Konferensi Tingkat Menteri WTO Ke-12 digelar di Jeneva, Swiss pada hari Minggu kemarin(12/6).
Konferensi kali ini berlangsung empat hari, para anggota akan mendiskusi masalah kekebalan hak intelektual vaksin virus corona, penanganan wabah, subsidi perikanan, pertanian, ketahanan bahan pangan dan reformasi WTO, para anggota masih akan mengadakan diskusi terkait pekerjaan masa depan WTO.
Dirjen WTO Ngozi Okonjo-Iweala menyatakan, saat
ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis termasuk wabah virus corona,
kelangkaan bahan pangan, perubahan iklim dan konflik regional. Berbagai pihak
harus bersatu padu, bersama mengatasi kesulitan. “Siapa pun tak akan berkembang
dengan baik secara sendirian,” tuturnya.
Iweala menyatakan, pekerjaan WTO telah mencapai kemajuan. Beberapa urusan termasuk HakI vaksin virus corona, penanganan wabah, subsidi perikanan, pertanian dan ketahanan bahan pangan telah menjadi rancangan dokumen, diharapkan konferensi kali ini dapat mencapai lebih banyak hasil.
Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao menghadiri konferensi. Dia menyatakan, mekanisme perdagangan multilateral yang berintikan WTO adalah landasan perdagangan internasional, Tiongkok bersedia dengan berbagai pihak bersama mendorong WTO memainkan peranan lebih besar dalam rehabilitasi ekonomi dunia.
Wang Wentao menyatakan, Tiongkok akan terus memelihara mekanisme perdagangan multilateral dengan aksi riil, mendukung reformasi WTO berkembang ke arah tepat, reformasi harus meningkatkan fungsi WTO, mendorong globalisasi ekonomi agar setiap anggota mendapat keuntungan.
Konferensi Tingkat Menteri WTO adalah badan otoritas pengambilan kebijakan yang tertinggi, biasanya digelar setiap dua tahun. Konferensi Tingkat Menteri ke-12 semula dijadwalkan di ibukota Kazakhstan pada bulan Juni tahun 2020, kemudian ditunda karena wabah, dan mengubah tempat penggelaran ke Jeneva.
Tidak pernah habis-habisnya bukti yang memperlihatkan bagaimana Imperialis China Bersama imperialis AS ada di pihak yang menentang rakyat sedunia… Contoh dibawah gamblang tak dapat dibantah…China Bersama AS dan kekuatan imperialis lainnya serta antek-anteknya berkonferensi untuk menentukan kebijakan yang mematikan ekonomi nasional negeri-negeri Dunia Ketiga!!
LIhat dibawah bagaimana selama bertahun-tahun rakyat berbagai negeri menentang WTO, Lembaga imperialis, dan China ada di dalam WTO!!
Mau bukti apa lagi?????
Kong Yee Sai Mau! Junk WTO!!
AISA leader and JNU Students Union President Mona Das participated in the protest activities of Asian Students Association (ASA) at Hong Kong during the WTO Ministerial. Mona Das reports on the mood of protest at Hong Kong.
Hong Kong , the venue for the 6 th Ministerial meeting of WTO, also witnessed congregation of thousands of protestors from across the globe. When rulers of the world met in the Convention and Exhibition Centre to decide upon the modalities of “free trade”, a few meters from them across the harbour thousands of protestors were determined to derail any agreement which would push millions in the developing world towards extinction. Farmers, workers, women, students, youth, indigeneous people all were united in their protest against US and EU dictated terms of globalization. One of the main agendas of this round of ministerial meeting was to sign Agreement on Agriculture (AoA). Thousands of farmers staged militant protests because the AoA is biased in favour of capital-intensive and corporate agribusiness-driven agriculture. There were farmers from Korea , Japan , Thailand , Indonesia , Philippines , Latin America , Africa , India . For the developing world WTO means death and devastation as it threatens the livelihood of the vast masses of the small and marginal farmers. The struggle of farmers from developed countries like Korea and Japan is to protect their small sized family farms against the onslaught of Transnational Corporations.
Students in one voice rejected commercialisation of education. One the main slogans of the anti-WTO protest was “Education out of GATS!”. Commercialisation of education all across the developing world has meant thousands of students being pushed out of the education system. Asian Students’ Association, a student youth platform in the Asia Pacific was a part of Hong Kong People’s Alliance against WTO and Imperialist Globalization. ASA held a Students’ Conference on Education and Globalisation.
Water cannons, tear gas, pepper spray was being used by the police at the drop of a hat. On the 17 th December more than a thousand protestors were cordoned by the police and the para-military and illegaly detained for more than 9 hours in the open on a cold winter night without food and water. They were arrested one by one only at 4a.m.on Dec. 18 th . We students, migrant workers, women decided to express our solidarity with the protesting farmers being tortured by the police and para-military. We marched on the streets of Hong Kong on the 17 th night with food and water for the farmers detained at the loading docks. We appealed to the common people on the streets in the Causeway Bay shopping area for their solidarity with the anti-WTO protestors. Our numbers swelled with common people from Hong Kong- the hub of capitalism and one of the beneficiaries of globalisation. However the para-military immediately responded by forcibly stopping our march on gunpoint. The corporate media of Hong Kong from the day one was all out to demonise the protestors. The newspapers next morning reported the protest as
“ Battle of Wanchai”. Yes! The protestors did wage a battle against WTO, people’s battle over profit.
