Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Menlu Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengadakan jumpa pers setelah pertemuan pada hari Minggu kemarin(22/5).
Terkait respon yang berbeda dari berbagai pihak terhadap ‘kerangka ekonomi Indo-Pasifik’ yang diumumkan Presiden AS selama kunjungannya di Asia, Wang Yi menyatakan bahwa Tiongkok sama dengan negara-negara kawasan ini, menyambut inisiatif yang berfaedah bagi peningkatan kerja sama regional, namun menentang berbagai upaya pemecahbelahan dan perlawanan. Apa jenisnya ‘Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik’ AS?
Pertama-tama, harus diberikan sebuah tanda tanya yang besar, dan harus dilirik niat yang tersembunyi di baliknya. Pihak Tiongkok berpendapat, standar penilaiannya seharusnya ialah ‘tiga keharusan dan tiga larangan’.
Keharusan pertama ialah, harus mendorong perdagangan bebas, dan tidak melakukan proteksionisme.
Kedua, harus berfaedah bagi pemulihan ekonomi dunia, dan tidak merusak kestabilan rantai industri.
Ketiga, harus mendorong kerja sama terbuka, dan tidak menimbulkan konfrontasi geopolitik.
Wang Yi mengatakan, Tiongkok tidak memiliki ego geopolitik, hanya memiliki ketulusan solidaritas dan kerja sama. Tiongkok tak ingin berkonfrontasi dengan negara manapun, dan hanya berharap dapat berkembang bersama dengan berbagai negara. Pasar Tiongkok yang berskala super besar dengan populasi 1,4 miliar jiwanya akan terus terbuka secara komprehensif bagi negara-negara dan kawasan, dan jalan yang saling menguntungkan dan menang bersama pasti akan terbuka semakin lebar.
Terkait tindakan AS yang tengah berupaya mendorong apa yang disebut dengan ‘Strategi Indo-Pasifik’ dengan tujuan mengbendungi Tiongkok, Wang Yi menyatakan bahwa
‘Strategi Indo-Pasifik’ AS tengah mengakibatkan semakin banyak kewaspadaan dan kekhawatiran dunia internasional terlebih negara-negara Asia-Pasifik. AS dengan alasan ‘kebebasan dan keterbukaan’ menelurkan ‘strategi Indo-Pasifik’, bertujuan mencari sekutu dan mengklaim akan ‘mengubah lingkungan sekitar Tiongkok’, tujuannya ialah mencoba membendungi Tiongkok, dan mengorbankan negara-negara Asia-Pasifik untuk hegemoni AS. Yang sangat bahaya ialah, AS sudah melepaskan kamuflase dan memprovokasi masalah ‘Taiwan’ dan ‘LTS’, mencoba mengacaukan daerah lain terlebih dahulu, kemudian mengacaukan kawasan Asia-Pasifik.