Kerepotan serupa takkan terjadi seandainya Anda memakai ponsel Coolpad Max Lite. Ponsel itu dibekali fitur dual space yang, contoh nyatanya, siap menunjang aktivitas selingkuh. Dengan melakukan beberapa pengaturan singkat, Anda bisa berselingkuh secara lebih aman dan praktis.
Eitsss… jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Penulis alias HSW tidak mengajarkan, apalagi menganjurkan, Anda berselingkuh. Namun, harus diakui, fitur dual space di Max Lite memang sanggup menunjang aktivitas yang seharusnya pantang dilakukan itu.
Dual space membuat Max Lite seolah memiliki dua partisi yang berbeda. Satu diberi nama main space, satu lagi private space. Data kontak, email, BBM, WhatsApp, dan aneka aplikasi lain di masing-masing area dapat dibuat benar-benar berbeda. Misalnya, di main space Anda mengaktifkan WhatsApp memakai nomor 1234. Sedangkan untuk private space, Anda ber-WhatsApp via nomor 5678.
Ketika berinteraksi dengan rekan kerja, teman, dan istri, Anda leluasa melakukannya di main space. Seluruh informasi di main space bersifat tidak rahasia. Tak masalah seandainya istri Anda mengaksesnya. Sedangkan khusus saat berkomunikasi dengan selingkuhan, Anda idealnya masuk ke private space. Lakukan hal serupa bila suatu ketika Anda berswafoto alias selfie bersama selingkuhan.
Apakah yang terjadi bila istri Anda memegang Max Lite Anda? Ya tidak masalah. Biarkan saja. Walaupun dia membuka satu per satu data kontak, SMS, WhatsApp, BBM, dan koleksi foto, istri Anda takkan menemukan informasi apa pun yang berhubungan dengan teman selingkuh. Sebab, semua data rahasia pemicu “perang dunia” itu tersimpan aman di private space.
Sampai di sini, di benak Anda mungkin timbul suatu pertanyaan. “Saya sedang chatting dengan selingkuhan. Kemudian istri saya tiba-tiba datang dan meminta ponsel saya. Bagaimana dong?”
Tenang. Asalkan Anda sebelumnya sudah melakukan pengaturan tertentu, tak perlu panik. Cukup tekan tombol power satu kali, kemudian dengan santai Anda bisa menyerahkan Max Lite kepada istri Anda. Ketika istri Anda menekan tombol power lagi, ponsel sudah berpindah dari private space ke main space. Jejak percakapan antara Anda dan selingkuhan tak terlihat sedikit pun.
Jadi, apakah Anda mulai tertarik dengan Max Lite? Ponsel itu sekarang dibanderol Rp 2,999 juta. Ia hadir dengan layar IPS 5,5 inci beresolusi HD 1.280 x 720 piksel. Permukaan layarnya telah mengadopsi Corning Gorilla Glass 4. Karena berdesain 2,5D Curved Edge Glass, bagian tepi kaca layar ponsel itu agak melengkung.
Saat ponsel siaga, tetapi layar padam, terdapat tiga pilihan cara untuk mengaktifkan layar. Pertama, ketukkan jari dua kali di permukaan layar. Layar akan menyala. Pengguna selanjutnya perlu mengusapkan jari untuk membuka pengunci layar.
Kedua, sapukan jari dari dasar ponsel ke bagian tengah layar. Layar akan menyala sekaligus terbuka. Alternatif ketiga, sentuh dan biarkan ujung jari menempel di sensor sidik jari (fingerprint sensor) yang terdapat di sisi belakang ponsel. Layar Max Lite bakal menyala sekaligus terbuka.
Sepasang kamera tersedia di ponsel Android 5.1.1 Lollipop itu. Kamera utamanya dibekali fokus otomatis dan lampu kilat. Ia sanggup menghasilkan foto beresolusi maksimal 13 megapiksel dan klip video full HD 1080p.
Untuk pengguna yang gemar bereksperimen, tersedia mode pro yang mengizinkan pengguna mengatur parameter pemotretan secara manual. Pengguna leluasa mengubah white balance, ISO, kompensasi pencahayaan, kecepatan rana, pemfokusan, saturasi warna, dan kontras. Rentang ISO yang dapat dipilih mulai 100 sampai 3.200, sedangkan kecepatan rana mulai 1/1000 hingga empat detik.
Sementara itu, kamera depan Max Lite tanpa fokus otomatis maupun lampu kilat. Kemampuan maksimalnya memproduksi foto beresolusi lima megapiksel dan klip video full HD 1080p.
Spesifikasi lain Max Lite, antara lain, prosesor delapan inti (octa core) Qualcomm Snapdragon 415 MSM8929 1,4 GHz, Wi-Fi, bluetooth, GPS, RAM 3 GB, dan ROM 16 GB. Saat ponsel belum diutak-atik, sisa memori internal mencapai 9,49 GB. Ponsel berdimensi fisik 154,65 x 77 x 8,6 milimeter itu dibekali radio FM dan mendukung USB On-The-Go (USB OTG). Sumber dayanya berasal dari baterai tanam berkapasitas 2.500 mAh.
Max Lite merupakan ponsel dual SIM hybrid. Ia bisa difungsikan sebagai ponsel dual SIM, tetapi tanpa selot kartu microSD. Ia juga dapat didayagunakan layaknya ponsel single SIM dengan selot kartu microSD.
Kala dipakai sebagai ponsel dual SIM, dua nomor dapat siaga bersamaan. Keduanya memakai kartu nano SIM. Pengguna bebas memilih ingin berinternet memakai nomor di selot kartu SIM pertama atau kedua. Umpama pengguna memilih nomor kedua pun, nomor itu tetap leluasa masuk ke jaringan 2G, 3G, maupun 4G.
Hmm… jadi Max Lite sudah mendukung layanan 4G LTE ya? Soal kemampuan 4G LTE, ponsel itu terlihat malu-malu. Maksudnya begini. Meskipun Max Lite sebenarnya kompatibel dengan 4G LTE, dalam pantauan HSW, ada penjual yang tak mau terang-terangan mengakuinya.
Tip sederhana dari HSW, seandainya Anda kelak akan membeli Max Lite, saat bertransaksi katakan kepada penjual, “Tolong bantu di-setting-kan sekalian supaya 4G-nya langsung aktif.”
Umpama penjual kebetulan bersikeras Max Lite belum mendukung 4G LTE, tak perlu bingung. Anda bisa mengaktifkan fitur itu secara mandiri. Caranya mudah. Pasangkan kartu SIM ke selot yang tersedia, lalu nyalakan ponsel. Berikutnya, di menu telepon ketikkan *#673644# lalu tekan tombol Enable 4G. Beres deh. Max Lite Anda sekarang sudah siap dipakai menikmati layanan 4G LTE.
Kalau dirangkum, bodi ponsel yang cukup tipis dan ringan membuat Max Lite nyaman dikantongi. Ketersediaan dual space juga lumayan menarik. Sisi minusnya lebih banyak. Pertama, bodi ponsel itu relatif licin. Kalau ceroboh saat memegangnya, ponsel berpotensi terpeleset lalu terjatuh.
Kedua, konsumsi baterainya relatif boros. Dengan perilaku pemakaian ala HSW, baterai Max Lite maksimal bertahan sepuluh jam. Seringkali ponsel malahan sudah harus dihubungkan dengan charger saat baru digunakan delapan jam.
Ketiga, ketika berada di private space lalu pengguna akan berpindah dari satu titik akses Wi-Fi ke titik akses lain, ponsel berpeluang mendadak restart. Hal itu HSW alami berulang-ulang.
Kekurangan berikutnya, ini yang HSW nilai paling fatal, kinerja kameranya mengecewakan. Foto-foto yang dihasilkan terlihat pucat dan cenderung kurang detail. Dibandingkan ponsel Xiaomi Redmi 2 yang harga barunya tak sampai Rp 1,5 juta pun, hasil jepretan Max Lite kalah prima.
Kesimpulan akhir versi HSW, dengan memperhatikan kinerja dan harga Max Lite yang dipatok Rp 2,999 juta, membeli ponsel lain adalah keputusan tepat. Hanya ada dua kelompok konsumen yang masih boleh melirik Max Lite. Siapa? Pertama, seseorang yang sedang mencari peranti penunjang aktivitas selingkuh atau sejenisnya. Kedua, konsumen yang selalu ingin mencoba ponsel terbaru, tanpa memedulikan harga dan kinerja.
***
Contoh foto yang dihasilkan Coolpad Max Lite.
Hmmm…. posisinya AC-nya “menantang” sekali. Siap bikin masuk angin.
Menjajal mode profesional. Kecepatan rana diposisikan di 1/1000 detik. Perhatikan area yang ditandai dengan kotak merah.
Kalau di-cropping, inilah hasilnya. Percikan air sukses diabadikan.
Kini mencoba keandalan lampu kilat di sisi belakang Max Lite.
Dimulai dengan pemotretan tanpa lampu kilat.
Sekarang lampu kilat diaktifkan.
Di menu bawaan kamera tersedia pilihan refocus. Titik fokus foto bisa dipilih setelah pengguna melakukan pemotretan.
Fokus ke wajah orang.
Kini fokus ke kepala mainan.
Dua foto berikut ini dijepret memakai kamera depan.
***
Screen capture Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, dan kondisi awal RAM.
Salam,
Herry SW