SINAR HARAPAN--Menyusul pembebasan 62 WNI yang disekap di Sihanoukville, Kamboja, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menggelar pertemuan dengan Kepala Polisi Kamboja, Jenderal Neth Savouen, Selasa (2/8).
Pertemuan tersebut berlangsung di Mabes Kepolisian Kamboja, Phnom Penh.
Menlu Retno menekankan pentingnya kerja sama upaya mencegah kasus perdagangan manusia. “Kerja sama pencegahan perdagangan manusia harus diperkuat antara Indonesia dan Kamboja,” ungkap Menlu RI dalam keterangan resminya.
Pertemuan dilakukan setelah 62 WNI korban penipuan dan perdagangan manusia berhasil dikeluarkan dengan selamat akhir pekan lalu. Para WNI berhasil dikeluarkan dari perusahaan penipuan online berkedok investasi palsu di Sihanoukville.
Dikutip Menlu mengatakan terdapat empat hal yang memerlukan kerja sama dengan pihak Kepolisian Kamboja.
Menanggapi permintaan Menlu RI tersebut, Kepala Kepolisian Kamboja, sampaikan komitmen penuh untuk memberikan kerja samanya.
Disepakati, tim teknis kepolisian antara kedua negara langsung akan melakukan pertemuan. Antara lain membahas kerja sama investigasi bersama, bantuan hukum timbal balik, penunjukkan orang yang dapat dihubungi.
Hal itu dimaksudkan guna mempercepat penanganan jika kasus serupa muncul kembali. Serta membuat MoU (nota kesepahaman) kerja sama antara polisi untuk penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Pada 2022, kasus semakin meningkat, dengan hingga Juli 2022, tercatat terdapat 298 WNI menjadi korban. Baru 133 di antaranya berhasil dipulangkan.
Bertemu korban
Setelah bertemu dengan Kepala Kepolisian Kamboja, Jenderal Neth Savouen, Menlu RI dan beberapa pejabat Kepolisian Indonesia melakukan pertemuan dengan para WNI korban penipuan dan perdagangan manusia, yang bekerja perusahaan online scam di Sinhanoukville, Kamboja.
62 WNI tersebut telah dibawa oleh KBRI dan berada di Phnom Penh sejak 1 Agustus 2022 dini hari. KBRI Phnom Penh dibantu Kepolisian RI, saat ini tengah pendataan dan verifikasi terhadap para WNI tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI tekankan bahwa keselamatan para WNI selalu menjadi priroitas Pemerintah. Menlu juga sampaikan bahwa Kepolisian kedua negara sepakat untuk memperkuat kerjasama guna mencegah kejadian-kejadian serupa terulang kembali.
Menlu juga berpesan kiranya para WNI ikut membantu pemerintah untuk mengkampanyekan pencegahan perdagangan manusia dengan secara hati-hati mencermati tawaran pekerjaan yang diberikan, dengan iming-iming yang menggiurkan.
Para WNI menyampaikan terima kasih atas langkah penyelamatan yang telah dilakukan dan akan memberikan informasi selengkapnya kepada penyidik Polri untuk proses penegakan hukum terhadap pelaku perekrut di Indonesia.
Setelah proses pendataan dan wawancara selesai dilakukan, KBRI Pnomh Penh akan membantu administrasi keimigrasian dan menfasilitasi kepulangan ke Indonesia.
Sumber: kemenlu