Dear Pak Sugi dan konco2 yang lain,
Jika kita bicara secara harga sewa truck memang betul Pak. Secara angka antara Vendor dan Customer harga truck lama akan lebih murah dari mobil2 yang baru, tetapi jika bicara faktor diluar harga jual, mungkin bisa lebih mahal. kita adalah perusahaan pengangkutan yang mengoperasikan truck lama dan truck baru. Jika kita open cost, maka depresiasi mobil lama itu sudah tidak ada karena sudah fully depreciated / nilai bukunya 0. Akan tetapi jika kita bicara maintenance cost, social dan environmental costnya juga cukup tinggi. Dari segi maintenance cost mobil yang sudah tua itu akan lebih sering berhenti di pool untuk diperbaiki. Waktu truck ini berhenti biasanya jarang diperhitungkan berapa biaya waktu untuk truck ini diperbaiki karena stnk dan kir juga akan tetap dibayar per 12 bulan / 6 bulan sekali. Selain perbaikan mesin itu dilakukan setiap 700.000 – 1.000.000 KM. jika mobil sudah tua turun mesin itu harus benar2 diperhatikan karena jika tidak dilakukan oleh orang yang benar2 berkompten akan turun berkali2 juga. selain itu mesin yang sudah diturunkan dengan sparepart yang tidak original dan tenaga mekanik yang benar umurnya juga mungkin tidak sampai ½ umur yang seharusnya. Selain itu tempat yang dipakai untuk memperbaiki kan kita juga bayar PBB nya itu juga harus diperhatikan dan dihitung. Jika kita banyak unit lama dari baru, kita yang jelas akan berubah dari perusahaan pengangkutan menjadi bengkel truck.
Jika kita bicara social dan environmental cost, kecelakaan yang seharusnya bisa dicegah itu sangat sering terjadi karena maintenancenya buruk. Kita bicara minyak rem saja, berapa dari kita yang pernah menguras minyak rem? Jika minyak rem tidak pernah dikuras selama umur kendaraan maka akan menimbulkan micro deposits di pipa2 di sistim rem. Terus merusak sil2 dan akhirnya rem blong. Membunuh ratusan orang. Berapa harga nyawa ya. Sangat ironic kata brimob di papua, semua mahal di sini kecuali nyawa di artikel yg saya baca bbrp waktu lalu. Environmental impact, kita semua ini berhak loh udara yang bersih. Kalo perlu diketahui rata2 hidup orang di indonesia itu 65 tahun. Di negara lain bisa 80 bahkan 90 tahun jadi karena pencemaran kendaraan yang begitu buruk sampai umur kita juga harus berkurang. Berapa nilai additional 15-25 tahun umur kita2 ini apa tidak ada harganya juga. saya pernah diundang untuk mensupply salah satu perusahaan FMCG ternama di Indonesia, mereka bilang seperti ini kita pakai unit2 lama aja pak biar harganya murah. perlu digaris bawahi unit2 lama itu tidak akan bisa tumbuh lagi karena unitnya itu2 saja. selain itu dalam meningkatkan bottom line apalagi perusahaan ternama harus memperhatikan social dan environmental impact ini, jangan hanya menekan cost saja. selalu ada cara yang bisa dilakukan untuk menekan cost hubungi perusahaan angkutannya tanayakan ada ide kreatif apa untuk menurunkan biaya total logistik ini. lagian pengangkutan sudah berevolusi menjadi perusahaan konsultasi kok. No solution fits all. Yang diperlukan hanya kemauan kok.
Sebenarnya saya juga setuju dengan penggunaan unit2 lama tapi harus benar2 di regulasikan. Di negara2 lain yang sudah berkembang, penggunaan kendaraan bekas ini benar2 diregulasi karena social dan environmental impact itu tadi. Di Australia contohnya kendaraan tiap 5 tahun atau 10 tahun saya tidak ingat, harus memeriksakan diri ke bengkel2 yang ditunjuk oleh RTA (road and transport authority) untuk mendapatkan pink slip agar bisa diperpanjang STNK nya. Disana benar2 di check apakah kendaraan2 tersebut bisa layak untuk diperasikan. Penilaian dilakukan di bengkel yang ditunjuk RTA ataupun pabrik mobilnya. Di Malaysia contohnya kendaraan eks jepang juga masih dipakai tetapi harus benar2 di rekondisi total agar bisa beroperasi di jalan. Jika kendaraan tua dibiarkan terus berlalu lalang tanpa adanya regulasi kuat yang mengatur, alhasil ya kita semua yang jadi korban, seluruh masyarakat dan lingkungan. Nyawa melayang begitu saja karena sesuatu yang bisa dicegah, umur menjadi lebih pendek sungguh sayang.
Rgd,
Kyat
From:
indo_log...@yahoogroups.com [mailto:indo_log...@yahoogroups.com] On
Behalf Of Sugi Purnoto
Sent: 26 Nopember 2013 9:23
To: indo_log...@yahoogroups.com
Subject: Bls: [ALI] [NEWS] Kompas, 25 November 2013: "Angkutan Tua
Sebabkan Biaya Mahal"
Dear Rekan-Rekan sekalian,
Membaca article dibawah yang disampaikan oleh rekan kita dari ALFI, mengenai "angkutan tua sebabkan biaya logistics mahal" Pertanyaannya kemudian apakah ini betul??? setahu saya dengan semua data-data dan fakta dilapangan justru berbanding terbalik.
Angkutan-angkutan yang sudah tua inilah justru yang membuat tarif transportasi tidak bisa naik menjadi lebih baik, karena sudah pasti deperesiasinya sudah Nol, tidak ada biaya leasing, maintenance hanya mahal sedikit, biaya operasional khususnya BBM lebih boros sedikit, dan biaya komisi drivernya sama.
Hal inilah sebenarnya yang saya sampaikan pada saat menjadi nara sumber untuk world bank dalam revitalisasi transportasi di Indonesia.
Angkutan yang usianya sudah tua-tua ini, baik di angkutan darat maupun angkutan laut justru membuat kompetisi biaya transport cenderung turun kebawah dibandingkan naik keatas, sehingga pernyataan bahwa "Angkutan tua sebabkan biaya logistic mahal" perlu ditinjau kembali, karena kondisi riilnya berbanding terbalik.
Mungkin ada pendapat dari rekan-rekan yang lain, Khususnya Pak Gemilang Tarigan yang menguasai 80% angkutan khusus pelabuhan yang sudah diatas 15 tahun.
Terima kasih.
Salam,
Sugi Purnoto.
Pada Senin, 25 November 2013 8:21, Meta <me...@ali.web.id> menulis:
Angkutan Tua Sebabkan Biaya Mahal
Kompas
Senin, 25 November 2013
JAKARTA, Kompas – Mahalnya biaya logistik Indonesia, yakni sebesar 14 persen dari biaya produksi, membuat daya saing produk Indonesia kalah dengan negara-negara di ASEAN. Jika Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlaku tahun 2015 nanti, bisa dipastikan produk Indonesia akan kalah bersaing.
Menurut Yukki Nugrahawan Hanafi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), salah satu yang membuat mahalnya biaya logistik Indonesia adalah kondisi kendaraan logistik yang sudah tua. “Angkutan logistik adalah alat produksi, bukan kendaraan pribadi. Namun, pemerintah menempatkan angkutan logistik sebagai kendaraan pribadi. Akibatnya pajak dan kebijakan yang berlaku sangat mahal,”kata Yukki, Minggu (24/11).
Dia menuturkan dari 18.000 kendaraan logistik yang masuk dan keluar Jakarta, hanya sekitar 20 persen yang usianya dibawah lima tahun. Sisanya, kendaraan logistik seperti truk dan peti kemas berusia di atas delapan tahun.
Sudah saatnya pemerintah mengambil kebijakan fiskal bagi angkutan logistik. Caranya, menetapkan sebagai kendaraan produksi. Begitu juga dengan suku cadang kendaraan produksi tidak perlu dikenakan bea masuk. Dengan demikian bea masuk dan skim kredit yang dikucurkan akan lebih murah, sehingga pengusaha mampu untuk meremajakan truknya,” ujar Yukki.
Yukki mengakui, selam ini permintaan akan truk sangta tinggi. Namun, pemerintah harus melihat tujuan pembelian truk itu, apakah untuk pertambangan, perkebunan, atau untuk peremajaan. Dengan truk yang selalu diremajakan tepat waktu, maka akan mengurangi kemacetan, serta keamanan dan keselamatan di jalan raya terjaga.
Sementara itu dalam Rapat Kerja Nasional Ke- II 23rd AFFA (ASEAN Federation of Forwarders Association) Annual General Meeting yang diselenggarakan pada Jumat dan Sabtu pekan lalu di Jakarta, Ketua Umum ALFI/ILFA Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa tingginya ongkos logistik di Indonesia karena belum diterapkannya Sistem Logistik Nasional dan rendahnya infrastruktur di Indonesia.
Industri logistik di Indonesia yang diestimasi bernilai Rp. 1.426,9 triliun akan terus bertumbuh hingga mencapai 20 persen sehingga menjadikan industri ini sebagai salah satu sektor yang sangat menggiurkan.
Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, untuk meningkatkan jalur logistik di Sumatera, pemerintah sedang merencanakan pembangunan jalur kereta trans Sumatera. (ARN)
__._,_.___
Asosiasi Logistik
Indonesia [ALI]: "Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di
bidang profesi Supply Chain dan Logistik, serta menjadi wadah komunikasi bisnis
dan industri untuk bidang Supply Chain dan Logistik di Indonesia"
Website: www.ali.web.id
ALI Corporate Friends:
Keppel Puninar Logistics | Enhancing Your Supply Chain
CKB Logistics | The Best Logistics Solutions for Your Business
Sembada Pratama | The 1st School of Supply Chain & Logistics - where
you learn hands-on
Join ALI in Facebook: http://www.facebook.com/group.php?gid=21814854217
Your email settings: Individual
Email|Traditional
Change
settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch
delivery to Daily Digest | Switch
to Fully Featured
Visit
Your Group | Yahoo!
Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___