SINAR
HARAPAN - Presiden Xi
Jinping menyatakan Kongres
Nasional Partai
Komunis China ke-20 sangat penting untuk menentukan arah bagi masa
depan China. Suatu negara sosialis yang demokratis. Kuat. Berbudaya. Makmur.
Harmonis. Beautiful.
Xi mengutarakan hal tersebut pada seminar yang
melibatkan para menteri dan pejabat provinsi di Beijing, 27 Juli 2022.
Pernyataan yang bisa menjadi patokan tentang subjek yang akan dibicarakan pada
Kongres Partai
Komunis China yang dimulai 16 Oktober 2022.
Kongres
berlangsung yang setiap lima tahun sekali itu diikuti semua pejabat pemerintah
pusat dan daerah. Pejabat teras partai komunis dari seluruh negeri.
Partai
Komunis China (PKC) memiliki lebih dari 90 juta anggota. Dari
jumlah, sebanyak itu 2.354 peserta berasal dari 31 provinsi dan akan mengikuti
kongres kali ini.
Ditinjau dari strukturnya PKC terdiri dari Komite
Sentral, sebuah organ politik yang terdiri dari para pemimpin utama partai.
Jumlah anggotanya terdiri dari 205 anggota penuh dan 171 anggota pengganti.
Dari 205 orang
itu, sejumlah 25 di antaranya merupakan anggota Politbiro Partai. Dari ke-25
anggota itu akan dipilih lagi tujuh orang anggota Standing Comitte Party (PSC)
atau Komite Pengarah Partai. PSC ini sangat berkuasa dan berpengaruh.
Komite Tetap Sangat
Berperan
Keputusan mutlak kongres
berada di tangan ke tujuh anggota komite tetap yang sekarang ini terdiri dari Xi
Jinping, Li
Keqiang, Li Zhanshu, Wang Yang,
Wang Huning, Zhao Leji, Han Zheng.
Di antara ke tujuh anggota, hanya Li Zhanzu yang
telah mencapai usia pensiun (68 tahun). Ada kemungkinan dia akan diganti pada
kongres ke-20 ini.
Xi Jinping selain anggota komite pengarah juga
menjabat Presiden, Sekjen Partai dan Ketua Komite Militer Pusat. Tiga posisi
penting yang membuatnya mempunyai kekuasaan mutlak sejak Kongres Partai tahun
2012.
Kongres partai pada tahun ini menarik perhatian
karena Xi berusia 69 tahun. Padahal, biasanya mereka yang berusia 68 tahun sudah
harus memasuki masa pensiun. Apakah Xi akan mengundurkan dari dari ketiga posisi
itu? Apakah Xi hanya akan menyerahkan posisi Sekjen dan Ketua Komite Militer
Pusat?
Apakah hanya jabatan presiden yang akan
dipertahankannya. Mengingat pembatasan masa jabatan presiden sudah dihapus dalam
Kongres pada tahun 2018?
Penghapusan itu membuat Xi memperoleh peluang
menjadi presiden seumur hidup. Persis seperti Mao Zedong. Bukan seperti Jiang
Zemin (1993-2003) atau Hu Jintao (2003-2013).
Persaingan
Kongres
partai mendatang disebut tidak akan sepi dari persaingan. Kelompok Shanghai yang
dibesarkan Jiang Zemin akan bersaing dengan Liga Pemuda Komunis di mana Hu
Jintao berasal.
Xi Jinping berasal dari kelompok Shanghai tetapi
dia juga telah membangun kelompoknya sendiri yang berasal dari berbagai
provinsi. Liang Yanshun. Sun Shaocheng. Ni Yuefeng. Cai Qi. Li Xi. Chen Min’er.
Li Qiang dikategorikan sebagai anggota kelompoknya. Juga Wang Xiaohong
yang sekarang menjabat menteri keamanan.
Sebagaimana banyak pemimpin di berbagai negara,
pemerintahan Xi Jinping juga terdampak wabah Covid-19. Dia disebut terlampau
ketat menerapkan peraturan sehingga berbagai indikator ekonomi seperti investasi
karut-marut. Produksi sektor industri termasuk penjualan eceran melemah. Utang
di sektor properti menumpuk. Konsumen properti di sejumlah kota mengeluh karena
belum mendapat apartemen. Pengangguran di kalangan anak muda telah mencapai
20%.
Problem yang dihadapi sebenarnya serupa dengan
yang ditemui para pemimpin negara lain akibat wabah Covid-20 yang terjadi dua
tahun terakhir ini. Bank Dunia menyatakan, wabah telah menggoncangkan
perekonomian dunia dan membangkitkan krisis ekonomi global terbesar dalam
seratus tahun terakhir. Krisis secara dramatis menyebabkan kenaikan
ketidaksetaraan di dalam negara yang bersangkutan dan antar negara.
Data itu
sekaligus menunjukkan kondisi ekonomi China pasca wabah serupa yang dialami
negara lain. Sementara dampak perang di Ukraina dalam jangka pendek
mempengaruhi perbankan. Operasionalisasi perusahaan dan lembaga keuangan.
Perdagangan dan transaksi energi China dengan Rusia.
Namun Bank
Dunia juga menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) China pada 2022 tetap berada
diurutan kedua dengan US$14,72 Triliun. Amerika Serikat di posisi pertama dengan
US$20,89 Triliun. Jepang di urutan ketiga US$5,06 Triliun. Adapun Indonesia di
posisi ke 15 dengan US$1,05 Triliun.
Sekalipun menghadapi kondisi ekonomi yang tidak
mudah. Para anggota gang Jiang Zemin seperti Li Hongzhong (dari Provinsi
Tianjin), Wang Weizhong (Guandong) dan Yuan Jiajun (Zhe Jiang) menyatakan
penghargaan terhadap kepemimpinan Xi Jinping.
Belt and Road
Initiaves
Kepemimpinan
Xi telah berhasil merealisasikan program Belt and Road Initiatives (BRI).
Menurut Green Finance and Development Centre, sejumlah 146 negara turut serta
dalam program itu di samping 32 organisasi internasional.
Negara-negara
Barat menyebut program BRI merupakan bagian dari kebijaksanaan China yang
assertive atau tegas. Malah diartikan sombong apabila kebijaksanaan Xi di Laut
China Selatan turut diperhitungkan.
Tampaknya Xi tidak akan mengalami kesulitan dalam
Kongres Nasional PKC ke-20 ini. Salah seorang penantangnya, Tuanpai dari
kelompok Hu Jintao dan Li Keqiang telah meredup.
Meskipun
demikian kalangan domestik maupun internasional akan menanti kebijaksaan ekonomi
Xi setelah pertumbuhan ekonomi China mencapai 2,2% di paruh pertama tahun ini.
Apakah dia bisa mengendalikan ketidakpuasan?
Sejarah pasca
Deng Xiaoping juga mengajarkan apabila terjadi pergantian kepemimpinan maka
dampaknya tidak drastis seperti Revolusi Kebudayaan.***
Sumber: opini