Effigy of the WTO on its first outing. At the end of the week it was ceremonially beaten and ripped apart.
No solution in sight from a system that breeds the world’s problems, warns global activists a day ahead of the 10th Ministerial Conference of the World Trade Organization (WTO) in Nairobi, Kenya
Sent from Mail for Windows
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "GELORA45" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke gelora1945+...@googlegroups.com.
Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi https://groups.google.com/d/msgid/gelora1945/1AB03360AE7C4814B74F0E2C0B1C96BF%40A10Live.
Berita hari ini, di Uruguay, ribuan mahasiswa dan guru turun ke jalan menuntut budget lebih besar untuk Pendidikan dan menentang persekusi terhadap kegiatan serikat buruh. Inilah kenyataan perjuangan kelas dan salah satu cara berjuang. Anjing remo sejak dulu sdh berkali=kali mengejek rakyat yang berdemo…. Di KUba tak perlu rakyat menuntut budget lebih besar utk Pendidikan dan kesehatan, karena semuanya sudah diberikan oleh Negara. Kejahatan imperialis AS adalah dengan blockade ekonominya, ada pasien yang sampai mati karena KUba tidak punya akses kepada beberapa macam obat dan alat kedokteran yang sebetulnya dapat menyelamatkan pasien…..
Sent from Mail for Windows
From: Chan CT
Sent: Friday, June 17, 2022 1:30 AM
To: Tatiana Lukman; GELORA45_In
Subject: Re: [GELORA45] Konferensi Tingkat Menteri WTO Ke-12 Fokuskan Beberapa Urusan Krusial
Lhooo, ... siapa yang mengejek orang berdemo, ...??? Yang saya katakan, berjuang mengalahkan imperialisme AS TIDAK CUKUP berteriak-teriak diluar dengan demo saja! Harus ada negara-negara cukup kuat yang berkemampuan melawan dari dalam perut imperialisme! Menggempur imperialisme didalam PBB, WTO, WHO, ... lembaga yang selama ini digunakan imperialisme menipu melestarikan penindasan didunia, ...
Begitulah makin banyak negara-negara didunia ini yang sadar penipuan dan penindasan imperialisme AS, lebih-lebih setelah perang Rusia-Ukraina yang memblejeti tingkah laku munafik AS itu, ... Dan adalah juga kenyataan makin banyak negara-negara didunia ini yang berpaling dan siap bekerjasama dengan RRT. Inilah kenyataan yang terjadi, ...TIDAK TERBANTAHKAN!
From: Tatiana Lukman
Sent: Friday, June 17, 2022 1:06 AM
To: Chan CT
Subject: RE: [GELORA45] Konferensi Tingkat Menteri WTO Ke-12 Fokuskan Beberapa Urusan Krusial
Ah, anjing jaga budukan, sudah begitu jelas bukti yang tak bias dibantah, masih menggonggong terus menuduh roang lain yang tdk melihat kenyataan..Padahal kenyataan di depan matanya tidak dapat dia bantah… Dasar orang reaksioner, anti komunis, bisanya mengejek orang-orang yang berjuang dengan segala macam cara, termasuk demo… anjing remo mana bias mengapresiasi cara orang berjuang…dia tahunya menggonggong, menjilat tuannya….. Yang jelas, hakikat kenyataan bahwa imperialis China ada dalam WTO, sebuah Lembaga imperialis, TIDAK BISA DIA BANTAH… maka larinya mencemooh aksi demonya.. tapi fakta bahwa China berada di dikubu imperialis, SAMA SEKALI TIDAK MAMPU DIA BANTAH!! Itulah fakta yang seharusnya dia bantah, klo memang jujur berdiskusi… Tapi dasar anjing budukan, mana bias berdiskusi pakai otak…bisanya ya hanya menggonggong….menggaruk-garuk budukannya itu!!!
Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi https://groups.google.com/d/msgid/gelora1945/77F19158024046B590F48E8182073780%40A10Live.
Ah, anjing jaga budukan, sudah begitu jelas bukti yang tak bias dibantah, masih menggonggong terus menuduh roang lain yang tdk melihat kenyataan..Padahal kenyataan di depan matanya tidak dapat dia bantah… Dasar orang reaksioner, anti komunis, bisanya mengejek orang-orang yang berjuang dengan segala macam cara, termasuk demo… anjing remo mana bias mengapresiasi cara orang berjuang…dia tahunya menggonggong, menjilat tuannya….. Yang jelas, hakikat kenyataan bahwa imperialis China ada dalam WTO, sebuah Lembaga imperialis, TIDAK BISA DIA BANTAH… maka larinya mencemooh aksi demonya.. tapi fakta bahwa China berada di dikubu imperialis, SAMA SEKALI TIDAK MAMPU DIA BANTAH!! Itulah fakta yang seharusnya dia bantah, klo memang jujur berdiskusi… Tapi dasar anjing budukan, mana bias berdiskusi pakai otak…bisanya ya hanya menggonggong….menggaruk-garuk budukannya itu!!!
Sent from Mail for Windows
From:
Chan CT
Sent: Thursday, June 16, 2022 4:51 PM
To:
Tatiana Lukman; GELORA45_In
Untuk melihat diskusi ini di web, kunjungi https://groups.google.com/d/msgid/gelora1945/77F19158024046B590F48E8182073780%40A10Live.