Internet Mahal

20 views
Skip to first unread message

boy avianto

unread,
Oct 19, 2005, 12:40:10 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Ini sebenarnya pertanyaan klasik dan sering sekali dipertanyakan orang
tetapi belum pernah ada jawaban yang memuaskan dan konkrit, rata-rata
jawabannya masih bersifat spekulasi, opini ataupun 'penuduhan' -
paling tidak buat saya.

Jadi sebenarnya "Kenapa biaya akses internet di Indonesia sangat mahal
apabila dibandingkan dengan negara lainnya?"

Sekedar melepaskan rasa penasaran =)

--
<avianto /> - http://avianto.com/

Jay adalah Yulian

unread,
Oct 19, 2005, 1:13:22 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada tanggal 10/19/05, boy avianto <avi...@gmail.com> menulis:
>
> Jadi sebenarnya "Kenapa biaya akses internet di Indonesia sangat mahal
> apabila dibandingkan dengan negara lainnya?"

karena infrastrukturnya mahal


--
http://yulian.firdaus.or.id/

Ikhlasul Amal

unread,
Oct 19, 2005, 1:14:32 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:
>
> Ini sebenarnya pertanyaan klasik dan sering sekali dipertanyakan orang
> tetapi belum pernah ada jawaban yang memuaskan dan konkrit, rata-rata
> jawabannya masih bersifat spekulasi, opini ataupun 'penuduhan' -
> paling tidak buat saya.
>

Barangkali sampai hari ini belum ada pihak yang kompeten menjawab
dengan lugas persoalan tersebut. Mereka yang tahu, mengalihkan ke
topik-jawaban lain. Mereka yang belum tahu, melakukan analisis
berdasarkan sejumlah fakta di lapangan.

*ah, ini juga spekulasi... ;)

--
amal

baskara

unread,
Oct 19, 2005, 1:17:07 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:
>
Saya jawab dengan pertanyaan balik, "Mengapa biaya akses Internet di
luar Indonesia ada yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan di
Indonesia?".

Jawaban saya itu pertanyaan itu: yang punya Internet kan mereka. :-)

Arie Reynaldi Z

unread,
Oct 19, 2005, 1:26:08 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
> Saya jawab dengan pertanyaan balik, "Mengapa biaya akses Internet di
> luar Indonesia ada yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan di
> Indonesia?".
>
> Jawaban saya itu pertanyaan itu: yang punya Internet kan mereka. :-)

Rata-rata yang jawab teman-teman yang gak di indonesia atau yang punya
ISP.. Mungkin karena biaya internet di indonesia sangat mahal, sampai
untuk balas email aja butuh waktu khusus agar hemat bandwidth :D

--
Arie Reynaldi Zanahar
reymanx at gmail.com
http://www.reynaldi.or.id

Adjie

unread,
Oct 19, 2005, 2:20:39 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
.
> >
> > Jadi sebenarnya "Kenapa biaya akses internet di Indonesia sangat mahal
> > apabila dibandingkan dengan negara lainnya?"
> >
> > Sekedar melepaskan rasa penasaran =)
>
> Saya jawab dengan pertanyaan balik, "Mengapa biaya akses Internet di
> luar Indonesia ada yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan di
> Indonesia?".
>
> Jawaban saya itu pertanyaan itu: yang punya Internet kan mereka. :-)
>


jawaban baskara dan jay ada benarnya, cuman saya mau nanggapi jay
kenanapa mahal, pada prinsipnya ngga mahal kalau di hitung dari cost
on investment yang sebenarnya, product yang di jual vendor dari eropa
untuk asia sebenarnya bukan the lastest technology, karena di europe
internet (adsl) sudah sampai 20MB (ADSL 2+).Tapi kenapa jadi mahal
walaupun technologi di Indonesia kadang sudah hampir face out, gini
pada saat process tendering biasanya vendor yang jualan di indonesia
telah memasukan biaya entertainment dan biaya biaya lainnya untuk
karyawan ISP dari level menengah sampai level atas dari process dan
ini diluar biaya marketing. jadi sebenarnya margin yang di dapat oleh
vendor juga tidak besar, dan pada akhirnya nilai project untul
investasi internet buat operator menjadi besar karena yaa di nikmati
sebagin kecil karyawan operator tsb. yang pada akhirnya operator harus
membebankan biaya tinggi ke end user karena sudah "invest" yg cukup
besar. semua akibat siluman korupsi, makanya ngga heran kita setara
dengan negara korup di afrika, masih nomor 6 sebagai negara paling
korupsi.

makanya internet jadi mahal hahahhaha, disini saya bayar 30 Euro/month
sudah dapet 20MB ADSL + Fixed phone (free call to call fixed phone in
the country) dan 80 channel dari TV kabel dalam satu modem yang sama.

semoga menjawab pertanyaan avianto,

enda nasution

unread,
Oct 19, 2005, 2:26:02 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:


Ga bermaksud menjawab, tapi kebeneran ada artikel ini di Salon, "Free American Broadband!" [http://www.salon.com/tech/feature/2005/10/18/broadband/print.html].

Sedikit kutipan: "...Most Japanese consumers can get an Internet connection that's 16 times faster than the typical American DSL line for a mere $22 per month. Across the globe, it's the same story. In France, DSL service that is 10 times faster than the typical United States connection; 100 TV channels and unlimited telephone service cost only $38 per month. In South Korea, super-fast connections are common for less than $30 per month..."


Ternyata orang amerika juga merasa koneksi internetnya mahal.


--enda
Visit my blog. Click here
http://enda.goblogmedia.com

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 3:00:48 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
-makanya logika kalau "internet punya mereka" itu salah besar,coba deh
yang pernah tinggal atau berkunjung ke singapur,malaysia,bahkan India
bandingkan kecepatan DSL dan harga,rasanya gak jauh beda dengan di US
dan harganya relatif murah.

-Kenapa di Indonesia mahal ? Simple,karena narik bandwidth dari luar
memang extremely expensive (dari sisi ISP). Kalau mau dibikin murah
gampang: no monopology dan free market (tapi nanti argumen anti
neo-liberalisasi free market bakal muncul lagi... hehehehe joking
doang lho ).....kalau dari pengalaman dulu sih,penguasa dan politikus
(dari Direk**** sampai asos****) yang bisa mempengaruhi dan
mengendalikan pricing di negeri Indonesia ini masih merasa Internet
sebagai objek pemasukan dan bukan sebagai alat untuk mencerdaskan
ummat.Sampai skrg belum banyak yang berubah.


Carlos

baskara

unread,
Oct 19, 2005, 3:09:06 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
>
> -makanya logika kalau "internet punya mereka" itu salah besar,coba deh
> yang pernah tinggal atau berkunjung ke singapur,malaysia,bahkan India
> bandingkan kecepatan DSL dan harga,rasanya gak jauh beda dengan di US
> dan harganya relatif murah.

Lho, benar kan? Internet itu milik mereka (mereka = tidak hanya US).
Kita harus beli Internet dari Singapur, US, HK, Malaysia, dll, karena
kalau kita buat sendiri belum tentu laku dan balik modal. :-)
Internet is one of trade commodities.

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 3:20:00 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Secara teknis benar siiih tapi kalau ini yang dijadikan patokan,negeri
yg paling inovatif dan bisa beli bulk bandwidth pricing yang selalu
mendapatkan keuntungan.

Anyway teori ini mungkin gak berlaku untuk China karena alasan
bahasa.China punya Googlenya sendiri (baidu.com),punya online travel
agent (kayak expedia) sendiri yg ngetop dan etc etc ....sampai2 mereka
bisa sensor kontenya sendiri.


Carlos

Harry Sufehmi

unread,
Oct 19, 2005, 3:27:16 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 19/10/05 at 0:00 Patriawan, Carlos wrote:
>-Kenapa di Indonesia mahal ? Simple,karena narik bandwidth dari luar
>memang extremely expensive (dari sisi ISP). Kalau mau dibikin murah
>gampang: no monopology dan free market (tapi nanti argumen anti
>neo-liberalisasi free market bakal muncul lagi... hehehehe joking
>doang lho )

Kalau di Inggris justru di intervensi paksa oleh pemerintah; BT (Telkom UK) dipaksa untuk membuka infrastruktur mereka. Terutama local loop unbundling.
Ini karena pemerintah punya program untuk menghapuskan "digital divide"

Setelah terbuka, barulah dibuat sistim pasar bebas.

Hasilnya?
Dalam waktu singkat, coverage broadband di UK mencapai hampir 100%. Biaya akses Internet turun drastis.
Dan harga saham BT terjun bebas :D


Salam,
Harry

baskara

unread,
Oct 19, 2005, 3:34:43 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Maaf, saya belum mengerti maksudnya "Anyway teori ini mungkin gak
berlaku untuk China karena alasan bahasa". Minggu lalu saya keliling2
sekitar wangfujing beijing, daerah2 hotel dan turis, dan sekitarnya,
baru ketemu 1 internet cafe di selatan lapangan tian'anmen. China
memang punya banyak proyek yang menurut saya adalah proyek menara
gading. Everything looks very big there. Duit mereka juga sangat
banyak dari turisme dan dagang. Dari 1 tempat wisata saja saya hitung
bisa milayaran rupiah per hari.

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 3:34:50 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
> Kalau di Inggris justru di intervensi paksa oleh pemerintah; BT (Telkom UK) dipaksa untuk membuka infrastruktur mereka. Terutama local loop unbundling.
> Ini karena pemerintah punya program untuk menghapuskan "digital divide"
>
> Setelah terbuka, barulah dibuat sistim pasar bebas.
>
> Hasilnya?

Ghue emang nunggu sengaja oom Harry nimpalin ini.Gue sendiri secara
pribadi termasuk yang diuntungkan dengan BT 21st CN Network itu :)

Yg gw salut (lagi2) dengan UK.Gov yang berani buka digital divide tsb
dan kemudian seleksi vendornya pun,tidak memilih vendor lokal(pure
seleksi teknis),jadi gak ada isu nasionalisasi disana.

> Dalam waktu singkat, coverage broadband di UK mencapai hampir 100%. Biaya akses Internet turun drastis.
> Dan harga saham BT terjun bebas :D

Itulah yang "kita" harapkan (broadband 100%) dan itu jugalah yang
pemerintah tidak harapkan.Pendapatan Indosat/Telkom kan termasuk yg
paling tinggi untuk pemasukan pemerintah.CMIIW.


Thanks om Harry,


Carlos

baskara

unread,
Oct 19, 2005, 3:38:13 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
>
> Itulah yang "kita" harapkan (broadband 100%) dan itu jugalah yang
> pemerintah tidak harapkan.Pendapatan Indosat/Telkom kan termasuk yg
> paling tinggi untuk pemasukan pemerintah.CMIIW.

Setuju dengan yang ini. Saya lihat pemerintah sekarang sedang memberi
prioritas untuk mengejar revenue. Laporan periodik telkom pun intinya
berisi bahwa keuntungan/pendapatan telkom tahun ini, kuartal ini, naik
sekian persen. Tanpa investasi tahun ini, tentu saja keuntungan naik
banyak. :-)

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 3:42:25 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
>
> On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
>
> > Anyway teori ini mungkin gak berlaku untuk China karena alasan
> > bahasa.China punya Googlenya sendiri (baidu.com),punya online travel
> > agent (kayak expedia) sendiri yg ngetop dan etc etc ....sampai2 mereka
> > bisa sensor kontenya sendiri.
>
> Maaf, saya belum mengerti maksudnya "Anyway teori ini mungkin gak
> berlaku untuk China karena alasan bahasa".

Rata2 kan mereka belum fasih Inggris dan hanya butuh kontent yang
tersedia dalam chineese karakter,jadi masih lokal konten dan gak
terlalu perlu konten english seperti di luar cina.

Misalnya,mereka pakai baidu.com dak tidak pakai google.com untuk search engine
(makanya google.com nafsu banget kalu bisa beli baidu.com)


Minggu lalu saya keliling2
> sekitar wangfujing beijing, daerah2 hotel dan turis, dan sekitarnya,
> baru ketemu 1 internet cafe di selatan lapangan tian'anmen. China
> memang punya banyak proyek yang menurut saya adalah proyek menara
> gading.

Ooom,sampe propinsi2 yang dipelosok pelosok Cina sana yang deket
Mongolia atau Siberia telko lokalnya lagi giat2nya implement Internet
service seperti metro ethernet ,etc ..

Carlos

Beast

unread,
Oct 19, 2005, 4:17:15 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
boy avianto wrote:
> Ini sebenarnya pertanyaan klasik dan sering sekali dipertanyakan orang
> tetapi belum pernah ada jawaban yang memuaskan dan konkrit, rata-rata
> jawabannya masih bersifat spekulasi, opini ataupun 'penuduhan' -
> paling tidak buat saya.
>
> Jadi sebenarnya "Kenapa biaya akses internet di Indonesia sangat mahal
> apabila dibandingkan dengan negara lainnya?"
>

krn yg mau bayar buat ngakses internet sedikit, rata-rata maunya
gratisan :-p

--

--beast

baskara

unread,
Oct 19, 2005, 4:25:24 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Beast <be...@i6x.org> wrote:
>
> krn yg mau bayar buat ngakses internet sedikit, rata-rata maunya
> gratisan :-p

Harga BBM sudah naik Om. Ongkos transportasi juga naik. Harga makanan
di kantin juga naik. Sebentar lagi mungkin PLN dan operator telko juga
menaikkan harga. Sementara itu gaji tidak naik-naik. Jadi harus irit.
Kebutuhan sekunder seperti Internet harus dicari yang
semurah-murahnya, kalau bisa gratisan. :P

Mengapa akses Internet mahal (bahkan hanya lokal saja), sebenarnya
mempunyai jawaban yang mudah: pricing scheme di local access tidak
Internet friendly (you know, hitungan per satuan waktu).

Kalau akses Internet internasional mahal? karena memang mereka
menjualnya dengan harga segitu, mau apa lagi? :-)

Ikhlasul Amal

unread,
Oct 19, 2005, 4:29:02 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, enda nasution <enda...@gmail.com> wrote:
>
> Ternyata orang amerika juga merasa koneksi internetnya mahal.
>

Sangat mungkin dia akan segera bersyukur setelah liburan di
Indonesia... *kalau memang penggemar Internet.

--
amal

enda nasution

unread,
Oct 19, 2005, 4:32:46 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, baskara <bas...@gmail.com> wrote:


Mumpung ada teman-teman dari ISP, kalo di breakdown harga koneksi Internet itu jatuhnya bagaimana?

Berapa persen untuk bayar bandwidth, berapa buat operasional ISP, berapa biaya maintenance, berapa profit margin, berapa biaya marketing dll?

Atau ini mkn udah dibahas di milis ISP'ers kali ya.

Ikhlasul Amal

unread,
Oct 19, 2005, 4:39:27 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Adjie <aset...@gmail.com> wrote:
>
> jawaban baskara dan jay ada benarnya, cuman saya mau nanggapi jay
> kenanapa mahal, pada prinsipnya ngga mahal kalau di hitung dari cost
> on investment yang sebenarnya, product yang di jual vendor dari eropa
> untuk asia sebenarnya bukan the lastest technology, karena di europe
> internet (adsl) sudah sampai 20MB (ADSL 2+).

Bagaimana kalau infrastruktur kabel diganti ke infrastruktur WiFi?
Tidak perlu gali-gali tempat kabel kan?

--
amal

Oskar Syahbana

unread,
Oct 19, 2005, 5:29:35 AM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
WiFi bukannya daerah jangkauannya terbatas? WiMAX saja yang sudah seluas itu kayaknya masih belum fully cocok untuk diterapkan di Indonesia gara - gara kontur geografis Indonesia yang memang menghambat pemancaran sinyal yang baik. Langkah yang paling mudah sebenarnya adalah kompakan untuk nge-host situs di Indonesia kalau memang pembacanya kebanyakan di Indonesia.

Kalau sudah kompak gini kan nantinya bakalan terjadi hukum supply dan demand. Harga mungkin bakalan naik dikit ketika demandnya banyak. Dan karena demandnya banyak, akan semakin banyak yang buka datacenter di Indonesia. Semakin banyak yang buka = internet semakin mudah. Atau analogi saya tersebut terlalu sederhana yah?

Plus, kayaknya internet bakalan lebih mahal lagi setelah rencana pemerintah untuk memajaki bandwith dalam negeri 10% dan bandwith luar negeri 10%.

--
Oskar Syahbana
http://www.permagnus.com/
http://blog.permagnus.com/

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 12:42:18 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, enda nasution <enda...@gmail.com> wrote:
>
> On 10/19/05, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
> >
> > On 10/19/05, Beast <be...@i6x.org> wrote:
> > >
> > > krn yg mau bayar buat ngakses internet sedikit, rata-rata maunya
> > > gratisan :-p
> >
> > Harga BBM sudah naik Om. Ongkos transportasi juga naik. Harga makanan
> > di kantin juga naik. Sebentar lagi mungkin PLN dan operator telko juga
> > menaikkan harga. Sementara itu gaji tidak naik-naik. Jadi harus irit.
> > Kebutuhan sekunder seperti Internet harus dicari yang
> > semurah-murahnya, kalau bisa gratisan. :P
> >
> > Mengapa akses Internet mahal (bahkan hanya lokal saja), sebenarnya
> > mempunyai jawaban yang mudah: pricing scheme di local access tidak
> > Internet friendly (you know, hitungan per satuan waktu).
> >
> > Kalau akses Internet internasional mahal? karena memang mereka
> > menjualnya dengan harga segitu, mau apa lagi? :-)
> >
>
>
> Mumpung ada teman-teman dari ISP, kalo di breakdown harga koneksi Internet
> itu jatuhnya bagaimana?
>

80% untuk bayar bandwidth,at least dulu ..


> Berapa persen untuk bayar bandwidth, berapa buat operasional ISP, berapa
> biaya maintenance, berapa profit margin, berapa biaya marketing dll?

profit "margin" :) ...harusnya ada survey ISP mana yang sudah
untung....dan untungnya berapa lama setelah mereka start operasi...isp
yang pertma kali mencapai ROI adalah isp XXXXX setelah beberapa tahun
opeasi.

>
> Atau ini mkn udah dibahas di milis ISP'ers kali ya.
>

Bahas disini gak papa koq jadi usernya bisa lebih menghargai jerih
payah ISP yang sebenarnya paling berjasa bikin Internet maju di
Indonesia tanpa bantuan pemerintah dan menghadapi users yang
"keminter" dan gak mau bayar ... :)


Carlos

David Sudjiman

unread,
Oct 19, 2005, 8:30:05 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com

On Wed, 19 Oct 2005, Patriawan, Carlos wrote:
> profit "margin" :) ...harusnya ada survey ISP mana yang sudah
> untung....dan untungnya berapa lama setelah mereka start operasi...isp
> yang pertma kali mencapai ROI adalah isp XXXXX setelah beberapa tahun
> opeasi.

Kalo ga salah profit tertinggi yang bisa dicapai dari tiap ISP kan
tergantung dari strategi penjualan paket internetnya. Kalo dulu pada
inget, kaya make program linier saja.

Tetapi ini kan faktornya jauh lebih banyak. Yang paling sederhana ada
pengalokasian dari banyaknya BW yang dibeli, brapa yang dijual, bagaimana
strategi penjualannya. Berapa persen dikasi ke corporate, ke dialup, ke
cable internet, dsb. Dari sini bisa dilihat proyeksi awalnya. Hal ini juga
nda bisa maen jual sebanyak2 ke dial up atau ke corporate tanpa memikirkan
berapa margin maksimum yang bisa didapat.

Tetapi itukan diatas kertas, setelah dilempar ke pasar, dengan segala
parameter indonesia yang nda karuan, itung2an jauh dari kata
implementable.

Pantes ajah kalo beberapa ISP yang bisa survive adalah isp yang sudah
cukup banyak makan asam-garam dilapangan.

Hal yang beginian ini nda bisa diterangkan seperti 1+1=2 karena gimana
juga segmentasi pasar tiap ISP juga beda.

Karena infrastructure tiap ISP beda, marketing strategy-nya juga beda,
plus kondisi lapangan juga beda, makanya untuk bisa _memahami_ survey
diatas, meskipun survey mudah dilakukan, adalah sulit karena persamaan
yang bisa digunakan di tiap ISP itu kurang feasible dan nda mudah dipahami
bagi tiap ISP yang lain.

Ah, feasibility study memang sucks. Bukannya ngasi jalan terang malah
nakut2in dengan apa yang kita tidak bisa lakukan.

thx
.dave

http://www.davidsudjiman.info

Ikhlasul Amal

unread,
Oct 19, 2005, 8:44:44 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Oskar Syahbana <iser...@gmail.com> wrote:
>
> WiFi bukannya daerah jangkauannya terbatas? WiMAX saja yang sudah seluas itu
> kayaknya masih belum fully cocok untuk diterapkan di Indonesia gara - gara
> kontur geografis Indonesia yang memang menghambat pemancaran sinyal yang
> baik. Langkah yang paling mudah sebenarnya adalah kompakan untuk nge-host
> situs di Indonesia kalau memang pembacanya kebanyakan di Indonesia.
>

Apa perlu mengundang Google untuk mencoba projek WiFi mereka di salah
satu kota di Indonesia? (Bandung dong, "please"!) ;)

Boleh saja sih tempat "hosting" di Indonesia, tinggal pertanyaan:
bagaimana kesiapan penyedia "hosting" menghadapi konsumen *bangsa
sendiri* apalagi dengan embel-embel motivasi semi-nasionalis seperti
itu?

--
amal

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 8:49:44 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
> Tetapi itukan diatas kertas, setelah dilempar ke pasar, dengan segala
> parameter indonesia yang nda karuan, itung2an jauh dari kata
> implementable.
>
> Pantes ajah kalo beberapa ISP yang bisa survive adalah isp yang sudah
> cukup banyak makan asam-garam dilapangan.
>
> Hal yang beginian ini nda bisa diterangkan seperti 1+1=2 karena gimana
> juga segmentasi pasar tiap ISP juga beda.
>
> Karena infrastructure tiap ISP beda, marketing strategy-nya juga beda,
> plus kondisi lapangan juga beda, makanya untuk bisa _memahami_ survey
> diatas, meskipun survey mudah dilakukan, adalah sulit karena persamaan
> yang bisa digunakan di tiap ISP itu kurang feasible dan nda mudah dipahami
> bagi tiap ISP yang lain.
>
> Ah, feasibility study memang sucks. Bukannya ngasi jalan terang malah
> nakut2in dengan apa yang kita tidak bisa lakukan.

Saya setuju 120 persen dengan pendapat ini,jadi memang feasibility
study untuk isp sangat sulit untuk dilakukan khususnya di
Indonesia,yang namanya market juga sudah peak sementara cost meningkat
karena infrastruktur tidak berkembang.

Kalau dulu jaman 1996-7an...kalu ada yg masih ingat,keluhanya adalah
isp yang ngasi harga dialup semurah2nya,walhasil isp dialup mahal pada
protes,dan dari sini muncul embrionya apjii,dst..Setahun
berikutnya,tahun 1998an pas masa2 baru mulai krismon,banyak isp yang
pindah ke satelindo karena secara finansial cuman itu yang
memungkinkan(pada saat itu)...Habis itu berkembang terus,ada yang
bangkrut,menutup diri,tapi ada yang jalan terus,ada yang "smart",yang
ambil bw dari wholesaler,ada yang hanya buka datacenter,etc.

By the way saya juga ada pertanyaan,untuk ISP2 non-ILEC yang masih
mengandalkan dialup di luar negeri (AS,spore,etc),apa mereka masih
bisa survive ya ? soalnya harga broadband vs narrowband hampir
sama.Contohnya untuk dial up unlimited AOL=9.99 USD,sedangkan SBC
Yahoo DSL=14.99 USD.

Ada yang bisa memberi pencerahan ?


Carlos

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 8:53:56 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Ikhlasul Amal <ikhlas...@gmail.com> wrote:
>
nanya balik boleh ya,ada gak yang pernah sampling top 20 website yang
dibuka user Indonesia ? berapa persen dari bandwidth ? ayo coba
netflow di masing2 routernya atau cache servernya mohon di-import :)

Saya penasaran apakah masalah konsumsi bandwidth benar-benar bisa
dikurangkan dengan "konten lokal/hosting" seperti diatas.

Carlos

enda nasution

unread,
Oct 19, 2005, 10:44:51 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com


Setuju mas amal, setelah baca sampe selesai artikel Salon yg saya kutip di email sebelumnya, ada informasi menarik dengan yang namanya Community Internet di US sana.

Rupaya usaha untuk membuat koneksi broadband ala kebutuhan dasar lainnya, air, listrik dan karenanya disediakan oleh pengurus daerah [municipality], ditentang oleh, jreng jreng big telcos dong sebagai pemonopoli infrastruktur dengan berbagai usaha legal dan lobby.

Nah di Indonesia memang regulasi kurang, tapi ini bisa jadi kelebihan dan kekurangan. Ada temen saya yang buka usaha WiFi untuk daerah khusus doang, dalam hal ini Cigadung Bandung, yang merupakan daerah perumahan.

Mungkin kalo mulai bangun mesh network di daerah yang kecil dulu aja, lama-lama bisa ngeblanket seluruh kota. :)

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 10:50:00 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Ada yang kelupaan tapi point penting dalam per-ISP-an.

Setahu saya ISP seperti AOL,Earthlink/Prodigy tidak memiliki
infrastruktur,mereka tidak beli "leased line" dari Tier-1 ISP(penyedia
infrastruktur) ke NOC mereka.Melainkan mereka menyewa bulk wholesale
modem port untuk kemudian di resale,server2 juga dilakukan melalui
outsource ke data center.Contohnya kalau di Indonesia,saya beli 100
modem ports miliknya Telkomnet Instant,tapi saya jual atas nama ISP
saya.Jadi AOL gak pening ngurusin infrastruktur dan bisa fokus ke core
businessnya (misalnya konten lokal).

Hal ini beda dengan kondisi ISP di Indonesia sekarang yang memang
beli infrastrukturnya terpisah,jadi costnya tentunya lebih
mahal.CMIIW.


Carlos



On 10/19/05, Ikhlasul Amal <ikhlas...@gmail.com> wrote:
>

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 19, 2005, 10:54:26 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
se"!) ;)
> >
> > Boleh saja sih tempat "hosting" di Indonesia, tinggal pertanyaan:
> > bagaimana kesiapan penyedia "hosting" menghadapi konsumen *bangsa
> > sendiri* apalagi dengan embel-embel motivasi semi-nasionalis seperti
> > itu?
>
>
> Setuju mas amal, setelah baca sampe selesai artikel Salon yg saya kutip di
> email sebelumnya, ada informasi menarik dengan yang namanya Community
> Internet di US sana.
>
> Rupaya usaha untuk membuat koneksi broadband ala kebutuhan dasar lainnya,
> air, listrik dan karenanya disediakan oleh pengurus daerah [municipality],
> ditentang oleh, jreng jreng big telcos dong sebagai pemonopoli infrastruktur
> dengan berbagai usaha legal dan lobby.

Kemaren2 ini sudah pernah dibahas,refer ke proyek UTOPIA di Utah yg
ada di arsip milis ini. Makanya kemudian gara2 koneksi broadband yg
ditentang lokal telko,muncul peraturan USDA.

>
> Nah di Indonesia memang regulasi kurang, tapi ini bisa jadi kelebihan dan
> kekurangan. Ada temen saya yang buka usaha WiFi untuk daerah khusus doang,
> dalam hal ini Cigadung Bandung, yang merupakan daerah perumahan.

Bukannya itu yang dilakukan oom Onno Purbo cs melalui indoWLI ? rtrw
net istilahnya.

Carlos

Oskar Syahbana

unread,
Oct 19, 2005, 11:55:42 PM10/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Kalo ga salah Quasar (yang menurut saya lebih profit oriented dibandingin IndoWLI) juga sudah mulai melakukan hal ini, setidaknya di daerah perumahan saya sudah. Sayang koneksinya masih lambet banget.

Jay adalah Yulian

unread,
Oct 20, 2005, 12:10:23 AM10/20/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada tanggal 10/20/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> menulis:
>
> On 10/19/05, Ikhlasul Amal <ikhlas...@gmail.com> wrote:
> >
> > On 10/19/05, Oskar Syahbana <iser...@gmail.com> wrote:
> > >
> > > WiFi bukannya daerah jangkauannya terbatas? WiMAX saja yang sudah seluas itu
> > > kayaknya masih belum fully cocok untuk diterapkan di Indonesia gara - gara
> > > kontur geografis Indonesia yang memang menghambat pemancaran sinyal yang
> > > baik. Langkah yang paling mudah sebenarnya adalah kompakan untuk nge-host
> > > situs di Indonesia kalau memang pembacanya kebanyakan di Indonesia.
> > >
> >
> > Apa perlu mengundang Google untuk mencoba projek WiFi mereka di salah
> > satu kota di Indonesia? (Bandung dong, "please"!) ;)
> >
> > Boleh saja sih tempat "hosting" di Indonesia, tinggal pertanyaan:
> > bagaimana kesiapan penyedia "hosting" menghadapi konsumen *bangsa
> > sendiri* apalagi dengan embel-embel motivasi semi-nasionalis seperti
> > itu?
> >
>
> nanya balik boleh ya,ada gak yang pernah sampling top 20 website yang
> dibuka user Indonesia ? berapa persen dari bandwidth ? ayo coba
> netflow di masing2 routernya atau cache servernya mohon di-import :)

Nggak ada resource buat memilih top 100 untuk kemudian memonitor top
20-nya, yang ada dengan resource ringan hanya per-port (berikut sample
data router ke link internasional saja, dalam kurun waktu yang
disembunyikan, upstream gak ditulis, malu sama Oom Carlos)

# ipacsum --fixed-quantity G

IP accounting summary
Host: enyeng / Time created: 2005/10/20 10:57:05 WIB
in-all : 4477G
in-allicmp : 32G
in-alltcp : 3988G
in-alludp : 454G

in-dns : 23G
in-ftp : 23G
in-http : 2914G
in-https : 23G
in-irc : 117G
in-pop3 : 3G
in-pop3s : 3G
in-rsync : 8G
in-smtp : 4G


--
http://yulian.firdaus.or.id/

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 20, 2005, 12:57:34 AM10/20/05
to tekno...@googlegroups.com
om Jay,80-90% masih HTTP kan,bisa tau gak destination websitenya apa saja ?

Carlos

Jay adalah Yulian

unread,
Oct 20, 2005, 1:15:35 AM10/20/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada tanggal 10/20/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> menulis:
>
> om Jay,80-90% masih HTTP kan,bisa tau gak destination websitenya apa saja ?

agak sulit karena
* tidak memasang ipac perhost tujuan di router
* tidak transparent proxy

secara kasar HIT paling banyak adalah: Friendster, YahooMail, Google
dan host-host banner/ads


--
http://yulian.firdaus.or.id/

Budi Rahardjo

unread,
Oct 20, 2005, 6:53:33 PM10/20/05
to tekno...@googlegroups.com
Internet mahal karena ISPnya sibuk ngurusin yang lain;
soal domain misalnya ;-) he he he
Jadi soal Internetnya malah gak dipikirin.
Semakin mahal kan semakin baik buat ISP? ;-)

[sorry for the cheap shot!]

-- budi

Harry Sufehmi

unread,
Oct 21, 2005, 2:20:34 AM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On 19/10/05 at 17:53 Patriawan, Carlos wrote:
>nanya balik boleh ya,ada gak yang pernah sampling top 20 website yang
>dibuka user Indonesia ? berapa persen dari bandwidth ? ayo coba
>netflow di masing2 routernya atau cache servernya mohon di-import :)

Kalau hasil monitoring di satu klien saya:

#1 - detik.com
#2, #3, #4, dst - situs LN yang spesifik dengan bidang klien ybs

He he..


Salam,
Harry

Harry Sufehmi

unread,
Oct 21, 2005, 2:20:25 AM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On 20/10/05 at 10:55 Oskar Syahbana wrote:
>  Mungkin kalo mulai bangun mesh network di daerah yang kecil dulu aja,
> lama-lama bisa ngeblanket seluruh kota. :)
> --enda

Kalo ga salah Quasar (yang menurut saya lebih profit oriented dibandingin IndoWLI) juga sudah mulai melakukan hal ini, setidaknya di daerah perumahan saya sudah. Sayang koneksinya masih lambet banget.
Ya, secara realistis, ini masalahnya - bandwidth upstream yang murah belum ada.
 
Walhasil, kalau bikin RT/RW Net, upstreamnya paling banter Speedy lagi, yang juga suka anjlok performanya.
 
Kemarin ini saya lihat2 beberapa bulk seller via satelit (2 way, kalau cuma 1 way sih sama juga bohong), kelihatannya feasible. Memang perlu investasi awal untuk peralatan, tapi running costnya bisa lebih murah. Cuma, sialnya mereka pada belum cover Indonesia :(
Ada satu yang sudah cover, tapi mahal.
 
Alternatif lainnya mungkin dengan membeli bandwidth off-peak; saya dengar ada beberapa ISP yang, karena pelanggannya kebanyakan corporate, jadi utilisasinya nyaris nol sewaktu off-peak. Mungkin mereka mau jual bandwidth nya ini dengan murah.
 
Itu dulu yang saya temukan selama ini, mungkin ada yang bisa sharing lagi ?
 
 
Salam,
Harry
 
 

Bi[G] ™

unread,
Oct 21, 2005, 3:49:39 AM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
> Bahas disini gak papa koq jadi usernya bisa lebih menghargai jerih
> payah ISP yang sebenarnya paling berjasa bikin Internet maju di
> Indonesia tanpa bantuan pemerintah dan menghadapi users yang
> "keminter" dan gak mau bayar ... :)
>
>

waduh.. coba oom carlos nggak cabut dari vision.net..(SPAM :D)
pasti makin gede tuh ISP .. :D

--
Bi[G]
http://www.7sphere.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:bravo.in...@gmail.com
http://blog.adypermadi.com
http://www.adypermadi.com
----------------------------------------

Ryo Saeba

unread,
Oct 21, 2005, 4:07:01 AM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/21/05, Harry Sufehmi <mi...@sufehmi.com> wrote:

> > > Mungkin kalo mulai bangun mesh network di daerah yang kecil dulu aja,
> > > lama-lama bisa ngeblanket seluruh kota. :)

> > Kalo ga salah Quasar (yang menurut saya lebih profit oriented dibandingin
> IndoWLI) juga sudah mulai melakukan hal ini, setidaknya di daerah perumahan
> saya sudah. Sayang koneksinya masih lambet banget.
>
> Ya, secara realistis, ini masalahnya - bandwidth upstream yang murah belum
> ada.

sewaktu presentasi OSS di indocomtech kemarin, intel menayangkan video
mengenai dukungan intel untuk gerakan open source di extremadura,
salah satu propinsi termiskin di spanyol. mereka juga mengalami
hambatan tentang koneksi internet, terutama terbentur pada masalah
mahalnya upstream ke luar. jadi mereka membuat jaringan lokal, yang
menghubungkan sekolah-sekolah, dan akhirnya melingkupi satu propinsi
itu. mereka juga menggunakan open source instead of proprietary
software, dan mengembangkan distribusi mereka sendiri, linex.

yang diperlukan memang konten lokal, dan ini sudah pernah dibicarakan
oleh pak py di milis pau-mikro (perjuangan).


--
I solemnly swear that I'm up to no good
http://data.startrek.or.id
http://kiozk.com

risiyanto budi

unread,
Oct 21, 2005, 5:57:55 AM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
Bi[G] ™ wrote:

>On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
>
>
>>Bahas disini gak papa koq jadi usernya bisa lebih menghargai jerih
>>payah ISP yang sebenarnya paling berjasa bikin Internet maju di
>>Indonesia tanpa bantuan pemerintah dan menghadapi users yang
>>"keminter" dan gak mau bayar ... :)
>>
>>
>>
>>
>
>waduh.. coba oom carlos nggak cabut dari vision.net..(SPAM :D)
>pasti makin gede tuh ISP .. :D
>
>
>
iya, om carlos nya tetep kecil :-D


OOT

--
Aris

Patriawan, Carlos

unread,
Oct 21, 2005, 12:52:34 PM10/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/21/05, Bi[G] ™ <bravo.in...@gmail.com> wrote:
>
> On 10/19/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
> > Bahas disini gak papa koq jadi usernya bisa lebih menghargai jerih
> > payah ISP yang sebenarnya paling berjasa bikin Internet maju di
> > Indonesia tanpa bantuan pemerintah dan menghadapi users yang
> > "keminter" dan gak mau bayar ... :)
> >
> >
>
> waduh.. coba oom carlos nggak cabut dari vision.net..(SPAM :D)
> pasti makin gede tuh ISP .. :D
>

Dan kata-kata selanjutnya adalah....waduh coba Pak Carlos gak keluar
dari SekBid Teknis APJII, pasti skrg gak ada ribut-ribut masalah
domain dan IIX.Pasti APJII makin dicintai penggemarnya..

Sory deh oom,gua cabut untuk memajukan MPLS di seluruh dunia biar
dipake om om Telko :)

Carlos

Bi[G] ™

unread,
Oct 23, 2005, 11:58:09 PM10/23/05
to tekno...@googlegroups.com
On 10/21/05, Patriawan, Carlos <cpat...@gmail.com> wrote:
> >
> > waduh.. coba oom carlos nggak cabut dari vision.net..(SPAM :D)
> > pasti makin gede tuh ISP .. :D
> >
>
> Dan kata-kata selanjutnya adalah....waduh coba Pak Carlos gak keluar
> dari SekBid Teknis APJII, pasti skrg gak ada ribut-ribut masalah
> domain dan IIX.Pasti APJII makin dicintai penggemarnya..
>
> Sory deh oom,gua cabut untuk memajukan MPLS di seluruh dunia biar
> dipake om om Telko :)
>

waduh.. huehauhueuaea..
oom carlos bikin pernyataan nih kalo gitu.. :D
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages