Saya kira respon dari Ron Jeffries sudah cukup :)
http://gilesbowkett.blogspot.com/2015/03/why-ron-jeffries-should-basically-just.html
I don't see Scrum as a methodology at all. It never was a methodology. Making Scrum as a methodology has never been the intention of the creator. Scrum itself should not be the end goal. The ultimate goal should be making developers and their customers happy. And Scrum should be used as a framework to discover how we together can collectively meet that ultimate goal. Once our brain can digest that, everything else will just follow. XP cannot beat Scrum, it compliments Scrum. If we still use or see Scrum as a methodology then we have failed to understand what Scrum is all about and spend more time learning more about Scrum.
"I'm not a huge fan of methodologies, but in my opinion, Extreme Programming beats Scrum. ". So, Scrum is bullshit, XP is the true way :)
Implemen XP juga harus baca TDD is dead-nya DHH dan most unit testing is useless oleh James Coplien.
Saya kira respon dari Ron Jeffries sudah cukup :)
http://gilesbowkett.blogspot.com/2015/03/why-ron-jeffries-should-basically-just.html
--
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Dari: Joshua Partogi Terkirim: Sabtu, 14 Maret 2015 13.07 Balas Ke: scrum-i...@googlegroups.com Perihal: RE: [scrum-indonesia] Kritik terhadap Agile dan Scrum |
Not anymore. Scrum has evolved a lot in the past decade. That article was written by Martin Fowler in 2005. This article represent what Scrum is all about is: http://guntherverheyen.com/2013/03/21/scrum-framework-not-methodology/
The latest Scrum Guide never define Scrum as methodology. You should keep yourself updated before mocking something.
Jadi Scrum tidak termasuk Agile Methods seperti yang ditulis Fowler di sini: http://www.martinfowler.com/articles/newMethodology.html
On Mar 14, 2015, at 3:48 PM, Irwansyah Irwansyah <irwa...@gmail.com> wrote:Bila Scrum sudah bukan bagian dari Agile methods maka tolong hentikan
penggunaan kata Agile di Scrum. Scrum bukanlah Agile methods maka
Scrum bukanlah Agile
What is your definition of Agile?
Bear in mind that method and methodology are two different thing. Don't mix them up.
Jiaaaah. Jadi lu sendiri kagak bisa jelasin apa itu Agile dengan kata-kata elu sendiri dan cuma bisa copy-paste link blog si Fowler? Dan dengan pemahaman itu elu bilang Scrum sucks? WT* man????
Yaaaaah ternyata cuma sejauh itu doang lu bisa jelasin apa itu Agile, cuma bisa mengutip apa kata Fowler. Karena elu bilang Scrum is bullshit gw mengharap penjelasan yang lebih dalam lagi dari ini. Elu tidak mau sok tahu tapi seolah-olah sudah merasa yang paling tahu dengan bilang Scrum is bullshit. Karena seseorang yang bisa bilang sesuatu is bullshit berarti yang bersangkutan sudah pakar banget dan tahu kelemahan sesuatu itu.
Argue dengan orang yang ternyata berlogika di atas pemahaman yang dangkal? It's a waste of my time.
Bung Irwan ini wawasannya luas sekali, dari Agile sampai ke Taichi...
sent from my mobile device.
Thanks, best regards.
Lalu apa aja masalahnya di sana? Apa yang bisa disolve oleh Scrum?
Uphill battle karena menurut mereka Scrum tidak bawa value apa-apa.
>> >&
Masih belum jelas apa masalahnya di sana dan bagaimana Scrum bisa solve masalah tersebut?
Ambil contoh di dunia Rails, software architecturenya amburadul yang akibatnya maintenance cost makin lama-makin mahal. Problem kayak gini gak mungkin bisa disolve sama Scrum. Itu contoh nyata dan kasusnya banyak sekali.
Kenapa Scrum bullshit? Karena Scrum kagak ngomongin engineering sama sekali. Mana mungking engineering bisa keimprove tanpa engineering skill yang mumpuni atau tanpa metodologi yang mengatur engineering.
