Undangan Pengamat Dekon-Kompatiologi Sun21Sep2008/18.00

19 views
Skip to first unread message

Vincent Liong

unread,
Sep 18, 2008, 11:28:24 AM9/18/08
to vincen...@yahoogroups.com, r-m...@yahoogroups.com, komunika...@yahoogroups.com, komunika...@googlegroups.com, kompat...@yahoogroups.com, x69x...@yahoo.com, isti...@yahoo.com, ferret...@yahoo.com, ant...@hotmail.com
Undangan Pengamat Dekon-Kompatiologi Sun21Sep2008/18.00

Untuk pengamat GRATIS (pengamat tidak dipungut biaya apapun).

Akan diadakan acara Dekon-Kompatiologi pada:
Hari & Tanggal : Minggu, 21 September 2008
Waktu : 18.00 – 22.00 WIB (start dekon jam buka puasa)
Tempat : Foodcourt Plaza Senayan

Jadwal Acara:
* Ngobrol-Ngobrol (16.30 – 18.00)
* Makan Malam (18.00 - 18.30)
* Dekon-Kompatiologi (18.30 – selesai)

Jumlah peserta (murid / terdekon-kompatiologi) 5 orang.
Jumlah pengajar (pendekon-kompatiologi) 5 orang.


MOHON MAAF Untuk acara dekon-kompatiologi kali ini tidak ada tempat untuk calon terdekon-baru (tempat penuh), undangan ini ditujukan hanya untuk pengamat. Bilamana ada calon terdekon-baru yang ingin mengikuti acara dekon-kompatiologi silahkan membuat appointment di waktu berbeda dengan para pendekon-kompatiologi yang bertugas dalam acara ini. Tarif peserta dekon-kompatiologi Rp.500.000,-/peserta.

Pendekon yang bertugas dalam acara ini:
* VINCENT LIONG (Pendiri & Penemu ilmu Kompatiologi)
Vincent adalah pendiri & penemu Kompatiologi, secara pribadi berminat pada masalah eksistensi & adaptasi diri terhadap lingkungan. CDMA: 021-70006775(Flexi) 021-98806892(Esia) 08881333410(Fren). Telp: 021-5482193, 5348567 Fax: 021-5348546.
* ANTON WIDJOJO 08164827424(Hp)
* ANDY FERDIANSYAH (penulis e-book Catatan Harian Seorang ‘Pendekon’ (Pengajar) Kompatiologi Tinta_...@yahoo.com) Andi memfokuskan diri pada karaktristik sensasi untuk pengekspresian diri. CDMA esia: 021-94293810.
* ONDO UNTUNG Ondo adalah pribadi yang lihai dalam menganalisa fenomena sosial-politik kontemporer. CDMA: 021-92217939.
* BIMO WIKANTIYOSO Bimo sementara ini mengkhususkan diri untuk melayani mereka yang ingin menjadi adaptif dalam hal-hal spiritualitas dan pengendalian hal-hal keduniawian. CDMA fren: 08888405843 & Hp: 0816746770. (Senin s/d Kamis di Bandung ; Jumat s/d Minggu di Jakarta)

Acara ini terbuka untuk pengamat independent, silahkan datang bila ingin mengamati atau ngobrol langsung dengan pengajar dan peserta. Untuk pengamat yang ingin menonton tidak dipungut biaya / gratis. Untuk calon pengamat independent silahkan menghubungi VINCENT LIONG atau ANDY FERDIANSYAH per telepon dua jam sebelum acara, untuk konformasi kepastian acara.

Note: pendekon yang bertugas diwajibkan datang tepat waktu jam 16.30 WIB.


GRATIS download e-book “ Kompatiologi Logika Komunikasi Empati”
Dan e-book kompatiologi lainnya…

Download for Free (tidak perlu membership) Update Terbaru (judul sesuai nama file)
http://rapidshare.com/files/137418283/kompatiologi_logika_komunikasi_empati.pdf.html
http://rapidshare.com/files/137418284/kompatiologi_logika_komunikasi_empati.rtf.html
http://rapidshare.com/files/137418285/catatan_harian_seorang_pendekon_kompatiologi_andy_ferdiansyah.pdf.html
http://rapidshare.com/files/137418286/catatan_harian_seorang_pendekon_kompatiologi_andy_ferdiansyah.rtf.html
http://rapidshare.com/files/137418287/Kitab_Angin_Kompatiologi_Juswan_Setyawan.rar.html


KETERANGAN BUKU

Judul: Kompatiologi logika komunikasi empati
Penulis: Vincent Liong dan Cornelia Istiani
Penerbit: belum diterbitkan (dicari penerbit yg cocok)
Jumlah halaman: 80 halaman A4
Jenis dan ukuran tulisan: times new roman 11 spasi 1
Download, print dan baca: for free US$ 0.0
Tema: Filsafat, Budaya, Psikologi, Pendidikan,
Spiritual, Teologi, Agama.

“Non scholae, sed vitae discimus.”
“Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup.”
(Surat-surat Lucius Annaeus Seneca / Seneca Muda, Epistulae morales ad Lucilium CVI, 12. Seneca adalah seorang filsuf dan pujangga Romawi yang hidup antara 4 SM - 65 M.)


SINOPSIS

Ketika budaya sampai pada diri kita, kita tidak pernah memikirkan asalnya dan juga tidak menyadari bahwa budaya sudah terbelenggu di balik terali besi.

Sampai pada suatu saat Vincent Liong secara tidak sengaja menemukan bahwa budaya sudah menjadikan manusia merana karena dengan berbudaya berarti manusia ikut terbelenggu di balik terali besi.

Dengan susah payah Vincent Liong mempertahankan hak asasiya sebagai manusia untuk tidak dilabelkan Indigo secara sembarangan oleh masyarakat. Hilang sudah kebebasannya. Bayangkan hanya dengan sebuah "kata" Indigo ternyata tidak hanya merampas kebebasannya tetapi juga sikap tidak bersahabat, vonis pengucilan, penekanan mental dan teror.

Terlihat disini "kata" yang adalah bagian dari budaya itu menjadi mengerikan, sehingga Ide yang murni tidaklah mungkin muncul karena "kata", dari "kata" hanya dapat melihat fenomena, sehingga data mentah hanya dapat ditemukan jika tidak memakai "kata".

Sebuah dawai telah memiliki nada, jika dia tidak dipetik bukan berarti dia tak bernada, hanya kita tak dapat mendengar nadanya. Nada yang terdengar adalah hasil dari petikan, dan mempunyai kemungkinan tak ada batasnya.

Menarik jika diperhatikan lebih lanjut penemuan Vincent Liong tentang tehnik zat cair yang masuk ke dalam tubuh kita, dalam hal ini dengan cara diminum dengan aturan dan cara Vincent Liong ternyata dapat mempunyai relasi terhadap hal hal yang tidak pernah terpikir, akan membawa efek memunculkan data mentah pada tiap individu, yang sebenarnya sudah ada, tetapi tenggelam, menuju ke permukaan. Sehingga setiap individu menjadi suatu individu "baru" yang memiliki kemampuan lebih dari sebelumnya. Kemampuan manusia yang sudah lama terkubur karena tidak pernah diperhatikan dan sudah terdesak oleh kemajuan jaman, menjadi tersadari atau lebih tepatnya menjadi bagian penting dalam manusia membuat pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Tidaklah berarti dia menjadi manusia super, tetapi suatu pribadi yang lebih utuh. Yang sebelumnya dia mengira apa yang menjadi pilihan dalam hidupnya sudah benar dan mungkin juga sudah tidak ada pilihan lain, ternyata menjadi melihat ada pilihan pilihan baru yang yang dihasilkan dari dasyatnya kehendak bebas (free will) dan jika dia memilih tanpa pertimbangan yang matang akan membuat kehendak bebas yang tadinya bernilai positif berubah menjadi kutukan.

Perlahan tapi pasti dari efeknya akan membuat dia menjadi mahir dalam bidang strategi, kewaspadaan dan kesadaran diri meningkat, sehingga tidak ada lagi tindakan konyol yang akan dilakukannya, seandainya ada orang yang melihat dia konyol sebenarnya tindakan yang tampaknya konyol itu dilakukan dengan sadar dan sudah menjadi pilihannya dan rencananya.

Strategi dan kesadaran diri adalah sebagian hal yang membedakan manusia dari binatang. Kekuatan badan dan akal saja tidak akan membawa manusia menjadi unggul dan menjadi penguasa bumi. Manusia purba tidak mungkin berkembang menjadi manusia masa kini jika tidak memiliki kedua unsur tersebut. Di dalam perkembangannya ada masanya manusia lebih mengunggulkan kekuatan badan, kekuatan kelompok, dan pada masa kini manusia lebih mengunggulkan kekuatan akal.

Akal yang diharapkan akan menghasilkan hal yang lebih baik dan bermoral, ternyata malah menghasilkan kekacauan dan kesengsaraan bagi manusia dan hanya menghasilkan keuntungan bagi kelompok atau dirinya dan tidak pernah mempertimbangkan kerugian dipihak lain. Sedangkan strategi bertujuan meminimalkan kerugian dari semua pihak.

Semenjak manusia sadar bahwa dia memiliki kesadaran diri, dan kesadaran diri adalah sesuatu yang pasti, maka manusia menganggap semua ilmu pengetahuan harus dibangun atas dasar kepastian. Sehingga semua pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan dan ketidak pastian tidak dapat dipandang sebagai ilmu.

Tetapi jangan lupa kesadaran diri dan pengalaman tidaklah ada hubungannya. Pengalaman akan menghasilkan pemahaman yang berbeda bagi tiap individu. Jadi pengetahuan yang didapat dari pengalaman tidak dapat dengan begitu saja dikatakan benar atau salah dengan memakai metode kepastian.

Kini tiba pada pengertian baru, bahwa pengalaman tidak dapat menjadi tolok ukur, tetapi menghasilkan jangkauan variasi yang berskala. Ini sebenarnya sudah kita ketahui sejak dulu, tetapi tidak pernah kita sadari, seperti waktu, tidak kita sadari adalah suatu dimensi sampai Einstein mengenalkan pada kita bahwa waktu adalah dimensi. Setelah kita menyadari waktu adalah dimensi, banyak pengetahuan yang dahulu terasa benar, akhirnya kebenarannya hanya di dalam lingkup dan kondisi yang sangat sempit dan tertentu.

Anda mempunyai kesadaran akan adanya pilihan. Pilihan ada di tangan anda. Tetap tinggal di kepastian, atau berani mengalami realita baru dalam hidup anda.

(Copy & Paste dari bagian Pendahuluan, ditulis oleh: Anton Widjojo; Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2008)


RAHASIA CARA MEMBACA BUKU INI

Untuk membaca buku ini pertama-tama perlu niat yang kuat, niat saja tidak cukup. Bilamana orang tsb sudah memiliki praduga, prasangka, pola pikir, teori tertentu sebelum membaca buku ini; maka tidak akan memperoleh pengertian apapun dengan membaca buku ini, atau terjadi kebingungan karena semua yang terjadi setelah membaca buku ini di luar apa yang telah ia ketahui sepanjang hidupnya. Perlu semacam kepasrahan di dalam membaca buku ini.

Buku ini akan lebih mudah dibaca oleh mereka yang memiliki sedikit pengetahuan dan sedikit prasangka terhadap kehidupan. Jika orang yang sudah memiliki praduga, prasangka, pola pikir, teori tertentu rela mengambil sikap pasrah dalam membaca buku ini; maka akan menghasilkan sesuatu yang lebih.

“Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.” (Matius 5:3)


TEMPAT DISKUSI BUKU INI

Blog: http://kompatiologi-vincentliong.blogspot.com
Maillist 1: http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati
Maillist 2: http://groups.yahoo.com/group/vincentliong
Maillist 3: http://groups.google.com/group/komunikasi_empati/about
Subscribe Free Newsletter: http://groups.yahoo.com/group/kompatiologi


KOMENTAR SINGKAT PEMBACA

“Melalui Perjalanan Hidupnya; Vincent telah berhasil membuka CAKRAWALA BARU dalam Ranah Budaya Indonesia dalam mencari PENCERAHAN ULTIMA.”
Tony Setiabudhi ;
Psikiater dan Lektor Kepala pada Fak. Kedokteran Universitas Trisakti


"Penulis cukup tangguh dengan konsep pengembangan manusia-konstruktif nya. Cukup jujur dalam beberapa hal, tapi masih ada ketertutupan dalam beberapa hal lain mengenai konsep manusia sehingga mengurangi nilai konstruktif tsb. Ada pengalihan obyek analisa untuk menghindar dari obyek analisa yang lebih mendekati nilai kejujuran bagi pikir dan nurani".
Sjamsuddin Odex


“Perjalanan pemikiran dan pengalaman penulis buku ini adalah suatu refleksi keindahan dan keunikan alam semesta yang patut disyukuri, namun tetap untuk disadari sebagai bentuk amanah kebesaran Sang Pencipta sehingga membutuhkan tanggung jawab demi terjaganya keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bersama.”
Yasmine Yessy Gusman ;
Ibu Rumah Tangga


“Maaf, jalan menuju khilafah sedang diperbaiki, sementara anda dialihkan kejalan pembelajaran, perjuangan dan pengorbanan. Hati-hatilah....”
Abu Ibrahim ;
Hizbut Tahrir Sydney, AUS
---
tidak ada kemulyaan tanpa Islam
tidak ada Islam tanpa syariah
tidak ada syariah tanpa khilafah


“yang jelas buku ini menarik. manusia dan kemanusiaan akan susah dipahami tanpa komunikasi yang empatik. manusia adalah makhluk yang sesungguhnya dihadapkan pada pilihan-pilihan. manusia pembelajar ialah yang mampu belajar dengan sungguh-sungguh, sebesar apapun rintangan yang menghadang.”
M Alfan Alfian ;
Direktur riset The Akbar Tandjung Institute


“w suka tulisan lo, sepertinya ide besar u bukan mimpi, bukan juga dongeng, bukan juga khayalan. tapi sebuah sistem kerajaan yang diawali dengan kejeniusan, dan keseriusan. keep fight”
Najib ;
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Fisika


“Karya e-books ini hemat saya bergravitasi pada dunia praktis dari psikologi populer. Layaknya sains psikologi dengan reduksi asumsi-asumsi antroposentris, maka teknik minum teh dalam berbagai rasa, adalah teknik sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang lantas dibungkus metodologi.

Sejumlah bahasa filsafat sering mewarnai e-books ini. Istilah "dekon", misalnya. Seingat saya, istilah perancisnya adalah deconstruire yang lebih dekat sebagai kata kerja. Namun, setelah diserap bahasa Indonesia menjadi dekonstruksi, maka ia berubah menjadi kata benda.

Sebaiknya, dekonstruk lebih tepat digunakan. Mengingat posisi kata dekonstruk sebagai kata kerja. Ia merupakan respons filosofis Derrida terhadap destruktion para filsuf jerman. Ini memang soal penting bagi episteme di sana, khususnya tentang kelanjutan kritik di kalangan neo-Marxis, kapitalisme maupun sosialisme bermasalah dengan positivisme yang tak partisipasi.

Sejauh mata memandang, e-books ini judul-esensialnya adalah "Aku Minum Teh, Aku Lega".

Kosmologi Jawa mengajarkan: "Hidup itu cuma mampir minum". Ada alam keabadian lain di luar gua Yunani Kuno. Nah, upacara minum teh dalam range "pahit hingga manis" adalah wujud mampir minum itu. Rasa, dapat menjadi daya pemberat bagi siklus kehidupan psikis.

Kiranya begitu ijtihad yang dilakukan Vincent dalam e-books ini. Amat berguna dalam siklus kehidupan hari ini bagi saya. Bangun pagi, minum teh kadang pahit kadang manis...”

Anom S.P ;
Konsultan dan Penulis


Need a holiday? Check out Yahoo!Xtra Travel - http://nz.travel.yahoo.com/

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages