikan rasa puas dan bahagia.

Namun jauh dari sana, ada sejuta pertanyaan atau hanya sebuah....
entahlah. Semoga berbahagia dengan persepsinya itu.
Di milis ini, mungkin sebagian orang merasa terserang dengan
pertanyaan pertanyaan tersebut yang mencoba menggali kebenaran itu
sendiri. Adalah sebuah pilihan untuk hanya manggut manggut nurut atau
membuka diri untuk menggalinya,

Dahulu kala saya tinggal disebuah rumah dan berseberangan langsung
dengan sebuah greja, berkawan dengan anak pendeta dan bermain main
dilingkunga greja. Apa yang saya dapatkan? hanya teror teror
keagamaan dan ini adalah fakta dalam hidup saya dan tentunya para
pelaku itu sendiri yang mengesahkan cara cara PL dan Sejuta Kutuk
ketidakselamatan bagi agama orang tua saya. Hanya dengan menerima
agama mreka baru dapatkan keselamatan. Kegelisahan yang hebat
berkecamuk akibat program tersebut, saya datang untuk bermain main
saja, maklum namanya juga anak anak yang bosen dirumah aja.

Waktu terus berubah hingga suatu saat menginjakkan kaki di kehidupan
kampus dan ada sebuah pilihan mata kuliah agama... itulah pertama
kalinya saya mengenal lebih dekat dgn yang namanya budhisme. Bahasa
yang keras dalam milis ini adalah penggalian yang dilakukan secara
sadar dan menguji kewajaran sebuah ajaran jika tidak dapat dikataka
memastikan kbenara itu sendiri. Tidak ada apa apanya dibandingkan
kehidupan teror yang saja jalani lohhhh ....... :)

Mungkin udah jadi ciri khas dari ehipasiko? selidiki dulu kebenaran
yang ada makanya kaum budhis dimilis jadi open to the point menanyakan
hal hal yang sensi.

Persepsi Tuhan bagi budhism (Ketuhanan/Kebudhaan) adalah berbeda
dengan model agama Samawi.
Bagi sebagian besar opini (jika seandainya tidak dapat dikatakan
seluruhnya) mengatakan bahwa model Tuhan agama samawi adalah mirip
dengan konsep dalam agama kepercayaan (Dewa Dewi) dimana terdapat
Mahabrahma (Raja Langit) yang punya segudang kemampuan bathin (kuasa)
namun juga ada keterbatasan untuk menolong umat manusia dengan
berbagai kendalanya.

Jika keyakinan dalam Iman dapat memberikan keselamatan (minimal dalam
pikiran yakin maka berbahagialah dengan itu semua) namun adalah
sungguh bijaksana untuk menegur saudara seiman yang model oknum oknum.
Ajaran Yesus dalam sudut pandang saya adalah baik dan jauh berbeda
dengan cara cara PL. Namun kelihatannya para oknum tak rela harus
lepas dari PL itu sendiri dgn alasan alasannya.

Ada banyak hal yang dapat digali yang tentunya dengan keterbukaan /
siap untuk menerima pertanyaan pertanyaan ada.
Bukan didasarkan pada apa yang hendak didengarkan saja.

Apakah dia datang untuk menggenapi (atau sebenarnya meluruskan?)
taurat dan tak satupun taurat yang berubah sampai semua terjadi.
Apakah taurat vs taurat dalam pernyataan itu adalah hal yang sama?
dalam renungan dan kontemplasi bathinlah jawaban itu ada, bukan
jawaban dari pemikiran. Kalo sebuah pertanyaan dijawab dengan cara
demikian maka siap siaplah mendapatkan gebukan tongkat zen ! ini yang
kubaca bukan yang kualami sama master zen ...... :)


Be Happy .....




sethiadi

unread,
May 18, 2009, 3:54:21 PM5/18/09
to Spiritu...@googlegroups.com
NR:
Jadi, mohon dijawab sejujurnya, sehubungan dengan spiritualitas --
sesuai nama milis kita ini, manfaat apa sih yang Anda harapkan dari
mendiskusikan ini?

Sethiadi:
Sejujurnya yang saya harapkan adalah pengetahuan yang lebih luas dan lebih
mendalam. Bukankah itu tujuan dari owner semula?

Saya tahu (dari semula) pada umumnya seorang Bikkhu tahu lebih banyak
daripada seorang awam.
Ada seorang Bikkhu mengirim email kepada saya, saya tanyakan sesuatu tetapi
sampai sekarang tidak dijawabnya. Entah mengapa, dan entah ia dapat alamat
email saya darimana.

Kalau Anda punya alamat email dari seorang Bikkhu yang bijaksana dan
bersedia jawab pertanyaan-pertanyaan saya, tolong berikan kepada saya. Saat
kini saya sudah tidak begitu lincah pergi kemana-mana.

Salam. Stanley Sethiadi.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
You received this message because you are subscribed to the Google Groups
"Spiritual World" group.
To post to this group, send email to Spiritu...@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to
Spiritual-Wor...@googlegroups.com
For more options, visit this group at
http://groups.google.com/group/Spiritual-World
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 18, 2009, 11:40:30 PM5/18/09
to Spiritual World
Salahsatunya memang itu saya kira.

Namun jangan lupa, bukan saja tidak hanya itu, milis kita ini adalah
milis dengan nama "spiritual world" yang berafiliasi spirituality.
Artinya, seluas dan sedalam apapun pengetahuan sekuler atau
intelektual ttg agama/ajaran belum tentu bermanfaat secara spiritual;
jangan-jangan justru malah menghalangi seseorang untuk menyentuh
esensi dari ajaran yang dianutnya.
Kita perlu sangat berhati-hati disini.

Saya tidak punya email yang diminta.
Saya kira, dari nada-nada yang saya tangkap selama Anda bergabung dan
berdiskusi selama ini disini, bisa saya duga kalau tak akan dijawab
pertanyaannya.
Pernah denger "Menjawab pertanyaan bodoh sama bodohnya dengan si
penanya"? ;)
[mohon jangan tersinggung, bukan maksud saya mengatakan Anda bodoh
lho ... tapi memang ada nasehat seperti itu] Pernah denger?

Jabat-hangat selalu,
NR.

jack

unread,
May 19, 2009, 2:23:36 AM5/19/09
to Spiritual World
Setuju Bro,
Memang sulit untuk mencerna dengan cara cara yang berbeda, dengan
mempelajari ajaran Yesus secara baik maka esensi yang terkandung dapat
digali dengan mantap.

Berangkat dari rasa penasaran saya akan ajaran yang sempat membuat
saya puyeng, justru saya malah melihat banyak maknanya koq namun
dengan melihat dari sudut pandang yang cukup berbeda.

Gebrakan gebrakan ("ZEN") dari sang juru selamat bertujuan untuk
mencerahkan namun perlu memisahkan pokok fundamental yang ada terlebih
dahulu dari cara cara pikir yang lama jika tidak maka hasilnya adalah
keruwetan itu sendiri.

Saat sebuah kesadaran bekerja maka dalam diri seseorang akan bangkit
baik sadar atau tidak. Contohnya pada Air : Manfaat doa (resonansi
doa) pada air ataupun kualitas penyampaian seseorang dengan cara yang
tepat / benar mampu membentuk perubahan mendasar pada air ("Message
from Water")

Sorry Bro Sethiady, Belajar itu memang memerlukan waktu bahkan seumur
hidup ini.

Peace

sethiadi

unread,
May 19, 2009, 7:50:47 AM5/19/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Jack:
Sorry Bro Sethiady, Belajar itu memang memerlukan waktu bahkan seumur
hidup ini.

Sethiadi:
Memang saya telah dan masih belajar seumur hidup. Waktu baru lahir, saya
belajar menangis. Terus belajar jalan, Belajar di-SD, SMP, SMA, ITB,
diperusahan-perusahan, dst-nya. Jadi dari lahir (mungkin sebelum lahir)
sampai sekarang saya belajar terus. Di-SMP/SMA saya belajar bahwa Buddha itu
nama aslinya adalah Sidharta Gautama, seorang pangeran. Sidharta
meninggalkan istana untuk cari kebenaran. Waktu mahasiswa saya belajar lebih
banyak. Kini saya belajar dari buku-buku yang saya beli, websites dari
internet, dan dari kawan-kawan Buddhist di dua millis.

Tetapi saya bukan belajar Buddhisme saja. Juga ilmu pengetahuan alam dan
agama-agama lain. Paling banyak agama Kristen baik Katolik, Protestan,
Pentakosta maupun Kharismatik dll. He....he...he....he.....


Salam. Stanley Sethiadi.



----- Original Message -----
From: "jack" <jack...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, May 19, 2009 1:23 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 19, 2009, 10:47:38 PM5/19/09
to Spiritual World, ANDA, Berkas Cahaya Kesadaran
Saudara-saudaraku yang baik,
ijinkan saya ikut urun lagi disini.

Ya ... seperti itulah; kita juga mengenal istilah berbahasa Inggris
"long life learning" --pembelajaran-diri seumur hidup.
Disini, mereka menggunakan kata "learning" [yang saya terjemahkan
dengan 'pembelajaran-diri' dan bukan sekedar belajar], dan bukannya
"studying".
Kenapa kira? :)
Kenapa mereka menggunakan istilah "learning" dan bukannya "studying"?

Kita, dalam bhs Indonesia, akan mengatakan: "Si Yanto sedang belajar
naik sepeda", kitapun akan mengatakan: "Si Yanto sekarang sedang
belajar ilmu bumi."
Tapi, dalam bhs Inggris, mereka tidak akan berkata: "Yanto is studying
to ride a bycicle", melainkan akan berkata: "Yanto is learning to ride
a bycicle".
Secara substansial, "learning" punya pengertian yang berbeda dengan
"studying" bukan?

Maaf, disini saya tak hendak membicarakan soal bahasa, melainkan
hendak menunjukkan perbedaan antara pembelajran sekuler --di bangku
sekolah maupun kuliah atau di kursus-kursus-- dengan pembelajaran
agama/ kepercayaan mupun spiritual/kerokhanian. Yang disebut
belakangan, lebih merupakan 'pembelajaran-diri' --dimana di dalamnya
bukan saja terlibat pelatihan-pelatihan teknis-mekanis, melainkan juga
penggemblengan sikap-mental dan moral, yang kesemuanya lebih mengarah
ke dalam.

Nah ... dari penjelasan Bung Sethiadi itu, tersirat kalau yang
dimaksudkan dengan 'belajar' disitu adalah 'studying', bukan
'learning'. Padahal, yang diperlukan dalam pembelajaran kerokhanian --
bukan sekedar mempelajari ajaran agama atau theologi ataupun
spiritualisme-- adalah "learning" --We have to learn alot of thing
from them.
Inilah yang 'berdaya ubah', inilah yang membentuk sikap-mental.
Dimana, ketika sikap-mental seseorang sudah terbentuk, maka seluruh
kehidupannya akan mengalir searah atau bersesuaian dengan sikap-
mentalnya itu. Ia akan berpikir, berucap maupun bertindak sesuai
dengannya. Inilah hasil dari 'pembelajaran-diri'.

Jabat-erat selalu,
NR.

====================

On 19 Mei, 04:50, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:
> Jack:
> Sorry Bro Sethiady, Belajar itu memang memerlukan waktu bahkan seumur
> hidup ini.
>
> Sethiadi:
> Memang saya telah dan masih belajar seumur hidup. Waktu baru lahir, saya
> belajar menangis. Terus belajar jalan, Belajar di-SD, SMP, SMA, ITB,
> diperusahan-perusahan, dst-nya. Jadi dari lahir (mungkin sebelum lahir)
> sampai sekarang saya belajar terus. Di-SMP/SMA saya belajar bahwa Buddha itu
> nama aslinya adalah Sidharta Gautama, seorang pangeran. Sidharta
> meninggalkan istana untuk cari kebenaran. Waktu mahasiswa saya belajar lebih
> banyak. Kini saya belajar dari buku-buku yang saya beli, websites dari
> internet, dan dari kawan-kawan Buddhist di dua millis.
>
> Tetapi saya bukan belajar Buddhisme saja. Juga ilmu pengetahuan alam dan
> agama-agama lain. Paling banyak agama Kristen baik Katolik, Protestan,
> Pentakosta maupun Kharismatik dll. He....he...he....he.....
>
> Salam. Stanley Sethiadi.
=======================
> From: "jack" <jack....@gmail.com>

sethiadi

unread,
May 20, 2009, 4:14:08 AM5/20/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Jack:
Sorry Bro Sethiady, Belajar itu memang memerlukan waktu bahkan seumur
hidup ini.

Sethiadi:
Saya sudah katakan bahwa saya memang belajar seumur hidup.

Kawan saya yang beragama Buddhist yang memberi penerangan kepada saya
secara lisan mengatakan :"Buddha tidak percaya ada Tuhan, tetapi percaya
ada dewa-dewi". Dewa-dewi ini lebih tinggi dari manusia, tetapi tidak ada
dinirwana.
Betulkah ini? Buddha sudah ada dinirwana, jadi sudah tidak ada lagi.
Betulkah ini? Tolong koreksi saya, kalau saya salah.

1. Buddha sudah ada di-Nirwana, artinya sudah tidak ada lagi alias nol. Jadi
percuma berdoa kepada Sang Buddha.
Dalam film silat yang saya tonton dahulu sering terdengar seorang Bikkhu
mengatakan :"Amitaba" artinya "May Buddha bless you", ini juga
sebetulnya sia-sia dong. Di-Jakarta seorang Bikkhu pernah bicara dengan
seorang kawan saya dengan sapaan :"Omito Hud". Artinya kira-kira sama bukan?
Sebetulnya percuma dong berdoa begitu, kan Buddhanya sudah tidak ada? Betul
apa tidak?

2. Dari millis lain seorang Buddhist menulis bahwa menurut Bhukkunya boleh
saja berdoa kepada Yesus. Dia anggap Yesus setingkat dewa. Tetapi Yesus
sebagai dewa tidak kekal. Betulkah ini?

Tolong beri penerangan kepada saya.


Salam. Stanley Sethiadi.

----- Original Message -----
From: "jack" <jack...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, May 19, 2009 1:23 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

jack

unread,
May 20, 2009, 6:27:22 AM5/20/09
to Spiritual World
Ada banyak cara dalam belajar itu sendiri.
Belajar yang mana mendapat bantuan/sandaran terus menerus
Belajar yang berusaha bagai anak kecil itu sendiri dan melepaskan
ketergantungan.

Belajar menjadi seperti anak kecil adalah belajar untuk berupaya
bangun, merangkak dan berjalan. Maka sekarangpun perlu tetap menjadi
demikian adanya, belajar seperti seorang anak kecil.

Peace

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 20, 2009, 9:05:02 AM5/20/09
to Spiritual World
Bung Sethiadi kayaknya belum baca yang di bawah ini ya?

anatta net

unread,
May 20, 2009, 10:16:53 AM5/20/09
to Spiritu...@googlegroups.com
2009/5/20 sethiadi <sset...@gmail.com>:

> Kawan saya yang beragama Buddhist yang memberi penerangan kepada saya
> secara lisan mengatakan :"Buddha tidak percaya ada Tuhan, tetapi percaya
> ada dewa-dewi". Dewa-dewi ini lebih tinggi dari manusia, tetapi tidak ada
> dinirwana.

Kalau yg anda maksud nirwana alam dewa = nibbana, berarti itu kurang tepat.

Menurut buddha, ada 31 tingkat alam kehidupan,
salah satunya alam dewa(bukan nirwana/nibbana.
Di alam dewa tidak ada penderitaan, dan dewa hidup di alamnya hanya
menghabiskan karma yg menyebabkan dia terlahir di alam dewa tidak bisa
menciptakan karma baru.

> Betulkah ini? Buddha sudah ada dinirwana, jadi sudah tidak ada lagi.
> Betulkah ini? Tolong koreksi saya, kalau saya salah.
>
> 1. Buddha sudah ada di-Nirwana, artinya sudah tidak ada lagi alias nol. Jadi
> percuma berdoa kepada Sang Buddha.

Umat buddha tidak berdoa kepada Sang buddha,
Disini sering terjadi banyak kerancuan dari umat agama lain,
khususnya yg sudah terbiasa menyembah2 sesuatu/berdoa meminta2 kepada sesuatu.

Kalo urusan meminta2, itu saya lakukan di klenteng, terus terang saya percaya
dewa dewa bisa membantu manusia.

Sewaktu ke vihara, saya belajar "kedalam", bukan tergantung sama makhluk lain.

>    Dalam film silat yang saya tonton dahulu sering terdengar seorang Bikkhu
> mengatakan :"Amitaba" artinya "May Buddha     bless you", ini juga
> sebetulnya sia-sia dong.  Di-Jakarta seorang Bikkhu pernah bicara dengan
> seorang kawan saya dengan sapaan :"Omito Hud". Artinya kira-kira sama bukan?
> Sebetulnya percuma dong berdoa begitu, kan Buddhanya sudah tidak ada? Betul
> apa tidak?

Film silat kok dijadikan patokan untuk urusan agama :)
Hm.. coba anda cari tau tentang aliran2 dalam ajaran buddha.

>
> 2. Dari millis lain seorang Buddhist menulis bahwa menurut Bhukkunya boleh
> saja berdoa kepada Yesus. Dia anggap Yesus setingkat dewa. Tetapi Yesus
> sebagai dewa tidak kekal. Betulkah ini?

Dewa memang tidak kekal


>
> Tolong beri penerangan kepada saya.
>

Semoga anda bisa lebih jelas.

jack

unread,
May 20, 2009, 12:35:35 PM5/20/09
to Spiritual World
Semakin dalam semakin jauh seringkali makna menjadi semakin "Bias"
dari pengertian umumnya.
Apakah Budha Ada setelah Nibbana, Apakah Budha Nol (Tak Ada) setelah
Nibbana?

Saat penjelamaan dan kelahiran kembali telah sirna, apakah menjadi
faham nihilitas (pemusnahan total), hal ini jelas jelas dibantah oleh
sang budha sendiri.
Ketiadaan dan Keberadaan bukanlah kata yang tepat. Tidak terlahir di
alam alam wujud (manusia, dll) dan tanpa wujud (alam brahma, dll, lalu
kemanakah keberadaannya melebur?

Apakah Pikiran yang bebas dari kemelekatan dapat ditunjukan
keberadaannya?
Bebas dari kemelekatan indrawi, kemelekatan akan dunia, surga,
penderitaan, dll.
Bebas dari alam alam kelahiran, apakah menjadikannya Musnah?

Apakah essensi sebuah pikiran menjadi musnah tanpa keberadaan bentuk
wujud ataupun tanpa wujud?

Semakin dalam semakin bebas dari kemelekatan.

Pakai gaya zen, jika budha ada tendang saja.
Apakah demikian? Ada karena pkiran yang berharap, membentuk
kemelekatan terhadap sebuah sosok.
Sama juga mengatakan semua orang dapat menjadi seorang budha, namun
jangan pernah berpkir untuk menjadi budha ("sebuah kontroversi besar")
Budha ada tapi jangan pernah berpkir ada. Memunculkan dalam
kberadaan / kemelekatan pikiran. Itulah jalan dalam yang tidak
membentuk kemelekatan sampai yang terkecil sekalpun. Antara theory dan
applikasinya bagaikan ketidak berdayaan seorang anak yang akhirnya
bertumbuh seiring waktu.

Ini hanya sebuah pendapat pribadi yang tentunya akan terus berubah
seiring waktu.

Peace

sethiadi

unread,
May 21, 2009, 11:26:40 AM5/21/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Anatta:
Film silat kok dijadikan patokan untuk urusan agama :)

Sethiadi:
Kan saya sebut juga seorang Bhikku nyata di-Jakarta yang juga mengatakan
"Omito Hud". Itukan mirip dengan perkataan "Amitaba" dari bikkhu-bikkhu
dicerita silat.

Menurut kawan saya memang itu tak ada gunanya. Setujukah Anda dengan kawan
saya itu?

Anatta:
Kalo urusan meminta2, itu saya lakukan di klenteng, terus terang saya
percaya
dewa dewa bisa membantu manusia.

Sethiadi:
Oh jadi Anda pergi keklenteng dan pergi juga ke-Vihara. Itu boleh yah
menurut agama Buddha.
Jadi kawan saya yang datang kegereja saya untuk menjajaki agama Kristen juga
tidak salah yah, secara agama Buddha.
Istri dan anak-anaknya sudah beragama Kristen. Semula saya kira ia sudah
Kristen, tetapi suatu saat ia ceritera bahwa ia dapat masalah dan ia
bertanya :" Bante.............bla.....bla....bla....bla....". Dari situ saya
baru tahu bahwa ia beragama Buddhis. Oh begitu......, jadi ia tidak salah
secara agama Buddha.

Salam. Stanley Sethiadi.


----- Original Message -----
From: "anatta net" <anatt...@gmail.com>
To: <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 20, 2009 9:16 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.



sethiadi

unread,
May 21, 2009, 11:47:45 AM5/21/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Jack:
Bebas dari alam alam kelahiran, apakah menjadikannya Musnah?

Sethiadi:
Menurut kawan saya, ya memang begitu. Bagaimana menurut Anda?


Salam. Stanley Sethiadi.

----- Original Message -----
From: "jack" <jack...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 20, 2009 11:35 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

sethiadi

unread,
May 21, 2009, 11:08:47 AM5/21/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Sudah, saya sudah baca posting Anda, tetapi saya kurang mengerti, jadi saya
belum beri respons.

Setelah saya cari di-internet mengenai tipitaka, saya dapati ikhtisarnya
penuh dengan kata-kata Pali. Wah yang saya siter hanya sedikit cuplikan dari
suatu keseluruhan yang luas sekali. Rasanya saya butuh waktu bertahun-tahun
untuk dapat mencerna semua itu sampai mengerti. Saya tulis "mengerti" bukan
"percaya".

Karena itu semua ajaran Sang Buddha, saya akui Buddha itu pandai sekali.
Orang normal memang perlu mempelajarinya seumur hidup untuk dapat mengerti
dengan baik ajaran Sang Buddha. Buddha sendiri harus pikirkan seumur hidup
untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan itu. Orang-orang abad ke-21 tinggal
pelajari apa yang sudah dipikirkan dan didapat Sang Buddha. Itupun pemahaman
orang-orang abad ke-21 bisa salah. Ini butuh ilmu hermeneutik yang mendalam.
Apa yang dimaksud Buddha dengan kata-kata itu? Yang seorang tafsirkan
begini, yang lain tafsirkan begitu. Itulah sebabnya ada banyak aliran
di-Buddhisme.

Karena saya tidak mempelajarinya secara intensif dari muda, saya hanya dapat
pelajarinya secara garis besar saja. Waktu saya tidak banyak lagi. Tetapi
saya senang bahwa saya telah pelajarinya, biarpun sedikit. Saya juga sangat
berterima kasih kepada sdr-sdr yang telah bersedia bantu saya.


Salam. Stanley Sethiadi.




----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 20, 2009 8:05 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 21, 2009, 12:53:49 PM5/21/09
to Spiritual World
On 21 Mei, 08:08, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:

> Sudah, saya sudah baca posting Anda, tetapi saya kurang mengerti, jadi saya
> belum beri respons.
======================

Bagian mananya yang kurang Anda mengerti Bung Sethiadi dari respons
[bukan posting] saya itu?
Silahkah disampaikan. Saya dengan senang-hati akan menjelaskan sebisa
saya:)

Jabat-hangat selalu,
NR.

jack

unread,
May 21, 2009, 8:57:08 PM5/21/09
to Spiritual World
Ha... ha.. sebuah persepsi yang berbeda lagi?
Dari ide sebuah bacaan maka muncul sebuah pertanyaan apa yang
membentuk wujud seorang manusia?

Saat bentuk bentuk luar (wujud manusia ataupun bentuk dalam kelahiran
alam lainnya) tidak ada lagi yang tersisa itu apa, apakah essensi
sebuah pikiran yang berpindah dari kelahiran kepada kelahiran lainnya
menjadi musnah?

Manusia (Tubuh Kasar) ataupun Brahma (Tubuh Halus) tetap memiliki
suatu perwujudan. Sebuah Pikiran yang menyatu dengan tubuh manusia
dinamakan manusia, Sebuha Pikiran yang bersatu dgn tubuh halus
dinamakan dewa. Bila tak ada tubuh manusia ataupun dewa maka apa yang
tersisa. Dalam sebuah uraian mengenai pikiran (yang saya tidak simpan
lagi bacaan tersebut) ada dikatakan bahwa dalam pikiran dasar manusia
ada yang "utuh" dan berpindah dari kelahiran kepada kelahiran ("mirip
roh" namun berbeda). Saat sesuatu yang "utuh" tersebut tidak menyatu
dengan tubuh manapun apakah jadi musnah?

Pengertian atas sebuah makna dapat berbeda dari satu kepada yang
lainnya, itu wajar saja. Namun yang jelas sang budha menolak "Ide
Nihilitas" (pemusnahan total).
Jadi jika ada yang mengatakan lenyap total patut diperjelas lagi?
statement yang 180 derajat lain. apakah berangkat dari membaca tanpa
makna alias mengikuti sebuah ide saja karena doktrin tanpa aku, tanpa
roh, dll. Apapun itu jawabnya maka statement penolakan "Nihilitas" ada
acuan yang harus diuji silang maknanya.



Peace.
> > Peace- Hide quoted text -
>
> - Show quoted text -

Yenny Tan

unread,
May 22, 2009, 12:07:30 AM5/22/09
to Spiritu...@googlegroups.com
perbedaan aliran dalam umat buddha itu bukan dalam tafsiran. lebih
dalam tradisi setempat.

2009/5/22 sethiadi <sset...@gmail.com>:

Yenny Tan

unread,
May 22, 2009, 12:02:56 AM5/22/09
to Spiritu...@googlegroups.com
pandangan dasar umat buddha dan kristen sudah berbeda jauh. Jadi
menjawab pertanyaan anda rada riskan.

sama seperti ketika saya menforward salah satu kisah dalam dhammapada
tentang seseorang yang hanya melihat Buddha, langsung masuk surga.
Lalu langsung dikira ajaran Buddha tidak ada artinya selama ada
keyakinan pada sang Buddha. Padahal tidak demikian.

Jadi, sulit menjelaskan kepada anda kalau anda masih membawa pandangan
anda dan tidak mau belajar terbuka untuk melihat ajaran orang lain.

Ibaratnya gini, orang asia selalu makan nasi. Kalau tidak makan nasi,
rasanya belum makan apa-apa. Kalau seorang Asia terus berpandangan
seperti itu dan tidak mau mengerti cara hidup orang bule yang tidak
makan nasi sehari juga ga apa-apa. Menurutmu apa yang bisa dilakukan?

Sama seperti kristen yang menganggap Tuhan itu ada, dan kalau memohon
pada tuhan bisa dikabulkan, kalau beriman pada tuhan bisa masuk surga.

Dimana di buddhism surga itu adalah tidak kekal, hanya bergantung pada
diri sendiri, tuhan tidak ada.

Jadi disini sudah jelas kalau kita sudah sangat berbeda pandangan,
seperti orang asia yang hanya berpikir "nasi" adalah makanan pokok,
padahal bagi negara lain tidak harus begitu. Kalau anda tidak bisa
menerima, yah tidak ada yang bisa didiskusikan.

Thanks,

yenny Tan

2009/5/20 sethiadi <sset...@gmail.com>:

sethiadi

unread,
May 22, 2009, 3:52:26 AM5/22/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Yenny:

 perbedaan aliran dalam umat buddha itu bukan dalam tafsiran. lebih
> dalam tradisi setempat.

Sethiadi:
Saya rasa selain perbedaan karena tradisi setempat, perbedaan tafsiran juga
ada. Itu memang sifat manusia. Setiap orang punya pembawaannya
masing-masing, pendidikan dari rumah, pendidikan dari lingkungan dll
mempengaruhi keputusan-keputusannya dihari kemudian. Karena pembawaan dan
pendidikannya lain-lain, keputusannya juga lain-lain.



Salam. Stanley Sethiadi.


----- Original Message -----
From: "Yenny Tan" <

Sent: Friday, May 22, 2009 11:07 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>
>> berterima kasih kepada sdr-sdr yang telah bersedia bantu saya.

>>
>>
>> Salam. Stanley Sethiadi.
>>
>>
>>
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Ngestoe Rahardjo" <

>> Sent: Wednesday, May 20, 2009 8:05 PM
>> Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.
>>
>>
>>>

>>>>
>>>> > Jack:
>>>> > Sorry Bro Sethiady, Belajar itu memang memerlukan waktu bahkan seumur
>>>> > hidup ini.
>>>>
>>>> > Sethiadi:
>>>> > Memang saya telah dan masih belajar seumur hidup. Waktu baru lahir,
>>>> > saya
>>>> > belajar menangis. Terus belajar jalan, Belajar di-SD, SMP, SMA, ITB,
>>>> > diperusahan-perusahan, dst-nya. Jadi dari lahir (mungkin sebelum
>>>> > lahir)
>>>> > sampai sekarang saya belajar terus. Di-SMP/SMA saya belajar bahwa
>>>> > Buddha itu
>>>> > nama aslinya adalah Sidharta Gautama, seorang pangeran. Sidharta
>>>> > meninggalkan istana untuk cari kebenaran. Waktu mahasiswa saya
>>>> > belajar
>>>> > lebih
>>>> > banyak. Kini saya belajar dari buku-buku yang saya beli, websites
>>>> > dari
>>>> > internet, dan dari kawan-kawan Buddhist di dua millis.
>>>>
>>>> > Tetapi saya bukan belajar Buddhisme saja. Juga ilmu pengetahuan alam
>>>> > dan
>>>> > agama-agama lain. Paling banyak agama Kristen baik Katolik,
>>>> > Protestan,
>>>> > Pentakosta maupun Kharismatik dll. He....he...he....he.....
>>>>
>>>> > Salam. Stanley Sethiadi.
>>>>
>>>> =======================
>>>>
>>>> > From: "jack" <

sethiadi

unread,
May 22, 2009, 3:04:23 AM5/22/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Yenny:
Jadi disini sudah jelas kalau kita sudah sangat berbeda pandangan,

Sethiadi:
Justru karena kita beda pandangan saya ingin pelajari pandangan para
Buddhist, termasuk pandangan Anda.
Kalau pandangan sesama Kristen, baik Katolik, Protestan, Pentakosta,
Kharismatik dll secara gari besar saya sudah tahu. Agama Islam dengan
berbagai aliran saya sudah tahu, secara garis besar. Yang saya baru tahu
sedikit sekali adalah Buddhism.
Beda pandangan tidak jadi soal bagi saya.

Agama Hindu juga saya baru tahu sedikit. Adakah orang yang beragama Hindu
dimillis ini? Kalau ada saya juga mau belajar Hinduisme.

Kristen, Islam, Buddhisme dan Hinduisme adalah agama-agama yang ada
di-Indonesia.

Ateisme, Agnosticisme dan Pantheisme saya sudah tahu lebih banyak. Saya
bahkan pernah jadi agnostik dan Panteis walaupun hanya beberapa tahun.

Studi ini saya rasa sangat interesan bagi saya. Kalau Anda mau berdikusi
dengan saya, terima kasih banyak. Kalau tidak yah saya diskusi dengan lain
orang, cari di-Internet dan buku-buku.


Salam. Stanley Sethiadi.




----- Original Message -----

jack

unread,
May 22, 2009, 10:47:42 AM5/22/09
to Spiritual World
Pengertian mengalir bagi tiap manusia, Jika pengertian yang kemarin
berbeda dengan yang sekarang dan yang sekarangpun mampu berubah dihari
esok. Bagaimana dengan 2 pribadi, banyak pribadi?
Sebuah kotbah mampu menghadirkan pencerahan bagi yang satu namun belum
bagi yang lainnya. Dengan cara memegang sekuntum bunga, dari sekian
banyak siswa yang hadir hanya seorang yang tersenyum menanggapi
petunjuk sang guru.

Setiap ajaran ditujukan untuk mencerahkan dan disesuaikan dengan
kondisi bathin setiap siswa, semua ajaran menjadi hidup dan nyata bagi
tiap pribadi yang berbeda.
Namun sejauh apapun perbedaan itu seharusnya tetap berjalan tanpa
harus meruntuhkan cara yang berbeda tersebut.

Budhisme mengalirkan perbedaan cara cara / tekhnik pencerahan.
Perbedaan aliran pikiran membentuk perbedaan pengertian.
Pada akhirnya hanya ada satu yang sama yaitu belajar untuk belajar
mengerti hakekat pikiran yang diam dalam "Nibbana".

sang tuhan gotama bilang biarkan saja, budha yesus jua bilang biarkan
saja.
sang tuhan yesus bilang jangan pikirkan pembelaan, budha gotama jua
bilang senantiasa terarah pada nibbana.
mahamudra, pikiran yang diam, dan banyak lagi, satu makna berjuta
bahasa.

apakah pengertian itu satu semua ada dalam keterbukaan konsentrasi
yang menghadirkan kebijaksanaan.
dalam pemahaman benar terdapat makna dhamma.

kita adalah apa yang kita pikirkan itu sendiri ?



卓俊樺

unread,
May 22, 2009, 12:01:42 PM5/22/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Berdiskusi dengan orang  sekarat yang menganggap racun sebagai obat,
hanya membuang2 waktu saja.

demikian juga berdiskusi dengan orang yang membual bahwa dia telah mempelajari
agama A atau B semasa mudanya, padahal pada kenyataannya dia hanya belajar dari propaganda teman2 seagamanya.
hanya membuang2 waktu saja

saya kagum dan salut kepada teman2 Buddhis di sini yang masih mau meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk melayani orang sekarat nan pembual dan pembohong ini.
anda semua benar2 memiliki cinta kasih yang besar.

salam,

卓俊樺

2009/5/22 sethiadi <sset...@gmail.com>

sethiadi

unread,
May 24, 2009, 4:17:16 AM5/24/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Terima kasih banyak untuk penghinaan Anda.

David Silalahi

unread,
May 24, 2009, 12:34:22 PM5/24/09
to Spiritu...@googlegroups.com
saya juga kagum pada om seth yang masih mau berdiskusi walaupun sudah dihina-hina.
sejauh ini saya lihat pihak buddhis menganggap ajaran buddhis benar, demikian pula om seth yang masih memiliki persepsi ajaran alkitab adalah yang benar.
tapi bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa nantinya, om seth masih menanggapi hal ini dengan ucapan terima kasih.

menurut saya, dalam melewati masa menilai siapa yang benar dan salah, masa dimana ada dualisme, yang bertahan dan melewatinya dengan senyum adalah seorang yang sudah tercerahkan. agaman menjadi tidak penting ketika berhadapan dengan kondisi dualisme tersebut, tapi yang terpenting adalah bagaimana kondisi batin ketika merespon kondisi yang ada.

saya rasa semuanya saling mencerahkan satu sama lain disini. respon kita terhadap dualisme (benar-salah, hitam-putih) yang ada itulah yang menentukan kecerahan kita.

salam,
ds

2009/5/24 sethiadi <sset...@gmail.com>

Terima kasih banyak untuk penghinaan Anda.
 
 
Salam. Stanley Sethiadi.
 
 
 
----- Original Message -----
From: 卓俊樺
Sent: Friday, May 22, 2009 11:01 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.

Berdiskusi dengan orang  sekarat yang menganggap racun sebagai obat,
hanya membuang2 waktu saja.

demikian juga berdiskusi dengan orang yang membual bahwa dia telah mempelajari
agama A atau B semasa mudanya, padahal pada kenyataannya dia hanya belajar dari propaganda teman2 seagamanya.
hanya membuang2 waktu saja

saya kagum dan salut kepada teman2 Buddhis di sini yang masih mau meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk melayani orang sekarat nan pembual dan pembohong ini.
anda semua benar2 memiliki cinta kasih yang besar.

salam,

卓俊樺


:: ...we should cherish the life we live... ::

sethiadi

unread,
May 25, 2009, 5:03:56 AM5/25/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Terima kasih untuk posting Anda. Saya seorang Kristen Injili dan Kreasionis. Injili dalam arti saya percaya Alkitab adalah Firman Allah mulai dari Kejadian 1 s/d Wahyu 22:21. Tetapi penulisnya adalah manusia yang terbatas dan ditulis dalam bahasa manusia yang serba terbatas. Itu sebabnya banyak "Bible Dificulties" dalam usaha kita untuk menegertinya.
 
Saya pernah pelajari agama Islam untuk dapat lebih mengerti persamaan dan perbedaan antara Kristen dan Islam. Kini saya juga mau pelajari agama Buddha untuk dapat mengerti persamaan dan perbedaannya. Dalam usaha saya ini, ada yang menhadapi saya dengan simpatik, tetapi banyak yang suka  menyindir, mengejek dan menghina. Ya biar saya yang mau menghina. Saya tidak kena kok. Saya tahu banyak teolog yang mempelajari hal yang sama, tetapi mungkin dari buku-buku saja, sehingga tidak ada dialoog.
 
Sekali lagi terima kasih atas posting Anda dan dukungan Anda.

jack

unread,
May 25, 2009, 9:36:14 PM5/25/09
to Spiritual World
Seorang guru menanyakan kepada murid untuk menjelaskan apa yang dia
lihat dilangit sana, Murid pun menjawab ada burung sedang terbang.
Yang didapat sebuah tamparan keras dari gurunya dan disuruh renungkan
kembali jawabannya. Lalu ditanyakan kembali bagaimana sekarang di
jawab sang murid burung yang ada sudah terbang, kembali dapat tamparan
yang keras. Membuat sang murid kembali keblinger guru macam apa ini ?
maen tampar tamparan. Gurunya kembali menyuruhnya untuk kembali
direnungkan.....

Apa yang membedakan sebuah tamparan melalui perkataan dan tamparan
langsung dipipi?

Sebuah "Tamparan Keras" dari Yesus kepada Ibunya apakah menunjukan
bahwa Yesus orang yang Kasar atau Sebuah tamparan Pencerahan kepada
Ibunya untuk menebas arus pemikirannya atau ada penjelasan yang lain
(versi lain) untuk menjelaskan "ketidak terima kasihan Yesus" kepada
sang Ibu?


On May 24, 11:34 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> saya juga kagum pada om seth yang masih mau berdiskusi walaupun sudah
> dihina-hina.
> sejauh ini saya lihat pihak buddhis menganggap ajaran buddhis benar,
> demikian pula om seth yang masih memiliki persepsi ajaran alkitab adalah
> yang benar.
> tapi bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa
> nantinya, om seth masih menanggapi hal ini dengan ucapan terima kasih.
>
> menurut saya, dalam melewati masa menilai siapa yang benar dan salah, masa
> dimana ada dualisme, yang bertahan dan melewatinya dengan senyum adalah
> seorang yang sudah tercerahkan. agaman menjadi tidak penting ketika
> berhadapan dengan kondisi dualisme tersebut, tapi yang terpenting adalah
> bagaimana kondisi batin ketika merespon kondisi yang ada.
>
> saya rasa semuanya saling mencerahkan satu sama lain disini. respon kita
> terhadap dualisme (benar-salah, hitam-putih) yang ada itulah yang menentukan
> kecerahan kita.
>
> salam,
> ds
>
> 2009/5/24 sethiadi <ssethi...@gmail.com>
>
>
>
>
>
> > Terima kasih banyak untuk penghinaan Anda.
>
> > Salam. Stanley Sethiadi.
>
> > ----- Original Message -----
> > *From:* 卓俊樺 <zentao...@gmail.com>
> > *To:* Spiritu...@googlegroups.com
> > *Sent:* Friday, May 22, 2009 11:01 PM
> > *Subject:* [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.
>
> > Berdiskusi dengan orang sekarat yang menganggap racun sebagai obat,
> > hanya membuang2 waktu saja.
>
> > demikian juga berdiskusi dengan orang yang membual bahwa dia telah
> > mempelajari
> > agama A atau B semasa mudanya, padahal pada kenyataannya dia hanya belajar
> > dari propaganda teman2 seagamanya.
> > hanya membuang2 waktu saja
>
> > saya kagum dan salut kepada teman2 Buddhis di sini yang masih mau
> > meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk melayani orang sekarat nan
> > pembual dan pembohong ini.
> > anda semua benar2 memiliki cinta kasih yang besar.
>
> > salam,
>
> > 卓俊樺
>
> :: ...we should cherish the life we live... ::- Hide quoted text -

jack

unread,
May 25, 2009, 10:22:50 PM5/25/09
to Spiritual World
Seorang anak belajar dengan giatnya disekolah dan kembali kerumah
dengan kebanggaan bahwa dia sudah dapat menghitung mengeja A hingga Z,
menghitung 1 hingga 20, bahkan lebih jauh lagi 1+1=2, dst. Perlahan
mulai membandingkan antara anak anak lainnya. Anak yang itu lebih
pandai dan yang disana lebih bodoh, diapun kembali kerumah untuk
mengabarkan kepada orang rumahnya.

Anak tersebut bermain dengan kawan kawannya dan mendapatkan sekantung
permen yang dicicipinya dan dirasakan lezat sekali. Satu demi satu
dicoba olehnya dan tak terasa permen itupun habis. Disampaikan kepada
orang tuanya, dirumah dia ditanyakan apakah sungguh enak dan mau lagi,
jika mau akan diberikan sekantong penuh lagi dan siap siap ya gigimu
hancur semua.

Setiap hari kesekolah dan bermain, dan belajar. Sang guru memanggil
namanya dgan versi yang berbeda dan dipuji nama ini bagus dan dibawa
pulang kerumahnya, jawab orang tunya ya bagus dan kamu boleh jadi anak
guru disana, karena nama itu nama anak mama dan papa kalo itu anak
guru boleh aja koq, itu pilihanmu. Jadi nama kamu siapa? sejenak
merenung dan akhirnya menetapkan jawaban. Memang banyak pujian
memberikan persepsi tersendiri pada sang anak.

Setelah waktu berlalu sang anak mulai mengenal tuhan, dan orang tuanya
bertanya dimana tuhan? sang anak mulai bingung. Jawab orang tuanya,
dia ada didalam kepalamu. Kalo tuhan jahat kasih tau papa aja biar
nanti diajarin supaya jadi tuhan yang baik. Besok diajarkan bernyanyi
senang jadi anak tuhan, lalu orang tuanya bertanya senang nggak jadi
anak mama dan papa? senang, koq kaga pernah sekalipun menyanyikan
untuk mama dan papa? diapun mulai belajar merubah kata kata tuhan
menjadi papa dan mama. Rasa senangnya tak lebih dikondisikan pada
lingkungan dan hiruk pikuk nyanyian bersama. Lagu sedalamnya langit
pun senang dinyanyikan dan lebih dalam kasih yesus, kembali dibawakan
kerumah. Orang tuanya menjawab siapa yesus itu? kembali dia terbengong
bengong, orang yang kaga dikenal aja dinyanyikan kog mama dan papa,
nenek dan kakek kagak pernah? mama kaga sayang yah sama kamu, papa
jahat ya suka marahin kamu?

Semua terbentuk oleh proses pengkondisian pikiran.

Ada banyak jenis tentang belajar dan sebuah pilihan untuk mengambil
cara itu.
Dalam hitungan yang ditanamkan dan hitungan yang berangkat dari
kesadaran.



Peace.


On May 25, 4:03 pm, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:
> Terima kasih untuk posting Anda. Saya seorang Kristen Injili dan Kreasionis. Injili dalam arti saya percaya Alkitab adalah Firman Allah mulai dari Kejadian 1 s/d Wahyu 22:21. Tetapi penulisnya adalah manusia yang terbatas dan ditulis dalam bahasa manusia yang serba terbatas. Itu sebabnya banyak "Bible Dificulties" dalam usaha kita untuk menegertinya.
>
> Saya pernah pelajari agama Islam untuk dapat lebih mengerti persamaan dan perbedaan antara Kristen dan Islam. Kini saya juga mau pelajari agama Buddha untuk dapat mengerti persamaan dan perbedaannya. Dalam usaha saya ini, ada yang menhadapi saya dengan simpatik, tetapi banyak yang suka menyindir, mengejek dan menghina. Ya biar saya yang mau menghina. Saya tidak kena kok. Saya tahu banyak teolog yang mempelajari hal yang sama, tetapi mungkin dari buku-buku saja, sehingga tidak ada dialoog.
>
> Sekali lagi terima kasih atas posting Anda dan dukungan Anda.
>
> Salam. Stanley Sethiadi.
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: David Silalahi
> To: Spiritu...@googlegroups.com
> Sent: Sunday, May 24, 2009 11:34 PM
> Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.
>
> saya juga kagum pada om seth yang masih mau berdiskusi walaupun sudah dihina-hina.
> sejauh ini saya lihat pihak buddhis menganggap ajaran buddhis benar, demikian pula om seth yang masih memiliki persepsi ajaran alkitab adalah yang benar.
> tapi bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa nantinya, om seth masih menanggapi hal ini dengan ucapan terima kasih.
>
> menurut saya, dalam melewati masa menilai siapa yang benar dan salah, masa dimana ada dualisme, yang bertahan dan melewatinya dengan senyum adalah seorang yang sudah tercerahkan. agaman menjadi tidak penting ketika berhadapan dengan kondisi dualisme tersebut, tapi yang terpenting adalah bagaimana kondisi batin ketika merespon kondisi yang ada.
>
> saya rasa semuanya saling mencerahkan satu sama lain disini. respon kita terhadap dualisme (benar-salah, hitam-putih) yang ada itulah yang menentukan kecerahan kita.
>
> salam,
> ds
>
> 2009/5/24 sethiadi <ssethi...@gmail.com>
>
> Terima kasih banyak untuk penghinaan Anda.
>
> Salam. Stanley Sethiadi.
>
> ----- Original Message -----
> From: 卓俊樺
> To: Spiritu...@googlegroups.com
> Sent: Friday, May 22, 2009 11:01 PM
> Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.
>
> Berdiskusi dengan orang sekarat yang menganggap racun sebagai obat,
> hanya membuang2 waktu saja.
>
> demikian juga berdiskusi dengan orang yang membual bahwa dia telah mempelajari
> agama A atau B semasa mudanya, padahal pada kenyataannya dia hanya belajar dari propaganda teman2 seagamanya.
> hanya membuang2 waktu saja
>
> saya kagum dan salut kepada teman2 Buddhis di sini yang masih mau meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk melayani orang sekarat nan pembual dan pembohong ini.
> anda semua benar2 memiliki cinta kasih yang besar.
>
> salam,
>
> 卓俊樺
>

David Silalahi

unread,
May 26, 2009, 2:05:26 AM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
jangan2 anda sama persis dengan sang guru yang suka menampar demi terlihat dirinya adalah yang paling benar.

analogi apapun yang digunakan jika untuk membela suatu keberpihakan maka itu adalah pembenaran.

adalah lebih baik kalau mau bermain dalam area debat maka tidak membawa2 istilah2 "pencerahan", karena di area debat semuanya sedang bermain, sedangkan di area untuk mencari "kecerahan" semuanya tidak membawa2 keberpihakan. karena keberpihakan adalah ego.

~ds


2009/5/26 jack <jack...@gmail.com>
--
Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
Lihat di: www.belanjaantar.multiply.com

anatta net

unread,
May 26, 2009, 9:41:50 AM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
2009/5/21 sethiadi <sset...@gmail.com>:

>
> Anatta:
> Film silat kok dijadikan patokan untuk urusan agama :)
>
> Sethiadi:
> Kan saya sebut juga seorang Bhikku nyata di-Jakarta yang juga mengatakan
> "Omito Hud". Itukan mirip dengan perkataan "Amitaba" dari bikkhu-bikkhu
> dicerita silat.
>
> Menurut kawan saya memang itu tak ada gunanya. Setujukah Anda dengan kawan
> saya itu?
>
> Anatta:
> Kalo urusan meminta2, itu saya lakukan di klenteng, terus terang saya
> percaya
> dewa dewa bisa membantu manusia.
>
> Sethiadi:
> Oh jadi Anda pergi keklenteng dan pergi juga ke-Vihara. Itu boleh yah
> menurut agama Buddha.
> Jadi kawan saya yang datang kegereja saya untuk menjajaki agama Kristen juga
> tidak salah yah, secara agama Buddha.
> Istri dan anak-anaknya sudah beragama Kristen. Semula saya kira ia sudah
> Kristen, tetapi suatu saat ia ceritera bahwa ia dapat masalah dan ia
> bertanya :" Bante.............bla.....bla....bla....bla....". Dari situ saya
> baru tahu bahwa ia beragama Buddhis. Oh begitu......, jadi ia tidak salah
> secara agama Buddha.
>
> Salam. Stanley Sethiadi.

Ajaran buddha tidak melarang2, semua atas kesadaran sendiri.
Sudah di beri tuntunan, terserah mau diikuti atau tidak.

Silahkan bertanya om, akan saya jawab sebisa saya.

jack

unread,
May 26, 2009, 9:39:47 AM5/26/09
to Spiritual World
Dalam areal debat semua istilah adalah wajar, Kalo istilah tersebut
membuat anda merasa keberpihakan maka kita pakai istilah2 yang membuat
anda nyaman dan sedemikian anda melihatnya sebagai keberpihakan yang
lainnya.

Tamparan tamparan besar telah saya alami sejak KECIL, jadi tamparan
apa yang dimaksudkan??
Apakah anda tidak suka dengan bahasa yang aneh ditelinga karena
pengkondian pikiran yang telanjur masuk ke pencerapan anda, mungkin
demikian pula saya?.
Saya adalah Jalan dan Kebenaran jika semua itu tak ada dalam diri ini
mau dicari kemana lagi bung atau anda lebih suka dengan perkataan
saudaraku atau mungkin abang sayang. Jangan terlena dengan istilah
jika makna tak dapat diserap. Makna terus berubah bagi yang
mencari . . .

ha.. ha.. sungguh ironis jika tak dapat dikatakan lucu, beberapa kali
saya melemparkan tamparan pertanyaan. Jika sebuah kemungkinan persepsi
saja sudah membuat gerah bagaimana mungkin dengan "tamparan" yang
lainnya. Maka tolong jelaskan arti
1."Tamparan" Sang Juru Selamat kepada Ibunya?
2.Arti dan makna ketiadaan pembelaan diri maka aku akan memberikan
kebijaksanaan (disaat kiamat?)
3.arti dan makna dari tanda tanda kiamat (tapi jangan katakan tidak
bisa mengetahui namun bisa melihat tanda tanda itu)?
4 Arti kata tiada kebenaran dalam taurat oleh pernyataan Paulus. Jika
ada maka sia sialah mampusnya Yesus. (Mungkin lebih enak maka sia
sialah penebusan Yesus). Manusia emang suka permen yang manis manis
namun merusak gigi.

Sebuah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan
pendidikan akhirnya sampai kesebuah bangku kuliah diluar negeri.
Sungguh luarbiasa
prestasi yang dicapai sang anak dia membawa kabar keselamatan kepada
orang tuanya. Orang tuanya berkata keselamatan mu merupakan suka cita
bagi mama dan papa. Namun jika engkau menjalani keselamatan sejati
maka mama dan papa hendak menyampai sebuah kebenaran tentang arti
keselamatan. Jika menurut kamu ada kebenaran maka silahkan pilih jalan
kesematanmu, Sang anak menyetujuinya, mulailah kedua orang tuanya
bertanya kamu telah menerima Yesus sebagai juru selamatmu? Ya jawaban
sang anak. Bagaimana engkau mendapatkannya tanya sang Ayah? Saya
menerima yesus dan dibaptis dalam nama tuhan jawab sang anak .Jwab
sang orang tua, sungguh luar biasa, sungguh mengagumkan tuhan yesus
ya? Ya jawab sang anak.


Baiklah mama dan papa mengerti, oleh sebuah penerimaan dan sebuah
permandian engkau merealisasikan keselamatan. Mama dan Papa hanya mau
bertanya tentang suatu hal saja, setelah itu engkau putuskan sendiri
dan sang anak menyanggupinya!
1.Papa mau bertanya
"Sudah Berapa Kali Mama Memandikanmu? dan
2.Mama mau bertanya
"Sudahkah kamu menerima Papa seperti engkau menerima Tuhan Yesus mu?


Semoga Anda Sekeluarga Selamat dan Biarkan Saya Menebus Dosa Anda
Sekeluarga Amin.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 26, 2009, 2:19:41 PM5/26/09
to Spiritual World
On 24 Mei, 09:34, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> saya juga kagum pada om seth yang masih mau berdiskusi walaupun sudah
> dihina-hina.
> sejauh ini saya lihat pihak buddhis menganggap ajaran buddhis benar,
> demikian pula om seth yang masih memiliki persepsi ajaran alkitab adalah
> yang benar.
> tapi bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa
> nantinya, om seth masih menanggapi hal ini dengan ucapan terima kasih.
=========================

Bung David Silalahi,

saya tidak mengerti apa yang Anda maksudkan dengan >>> tapi
bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa
nantinya<<< ini.

Apa menurut Anda tanya-jawab atau diskusi --kalau masih boleh disebut
demikian-- ini sejenis kompetisi atau pertandingan atau pertarungan
atau yang sejenisnya dimana akan ada yang menang dan yang kalah?
Seperti itukah Anda memandang dan menilai sebuah 'diskusi' di milis
kita ini? Untuk nyari kalah/memang? :)

Jabat-hangat selalu,
NR.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 26, 2009, 2:26:47 PM5/26/09
to Spiritual World
Bung Sethiadi,
berikut saya kirimkan lagi respons saya yang sampai saat ini belum
Anda respons.

Salam,
NR.

Yenny Tan

unread,
May 26, 2009, 8:15:02 PM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
begitulah Ajik kalau orang kristen berdebat. makanya saya lama-lama
jadi malas karena tidak ada mutunya.

dalam perdebatan, yang menang adalah yang mendapat pencerahan dari
perdebatan itu. bukan yang bisa membuat lawan bicara terdiam dan
mundur.

thanks,

Yenny Tan

2009/5/27 Ngestoe Rahardjo <anatta...@gmail.com>:

David Silalahi

unread,
May 26, 2009, 10:49:34 PM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
sepertinya ada perbedaan mendasar antara diskusi dan debat. kalau diskusi cenderung tidak ada yang merasa paling benar karena semuanya sama2 mau mencari titik temu atau bisa juga dibilang tidak ada ego. sedangkan debat, semuanya adu paling benar, adu urat leher, dan ego banyak bermain disini.

bukan begitu pak?

2009/5/27 Ngestoe Rahardjo <anatta...@gmail.com>


Bung David Silalahi,

saya tidak mengerti apa yang Anda maksudkan dengan >>> tapi
bagaimanapun kekalahan ataupun kemenangan akan berpihak pada siapa
nantinya<<< ini.

Apa menurut Anda tanya-jawab atau diskusi --kalau masih boleh disebut
demikian-- ini sejenis kompetisi atau pertandingan atau pertarungan
atau yang sejenisnya dimana akan ada yang menang dan yang kalah?
Seperti itukah Anda memandang dan menilai sebuah 'diskusi' di milis
kita ini? Untuk nyari kalah/memang? :)

Jabat-hangat selalu,
NR.




--
Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
Lihat di: www.belanjaantar.multiply.com

David Silalahi

unread,
May 26, 2009, 10:51:17 PM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
anda memulai lagi.
kalau begitu saya berhenti, anda yang waras dan pintar silahkan melanjutkan.

ds

2009/5/26 jack <jack...@gmail.com>

David Silalahi

unread,
May 26, 2009, 10:52:48 PM5/26/09
to Spiritu...@googlegroups.com
... dan yang menang biasanya sudah benar2 faham apa itu label (kristen, islam, buddhis, dll) dan tidak begitu mempermasalahkan label itu sendiri.

siapakah yang sudah menang?

ds

2009/5/27 Yenny Tan <love...@gmail.com>

--
Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
Lihat di: www.belanjaantar.multiply.com

Yenny Tan

unread,
May 27, 2009, 3:04:02 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
sebenarnya yang terpenting bukanlah memahami agama dan perbedaannya.
yang terpenting adalah bagaimana menjalani hidup itu sendiri.

dalam setiap saat dan situasi, orang yang bijak bisa mengambil hikmah.
jadi kalau perdebatan hanya untuk memahami apa yang didebatkan, itu
sama saja seperti orang yang meminum jeruk sambil mencari tahu apa
rasa jeruk itu. bukannya meminum jeruk untuk menghilangkan dahaga.

thanks,

yenny tan

2009/5/27 David Silalahi <davidf...@gmail.com>:

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 27, 2009, 3:23:29 AM5/27/09
to Spiritual World
On 26 Mei, 17:15, Yenny Tan <loveye...@gmail.com> wrote:
> begitulah Ajik kalau orang kristen berdebat. makanya saya lama-lama
> jadi malas karena tidak ada mutunya.
>
> dalam perdebatan, yang menang adalah yang mendapat pencerahan dari
> perdebatan itu. bukan yang bisa membuat lawan bicara terdiam dan
> mundur.
>
> thanks,
>
> Yenny Tan
================

Hehehe ....

Bukan hanya orang Kristen Yenny ....kita semua umumnya demikian. Sebab
spirit dari 'perdebatan' itu sendiri memang demikian --menang-
menangan :)

Makanya, sejak awal saya tidak setuju dengan thread ini karena mau-tak-
mau akan menggiring kita ke arah 'debat' dan bukannya diskusi. Apalagi
dengan sikap-mental yang kuat bermotifkan pembelajaran literal, olah-
intelek.
Padahal, milis kita ini jelas-jelas mengusung istilah 'spiritual',
bukan milis 'agama' atau sejenisnya, apalagi milis 'debat ...'.
Makanya saya malah jadi sangsi, jangan-jangan kita tak mengerti apa
itu 'spiritual' :)

Ajikmu,
NR.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 27, 2009, 3:28:33 AM5/27/09
to Spiritual World
On 26 Mei, 19:49, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:

> sepertinya ada perbedaan mendasar antara diskusi dan debat. kalau diskusi
> cenderung tidak ada yang merasa paling benar karena semuanya sama2 mau
> mencari titik temu atau bisa juga dibilang tidak ada ego. sedangkan debat,
> semuanya adu paling benar, adu urat leher, dan ego banyak bermain disini.
>
> bukan begitu pak?
=====================

Betul sekali Saudaraku ....

Oleh karenanya saya meminta dengan sangat agar Saudara-saudari kita
menyadari ini. Dan daripadanya bersama-sama mampu menyemaikan semangat
dan atmosfir 'berdiskusi', 'dialog'.
Semangat dan atmosfir seperti inilah yang akan banyak manfaatnya bagi
pembelajaran-diri.

Persaudaraan selalu,
NR.

sethiadi

unread,
May 27, 2009, 4:46:39 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
NR:
Seperti itukah Anda memandang dan menilai sebuah 'diskusi' di milis
kita ini? Untuk nyari kalah/memang? :)

Sethiadi:
Kalau saya sih bukan cari menang/kalah. Saya cari pengertian yang lebih
luas, lebih tinggi, lebih dalam.
Secara garis besar, saya rasa saya sudah tahu apa itu Buddhisme. Saya ingin
memperdalam lagi sedikit.
Itu saja tujuan saya dalam posting :"Diskusi mengenai Buddhisme". Tetapi ada
yang salah mengerti saya,
dengan akibat caci-maki saya.

Mungkin lebih baik saya cari sendiri di-internet secara diam-diam. Tetapi
kadang-kadang saya ingin menguji
apakah pengertian saya sudah benar menurut para Buddhist.


Salam. Stanley Sethiadi.






----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 27, 2009 1:19 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

sethiadi

unread,
May 27, 2009, 5:03:57 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Anatta:
Silahkan bertanya om, akan saya jawab sebisa saya.

Sethiadi:
Terima kasih. Dari millis samaggi-phala ada seorang Bikkhu yang bersedia
jawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi ia minta waktu berminggu-minggu karena
banyaknya pertanyaan yang masuk. Jadi entah kapan pertanyaan saya akan
dijawab.

Saya ingin bertanya :"Apakah sikap kawan saya benar menurut Buddhisme? Ia
Buddhist, tetapi ia datang kegereja saya. Mungkin atas bujukan istri dan
anak-anaknya."

Anda boleh pergi kekuil-kuil untuk minta keselamatan, rezeki dll , tetapi
pergi juga ke-Vihara untuk mendengarkan Bikkhu Anda ceramah mengenai
Buddhisme. Ia juga boleh minta keselamatan, rezeki dll kepada Yesus
digereja, tetapi pergi juga ke-Vihara untuk mendengarkan ceramah Bikkhunya ?
Benarkah sikapnya menurut Sang Buddha? Bisa Anda berikan suta-sutanya?

Ini sangat menarik bagi saya.


Salam. Stanley Sethiadi.



----- Original Message -----
From: "anatta net" <anatt...@gmail.com>
To: <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, May 26, 2009 8:41 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

sethiadi

unread,
May 27, 2009, 5:12:12 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Maaf apakah yang Anda maksud posting Anda yang tersebut dibawah? Kan sudah
saya jawab.

Salam. Stanley Sethiadi.


-----------------------------------------------------------------------------------------

NR:
Jadi, mohon dijawab sejujurnya, sehubungan dengan spiritualitas --
sesuai nama milis kita ini, manfaat apa sih yang Anda harapkan dari
mendiskusikan ini?

Sethiadi:
Sejujurnya yang saya harapkan adalah pengetahuan yang lebih luas dan lebih
mendalam. Bukankah itu tujuan dari owner semula?

Saya tahu (dari semula) pada umumnya seorang Bikkhu tahu lebih banyak
daripada seorang awam.
Ada seorang Bikkhu mengirim email kepada saya, saya tanyakan sesuatu tetapi
sampai sekarang tidak dijawabnya. Entah mengapa, dan entah ia dapat alamat
email saya darimana.

Kalau Anda punya alamat email dari seorang Bikkhu yang bijaksana dan
bersedia jawab pertanyaan-pertanyaan saya, tolong berikan kepada saya. Saat
kini saya sudah tidak begitu lincah pergi kemana-mana.

Salam. Stanley Sethiadi.


----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Monday, May 18, 2009 11:51 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.



Bung Sethiadi,

Komentar saya yang pertama adalah pengingatan kalau tak ada agama
"buddhis" itu, umat yang beragama Buddha kita sebut "buddhis". Ini
tentu sudah dimaklumi:)

Yang kedua berupa pertanyaan; apa menurut Anda diskusi seperti ini
memberi manfaat secara spiritual? Tidakkah diskusi seperti ini sangat
rawan perdebatan yang memicu saling-serang kepercayaan masing2?
Kalau yg diharapkan adalah pengertian yg lebih luas dan mendalam akan
Buddhisme, Anda kan bisa cari bacaan ttg itu, bertanya ... sekali
lagi bertanya ... kepada seorang bhikkhu/bhikshu/bhikshuni atau pandit
atau dosen agama Buddha, seperti saran kawannya itu.

Jadi, mohon dijawab sejujurnya, sehubungan dengan spiritualitas --
sesuai nama milis kita ini, manfaat apa sih yang Anda harapkan dari
mendiskusikan ini?

Jabat-hangat selalu,
NR.

----------------------------------------------------------------------------------------
----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 27, 2009 1:26 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

sethiadi

unread,
May 27, 2009, 5:19:11 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Saya setuju dengan sdr David. Makanya posting saya saya beri judul :"Dikusi mengenai Buddhisme". Saya bukan mau debat, tetapi mau diskusi. Jadi tidak akan ada yang menang, dan tidak ada yang kalah. Tetapi ada kemajuan dalam pengertian.
 
 
Salam. Stanley Sethiadi.

 

----- Original Message -----
Sent: Wednesday, May 27, 2009 9:49 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.

sethiadi

unread,
May 27, 2009, 5:28:16 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
NR:
Makanya saya malah jadi sangsi, jangan-jangan kita tak mengerti apa
itu 'spiritual' :)

Sethiadi:
Mohon dijelaskan apa yang Anda maksudkan dengan istilah "spiritual".


Salam. Stanley Sethiadi.






----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, May 27, 2009 2:23 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

jack

unread,
May 27, 2009, 7:26:22 AM5/27/09
to Spiritual World
Win win solution dong ha... ha.... ente menang saya senang.
Masalahnya bagaimana menemukan titik temu itu?

David Silalahi

unread,
May 27, 2009, 7:59:14 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
bukan sekedar win-win solution, tapi bisa saja berupa rasa saling pengertian.

bagaimana menemukan titik temu? mudah saja.

agama/label adalah konsep. konsep ini semuanya adalah bertujuan untuk *menjadi lebih baik*

yang saya tandai dengan bold itu pasti anda dan saya dan semua label lain pasti sepakat. maka itu adalah salah satu titik temu.

mudah bukan?

ds


2009/5/27 jack <jack...@gmail.com>

jack

unread,
May 27, 2009, 10:50:48 AM5/27/09
to Spiritual World
Ha.. ha.. bro ds, pengertian bisa muncul dengan cara yang berbeda:
Sebagai contoh
saya buang kata kata pencerahan menjadi kebijaksanaan.
menebas arus pemikiran menjadi menebas ego sang ibu
Apakah dapat dimengerti?

Anda Menang Saya Senang --> Anda Bijaksana Saya Senang
Semua ada karena kecenderungan pola pikir itu sendiri.
Satu makna dalam berbagai bahasa, namun bagaimana melihat itu semua.

Saya tidak perlu melihat ini kristen atau budhis namun mencoba
bagaimana kita berpikir dan menyerap makna.
Apakah didalam anda ada roh kudus?
Apakah didalam anda ada yesus?
Jka ada apakah dapat dikatakan akulah jalan dan kebenaran itu sendiri?
kecuali roh kudus dan yesus tak ada didalam diri.
atau semuanya adalah essensi esensi terpisah dari diri seorang
manusia?

Membaca dan Memaknai adalah dua hal berbeda,
Pernah dengar seorang buta huruf mengajarkan makna kepada yang mampu
membaca?






On May 27, 6:59 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> bukan sekedar win-win solution, tapi bisa saja berupa rasa saling
> pengertian.
>
> bagaimana menemukan titik temu? mudah saja.
>
> agama/label adalah konsep. konsep ini semuanya adalah bertujuan untuk **menjadi
> lebih baik*
>
> *yang saya tandai dengan bold itu pasti anda dan saya dan semua label lain
> pasti sepakat. maka itu adalah salah satu titik temu.
>
> mudah bukan?
>
> ds
>
> 2009/5/27 jack <jack....@gmail.com>

David Silalahi

unread,
May 27, 2009, 11:36:16 AM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
pernahkah anda mempertanyakan pertanyaan2 dibawah itu yang anda tuliskan untuk dipertanyakan kepada diri sendiri?

pencerahan biasanya dimulai ketika memberikan pertanyaan kepada diri sendiri, bukan kepada orang lain.

ds

2009/5/27 jack <jack...@gmail.com>

anatta net

unread,
May 27, 2009, 1:02:26 PM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Saya pribadi ke klenteng utk minta2 bantuan dewa2, semoga dewa2 mau
menolong saya dalam hal rejeki, dll
Dalam hal keselamatan, saya perlu tekankan, keselamatan disini bukan
keselamatan setelah mati, tapi
keselamatan agar dilindungi dari kecelakaan, tindak kejahatan dlsb.

Mengenai sutta, saya tidak ingat persis, tapi kalau anda mau baca,
akan saya kirimkan hardcopynya,
tinggal anda sebutkan alamat anda, nanti saya kirim lewat tiki,
tentunya dengan biaya anda :) (berat juga lo pak copyannya)
Atau anda mau download sendiri? Ini linknya
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka.php
Untuk kesekian kali, semoga kristen2 disini mau membaca tipitaka :)
*sudah disuapin nih, jangan sampe di cekokin :)

Mengenai ke gereja, kalau mencari yesus tujuannya mencari keselamatan
setelah mati, tentunya sudah tidak sejalan dengan
ajaran sang buddha. Sudah beda konsep disini, tujuan akhir (menurut
saya masih sementara) sebagai manusia menurut sang
buddha adalah kondisi nibbana, kondisi nibbana sendiri baru dapat
dicapai setelah manusia tidak memiliki kemelekatan lagi terhadap
kondisi yang kita kenal sekarang, antara lain, nafsu keinginan, nafsu
kebencian, dan kebodohan bathin. (kebodohan bathin punya uraian
tersendiri, saya tidak begitu ingat)

Ada yg mau ditanyakan lagi om?

Oh ya, mengenai waktu berminggu2, saya pernah bertanya pada bhante
uttamo lewat email,
selalu dijawab paling lama satu minggu, apakah om sudah mencoba kirim
email, atau hanya
menggerutu saja? Saya bukan menghina yah, tapi menurut saya kok om ini
seperti anak
kecil? Gak sabaran, dan maunya disuapin?

2009/5/27 sethiadi <sset...@gmail.com>:

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 27, 2009, 2:38:46 PM5/27/09
to Spiritual World
Bukan. Tapi yang menyertai permintaan u;ang saya itu. Persis di
bawahnya.

Salam NR.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 27, 2009, 2:43:11 PM5/27/09
to Spiritual World
Yang Anda respons ini adalah pertanyaan saya kepada Saudara David
Silalahi; bukan Anda Bung Sethiadi.
Tolong respons yang berkali-kali saya pintakan responsnya.

Salam,
NR.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 27, 2009, 2:47:30 PM5/27/09
to Spiritual World
Berikut saya sampaikan lagi Bung Sethiadi.
Mohon perhatiannya.

Salam,
NR.

jack

unread,
May 27, 2009, 9:37:38 PM5/27/09
to Spiritual World
Mengapa Tidak?

On May 27, 10:36 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> pernahkah anda mempertanyakan pertanyaan2 dibawah itu yang anda tuliskan
> untuk dipertanyakan kepada diri sendiri?
>
> pencerahan biasanya dimulai ketika memberikan pertanyaan kepada diri
> sendiri, bukan kepada orang lain.
>
> ds
>
> 2009/5/27 jack <jack....@gmail.com>
> :: ...we should cherish the life we live... ::- Hide quoted text -
>
> - Show quoted text -

David Silalahi

unread,
May 27, 2009, 9:42:41 PM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com
kalimat anda kurang jelas.
mohon diperjelas apa maksud dan diarahkan kemana kalimat pertanyaan yang hanya terdiri dari dua kata itu?

ds

2009/5/28 jack <jack...@gmail.com>

jack

unread,
May 27, 2009, 10:16:01 PM5/27/09
to Spiritual World
> > > pernahkah anda mempertanyakan pertanyaan2 dibawah itu yang anda tuliskan
> > > untuk dipertanyakan kepada diri sendiri?
Jawabnya: Mengapa (menjawab) Tidak?.

Namun apakah dengan demikian menjadi jatuh pada keberpihakan lainnya?
Ada Yesus Tendang Saja ? Ada Budha Tendang Saja? Bingung?

Ganti saja tamparan dengan pengajaran,
Ganti saja tendang dengan ketiadaan pembelaan.

On May 28, 8:42 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> kalimat anda kurang jelas.
> mohon diperjelas apa maksud dan diarahkan kemana kalimat pertanyaan yang
> hanya terdiri dari dua kata itu?
>
> ds
>
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>

David Silalahi

unread,
May 27, 2009, 10:53:35 PM5/27/09
to Spiritu...@googlegroups.com

2009/5/28 jack <jack...@gmail.com>


> > > pernahkah anda mempertanyakan pertanyaan2 dibawah itu yang anda tuliskan
> > > untuk dipertanyakan kepada diri sendiri?
Jawabnya: Mengapa (menjawab) Tidak?.

Namun apakah dengan demikian menjadi jatuh pada keberpihakan lainnya?
Ada Yesus Tendang Saja ? Ada Budha Tendang Saja? Bingung?

Ganti saja tamparan dengan pengajaran,
Ganti saja tendang dengan ketiadaan pembelaan.

kalau begitu, anda pernah menampar diri anda sendiri?
anda pernah menendang diri anda sendiri?
kalau pernah, berapa kali?
satu kali?
sering?
selalu?

~ds
 


jack

unread,
May 28, 2009, 1:09:05 AM5/28/09
to Spiritual World
Setiap saat belajar untuk itu.


On May 28, 9:53 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>

sethiadi

unread,
May 28, 2009, 2:58:55 AM5/28/09
to Spiritu...@googlegroups.com
NR:
Jadi, mohon dijawab sejujurnya, sehubungan dengan spiritualitas --
> sesuai nama milis kita ini, manfaat apa sih yang Anda harapkan dari
> mendiskusikan ini?

Sethiadi:
Apakah yang Anda maksud pertanyaan ini? Pertanyaan inipun telah saya jawab.
"Untuk dapat pengertian yang lebih luas, lebih dalam dan lebih tinggi".

David Silalahi

unread,
May 28, 2009, 5:49:50 AM5/28/09
to Spiritu...@googlegroups.com
selidiki kembali kalimat anda.
jika memang setiap saat, maka anda terlalu sibuk jika mesti memikirkan orang lain juga karena anda sudah sibuk setiap saat untuk mengamati dan menendang diri anda sendiri.

dan jika memang setiap saat, maka anda tak merasa perlu berdebat.

~ds

2009/5/28 jack <jack...@gmail.com>

jack

unread,
May 28, 2009, 6:25:48 AM5/28/09
to Spiritual World
Setiap saat belajar man, stiap saat berubah itu adalah pikiran dasar
manusia.

On May 28, 4:49 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> selidiki kembali kalimat anda.
> jika memang setiap saat, maka anda terlalu sibuk jika mesti memikirkan orang
> lain juga karena anda sudah sibuk setiap saat untuk mengamati dan menendang
> diri anda sendiri.
>
> dan jika memang setiap saat, maka anda tak merasa perlu berdebat.
>
> ~ds
>
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
>
>
>
>
>
>
> > Setiap saat belajar untuk itu.
>
> > On May 28, 9:53 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> > > 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
> > > > > > > pernahkah anda mempertanyakan pertanyaan2 dibawah itu yang anda
> > > > tuliskan
> > > > > > > untuk dipertanyakan kepada diri sendiri?
> > > > Jawabnya: Mengapa (menjawab) Tidak?.
>
> > > > Namun apakah dengan demikian menjadi jatuh pada keberpihakan lainnya?
> > > > Ada Yesus Tendang Saja ? Ada Budha Tendang Saja? Bingung?
>
> > > > Ganti saja tamparan dengan pengajaran,
> > > > Ganti saja tendang dengan ketiadaan pembelaan.
>
> > > kalau begitu, anda pernah menampar diri anda sendiri?
> > > anda pernah menendang diri anda sendiri?
> > > kalau pernah, berapa kali?
> > > satu kali?
> > > sering?
> > > selalu?
>
> > > ~ds
>
> --
> Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
> Lihat di:www.belanjaantar.multiply.com
>

David Silalahi

unread,
May 28, 2009, 6:55:21 AM5/28/09
to Spiritu...@googlegroups.com
kalau begitu tidak perlu menulis setiap saat, karena anda sering berubah.
selidiki lagi perkataan anda.

ds

2009/5/28 jack <jack...@gmail.com>


Setiap saat belajar man, stiap saat berubah itu adalah pikiran dasar
manusia.

On May 28, 4:49 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> selidiki kembali kalimat anda.
> jika memang setiap saat, maka anda terlalu sibuk jika mesti memikirkan orang
> lain juga karena anda sudah sibuk setiap saat untuk mengamati dan menendang
> diri anda sendiri.
>
> dan jika memang setiap saat, maka anda tak merasa perlu berdebat.
>
> ~ds
>

jack

unread,
May 28, 2009, 7:33:43 AM5/28/09
to Spiritual World
Saya memang selalu berubah, Apakah anda tidak pernah berubah? Ruar
Biasaa Salut Jika Memang demikian.

Apakah tulisan saya tetap terus, jelas tidak. Kalo ya itu copy paste.
Coba dech anda liat sendiri tulisan anda, apakah ada yang tetap
disana?


On May 28, 5:55 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> kalau begitu tidak perlu menulis setiap saat, karena anda sering berubah.
> selidiki lagi perkataan anda.
>
> ds
>
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
>
>
>
>
>
>
> > Setiap saat belajar man, stiap saat berubah itu adalah pikiran dasar
> > manusia.
>
> > On May 28, 4:49 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> > > selidiki kembali kalimat anda.
> > > jika memang setiap saat, maka anda terlalu sibuk jika mesti memikirkan
> > orang
> > > lain juga karena anda sudah sibuk setiap saat untuk mengamati dan
> > menendang
> > > diri anda sendiri.
>
> > > dan jika memang setiap saat, maka anda tak merasa perlu berdebat.
>
> > > ~ds
>
> --
> Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
> Lihat di:www.belanjaantar.multiply.com
>

jack

unread,
May 28, 2009, 10:42:34 AM5/28/09
to Spiritual World
Apa makna kutukan pohon ara, sehubungan dengan suatu perubahan dalam
"diri" seseorang?
Hanya mereka yang telah menemukan kebijaksanaan akan "ketiadaan
pembelaan" secara berkesinambunganlah yang sungguh menjalani
keselamatan sejati.
Yang lainnya adalah mereka yang masih belajar dan belajar adalah
perubahan baik disadari ataupun tidak. Bagi yang tidak menjalani
perubahan maka adalah pilihan sendiri untuk menjadi pohon ara itu
sendiri.

Saat pohon ara berbuah maka itulah saatnya tanda tanda menjadi nyata,
sungguh sebuah jalan konfrontasi yang pribadi tiap orang dapat
menempatkannya sebagai pengalaman langsung.

Kurangi kejahatan, Tambahkan Kebajikan dan Sucikan Pikiran.
Kurangi kencederungan Negatif Spontan, Tambahkan Kencendurungan
Positif Spontan dan Akhirnya Sucikan Pikiran.

"Ada seseorang yang berkata semakin banyak tamparan (pengajaran) akan
semakin besar kebajikan terpancarkan"

Berbahagialah.

David Silalahi

unread,
May 28, 2009, 9:59:38 PM5/28/09
to Spiritu...@googlegroups.com
dengan begitu anda telah mengkonfirmasi bahwa tulisan anda yang menyatakan "setiap saat" adalah sebuah kebohongan.

silahkan selidiki kalimat anda.

~ds


2009/5/28 jack <jack...@gmail.com>


Saya memang selalu berubah, Apakah anda tidak pernah berubah? Ruar
Biasaa Salut Jika Memang demikian.

Apakah tulisan saya tetap terus, jelas tidak. Kalo ya itu copy paste.
Coba dech anda liat sendiri tulisan anda, apakah ada yang tetap
disana?


On May 28, 5:55 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> kalau begitu tidak perlu menulis setiap saat, karena anda sering berubah.
> selidiki lagi perkataan anda.
>
> ds
>
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
>
>
>
>
>
>
> > Setiap saat belajar man, stiap saat berubah itu adalah pikiran dasar
> > manusia.
>

jack

unread,
May 28, 2009, 11:43:12 PM5/28/09
to Spiritual World
Tunjukkan dong ..... bila saya pembohong.
Bahka sungguh tuhan penuh perubahan, berkata akan melampiaskan dosa
kepada anak cucu manusia namun akhirnya pun berubah lagi.


On May 29, 8:59 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> dengan begitu anda telah mengkonfirmasi bahwa tulisan anda yang menyatakan
> "setiap saat" adalah sebuah kebohongan.
>
> silahkan selidiki kalimat anda.
>
> ~ds
>
> 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
>
>
>
>
>
>
> > Saya memang selalu berubah, Apakah anda tidak pernah berubah? Ruar
> > Biasaa Salut Jika Memang demikian.
>
> > Apakah tulisan saya tetap terus, jelas tidak. Kalo ya itu copy paste.
> > Coba dech anda liat sendiri tulisan anda, apakah ada yang tetap
> > disana?
>
> > On May 28, 5:55 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> > > kalau begitu tidak perlu menulis setiap saat, karena anda sering berubah.
> > > selidiki lagi perkataan anda.
>
> > > ds
>
> > > 2009/5/28 jack <jack....@gmail.com>
>
> > > > Setiap saat belajar man, stiap saat berubah itu adalah pikiran dasar
> > > > manusia.
>

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 29, 2009, 12:01:14 AM5/29/09
to Spiritual World, David Kuntadi
Untuk ke sekian kalinya Bung Sethiadi, berikut saya kirimkan lagi
respons saya yang sampai detik ini belum Anda respons. [di bawah]

Salam,
NR.

On 26 Mei, 11:26, Ngestoe Rahardjo <anattagot...@gmail.com> wrote:

David Silalahi

unread,
May 29, 2009, 12:02:10 AM5/29/09
to Spiritu...@googlegroups.com
sepertinya sudah berkali-kali saya sampaikan dengan halus.
mohon maaf, bila saya tidak salah duga, sepertinya usia anda masih dibawah 30 karena cara berpikir anda masih belum menunjukkan kestabilan.
tapi kalau sudah diatas 30 maka saya akan menanggapi dengan cara yang berbeda.
apakah benar usia anda dibawah 30?

~ds

2009/5/29 jack <jack...@gmail.com>

--
Belanja buku baru gramedia dengan diskon hingga 90%?
Lihat di: www.belanjaantar.multiply.com

jack

unread,
May 29, 2009, 12:20:36 AM5/29/09
to Spiritual World
Ha.. ha.. terima kasih itu artinya saya masih punya kesempatan terus
belajar dong.
Seorang anak melihat sebuah "tumpukan"
Usia bertambah dia liat bahwa itu "buku"
Masuk usia sekolah ditahu fungsinya antara lain "Menulis"
Terus bertambah akhirnya buku adalah "kumpulan fiber"
Lalu mulai tahu bahwa tumpukan fiber itu adalah dari "Pohon"
Wah nambah lagi bahwa itu fibernya ada campuran "batu"
lalu umurnya udah mentok!

Terima kasih atas pujiannya.


On May 29, 11:02 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> sepertinya sudah berkali-kali saya sampaikan dengan halus.
> mohon maaf, bila saya tidak salah duga, sepertinya usia anda masih dibawah
> 30 karena cara berpikir anda masih belum menunjukkan kestabilan.
> tapi kalau sudah diatas 30 maka saya akan menanggapi dengan cara yang
> berbeda.
> apakah benar usia anda dibawah 30?
>
> ~ds
>
> 2009/5/29 jack <jack....@gmail.com>

David Silalahi

unread,
May 29, 2009, 3:32:07 AM5/29/09
to Spiritu...@googlegroups.com
secara tak langsung anda mengkonfirmasi bahwa anda sudah berumur diatas 30.

pak jack, ini ada satu pertanyaan saya untuk anda:

apakah anda mengerti apa yang anda tulis?


~ds

2009/5/29 jack <jack...@gmail.com>


Ha.. ha.. terima kasih itu artinya saya masih punya kesempatan terus
belajar dong.
Seorang anak melihat sebuah "tumpukan"
Usia bertambah dia liat bahwa itu "buku"
Masuk usia sekolah ditahu fungsinya antara lain "Menulis"
Terus bertambah akhirnya buku adalah "kumpulan fiber"
Lalu mulai tahu bahwa tumpukan fiber itu adalah dari "Pohon"
Wah nambah lagi bahwa itu fibernya ada campuran "batu"
lalu umurnya udah mentok!

Terima kasih atas pujiannya.


On May 29, 11:02 am, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> sepertinya sudah berkali-kali saya sampaikan dengan halus.
> mohon maaf, bila saya tidak salah duga, sepertinya usia anda masih dibawah
> 30 karena cara berpikir anda masih belum menunjukkan kestabilan.
> tapi kalau sudah diatas 30 maka saya akan menanggapi dengan cara yang
> berbeda.
> apakah benar usia anda dibawah 30?
>
> ~ds
 

sethiadi

unread,
May 29, 2009, 6:25:21 AM5/29/09
to Spiritu...@googlegroups.com, David Kuntadi
Saya rasa saya sudah jawab pertanyaan Anda semua. Kalau Anda merasa saya
belum jawab, tolong ajukan pertanyaannya sekali lagi dengan jelas.

Memang mula-mula saya masih sangsikan apa saya sudah mengerti betul
pertanyaan Anda. Tetapi kemudian saya rasa saya sudah jawab semua pertanyaan
Anda.

Untuk jelasnya sekali lagi tolong ulangi pertanyaan Anda yang menurut Anda
saya belum jawab.



Salam. Stanley Sethiadi.



----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
Cc: "David Kuntadi" <d.ku...@gmail.com>
Sent: Friday, May 29, 2009 11:01 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.


>

jack

unread,
May 29, 2009, 9:10:56 AM5/29/09
to Spiritual World
Agamaku adalah agamaku,
Pengertian anda adalah milik anda,
Jika menurut anda salah (tak mengerti) maka luruskan saja,
Langsung saja mengacu pada ketidakmengertian itu mengapa harus
berputar putar?



On May 29, 2:32 pm, David Silalahi <davidfr76...@gmail.com> wrote:
> secara tak langsung anda mengkonfirmasi bahwa anda sudah berumur diatas 30.
>
> pak jack, ini ada satu pertanyaan saya untuk anda:
>
> apakah anda mengerti apa yang anda tulis?
>
> ~ds
>
> 2009/5/29 jack <jack....@gmail.com>

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 29, 2009, 2:57:44 PM5/29/09
to Spiritual World
Walah ....Bung Sethiadi ...Bung Sethiadi ....

Anda tak mau membaca dengan baik ya .... kan sudah saya katakan dan
sertakan berkali-kali "di bawah". Coba saja Anda tengok lagi yang Anda
respons ini di bawahnya, pasti Anda temukan.

Tapi baiklah .... berikut saya copy-pastekan yang di bawah itu lagi
disini:

====================================================
>> > On 21 Mei, 08:08, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:

>> > > Sudah, saya sudah baca posting Anda, tetapi saya kurang mengerti,
>> > > jadi saya
>> > > belum beri respons.

>> > ======================

>> > Bagian mananya yang kurang Anda mengerti Bung Sethiadi dari respons
>> > [bukan posting] saya itu?
>> > Silahkah disampaikan. Saya dengan senang-hati akan menjelaskan sebisa
>> > saya:)

>> > Jabat-hangat selalu,
>> > NR.
==================================================

On 29 Mei, 03:25, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:
> Saya rasa saya sudah jawab pertanyaan Anda semua. Kalau Anda merasa saya
> belum jawab, tolong ajukan pertanyaannya sekali lagi dengan jelas.
>
> Memang mula-mula saya masih sangsikan apa saya sudah mengerti betul
> pertanyaan Anda. Tetapi kemudian saya rasa saya sudah jawab semua pertanyaan
> Anda.
>
> Untuk jelasnya sekali lagi tolong ulangi pertanyaan Anda yang menurut Anda
> saya belum jawab.
>
> Salam. Stanley Sethiadi.
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ngestoe Rahardjo" <anattagot...@gmail.com>
> To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>
>
> Cc: "David Kuntadi" <d.kunt...@gmail.com>

jack

unread,
May 29, 2009, 7:23:27 PM5/29/09
to Spiritual World
Pada suatu masa seorang berkata dengan tegasnya "Takut akan tuhan
adalah awal pengetahuan"
Pada masa yang lain oleh seseorang dikatakan "Takut akan tuhan adalah
takut akan perbuatan jahat"
Seorang lainnya lagi mengatakan "Takut akan tuhan menunjukan tidak
sempurna dalam kasih"
Suatu rantai memerlukan ikatan yang berkesinambungan.

Ada perubahan pola pikir dari .....? dan menuju ke .....?

Takut akan tuhan pada awalnya sebagai sebuah "sosok"
Takut akan tuhan kemudian menjadi sebuat "tindakan"
Takut akan tuhan juga dapat menjadi cinta akan tuhan alias "pikiran
dan tindakan"

Dari awal rasa takut sosok menjadi takut pada tindakan dan sebuah
expressi cinta.
Tuhan = Perbuatan Jahat
Tuhan = Perbuatan Baik
Perbuatan Baik = Perbuatan Jahat.

Agama samawi awal menempatkan tuhan sebagai sosok (pribadi)
Kemudian menjelama pada tuhan sebagai tindakan (istilah budhisnya
"Karma")

Jika takut akan tuhan adalah takut pada tindakan sendiri:
Apakah dapat dikatakan "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan"
Apakah dapat dikatakan "Cinta akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan"
Mengapa menekankan perkataan "Takut" daripada "Cinta"

dari sudut lain,
Apakah dapat dikatakan "Takut akan karma (perbuatan jahat) adalah
permulaan pengetahuan"
Apakah dapat dikatakan "Cinta akan karma (perbuatan baik) adalah
permulaan pengetahuan"

Jadi siapakah tuhan itu jika bukan dari karma itu sendiri?
Dimanakah Adam dan Hawa sebelum menghadirkan ketergerakan pikirannya
sendiri oleh sebab godaan dan keinginan?
Ada istilah mahamudra, ketidak gerakan pikiran, nibbana, bukan
kehendak, dll
Netral pada adanya? titik nol dari semua?

linawati sutedjo

unread,
May 30, 2009, 12:47:09 AM5/30/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Pak Sethiadi,

Kdg saya menemukan bhw dr non Buddhis lah yg memulai mengatakan kami OOT lah, apa lah.
Benar bhw dlm Buddhis tdk mengenal Tuhan secara personifikasi, tp dewa dan dewi dalam ajaran kami bisa ada krn mereka dulunya jg adalah manusia spt kita ( dlm keyakinan saya ) yg telah mencapai tingkat kesucian pd saatnya nanti setelah kehidupan mereka di alam surga para dewa berakhir mereka akan terlahir ke alam lain bahkan juga alam manusia. Dan mengapa manusia di bumi ini makin byk saja, salah satu sebabnya adalah tumimbal lahirnya makhluk2 dr entah itu galaksi lain yg kiamat, atau dr alam2 di luar jangkauan pemikiran kita yg belum mencapai utk mengetahui ini. Coba Anda buka web milik Ratna Kumara (goggling it), saya anjurkan ( mgkn Anda sdh tau ) di situ ada bahasa yg sopan dan halus untuk dibaca ( walau kdg dtg komen pedas dr bangsa seberang -spt biasa ).

Saya dahulu pernah belajar Islam, sdkt Kristen juga, tp keyakinan saya jatuh tetap pd Buddhist yg tiada ber-dogma... Contohnya : bersifat netral terhadap kloning yg utk tujuan baik, sayangnya kloning mmg kurang bermanfaat saya rasa ( akui lah kloning merupakan hal luar biasa yg menakutkan bagi agama lain karena manusia begitu lihainya sdh bisa memciptakan manusia atau makhluk lainnya sesuai yang diinginkan, manusia bahkan sdh bisa merancang mau punya bayi perempuan atau laki2) sdgkan di agama lain selalu berpegang pd kitab suci melulu.

Yg saya tau salah satu agama menyatakan laki2 boleh poligami tetapi perempuan tdk boleh polyandri, saya tny kenapa ? Jwbannya krn anak yg dilahirkan si perempuan tdk bs diketahui nantinya dr suami yg mana, hahahaha.... itu pd zaman belum ada tes DNA sih agamanya. Meskipun saya tdk mendukung jg si poly2 ini yg menrt Sang Buddha hny mengumbar keserakahan saja.

Teman2 Buddhist tolong lah kita jgn melakukan perbuatan baik melalui tulisan kita yg berarti ucapan bagi org lain. Gunakan bahas yg baik, toh tdk ada gunanya memaksakan Dhamma pd org yg masih dlm pandangan lain. Mari kita melaksanakan Dhamma dgn se-baik2nya semoga di kehidupan mendatang kita bisa terus memupuk perbuatan baik kita sampai lahir di zaman Buddha Maitreya utk setidaknya menjadi Arahat ( hahahaha.... masih jauh sekali utkkku sdh berani ngajak2 org )




Pada 18 Mei 2009 04:25, sethiadi <sset...@gmail.com> menulis:
Baru-baru ini saya jumpa kawan yang  beragama Buddhis. Ia sedang mempelajari Kekristenan, lalu saya bilang bahwa saya justru sedang pelajari Buddhism. Dalam waktu 20 menit kami diskusi soal Buddhism.
 
1. Saya terangkan kepadanya bahwa didua millis, kaum Buddhist suka pakai kata-kata yang kasar.
    Ia jawab bahwa kalau Anda mau diskusi yang baik dan bermutu, diskusilah dengan Bikkhu.
    Ia bersedia kenalkan saya kepada Bikkhunya. Kalau bicara sama kaum awam bisa terjadi
    kesalahpahaman dan timbul kata-kata keras.
 
2. Ia akui bahwa Buddha tidak percaya ada Tuhan Pencipta. alam semesta ini jadi sendiri.
    Tetapi Buddha percaya ada dewa-dewi.
 
3. Dll.
 
 
Pada umumnya kami berdiskusi dengan sopan, tanpa ada sindiran-sindiran, ejekan-ejekan dan penghinaan-penghinaan.
Selanjutnya saya harap diskusi dimillis ini juga demikian. Mohon komentar Anda akan diskusi yang saya bahas diatas,
dengan sopan dan beradab. Ingatlah peraturan dari sdr David Kuntadi.
 
 
 
Salam. Stanley Sethiadi.
 
Salam. Stanley Sethiadi.



linawati sutedjo

unread,
May 30, 2009, 12:49:21 AM5/30/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Ups saya salah ketik maksud saya di paragraf terakhir 'JGN MELAKUKAN PERBUATAN JAHAT'

jack

unread,
May 30, 2009, 2:19:08 AM5/30/09
to Spiritual World
Belajar menanggapi secara "netral",
Mengutuk, Menampar, Menendang memang bisa bikin orang pada
kecenderungan negatif spontan,
Menunjukka, Mengajar, Mendiamkan sebaliknya bisa bikin orang pada
kecenderungan positif spontan.
Saya bukan tidak punya kecenderungan pada dua kutuk itu.

Mungkin mengacu pada iklan bagus
NIKE, Just Do It
(tentunya pada kecenderungan positif spontan, tiada perlu memikirkan
namun sudah dipikirkan alias dilaksanakan)
> Pada 18 Mei 2009 04:25, sethiadi <ssethi...@gmail.com> menulis:
>
> >  Baru-baru ini saya jumpa kawan yang  beragama Buddhis. Ia sedang
> > mempelajari Kekristenan, lalu saya bilang bahwa saya justru sedang pelajari
> > Buddhism. Dalam waktu 20 menit kami diskusi soal Buddhism.
>
> > 1. Saya terangkan kepadanya bahwa didua millis, kaum Buddhist suka pakai
> > kata-kata yang kasar.
> >     Ia jawab bahwa kalau Anda mau diskusi yang baik dan bermutu, diskusilah
> > dengan Bikkhu.
> >     Ia bersedia kenalkan saya kepada Bikkhunya. Kalau bicara sama kaum awam
> > bisa terjadi
> >     kesalahpahaman dan timbul kata-kata keras.
>
> > 2. Ia akui bahwa Buddha tidak percaya ada Tuhan Pencipta. alam semesta ini
> > jadi sendiri.
> >     Tetapi Buddha percaya ada dewa-dewi.
>
> > 3. Dll.
>
> > Pada umumnya kami berdiskusi dengan sopan, tanpa ada sindiran-sindiran,
> > ejekan-ejekan dan penghinaan-penghinaan.
> > Selanjutnya saya harap diskusi dimillis ini juga demikian. Mohon komentar
> > Anda akan diskusi yang saya bahas diatas,
> > *dengan sopan dan beradab. *Ingatlah peraturan dari sdr David Kuntadi.

sethiadi

unread,
May 31, 2009, 5:23:12 AM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Sekali lagi saya rasa telah menjawab semua pertanyaan Anda. Kalau ada yang
menurut Anda kurang jelas, tolong diulangi pertanyaannya secara singkat dan
jelas. Kalau Anda tidak mau ulangi, saya anggap saya sudah jawab.

Salam. Stanley Sethiadi.



----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>

Yenny Tan

unread,
May 31, 2009, 9:08:50 AM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
kenapa harus kirim ke david secara personal? cari backing?

2009/5/29 sethiadi <sset...@gmail.com>:

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 31, 2009, 10:21:05 AM5/31/09
to Spiritual World
Lho .... payah banget deh ...
Coba Anda baca lagi omongan Anda ini:
>>>Kalau Anda tidak mau ulangi, saya anggap saya sudah jawab.<<<

Komunikasi macam apa ini?
Anda nggak bisa baca yang DI BAWAH itu?
Baik, saya copy-pastekan LAGI. [Ini saya copy-pastekan dari bawah
lho.]

> > ====================================================
> >>> > On 21 Mei, 08:08, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:
>
> >>> > > Sudah, saya sudah baca posting Anda, tetapi saya kurang mengerti,
> >>> > > jadi saya
> >>> > > belum beri respons.
>
> >>> > ======================
>
> >>> > Bagian mananya yang kurang Anda mengerti Bung Sethiadi dari respons
> >>> > [bukan posting] saya itu?
> >>> > Silahkah disampaikan. Saya dengan senang-hati akan menjelaskan sebisa
> >>> > saya:)
>
> >>> > Jabat-hangat selalu,
> >>> > NR.
> > ==================================================

David Silalahi

unread,
May 31, 2009, 11:01:24 AM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Sudah saya katakan berkali-kali tapi anda yg terlihat tidak bisa
mengerti termasuk tidak mengerti tulisan anda sendiri.
Makanya saya bertanya spt itu.
Apa masih belum mengerti?

David Silalahi

unread,
May 31, 2009, 11:08:48 AM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Tampaknya anda tidak ingin diskusi tapi ingin debat.
Apakah anda sudah siap berdebat?
Kalau sudah, saya akan menyerang anda dgn segala doktrin buddhism yg
ada, termasuk yg paling seru utk diserang yaitu karma.

Apakah anda sudah siap?

linawati sutedjo

unread,
May 31, 2009, 12:47:13 PM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
apa ayo coba yg mau dibahas ttg karma, siapa tahu saya bs coba utk jwb, p'david. Gak usah bawa2 umur2 segala lah, sya mgkn msh d bwh 30 & P'jack sdh 30 ke atas tp apalah yg perlu dipermaslhkan ttg umur

linawati sutedjo

unread,
May 31, 2009, 1:12:08 PM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Ini dgn bahasa yg baik2 aja ya, ga usah marah2an, nanti nambah perbuatan jahat aja

sethiadi

unread,
May 31, 2009, 3:33:08 PM5/31/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Terima kasih untuk bahasa Anda yang sopan santun. Soal keyakinan itu sih masing-masing. Silahkan Anda yakin akan kepercayaan Anda, itu adalah hak Anda. Sayapun punya keyakinan-keyakinan saya sendiri, itu adalah hak saya. Mari kita saling hormati keyakinan masing-masing. Saya tidak pernah katakan Buddhisme adalah OOT.
 
Saya kini masuk millis baru Samaggi-phala. Beberapa Buddhis disini juga masuk millis itu. Sampai sekarang saya hanya baca beberapa posting. Belum pernah kirim posting. Disana ada kesempatan tanya seorang Bikkhu. Tetapi Bikkhu itu bilang pertanyaan banyak sekali, sehingga jawaban mungkin baru beberapa minggu kemudian diberikan.
 
 
Anda bilang pernah pelajari agama Kristen dan Islam. Bagus, saya kini juga sedang pelajari agama Buddhisme. Mari kita diskusi mengenai Buddhisme dengan sopan, beradab dan intelectual.
 
Yang saat ini ingin saya tanyakan adalah sbb:
 
1. Seorang Buddhis mengatakan kalau ia mau minta sesuatu, ia pergi ke-kuil dan minta pada dewa-dewa disana. Tetapi ia ke-Vihara untuk dengarkan khotah-khotbah dari Bikkhu-Bhikku. Benarkan sikapnya itu ditinjau dari agama Buddhis?
 
 
2. Kalau pertanyaan 1 dijawab dengan "benar", bolehkah seorang Buddhis berdoa kepada Yesus?
 
Mohon jawaban Anda untuk dua pertanyaan ini dulu.
 
 
Salam. Stanley Sethiadi.
 
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Saturday, May 30, 2009 11:47 AM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.

Ngestoe Rahardjo

unread,
May 31, 2009, 11:56:19 PM5/31/09
to Spiritual World
Lho .... payah banget deh ...
Coba Anda baca lagi omongan Anda ini:

>>>Kalau Anda tidak mau ulangi, saya anggap saya sudah jawab.<<<

Komunikasi macam apa ini?
Anda nggak bisa baca yang DI BAWAH itu?
Baik, saya copy-pastekan LAGI. [Ini saya copy-pastekan dari bawah
lho.]

> > ====================================================
> >>> > On 21 Mei, 08:08, "sethiadi" <ssethi...@gmail.com> wrote:

> >>> > > Sudah, saya sudah baca posting Anda, tetapi saya kurang mengerti,
> >>> > > jadi saya
> >>> > > belum beri respons.

> >>> > ======================

> >>> > Bagian mananya yang kurang Anda mengerti Bung Sethiadi dari respons
> >>> > [bukan posting] saya itu?
> >>> > Silahkah disampaikan. Saya dengan senang-hati akan menjelaskan sebisa
> >>> > saya:)

> >>> > Jabat-hangat selalu,
> >>> > NR.
> > ==================================================

radi muliawan

unread,
Jun 1, 2009, 12:21:16 AM6/1/09
to Spiritual World
manusia memiliki kecondongan bathin/prilaku yang berbeda-beda,
perumpamaannya :

sebagian orang ada yang menanam pohon rambutan hanya berharap berbuah
banyak tapi TIDAK merawat pohonnya

sebagian orang ada yang menanam pohon rambutan berharap berbuah banyak
DENGAN merawat pohonnya juga

sebagian orang ada yang menanam pohon rambutan TIDAK berharap berbuah
tapi hanya merawat pohonnya

Buddhism sejauh yang saya ketahu tidak menilai benar atau salah secara
harafiah, tapi di timbang dari kebijaksanaan juga yang dimiliki dengan
sebaik-baiknya,

jawaban no. 1

jika "Seorang Buddhis mengatakan kalau ia mau minta sesuatu, ia pergi
ke-kuil dan minta pada dewa-dewa disana." masih wajar karena masih
memiliki permohonan.. perkembangan pemahaman untuk mengerti Dhamma
tidak instan

sebagian umat Buddha beranggapan dewa dewi dapat membantu walau
dirinya tidak memiliki timbunan perbuatan baik, sebagian umat non
buddhist juga beranggapan "Yang Kuasa" dapat membantu walau dirinya
tidak memiliki timbunan perbuatan baik

jadi adalah wajar seseorang melakukan permohonan (sehingga tidak BENAR
mutlak, maupun SALAH mutlak)

jawaban no.2 pada dasarnya manusia bisa berdoa kepada siapapun dan
apapun tapi apakah mendatangkan manfaat yang baik dan berguna ? jika
baik dan berguna silahkan, jika tidak untuk apa masih melakukanya

tolong di renungkan di dalam bathin masing2 :
Apakah umat Buddha berdoa kepada dewa dewi PASTI akan dikabulkan
permohonannya?
Apakah umat Buddha berdoa kepada Yesus PASTI akan dikabulkan
permohonannya?
Apakah umat Kristiani berdoa kepada Yesus PASTI akan dikabulkan
permohonannya?
Apakah umat Krisitani berdoa kepada dewa dewi PASTI akan dikabulkan
permohonannya?

jadi YA ataupun TIDAK apa yang menyebabkan sebuah permohonan itu
terwujud?

linawati sutedjo

unread,
Jun 1, 2009, 2:34:50 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
P'Sethiadi saya menghargai perbedaan agama tiap org. Saya coba menjwb semampu saya dan dari sudut pandang saya selama mempelajari Buddhism.
Dewa-dewi memang ada yg memiliki kemampuan utk membantu berbuahnya karma baik dari seseorg karena mereka adalah makhluk yg sdh melakukan kebajikan yg lebih tinggi dr manusia biasa yg belum berusaha membersihkan diri, sehingga mereka bisa lahir di alam berbahagia. Tetapi sekali lagi saya tekankan, 'MEMBANTU BERBUAHNYA KARMA BAIK' bukan memberi tanpa ada sebab yg mendahuluinya.  Dan para Dewa-dewi ini dlm agama Buddha patut dihormat karena sebab yg saya katakan di atas td.

Saya setuju dgn Sdr.Radi bahwa hal tersebut tdk salah secara keseluruhan tp tidak jg benar secara keseluruhan. Toh pd kenyataannya tdk semua doa terkabul kan. Maka sebenarnya yg terbaik adalah bukan meminta tetapi berusaha memupuk perbiuatan baik, dgn membaca paritta pun sdh merupakan perbuatan baik.

Berdoa kepada Yesus, saya terus terang tdk bs menjawab yg satu itu Pak, kalo ada yg beranggapan bahwa Yesus itu setingkat dewa saya juga tidak tau karena saya belum mencapai tingkatan mengetahui alam2 dewa. Tapi kalau dilihat dr kesaktian yg di miliki Yesus semasa hidup mgkn saja.
Dan alam para dewa mmg tidak kekal, tetapi kehidupan mereka yg sangaaat panjang ( ada yg satu hari di alam dewa saf ke 6 atau 7 gitu, bisa 1600 tahunan alam manusia bahkan ada yg lebih -sekali lagi itu dlm keyakinan saya Pak ) memungkinkan mereka jadi beranggapan bahwa mereka kekal abadi.
Saya sarankan lagi pada anda utk buka2 blog 'ratnakumara.wordpress.com' di sana byk penjelasan secara Buddhis Theravada yg enak utk dibaca, utk menjwb bbrp pertny-an anda ttg Buddhism.

Yenny Tan

unread,
Jun 1, 2009, 6:46:18 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
biarkan aja lah...

yang tua belum tentu lebih bijaksana daripada yang lebih muda.

umur tidak menentukan pengalaman dan pengetahuan seseorang.

jangan dimasukkan ke hati. mereka memang begitu.

2009/6/1 linawati sutedjo <lina...@gmail.com>:

Yenny Tan

unread,
Jun 1, 2009, 6:46:18 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
biarkan aja lah...

yang tua belum tentu lebih bijaksana daripada yang lebih muda.

umur tidak menentukan pengalaman dan pengetahuan seseorang.

jangan dimasukkan ke hati. mereka memang begitu.

2009/6/1 linawati sutedjo <lina...@gmail.com>:

sethiadi

unread,
Jun 1, 2009, 8:06:37 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com


Kalau mengenai pernyataan saya bahwa saya mula-mula sangsi apakah saya
mengerti pernyataan Anda,
saya sudah jawab sbb:
-------------------------------------------------------------------------------------

Memang mula-mula saya masih sangsikan apa saya sudah mengerti betul
pertanyaan Anda. Tetapi kemudian saya rasa saya sudah jawab semua pertanyaan
Anda.



------------------------------------------------------------------------------

Salam. Stanley Sethiadi.




----- Original Message -----
From: "Ngestoe Rahardjo" <anatta...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>

sethiadi

unread,
Jun 1, 2009, 8:28:16 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Terima kasih untuk jawaban Anda yang juga sopan. Saya jawab pertanyaan Anda
yang berikut:

Radi:
Apakah umat Kristiani berdoa kepada Yesus PASTI akan dikabulkan
permohonannya?

Sethiadi:
Tidak pasti. Itu tergantung pada beberapa persyaratan. Apakah permohonannya
berguna baginya?
Apakah tidak ada jalan lain? Apakah perlu saat ini juga? Dll.

Waktu saya dapat kesulitan menghadapi arus balik dilaut Kuta doa saya
langusng dikabulkan saat itu juga, kalau tidak saya sudah mati tahun 1976.
(Lihat kesaksian saya dipantai Kuta).

Tetapi banyak juga doa saya yang sampai sekarang belum dikabulkan. Mungkin
karena saya belum memenuhi syarat-syarat atau sudah dikabulkan, tetapi belum
ada realisasinya.


Kesimpulan saya dari tulisan Anda:
Seorang Buddhist boleh berdoa kepada dewa-dewi, termasuk Yesus. Tetapi Yesus
dianggap oleh para Buddhist hanya seorang dewa yang tidak kekal. Betulkah
demikian?

Salam. Stanley Sethiadi.


----- Original Message -----
From: "radi muliawan" <brainl...@gmail.com>
To: "Spiritual World" <Spiritu...@googlegroups.com>

sethiadi

unread,
Jun 1, 2009, 8:31:01 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Terima kasih untuk usaha Anda. Lihat juga jawaban saya kepada sdr Radi.

sethiadi

unread,
Jun 1, 2009, 8:39:14 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Yang kirim ke sdr David duluan adalah sdr NR. Kemudian saya klik "reply
all".

radi muliawan

unread,
Jun 1, 2009, 9:40:47 AM6/1/09
to Spiritual World


sethiadi wrote:
> Terima kasih untuk jawaban Anda yang juga sopan. Saya jawab pertanyaan Anda
> yang berikut:
>
> Radi:
> Apakah umat Kristiani berdoa kepada Yesus PASTI akan dikabulkan
> permohonannya?
>
> Sethiadi:
> Tidak pasti. Itu tergantung pada beberapa persyaratan. Apakah permohonannya
> berguna baginya?
> Apakah tidak ada jalan lain? Apakah perlu saat ini juga? Dll.
>
> Waktu saya dapat kesulitan menghadapi arus balik dilaut Kuta doa saya
> langusng dikabulkan saat itu juga, kalau tidak saya sudah mati tahun 1976.
> (Lihat kesaksian saya dipantai Kuta).
>
> Tetapi banyak juga doa saya yang sampai sekarang belum dikabulkan. Mungkin
> karena saya belum memenuhi syarat-syarat atau sudah dikabulkan, tetapi belum
> ada realisasinya.
>
>
> Kesimpulan saya dari tulisan Anda:
> Seorang Buddhist boleh berdoa kepada dewa-dewi, termasuk Yesus. Tetapi Yesus
> dianggap oleh para Buddhist hanya seorang dewa yang tidak kekal. Betulkah
> demikian?
>
> Salam. Stanley Sethiadi.
>

saat itu doa kita mungkin dikabulkan, tapi kejadian kedua kali belum
tentu juga bisa terkabulkan, atau bahkan belum tentu juga dikatakan
bisa selalu dikabulkan

Kesimpulan dari tulisan saya adalah yang terpenting PERKEMBANGAN
bathin kita masing-masing bukan BOLEH atau TIDAK untuk berdoa kepada
Dewa-Dewi ataupun Yesus karena hal ini dilihat kedalam bathin masing-
masing bukan keluar

Yesus sempat dikatakan dewa dimungkinkan karena bentuk2 perbuatan
baiknya yang membantu umat manusia semasa hidupnya, layaknya mahluk2
lain yang mendedikasikan hidupnya demi kebaikan/kebahagiaan mahluk
lain

sedikit pandangan pribadi saya mengenai Yesus dianggap sebagai dewa
maka jika saya belum melihat dan bisa menunjukan langsung kepada anda
maka saya tidak bisa mengatakan Yesus sebagai dewa ataupun bukan.. dan
bila dikatakan oleh saya ataupun anda sebagai KEKAL-pun kita/anda/saya
tidak dan belum mampu melihat dan menunjukan langsung Kebenaran murni
tersebut.. maka jika berlarut-larut akan menjadi pembahasan tidak ada
habisnya.. dan menjadi bergulat pada kepercayaan membuta

linawati sutedjo

unread,
Jun 1, 2009, 10:35:06 AM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Nah kalau utk yg doa P'Sethiadi terjawab saat itu jg,kalau dlm Buddhism malah dianggap sbg karma baik yg sdg berbuah, bila diibaratkan anda tiu lampu minyak,mk minyak yg membuat api itu menyala ( kt lain utk hidup anda saat ini ) masih ada, mk dr itu anda msh hidup krn minyaknya blm habis.

saya hanya bilang mgkn lho pak ya utk jwban apa Yesus seorg dewa atw bukan, krn sekali lg saya tdk/belum tahu pasti ttg itu.

Sdri Yenny, saya bukannya sok bersopan2 ria dgn Bapak ini, tp apa salahnya kalau kita pakai bahasa yg lbh enak dibaca. Itu saja maksud saya. Iya saya tdk akan masukkan dlm hati, trm kasih sdh mengingatkan saya.

jack

unread,
Jun 1, 2009, 11:22:04 AM6/1/09
to Spiritual World
Ada seorang lelaki yang suka menghabiskan waktu kosongnya ditengah
lautan,
dan adalah hal yang sungguh luar biasa bahwa dia tak bisa berenang
sama sekali!!
Langit biru berubah dengan cepatnya dan ombakpun bermain dengan
hebatnya.
Hanya dengan memegang jerigien dan dalam detak jantungnya sendiri.

Hanya dalam hitungan yang sangat singkat sebuah ombak mengangkat kapal
kecilnya bersama kawan yang pandai berenang,
Terangkat untuk kemudian turun sedemikian rupa, dalam sebuah gerak
refleksnya dia meloncat ke luar kapal tanpa sempat berkata pada yang
lainnya,
Sebuah loncatan keberuntungan / berkah dari dewa/tuhan? entahlah,
namum loncatan itu tepat dipinggir pantai dan dia pun membalikkan
tubuhnya,
Kapal kecil dan rekannya menjauh..........


Lelaki yang sama pula diwaktu lainnya berjalan dipinggiran sungai,
tanpa disadari dia sudah berada diantara buaya buaya!!
Sebuah keterkejutan besar, berlari atau diam? seakan ada yang
menuntunnya dia berdiam dalam yakinnya dan berjalan tenang dan
berlalu.
Ada apa gerangan dengan ketenangan itu?

The real story of a man.

jack

unread,
Jun 1, 2009, 12:13:14 PM6/1/09
to Spiritual World
Sepasang suami istri telah disatukan dalam ikatan pernikahan namun ada
"IBLIS" yang menghadang hubungan kasih diantara mereka, Ada apa
gerangan?

Permohonan permohonan telah dikumandangkan ke "Telinga Tuhan" namun
semua seakan membentur "angin".
Saat seorang "melihatnya" buka dnega matanya kasarnya. Dia pun
bertanya kepada sepasang insan manusia itu.
Apakah kalian belum berhubungan sebagai suami istri? Mengejutkan !!

Semua ada sebabnya jika semua kembali normal maka jalannya adalah
"Minta Maaf".
Kepada siapa? tanya kedua insan itu. Kepada yang kalian kecewakan oleh
karena "Mulut" kalian sendiri.

Oleh sebab pindah agamanya diiringi dengan "Kutukan" kepada
kepercayaan "lamanya",
Sungguhkah Tuhan pun adil untuk membela "sang Iblis"?

Sebuah permintaan maafnya telah menyirnakan "Kutuk" itu,
Apakah 'Iman" menjadi luntur karena kembali pada tindakan yang
menduakan "Tuhan" ?

Sebuah kisah yang hampir terlupakan oleh waktu.

sethiadi

unread,
Jun 1, 2009, 3:33:08 PM6/1/09
to Spiritu...@googlegroups.com
Sdri Yenny Tan, Sdri Linawati Sutejo, Sdr David Silalahi sudahlah jangan
berdebat. Mari kita berdiskusi secara sopan.
Kalau kalian mau berdebat juga, jangan dijudul atau thread "Diskusi mengenai
Buddhisme". Buatlah judul lain umpama :
"Debat mengenai Karma".

Salam. Stanley Sethiadi.







----- Original Message -----
From: "Yenny Tan" <love...@gmail.com>
To: <Spiritu...@googlegroups.com>
Sent: Monday, June 01, 2009 5:46 PM
Subject: [Spiritual-World] Re: Diskusi mengenai Buddhisme.



It is loading more messages.
0 new messages