Contoh lagi, working alone ada baik dan buruknya. Buruknya, si engineer stress sendirian. XP salah satunya practice pair programming, itu bikin programming jadi menyenangkan dan team bonding jauh lebih baik.
Itu baru dua contoh aja. Masih banyak contoh problem lainnya.
Tergantung problem yang dihadapi. Namun, kasarnya bisa dibilang yang menyenangkan dan bukan bullshit sih XP. Yang bukan bullshit tapi tidak menyenangkan, waterfall. Waterfall is playing to not lose while XP is playing to win.
Waterfall mengatur proses requirements gathering, development, testing. Tentu itu menyentuh engineering.
Kalau Kanban dan Lean saya tidak tahu.
Nah, bagaimana dengan Scrum?
With respect, positive thinking, and :)
Dari ceritanya, ada XP dengan TDD, SOLID,dan standup meetingnya. Ada juga minjem teknik dari manajemen project migas. Bisa terlihat, harus banyak minjem teknik sana sini. Tanpa itu semua, dijamin gagal. Saya malah melihatnya anda doing XP daripada Scrum.
Scrumnya cuma untuk bakar kalori? :D
Ini ada link perbedaan XP dan Scrum:
http://www.mountaingoatsoftware.com/blog/differences-between-scrum-and-extreme-programming
Menurutku, bagi pengikut fanatiknya scrum itu seperti paradigma ,platform atau agama mungkin. Nah karena itu semua perusahaan bisa di scrumkan secara ekstrimnya, dengan mengeliminasi orang2 yang pernah di dunia waterfall. Jadi sangat cocok misalnya scrum di perusahaan tempe, tahu, garment, mainan anak2, snack , rokok dll. Sedangkan XP itu khusus di software development .
Yang paling aku suka dari joshua adalah opininya bahwa yang terpenting developer bisa happy.
Cmiiw.
Agile sebenarnya juga cuma framework karena Agile Manifesto hanya berupa prinsip-prinsip dan nilai-nilai.
Banyak framework dan metodologi yang diciptakan untuk mengimplementasikan Agile Manifesto seperti Scrum, XP, RUP, dsb.
Scrum menjadi paling populer diterapkan di dunia Agile karena ia adalah lightweight framework dan sangat baik untuk inspect and adapt. Begitu lincahnya si Scrum dengan tetap berpegang pada its principles and values bahkan mulai merambah ke dunia marketing dan manufacturing.
Hipotesis bahwa Scrum bukan bagian dari Agile memerlukan tesis doctoral, karena Scrum coauthor si Jeff Shutterland adalah seorang PhD :)
>> kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>> --
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia
>> Community" di Google Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
> --
Jelas di bagian akhir Scrum disebut dalam artikel itu.
Martin Fowler bilang bahwa Flaccid-Scrum itu bukan Scrum. Flaccid Scrum adalah Scrum yang tidak menuju penggunaan good practice dev method.
Scrum tidak prescriptive tentang dev method sehingga bisa ditempel dengan method apa saja dan yang populer adalah XP. Ini favorit saya.
Bahkan RUP pun bisa di-attach ke dalam Scrum. Silakan googling Scrum RUP.
Saya juga pernah baca bagaimana project BPM dijalankan secara Scrum.
http://martinfowler.com/snips/201401291515.html
On Saturday, March 14, 2015, Irwansyah <irwa...@gmail.com> wrote:
Jadi Scrum tidak termasuk Agile Methods seperti yang ditulis Fowler di sini: http://www.martinfowler.com/articles/newMethodology.html
I don't see Scrum as a methodology at all. It never was a methodology. Making Scrum as a methodology has never been the intention of the creator. Scrum itself should not be the end goal. The ultimate goal should be making developers and their customers happy. And Scrum should be used as a framework to discover how we together can collectively meet that ultimate goal. Once our brain can digest that, everything else will just follow. XP cannot beat Scrum, it compliments Scrum. If we still use or see Scrum as a methodology then we have failed to understand what Scrum is all about and spend more time learning more about Scrum.
On Mar 14, 2015 10:24 AM, "Irwansyah" <irwa...@gmail.com> wrote:
"I'm not a huge fan of methodologies, but in my opinion, Extreme Programming beats Scrum. ". So, Scrum is bullshit, XP is the true way :)
Implemen XP juga harus baca TDD is dead-nya DHH dan most unit testing is useless oleh James Coplien.
Sent: 14/03/2015 8:15
To: scrum-i...@googlegroups.com
Subject: [scrum-indonesia] Kritik terhadap Agile dan Scrum
Saya kira respon dari Ron Jeffries sudah cukup :)
http://gilesbowkett.blogspot.com/2015/03/why-ron-jeffries-should-basically-just.html
--
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Agile sebenarnya juga cuma framework karena Agile Manifesto hanya berupa prinsip-prinsip dan nilai-nilai.
Banyak framework dan metodologi yang diciptakan untuk mengimplementasikan Agile Manifesto seperti Scrum, XP, RUP, dsb.
Scrum menjadi paling populer diterapkan di dunia Agile karena ia adalah lightweight framework dan sangat baik untuk inspect and adapt. Begitu lincahnya si Scrum dengan tetap berpegang pada its principles and values bahkan mulai merambah ke dunia marketing dan manufacturing.
Hipotesis bahwa Scrum bukan bagian dari Agile memerlukan tesis doctoral, karena Scrum coauthor si Jeff Shutterland adalah seorang PhD :)
Bila Scrum sudah bukan bagian dari Agile methods maka tolong hentikan
penggunaan kata Agile di Scrum. Scrum bukanlah Agile methods maka
Scrum bukanlah Agile
On 3/14/15, Joshua 스크람 Partogi <joshua....@gmail.com> wrote:
> Not anymore. Scrum has evolved a lot in the past decade. That article was
> written by Martin Fowler in 2005. This article represent what Scrum is all
> about is:
> http://guntherverheyen.com/2013/03/21/scrum-framework-not-methodology/
>
> The latest Scrum Guide never define Scrum as methodology. You should keep
> yourself updated before mocking something.
> On Mar 14, 2015 4:23 PM, "Irwansyah" <irwa...@gmail.com> wrote:
>
>> Jadi Scrum tidak termasuk Agile Methods seperti yang ditulis Fowler di
>> sini: http://www.martinfowler.com/articles/newMethodology.html
>> ------------------------------
>> From: Joshua Partogi <jpar...@scrum.co.id>
>> Sent: 14/03/2015 13:07
>> To: scrum-i...@googlegroups.com
>> Subject: RE: [scrum-indonesia] Kritik terhadap Agile dan Scrum
>>
>> I don't see Scrum as a methodology at all. It never was a methodology.
>> Making Scrum as a methodology has never been the intention of the
>> creator.
>> Scrum itself should not be the end goal. The ultimate goal should be
>> making
>> developers and their customers happy. And Scrum should be used as a
>> framework to discover how we together can collectively meet that ultimate
>> goal. Once our brain can digest that, everything else will just follow.
>> XP
>> cannot beat Scrum, it compliments Scrum. If we still use or see Scrum as
>> a
>> methodology then we have failed to understand what Scrum is all about and
>> spend more time learning more about Scrum.
>> On Mar 14, 2015 10:24 AM, "Irwansyah" <irwa...@gmail.com> wrote:
>>
>>> "I'm not a huge fan of methodologies, but in my opinion, Extreme
>>> Programming beats Scrum. ". So, Scrum is bullshit, XP is the true way :)
>>>
>>> Implemen XP juga harus baca TDD is dead-nya DHH dan most unit testing is
>>> useless oleh James Coplien.
>>> ------------------------------
>>> From: Ivan Darmawan <ivan.d...@gmail.com>
>>> Sent: 14/03/2015 8:15
>>> To: scrum-i...@googlegroups.com
>>> Subject: [scrum-indonesia] Kritik terhadap Agile dan Scrum
>>>
>>> Saya kira respon dari Ron Jeffries sudah cukup :)
>>>
>>>
>>> http://gilesbowkett.blogspot.com/2015/03/why-ron-jeffries-should-basically-just.html
>>>
>>>
>>> --
>>> Regards,
>>> Ivan Darmawan <http://accind.splashthat.com>
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Scrum Indonesia
> Community" dari Google Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Eh iya , itu bener sekali.
Dengan syarat itu di setujui oleh penguji.
Dan kalau ada pihak yg tidak setuju , maka tinggal buat research untuk melawan itu.
Begitu kan cara kerja nya
Thx,
Edwin
debat nya udah gak sehat nih...
please cool down...
Mengutip pernyataan dosen saya di kampus: "Tidak ada satu cara yang bisa berhasil di setiap case. Namun pasti ada satu cara yang tepat untuk suatu menyelesaikan case".
Agak sedikit kurang bijak rasanya jika menganggap suatu cara sebagai "bullshit" jika hanya melihat dari case-case yg tidak berhasil. Saya rasa setiap organisasi itu unik, tidak semuanya bisa (mungkin belum) diselesaikan dengan Scrum. Pun to be fair, juga berlaku hal yang sama dengan metodologi yang lain, tidak semuanya bisa diselesaikan dengan let say Waterfall, Incremental, dll.
Itu sih pendapat saya. Tapi apalah saya cuma mahasiswa yang berharap bisa dapat ilmu lewat mailing list ini. Semoga rekan-rekan di sini bisa kembali berdiskusi dengan sehat..
Terima kasih..
Regards,
Artanto Ishaam (Pepe)
http://ishaam.com
Sent from mobile
debat nya udah gak sehat nih...
please cool down...
On Mar 15, 2015 6:46 PM, "Irwansyah" <irwa...@gmail.com> wrote:
Waduh, kalau seorang PHD bilang tai kambing enak ente gak berani nolak dong karena bagi ente nolak harus pake tesis doktoral dulu. Cara berfikir anda ini fallacy.
From: Ivan Darmawan
Sent: 15/03/2015 5:56
To: scrum-i...@googlegroups.com
Subject: Re: [scrum-indonesia] Kritik terhadap Agile dan ScrumAgile sebenarnya juga cuma framework karena Agile Manifesto hanya berupa prinsip-prinsip dan nilai-nilai.
Banyak framework dan metodologi yang diciptakan untuk mengimplementasikan Agile Manifesto seperti Scrum, XP, RUP, dsb.
Scrum menjadi paling populer diterapkan di dunia Agile karena ia adalah lightweight framework dan sangat baik untuk inspect and adapt. Begitu lincahnya si Scrum dengan tetap berpegang pada its principles and values bahkan mulai merambah ke dunia marketing dan manufacturing.
Hipotesis bahwa Scrum bukan bagian dari Agile memerlukan tesis doctoral, karena Scrum coauthor si Jeff Shutterland adalah seorang PhD :)
>> kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>> --
>> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia
>> Community" di Google Grup.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
>> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>>
>
> --
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Scrum Indonesia
> Community" dari Google Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" dari Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Lho kok malah dibilang ngeles? Saya semakin bingung dengan logika anda berpikir. Dengan menggunakan logika berpikir anda, berarti kalau Martin Fowler bilang tahi kambing enak berarti anda percaya dong. Wikipedia juga bukan selalu sumber yang terpercaya karena siapa saja bisa edit.
Referensi saya tentang Scrum yang dari foundernya di http://scrumguides.org
Saya respek Martin Fowler dan saya dengerin dia kalau ngomongin tentang XP karena dia memang salah satu pionir XP. Tapi kalau Scrum ya dengerin sumbernya Ken&Jeff karena mereka pionirnya.
Gpp lah. Kalau di milis lain yang kayak beginian mungkin sudah ditutup topiknya.
Salah satu kebiasaan buruk dari orang Indonesia yang saya lihat adalah mengakomodir atau lari dari konflik, tapi masalah baru ketahuan di akhir proyek dan sudah terlalu besar.
Disini saya mengajak teman-teman, terutama yang Scrum Master, untuk latihan meng-coaching. Siapa tahu dari thread ini ada yang bisa menemukan teknik-teknik baru untuk coaching anggota tim? Bagaimana kalau orang-orang seperti Irwansyah adalah salah satu anggota tim anda? Apa yang anda akan lakukan sebagai SM?
With respect, positive thinking, and :)
Kenapa kita sangat senang mencari perbedaan dan menghabiskan waktu untuk ngotot2an membahas perbedaan. Itu ya? Bukannya lebih baik kita membahas hal-hal yg complimentary..jadi diskusi nya lebih mengerucut dan bermanfaat.
Buat oom irwansyah, setau saya milis ini member nya orang2 yg ingin belajar scrum ...jadi kaya nya kurang appropriate kalau oom irwansyah di milis ini malah mengutarakan ketidak sukaan oom ama scrum dan membanding2kan dengan XP dll.
Tidak ada sistem yg sempurna...semuanya masalah preferensi kita.
Cheers,
Gunanda
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
Buat oom irwansyah, setau saya milis ini member nya orang2 yg ingin belajar scrum ...jadi kaya nya kurang appropriate kalau oom irwansyah di milis ini malah mengutarakan ketidak sukaan oom ama scrum dan membanding2kan dengan XP dll.
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
Kenapa kita sangat senang mencari perbedaan dan menghabiskan waktu untuk ngotot2an membahas perbedaan. Itu ya? Bukannya lebih baik kita membahas hal-hal yg complimentary..jadi diskusi nya lebih mengerucut dan bermanfaat.
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
Segala sesuatu bisa dilihat dari berbagai perspektif dan segala sesuatu bisa kita ambil sisi positifnya. Saya belajar ini dari anak saya yang masih duduk di bangku TK yang sudah diajar tentang multi-dimensional thinking oleh gurunya.
Apa yang orang lain bilang flamewar, saya mau bilang ini sebagai passionate debate. Banyak inovasi di dunia ini yang berawal dari passionate debate. Saya belajar pentingnya passionate debate dalam sebuah perusahaan dari Tim Scrum yang sedang saya coaching. Passionate debate akan menghasilkan komitmen dalam tim. Banyak proyek IT di Indonesia yang gagal karena tidak adanya komitmen di dalam stakeholder dan di dalam tim. Dan akar masalahnya adalah karena orang-orang Indonesia cenderung menghindar atau mengakomodir konflik. Orang Indonesia tidak berani untuk masuk ke dalam passionate debate.
Sangat memungkinkan dalam sebuah passionate debate kita melihat orang-orang akan menggunakan kata-kata yang tidak sepantasnya. Tetapi orang-orang bisa mengeluarkan kata-kata tersebut karena mereka merasa aman untuk menjadi dirinya apa adanya. Di milis lain saya tahu hal seperti ini sudah di-banned atau diblok. Di milis ini bebas saja untuk jadi diri sendiri karena itulah realita hidup.
Anyway saya sudah belajar dari Irwansyah karena saya juga sedang belajar untuk memberanikan diri untuk masuk ke dalam sebuah passionate debate. Terima kasih sudah mengingatkan saya untuk tidak lari dari konflik seperti Ron Jeffries.
Cheers.
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
Dilanjutkan saja. Ini adalah realita hidup.
Oleh karena itu di komunitas Scrum sekarang juga sudah banyak praktisi Scrum yang melakukan preaching kalau, "Scrum without engineering practices is going to fail".
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
With respect, positive thinking, and :)
On Mar 15, 2015 6:46 PM, "Irwansyah" <irwa...@gmail.com> wrote:
Waduh, kalau seorang PHD bilang tai kambing enak ente gak berani nolak dong karena bagi ente nolak harus pake tesis doktoral dulu. Cara berfikir anda ini fallacy.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "Scrum Indonesia Community" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke scrum-indones...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.