Fwd: URGENT: Desakan kepada Pemerintah Indonesia utk segera meratifikasi Konvensi Minamata tentang Merkuri

1 view
Skip to first unread message

Bijaksana Junerosano

unread,
Mar 31, 2015, 7:39:04 PM3/31/15
to greenerati...@googlegroups.com

FYI.

Ajakan buat GI mempetisi pemerintah utk menyikapi isu merkuri.

Salam,
+s+

---------- Forwarded message ----------
From: "yuyun ismawati" <yu...@balifokus.asia>
Date: Mar 30, 2015 6:08 AM
Subject: URGENT: Desakan kepada Pemerintah Indonesia utk segera meratifikasi Konvensi Minamata tentang Merkuri
To: "Chalid Muhammad" <chalid....@gmail.com>, "Henri Subagiyo" <henris...@gmail.com>, "Sugeng Bahagijo" <sbah...@infid.org>, "abetnego tarigan" <nego....@gmail.com>, "Yaya Hidayati" <yaya....@gmail.com>, "Rossana Dewi R" <dewi...@yahoo.com>, "titik sasanti" <titi...@yahoo.com>, "Shoim Sahriyati" <syaf...@yahoo.com>, "Sudaryatmo" <sudar...@gmail.com>, "huznaz...@yahoo.com" <huznaz...@yahoo.com>, "Ahmad Ashov Birry" <aash...@greenpeace.org>, "David Sutasurya" <da...@ypbb.or.id>, "Prigi arisandi" <prigi.a...@gmail.com>, <re...@kruha.org>, "Rudi Putra" <rhino...@gmail.com>, "Rudi Putra" <rhp...@yahoo.com>, "Prigi Arisandi" <prigi....@gmail.com>, "jossep william" <josse...@gmail.com>, "Jossep William" <josse...@yahoo.com>, "Fradico Teorgi Owi" <frad...@gmail.com>, "kartika radianti" <tich...@gmail.com>, "Evy Silviani A" <evy.si...@gmail.com>, "Abdon Nababan" <abdon....@aman.or.id>, "Arifin Monang Saleh" <aris...@aman.or.id>, "Puput" <pu...@kpbb.org>, "Alfred Lead" <jicc...@yahoo.com>, "Budi Susilorini" <bu...@blacksmithinstitute.org>, "Sumali Agrawal" <sumali....@gmail.com>, "Setyo Budiantoro" <sbudi...@theprakarsa.org>, "Wawan Sumbawa" <hermaw...@yahoo.co.id>, "nol_s...@yahoo.com" <nol_s...@yahoo.com>, "bijaksana junerosano" <sa...@greeneration.org>, "tejo wahyu" <tej...@gmail.com>, "catur yudha hariani" <caturp...@gmail.com>, "e...@eco-bali.com" <e...@eco-bali.com>, "Tjatur Kukuh" <tjat...@yahoo.com>, "dwi.su...@samantafoundation.org" <dwi.su...@samantafoundation.org>, "Muhammad Nur" <mnur.wa...@gmail.com>, "cr...@wwf.or.id" <cr...@wwf.or.id>, "Dede Suhendra" <dsuh...@wwf.or.id>, "M.Riza Damanik" <riza.d...@gmail.com>, "Khusnul Zaini TELAPAK" <kza...@telapak.org>, "Silverius Oscar Unggul" <on...@telapak.org>, "Sultan Jauh" <sultanja...@yahoo.co.id>, "Abdul Halik" <abdulha...@gmail.com>, "Wilianita Lita Selviana" <vib...@gmail.com>, "walhi sulteng" <walhis...@gmail.com>, "APW" <walhik...@gmail.com>, "WALHI ACEH" <walhi...@gmail.com>, "WALHI Jawa Barat" <walhi...@gmail.com>, "Ramses Harja" <ramse...@yahoo.com>, <wismaka...@yahoo.co.id>, "Eddy Henry" <ehe...@smiletrain.org>, "Ruth Monalisa" <rmon...@smiletrain.org>, "cara rusdi" <cara...@yahoo.com>, "Agatha Tedjamulya" <gath...@gmail.com>
Cc: "Surya Anaya" <an...@balifokus.asia>, "Krishna Bayumurti M. Zaki" <kri...@balifokus.asia>, "Sonia Buftheim" <so...@balifokus.asia>, "Sandra Moniaga" <san...@cbn.net.id>, "Amalia Firman" <amalia...@gmail.com>

Dear kawans,

Selamat pagi semua. 
Semoga semua ada dalam keadaan sehat wal-afiat dan tetap semangat memperjuangkan lingkungan yang sehat, lestari dan berkelanjutan untuk masyarakat Indonesia yang sehat, makmur dan sejahtera. 

Minggu lalu, atas nama BaliFokus Foundation, saya berencana mengirimkan email ini kepada kawan-kawan LSM lingkungan, kesehatan dan lingkungan di Indonesia, sayangnya saya tumbang. Jadi baru bisa sharing hari ini. 

Beberapa kawan sudah tahu dampak dari pencemaran merkuri di beberapa lokasi hotspots tambang emas di Indonesia. Temuan kami bulan lalu di 3 lokasi, menunjukkan dampak keracunan merkuri sudah sangat parah dan mulai menunjukkan gejala serius setelah >3-5 tahun kegiatan pemakaian dan pencemaran merkuri berlangsung. Bahkan pada bayi-bayi yang baru lahir, kami mendapati bayi lahir cacat akibat ibu saat hamil terpapar merkuri, baik menghirup udara saat pembakaran amalgam (buillon emas+merkuri), maupun dari ikan dan beras yang tercemar merkuri. Beberapa orang dewasa kami duga juga sudah terpapar merkuri pada tingkat parah sehingga mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat.

Beberapa foto terlampir, berasal dari 3 hotspots yang kami survey selama 3 minggu. Saya yakin, kalau diperiksa lebih jauh dan menyeluruh, akan terlihat hubungan sebab-akibat: pemaparan merkuri lewat media lingkungan dan rantai makanan - terutama ikan dan beras - di sekitar rumah dan lingkungan. 

Penjualan merkuri yang tak terkontrol dan agresif via online maupun door-to-door (diantar ke rumah), lumrah kita dapati di lapangan. Terlampir adalah daftar pedagang merkuri yang berhasil kami himpun dalam waktu singkat. Daftar ini akan lebih panjang lagi kalau kawan-kawan di daerah punya waktu menambahkannya. 
   
Pada tgl.16 Februari 2015, kami mendapat dukungan dari beberapa kawan-kawan (INFID, ICEL, AMAN, YLKI, Gota Pertiwi, KAKAK, dan Medicus) mengirim surat kepada Menteri Kesehatan terkait temuan kasus dugaan intoksikasi merkuri. Sayangnya, sampai hari ini kami belum mendapat balasan dari Menteri Kesehatan. Laporan kami kepada Kementrian Kesehatan sebetulnya sudah kami sampaikan sejak bulan Februari 2014 tetapi tidak kunjung mendapat tanggapan serius. 

Pada tgl.19 Maret 2015, kami bersama kawan dari Medicuss menemui DanJen Kopassus untuk mendapat dukungan lebih kuat untuk menghentikan penggunaan merkuri di tambang-tambang emas dan mentertibkan penggunaan senjata api dan narkoba di lokasi-lokasi hotspots karena mengancam ketahanan dan kekuatan negara, baik dari aspek lingkungan, sosial, ekonomi maupun kesehatan. DanJen Kopassus lalu menelpon Menteri KLHK yang selanjutnya kami, Medicuss dan Ass Intel Kopassus diterima oleh SesMen Lingkungan tgl. 25 Maret 2015.

Merkuri yang masuk ke Indonesia secara ilegal sebagian besar digunakan di tambang emas skala kecil. Dan isu impor ilegal merkuri ini sudah kami advokasi sejak 2011, lapor ke Menteri Perdagangan dll tetapi tetap tak didengar. Sampai akhirnya, Des 2013, Kemendag membuat gap analysis sesuai permintaan kami kepada pak Gita Wirjawan waktu itu sebagi Menteri. Kemendag megakui adanya indikasi impor ilegal merkuri tetapi tidak ada tindakan apapun.

Selain itu, Indonesia punya sumber emisi dan by-product merkuri dari kegiatan-kegiatan pembangkitan listrik di PLTU batubara, by-product proses refinery oil and natural gas, dan tambang primer merkuri di beberapa daerah (Bombana, KalTeng, Maluku, dan diduga ada juga di Jawa Timur). 

Kalaupun merkuri ilegal berhasil di stop, sialnya potensi dalam negeri sangat berlimpah. Dari filter PLTU dan oil and gas sector kemungkinan bisa jadi sumber baru tetapi harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sudah ada investor Belanda yang berminat membangun fasilitas recovery mercury di Indonesia. Sementara itu peraturan kita sangat lemah dan masih banyak bolong. 

Untuk itu, saya mengajak kawan-kawan untuk ikut menandatangani surat/petisi kepada Presiden RI, Jokowi, mendorong agar Indonesia segera meratifikasi Konvensi Minamata tentang Merkuri demi melindungi masyarakat dan terutama anak-anak Indonesia dari resiko pencemaran merkuri.   

Usulan petisi/pernyataan kurang-lebih di bawah ini. 
Silakan menambah-kurang konten pernyataan dalam track changes mode pada file terlampir.

Kalau sudah sepakat semua, kita kirimkan ke media. 
Terimakasih atas perhatiannya. Kami tunggu tanggapan dan dukungan kawan-kawan.

Salam,

Yuyun

-------

PERNYATAAN BERSAMA MASYARAKAT SIPIL INDONESIA

 

MENDESAK PEMERINTAH INDONESIA UNTUK SEGERA MERATIFIKASI

DAN MELAKSANAKAN KONVENSI MINAMATA TENTANG MERKURI SECARA EFEKTIF


3

1
Maret 2015

Kami, masyarakat Indonesia mendesak Pemerintah Indonesia agar segera meratifikasi Konvensi Minamata tentang Merkuri. 

Dengan menjunjung tinggi kelangsungan hajat hidup orang banyak dan hak setiap orang untuk hidup di lingkungan yang sehat, kami mendesak eksekutif dan legislatif di Indonesia untuk mempercepat proses ratifikasi Konvensi tentang merkuri. 

Selain itu, kami juga mendesak agar pemerintah melaksanakan kebijakan-kebijakan, program dan aksi-aksi yang serius dan sungguh-sungguh yang mampu dan menjamin akan dapat mencegah, mengurangi dan mengendalikan emisi dan lepasan merkuri ke udara, air, tanah dan rantai makanan, terutama ikan dan beras, untuk melindungi kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Secara khusus, kami mendesak para anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk memprioritaskan ratifikasi Konvensi Minamata tentang merkuri tahun ini. Demi kesejahteraan rakyat, ketahanan bangsa dan untuk keberlanjutan masa depan Indonesia yang sehat dan bebas racun, kami harap dapat mempertimbangkan dengan seksama pengalaman dan pelajaran dari tragedi Minamata.

Pemerintah Indonesia tidak boleh melakukan pembiaran pencemaran merkuri terjadi di seluruh Indonesia dan negara harus hadir menjamin kesehatan, kesejahteraan warganya dan masa depan yang cerah bagi generasi penerus Indonesia yang sehat dan cerdas.

Pemerintah juga harus memastikan bahwa penggunaan merkuri yang tidak terkontrol dampaknya seperti tragedi lingkungan di Minamata tidak akan terjadi lagi di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya. 


Ditandatangani oleh:

Yayasan BaliFokus, Denpasar

Yayasan Medicuss, Bandung

………………………………..

………………………………..

………………………………..

………………………………..

--
Yuyun Ismawati
IPEN Lead for Mercury in ASGM/Mining
Indonesia Toxics-Free Network, Coordinator
BALIFOKUS Foundation, Senior Advisor
Skype ID:  yuyun.ismawati



300315 NGOs statement to ratify Hg treaty.docx
240315 Hg trader importer INO BF.xlsx
Dita3.jpg
Zaskia*.JPG
IMG_20150221_092442_edit_edit.jpg
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages