SBY

26 views
Skip to first unread message

baskara

unread,
Feb 14, 2006, 9:12:32 AM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
Komandan website ini http://www.presidensby.info/ = pak Made ya? :-)
Bagus pak. Dari Tokyo lancar dan kencang diakses.
Versi internasional-nya kapan rencana dibuat pak?

Made Wiryana

unread,
Feb 14, 2006, 1:44:08 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
Wah bukan.  Saya cuma penggembira saja.  Versi Inggris ada khan, tapi belum penuh contentnya. 

IMW

Ronald

unread,
Feb 14, 2006, 5:56:36 PM2/14/06
to teknologia
baskara wrote:
> Dari Tokyo lancar dan kencang diakses.

Emang dari Tokyo ada yang nggak kencang diaksesnya? :-)
Denger2 broadband di Jepang & Korea itu sangat cepat & murah pula.

baskara

unread,
Feb 14, 2006, 6:39:43 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Ronald <ron...@gmail.com> wrote:
>
> Emang dari Tokyo ada yang nggak kencang diaksesnya? :-)

Ada: detik.com =)) dan banyak situs lainnya di indonesia :P

> Denger2 broadband di Jepang & Korea itu sangat cepat & murah pula.

Paling murah sedunia (katanya).
Harga = berbanding terbalik dengan kapasitas submarine cables? :-)
http://telegeography.com/products/map_cable/images/TGI-Cable-Map-2004_big.gif

wongcilik

unread,
Feb 14, 2006, 8:02:39 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com

kira-kira bagus mana yah sama yang ini
http://www.kimssangsu.com/lgceo/eng/index.jsp

rgds,
wongcilik

udhien .net

unread,
Feb 14, 2006, 8:04:34 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/14/06, baskara <bas...@gmail.com> wrote:


website-nya bagus, rapi..
coding-nya juga rapih

tapi koq ada ini yaa ?

<!-- Mirrored from localhost/ by HTTrack Website Copier/3.x [XR&CO'2004], Tue, 14 Feb 2006 14:11:42 GMT -->

<!-- Added by HTTrack --><meta http-equiv="content-type" content="text/html;charset=UTF-8"><!-- /Added by HTTrack -->

apakah di www.presidensby.info itu merupakan webstatic hasil generate dari dynamicwebsite di localhost dengan menggunakan software freelincense HTTrack..?


--
regards,




udhien
----------------------------------------------------------
w : http://www.udhien.net - TECHVOLUTION
@: udh...@udhien.net

awaloeddin devie

unread,
Feb 14, 2006, 8:37:48 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
Kok nggak pake presidensby.go.id atau presidensby.or.id aja pak? kan kelihatan lebih mengIndonesia?
--
-= awaloeddin devie
-= http://www.devie.or.id
-= bagian dari serpihan kecil kehidupan

dhedhe

unread,
Feb 14, 2006, 8:39:34 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
pak made yg baik saya ingin bertanya dan memberikan usulan thd website sby itu juga klo pak made adalah komandannya tapi klo bukan tolong disampaikan kepada yg berwenang.

1.alasan penting apa sehingga sby membuat situs pribadi?
2.kenapa harus membeli menggunakan uang negara padahal negara lagi defisit apa bukan penghamburan uang rakyat namanya?
3.dampaknya apa seandainya sby punya website pribadi apakah indonesia bakalan lebih maju dari negara lain dalam segala bidang ato hanya ajang pamer aja?

klo yg ini usulan:
menurut saya sby ngga harus buat website pribadi kalo seandainya dia pengen muncul di cyber world cukup ikutan aja blogger atawa milis atau friendster itu lebih bermanfaat ngga perlu keluar duit berjuta-juta apalagi pake uang negara.

ini cuma kripik dan saran buat para tchnologia, kritik dan celaan silakan kirim ke milis ini saya terima dengan berlapang dada ....hehehehe

--
---------------------
>> Dhedhe <<
---------------------

risiyanto budi

unread,
Feb 14, 2006, 9:12:15 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
udhien .net wrote:

>
>
> On 2/14/06, *baskara* <bas...@gmail.com <mailto:bas...@gmail.com>>

> wrote:
>
>
> Komandan website ini http://www.presidensby.info/ = pak Made ya? :-)
> Bagus pak. Dari Tokyo lancar dan kencang diakses.
> Versi internasional-nya kapan rencana dibuat pak?
>
>
>
> website-nya bagus, rapi..
> coding-nya juga rapih
>
> tapi koq ada ini yaa ?
>
><!-- Mirrored from localhost/ by HTTrack Website Copier/3.x [XR&CO'2004], Tue, 14 Feb 2006 14:11:42 GMT -->
>
><!-- Added by HTTrack --><meta http-equiv="content-type"
>content="text/html;charset=UTF-8"><!-- /Added by HTTrack -->
>
>

> apakah di www.presidensby.info <http://www.presidensby.info> itu

> merupakan webstatic hasil generate dari dynamicwebsite di localhost
> dengan menggunakan software freelincense HTTrack..?
>
>

Website pribadi, tapi tidak ada "colophon" atau "about", itu yang
pertama kali saya baca kalau buka personal website.
Dan detik terlihat "mempromosikan" site ini.

"Operasional per bulan masih ditambah biaya untuk teknisi sebanyak 3
orang dengan biaya Rp 4 juta per bulan. "
untuk 1 website butuh teknisi 3 orang?

"Sedangkan untuk menyewa server di Telkom per bulannya dibutuhkan dana
Rp 28 juta lebih. "
28 jt perbulan, servernya pasti banyak/clustering sehingga sedemikian mahal.


Tinggal nunggu ada yang bikin presidensby-watch.com

--
Aris

Ronsen

unread,
Feb 14, 2006, 10:11:56 PM2/14/06
to tekno...@googlegroups.com
dhedhe wrote:
>
> pak made yg baik saya ingin bertanya dan memberikan usulan thd website
> sby itu juga klo pak made adalah komandannya tapi klo bukan tolong
> disampaikan kepada yg berwenang.
>
> 1.alasan penting apa sehingga sby membuat situs pribadi?
> 2.kenapa harus membeli menggunakan uang negara padahal negara lagi
> defisit apa bukan penghamburan uang rakyat namanya?
> 3.dampaknya apa seandainya sby punya website pribadi apakah indonesia
> bakalan lebih maju dari negara lain dalam segala bidang ato hanya ajang
> pamer aja?

Haruskah semuanya pake alasan? Ada teknologi, apa salahnya
menggunakannya? SBY bikin website/blog, apakah sedemikian merugikah
negara ini hanya karena sebuah website?

> klo yg ini usulan:
> menurut saya sby ngga harus buat website pribadi kalo seandainya dia
> pengen muncul di cyber world cukup ikutan aja blogger atawa milis atau
> friendster itu lebih bermanfaat ngga perlu keluar duit berjuta-juta
> apalagi pake uang negara.

"Kembalikan internet seperti sedia kala." :p

Friendster lebih banyak digunakan untuk melacak kembali teman-teman
lama. Masih perlukah teman-teman lama SBY melacak beliau? Kalo Pak SBY
ikutan milis apalagi milis sebelah, pasti urusan negara terbengkalai. ;)

presidensby.info ini bukan blog yah?

> ini cuma kripik dan saran buat para tchnologia, kritik dan celaan
> silakan kirim ke milis ini saya terima dengan berlapang dada ....hehehehe

--
Ronsen

Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 6:17:16 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, udhien .net <techvo...@gmail.com> wrote:


<!-- Mirrored from localhost/ by HTTrack Website Copier/3.x [XR&CO'2004], Tue, 14 Feb 2006 14:11:42 GMT -->

<!-- Added by HTTrack --><meta http-equiv="content-type"
content
="text/html;charset=UTF-8"><!-- /Added by HTTrack -->

apakah di www.presidensby.info itu merupakan webstatic hasil generate dari dynamicwebsite di localhost dengan menggunakan software freelincense HTTrack..?

Betul dien, tahu aja ente, btw tadinya mo dibusek "info" itu tapi untuk menghargai pembuat httrack lah makanya dibiarin :-).

Patokan yg dipakai, selama bisa dg static, kenapa kudu dinamis ?.

IMW

Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 6:18:22 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, risiyanto budi <risi...@budi.or.id> wrote:

 
"Sedangkan untuk menyewa server di Telkom per bulannya dibutuhkan dana
Rp 28 juta lebih. "
28 jt perbulan, servernya pasti banyak/clustering sehingga sedemikian mahal.


Termasuk mesin dan bandwidth mas :-) dan sewa beberapa layanan Telkom lainnya.

IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 6:20:18 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, awaloeddin devie <awalo...@gmail.com> wrote:
Kok nggak pake presidensby.go.id atau presidensby.or.id aja pak? kan kelihatan lebih mengIndonesia?

Ini jawaban dari yg berwenang :------
 
ekans,

pada awal ketika tim membahas tentang desain kemudian diterjemahkan
oleh rekan2 di Tim AirPutih selaku pembuat aplikasi, nama domain yg
diusulkan adalah "brand" presiden atau presidenri yang nanti-nya di
internet direncanakan dg domain www.presiden.go.id atau
www.presidenri.go.id

Dalam desain, bukan hanya kegiatan presiden yg akan di-cover, tapi
juga wakil presiden.

Hingga pada satu ketika, saat dilakukan rapat pleno yg melibatkan Tim
yg lebih lengkap, melihat kenyataan bahwa Wkl Presiden sudah memiliki
website dg url: www.setwapres.go.id, hingga disepakati sementara ini
website yg akan dibangun hanya khusus meng-cover kegiatan presiden dan
ibu negara (Bu Ani). Meskipun kemudian hari merasa perlu ditambahkan
profil istana2 negara.

Seperti kita ketahui bersama, kebetulan wacana "porno" sedang marak
dibahas di negeri ini dan mengimbas dalam diskusi tim. Salah satu
topik yg seru dibahas adalah, jangan sampai pengalaman
www.whitehouse.gov yg sering jadi guyon karena ikut hadirnya situs:
www.whitehouse.com, hingga merasa perlu memperhitungkan kemungkinan
tersebut. Setelah diperiksa, domain "presiden.com"
dan "presidenri.com" sudah ada yg punya dan tdk bisa dijamin bhw yg
punya itu tdk akan bikin www.presidenri.com dg content playboy.

Kalo di amerika, wacana kayak gitu bisa cuek. Disini?? Sptnya kita
kurang berani cuek dech...

ingga muncul wacana baru, bahwa brand yg akan ditampilkan
adalah: "presidensby" yg secara lengkap direncanakan akan ber-domain:
www.presidensby.go.id di internet nanti.

Maka dilayangkan surat permohonan ke pengelola domain (DepKominfo),
untuk meminta domain www.presidensby.go.id dan "membeli" juga beberapa
domain dg "brand" serupa (presidensby) supaya jangan sampe
terjadi "guyon" nantinya. Misalnya: presidensby.com, lalu juga yg
berakhiran net, tv, info, org, dll.

Sayangnya kominfo sudah memiliki standard yg tidak bisa mengakomodasi
permintaan tersebut, karena brand "presidensby" DIANGGAP bukan
mewakili institusi, tetapi berkesan mewakili pribadi. Ini persoalan
interpretasi dan sah-sah saja setiap orang memiliki interpretasi yg
berbeda-beda. Namun instruksi dari presiden jelas, kebijakan
departemen komunifo harus dihargai. Hingga Tim menetapkan bhw domain
yg akan dipasang adalah: www.presidensby.info, Kominfo memang
mengusulkan sebuah nama domain, yakni: www.presidenri.go.id yg
sebenernya sudah dibahas oleh Tim.

Pada saat persiapan terakhir peluncuran, wacana domain ini dibahas
kembali, hingga didiskusikan secara panjang lebar, mana yg akan
digunakan, domain: "www.presidenri.go.id" (yg sesuai standard kominfo)
atau "www.presidensby.info" !? Pada saat itu juga, kami menemukan
kenyataan bahwa domain: www.presidenri.or.id sudah dimiliki dan
dikelola oleh sebuah lembaga LSM, hingga lebih menyurutkan minat tim
untuk menggunakan domain "www.presidenri.go.id", karena khawatir jg
dengan hal2 yg bisa saja tdk terduga.

Maka ditetapkanlah bahwa website resmi presiden RI yg dibiayai oleh
APBN dan diperkenalkan kepada publik pd tgl 14/2/06, untuk sementara
ini menggunakan domain: "www.presidensby.info"

semoga bermanfaat untuk memperjelas tanda-tanya rekan2 telematika

-hn-


adi

unread,
Feb 15, 2006, 8:15:37 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On Wed, Feb 15, 2006 at 12:17:16PM +0100, Made Wiryana wrote:
> Betul dien, tahu aja ente, btw tadinya mo dibusek "info" itu tapi untuk
> menghargai pembuat httrack lah makanya dibiarin :-).

kenapa kok server tagnya tidak digitukan juga? :-))

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

Samuel Franklyn

unread,
Feb 15, 2006, 8:16:51 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:
> On 2/15/06, *udhien .net* <techvo...@gmail.com
> <mailto:techvo...@gmail.com>> wrote:
>
>
>
> <!-- Mirrored from localhost/ by HTTrack Website Copier/3.x [XR&CO'2004], Tue, 14 Feb 2006 14:11:42 GMT -->
>
> <!-- Added by HTTrack --><meta
> http-equiv="content-type"
> content="text/html;charset=UTF-8"><!-- /Added by HTTrack -->
>
>
> apakah di www.presidensby.info <http://www.presidensby.info> itu

> merupakan webstatic hasil generate dari dynamicwebsite di localhost
> dengan menggunakan software freelincense HTTrack..?
> @: udh...@udhien.net <mailto:udh...@udhien.net>
>
>
> Betul dien, tahu aja ente, btw tadinya mo dibusek "info" itu tapi untuk
> menghargai pembuat httrack lah makanya dibiarin :-).
>
> Patokan yg dipakai, selama bisa dg static, kenapa kudu dinamis ?.
>
> IMW

Benar-benar terbalik dengan patokan saya.
Kalau bisa pakai yang dinamik kenapa pakai yang statik. :-)

Ronny Haryanto

unread,
Feb 15, 2006, 8:25:57 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On Wed, Feb 15, 2006 at 08:16:51PM +0700, Samuel Franklyn wrote:
> Made Wiryana wrote:
> >Patokan yg dipakai, selama bisa dg static, kenapa kudu dinamis ?.
>
> Benar-benar terbalik dengan patokan saya.
> Kalau bisa pakai yang dinamik kenapa pakai yang statik. :-)

Beda sudut pandang aja, satu sebagai admin server, satu sebagai
programmer/developer.

Dinamis Statik
Flexible ---------------- Tidak Flexible
Lambat/Berat Cepat/Ringan

Kalo saya mungkin cenderung pake cluster utk caching di depannya, di
belakangnya tetep dinamis. Best of both worlds, mungkin.

Kalo alasannya selalu lebih memilih static dibanding dinamis adalah
utk performance doang mah menurut saya short-sighted.

Ronny

signature.asc

Yulian Firdaus H.

unread,
Feb 15, 2006, 8:44:32 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Rabu, tanggal 15/02/2006 pukul 12:18 +0100, Made Wiryana
menulis:

>
>
> Termasuk mesin dan bandwidth mas :-) dan sewa beberapa layanan Telkom
> lainnya.

Boleh agak dirinci nggak?
Sebab gatal juga banyak yang berkomentar dengan paradigma "bikin web
hanya sebatas beli domain dan biaya hosting"

Jadi nilai Rp84 juta lebih mudah dimengerti jika meliputi misalnya:
1. Pembelian server
2. Instalasi link internet dari Istana Negara ke ISP
3. Komputer Redaktur
4. Jasa konsultasi/instalasi software web/db/media dll.

Asumsi saya (karena ini situs Kepresidenan, bukan situs pribadi):
1. Istana Negara sudah punya link internet
2. Staf sekretariat/admnistrasi SekNeg/Istana yang sudah ada adalah
redaktur, tak perlu mengangkat SDM baru
3. Komputer sudah ada
4. Webserver co-locate di ISP untuk kemudahan diakses publik


baskara

unread,
Feb 15, 2006, 8:52:47 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Yulian Firdaus H. <yul...@firdaus.or.id> wrote:
>
> Boleh agak dirinci nggak?
> Sebab gatal juga banyak yang berkomentar dengan paradigma "bikin web
> hanya sebatas beli domain dan biaya hosting"

Kalau bisa dirinci, bisa menjadi paradigma dan contoh yang baik bagi
situs2 pemda bahwa membuat situs itu tidak memakan biaya bermilyar2.
:-)
Tapi tentu saja biaya bandwidth di daerah bisa jauh lebih mahal
daripada di jakarta, istana pula.

Yulian Firdaus H.

unread,
Feb 15, 2006, 9:07:18 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Rabu, tanggal 15/02/2006 pukul 22:52 +0900, baskara menulis:

> Kalau bisa dirinci, bisa menjadi paradigma dan contoh yang baik bagi
> situs2 pemda bahwa membuat situs itu tidak memakan biaya bermilyar2.
> :-)
> Tapi tentu saja biaya bandwidth di daerah bisa jauh lebih mahal
> daripada di jakarta, istana pula.

Jaringan Pemda justru harus lebih besar, sebab umumnya bukan hanya
pengadaan server untuk situs tapi termasuk instalasi jaringan komputer
dan komputernya yang memang belum ada. Hanya saja orang sering melihat
hanya situsnya saja, atau pihak Pemda sendiri yang membangga-banggakan
ke publik hanya sebatas situsnya saja, padahal yang lebih penting dan
relatif lebih mahal adalah jaringannya.

Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 9:32:48 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com

Pertimbanganya lain :-) masak ditulis "MS IIS"

IMw


Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 9:34:04 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Ronny Haryanto <ronn...@haryan.to> wrote:

Dinamis                           Statik
Flexible       ----------------   Tidak Flexible
Lambat/Berat                      Cepat/Ringan

Kalo saya mungkin cenderung pake cluster utk caching di depannya, di
belakangnya tetep dinamis. Best of both worlds, mungkin.

Kalo alasannya selalu lebih memilih static dibanding dinamis adalah
utk performance doang mah menurut saya short-sighted.

Ada alasan lain disamping perfornance, memudahkan sinkronisasi,. Tentu saja back-end ya dinamis lah

IMW

Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 9:38:12 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Yulian Firdaus H. <yul...@firdaus.or.id> wrote:


Jadi nilai Rp84 juta lebih mudah dimengerti jika meliputi misalnya:
1. Pembelian server
2. Instalasi link internet dari Istana Negara ke ISP
3. Komputer Redaktur
4. Jasa konsultasi/instalasi software web/db/media dll.

Asumsi saya (karena ini situs Kepresidenan, bukan situs pribadi):
1. Istana Negara sudah punya link internet
2. Staf sekretariat/admnistrasi SekNeg/Istana yang sudah ada adalah
redaktur, tak perlu mengangkat SDM baru
3. Komputer sudah ada
4. Webserver co-locate di ISP untuk kemudahan diakses publik

4 nomor ini kurang tepat

1. Link istana negara perlu diupgrade bila utk memenuhi live streaming serta pengiriman
    audio dan gambar berkualitas tinggi (ada 1 fitur yang belum dibuka utk para wartawan dan
    kantor berita).
2. Perlu penambahan staf-staf baru hanya utk urusan redaksi dan penulis (utk content)
3. Ini perlu ditambah
4. Lokasi fisik memang di ISP tapi server terpisah

IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 9:40:09 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Yulian Firdaus H. <yul...@firdaus.or.id> wrote:

> situs2 pemda bahwa membuat situs itu tidak memakan biaya bermilyar2.
> :-)
> Tapi tentu saja biaya bandwidth di daerah bisa jauh lebih mahal
> daripada di jakarta, istana pula.

Jaringan Pemda justru harus lebih besar, sebab umumnya bukan hanya
pengadaan server untuk situs tapi termasuk instalasi jaringan komputer
dan komputernya yang memang belum ada. Hanya saja orang sering melihat
hanya situsnya saja, atau pihak Pemda sendiri yang membangga-banggakan
ke publik hanya sebatas situsnya saja, padahal yang lebih penting dan
relatif lebih mahal adalah jaringannya.

Ya sering orang melihat "kulitnya" yg keliatan, back-end dsb nya jarang yg diperhitungkan. Memang kasihan itu orang yg ngurusin belakang, yg ndak keliatan, dan terasanya pas lagi problem.  Dikenalnya pas kena complain.

IIMW


Rully

unread,
Feb 15, 2006, 10:01:59 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/15/06, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
Yg jelas, lebih mudah merawat situs statis dari serangan daripada
situs dinamis ;) Begitu kan pak Made? Apalagi visibilitas situs ini
sangat tinggi, sehingga punya nilai value sangat tinggi untuk diserang
kalau ada hal2 yg terkait dengan Indonesia :D

-Rully

Harry Sufehmi

unread,
Feb 15, 2006, 10:06:24 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/2006 at 12:25 AM Ronny Haryanto wrote:
>Kalo alasannya selalu lebih memilih static dibanding dinamis adalah
>utk performance doang mah menurut saya short-sighted.

Salah satu alasan yang cukup signifikan adalah security - jauh lebih sulit mengamankan situs dinamis daripada situs statis.


Salam,
Harry

Made Wiryana

unread,
Feb 15, 2006, 10:17:31 AM2/15/06
to tekno...@googlegroups.com

Situs dinamis memudahkan web developer, memusingkan yg ngurus security he he he he.


IMW

m.c. ptrwn

unread,
Feb 15, 2006, 10:18:02 AM2/15/06
to teknologia
Made Wiryana wrote:
> On 2/15/06, awaloeddin devie <awalo...@gmail.com> wrote:
> >
> > Kok nggak pake presidensby.go.id atau presidensby.or.id aja pak? kan
> > kelihatan lebih mengIndonesia?
>
>
> Ini jawaban dari yg berwenang :------
>

> semoga bermanfaat untuk memperjelas tanda-tanya rekan2 telematika
>
> -hn-
>

Ooooh Mas Heru yang bikin :-)

pantes masih satu partai dengan SBY sich.


-mcp

risiyanto budi

unread,
Feb 16, 2006, 1:40:49 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:

> On 2/15/06, *Harry Sufehmi* <mi...@sufehmi.com

kalau statik mah nggak usah ada yang ngurusin security-nya.
meski dinamis, kalau adminnya ati-ati, rada paranoid, dan selalu
memantau bugtraq, kemungkinan kebobolan kecil.
KECUALI kalau yang mbobol kerjasama dengan orang dalam.

--
Aris

risiyanto budi

unread,
Feb 16, 2006, 1:41:36 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:

>
> Ya sering orang melihat "kulitnya" yg keliatan, back-end dsb nya
> jarang yg diperhitungkan. Memang kasihan itu orang yg ngurusin
> belakang, yg ndak keliatan, dan terasanya pas lagi problem.
> Dikenalnya pas kena complain.
>

Ya kalau begitu, perlihatkan saja back-end nya.

--
Aris

Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 4:31:27 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, risiyanto budi <risi...@budi.or.id> wrote:

>
>     Salah satu alasan yang cukup signifikan adalah security - jauh
>     lebih sulit mengamankan situs dinamis daripada situs statis.
>
>
> Situs dinamis memudahkan web developer, memusingkan yg ngurus security
> he he he he.
>

kalau statik mah nggak usah ada yang ngurusin security-nya.
meski dinamis, kalau adminnya ati-ati, rada paranoid, dan selalu
memantau bugtraq, kemungkinan kebobolan kecil.
KECUALI kalau yang mbobol kerjasama dengan orang dalam.

He he he emang bolong dari dinamis doang :-) itu khan bnaru salah satu celah.  Lha SNMP aja bisa jadi celah.


IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 4:31:58 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, risiyanto budi <risi...@budi.or.id> wrote:

Made Wiryana wrote:

> belakang, yg ndak keliatan, dan terasanya pas lagi problem.
> Dikenalnya pas kena complain.
>
Ya kalau begitu, perlihatkan saja back-end nya.

Ris,.. nggak ono sing takon  (alias ndak ada yg tertarik) ramenya di 84 juta nya

IMW


Budi Baliwae

unread,
Feb 16, 2006, 5:14:28 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
duit segitu aja diributin..  itu udah rejeki masing masing.
--
sing ken ken dong! -
http://blog.gue.or.id

Ronny Haryanto

unread,
Feb 16, 2006, 5:48:04 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On Thu, Feb 16, 2006 at 06:14:28PM +0800, Budi Baliwae wrote:
> duit segitu aja diributin.. itu udah rejeki masing masing.

[Mohon tidak top-posting. Ini sudah aturan milis ini.]

Kalo misalnya saya ngeributin, itu bukan soal sirik sama yg dapet,
tapi duit yg dipake itu duit rakyat (APBN) katanya. Tapi saya gak
pengen ngeributin, at least gak ngeributin di tempat yg gak sesuai.

Ronny

signature.asc

risiyanto budi

unread,
Feb 16, 2006, 4:43:04 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:

> On 2/16/06, *risiyanto budi* <risi...@budi.or.id

> <mailto:risi...@budi.or.id>> wrote:
>
>
> Made Wiryana wrote:
>
> > belakang, yg ndak keliatan, dan terasanya pas lagi problem.
> > Dikenalnya pas kena complain.
> >
> Ya kalau begitu, perlihatkan saja back-end nya.
>
>
> Ris,.. nggak ono sing takon (alias ndak ada yg tertarik) ramenya di
> 84 juta nya
>

Lha iyo pak, kan tak takokno iki mau :-D.
(lha saya kan yang nanya/tertarik)

halah.
jadi milis suroboyo.

--
aris

Oskar Syahbana

unread,
Feb 16, 2006, 6:07:36 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com

Hahaha, tul tul tul! Ini situs ada tendernya ga sih? Kok bisa AirPutih
yang dapet (ato jangan - jangan gara - gara hubungan 'dekat' si 'Om
yang satu itu' dengan organisasi ini -- kebetulan satu partai pula
dengan Pak SBY)?

Hanya sebuah wacana :-)

Bravo untuk Pak SBY yang berusaha lebih dekat lagi dengan rakyatnya.
Sayang, kok commenting systemnya belom jalan ya? Trus kok Pak SBYnya
juga tidak secara pribadi menulis. Kalau begitu kan lebih seru :-).

---
Oskar Syahbana
http://www.permagnus.com/
http://www.pojokbisnis.com/

Arif Widianto

unread,
Feb 16, 2006, 6:14:41 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:

pak made,

Kalau saya masih penasaran, apa pak SBY juga tidak kepingin situsnya
ada komentarnya? Sehingga memaksa developer menyediakan dokumen
dinamisnya. Ya, kalau bukan komentar, misalnya buku tamu, biar pun
dimoderasi seketat ikat pinggang rantai, kalau ada fasilitas gini
tentu akan menyenangkan. Hehehehe....

Salam,
Arif Widianto

dikshie

unread,
Feb 16, 2006, 7:02:32 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com


On 2/14/06, baskara <bas...@gmail.com> wrote:

Komandan website ini http://www.presidensby.info/ = pak Made ya? :-)
Bagus pak. Dari Tokyo lancar dan kencang diakses.
Versi internasional-nya kapan rencana dibuat pak?

ehmmmm sepertinya ada yng kurang nih.
mestinya IPv6 enable jadi content nya beda yng akses lewat IPv4 dng yng lewat IPv6
yng akses pake IPv6 misalnya bisa nonton rekaman video pak SBY memimpin rapat
kabinet :-)



wassalam,

--
-dikshie-

Ronny Haryanto

unread,
Feb 16, 2006, 7:17:06 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On Thu, Feb 16, 2006 at 07:02:32PM +0700, dikshie wrote:
> ehmmmm sepertinya ada yng kurang nih. mestinya IPv6 enable jadi
> content nya beda yng akses lewat IPv4 dng yng lewat IPv6 yng akses
> pake IPv6 misalnya bisa nonton rekaman video pak SBY memimpin rapat
> kabinet :-)

Hmm, kalo rapat gitu bukannya malah membuat orang jadi ogah pake IPv6? :-)

Ronny

signature.asc

baskara

unread,
Feb 16, 2006, 9:01:56 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, dikshie <dik...@gmail.com> wrote:
>
> ehmmmm sepertinya ada yng kurang nih.
> mestinya IPv6 enable jadi content nya beda yng akses lewat IPv4 dng yng
> lewat IPv6
> yng akses pake IPv6 misalnya bisa nonton rekaman video pak SBY memimpin
> rapat
> kabinet :-)

Bagi saya, yang kurang dari website itu = Google AdSense. =))
Kan lagi trend setiap website pribadi dipasangi iklan google. :P

agung

unread,
Feb 16, 2006, 11:54:44 AM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, Arif Widianto <arif...@gmail.com> wrote:

pak made,

Kalau saya masih penasaran, apa pak SBY juga tidak kepingin situsnya
ada komentarnya? Sehingga memaksa developer menyediakan dokumen
dinamisnya. Ya, kalau bukan komentar, misalnya buku tamu, biar pun
dimoderasi seketat ikat pinggang rantai, kalau ada fasilitas gini
tentu akan menyenangkan. Hehehehe....

Waduh, nanti keluar  uang lagi tuh buat bayar  moderatornya. hihi

Salam,
Arif Widianto



--
Life, Love, Blog
http://www.agung.or.id

Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 12:27:17 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, risiyanto budi <risi...@budi.or.id> wrote:

>
> Ris,.. nggak ono sing takon  (alias ndak ada yg tertarik) ramenya di
> 84 juta nya
>
Lha iyo pak, kan tak takokno iki mau :-D.
(lha saya kan yang nanya/tertarik)

halah.
jadi milis suroboyo.

Gara-gara ngurusi iki aku jawa-timuran terus (gara-gara ngurusin ini aku jadi ngomong jawa timuran terus)

He he he

IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 12:36:23 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, Oskar Syahbana <iser...@gmail.com> wrote:

Hahaha, tul tul tul! Ini situs ada tendernya ga sih? Kok bisa AirPutih
yang dapet (ato jangan - jangan gara - gara hubungan 'dekat' si 'Om
yang satu itu' dengan organisasi ini -- kebetulan satu partai pula
dengan Pak SBY)?

Ndak tahu urusan ininya :-),  Tapi intinya ini bukan pekerjaan proyek ala tender yang dihandel oleh Air Putih, yang dananya turun ke Air Putih terus diarahkan ke pengeluaran itu (seperti tender). Jadi langsung Kantor Jubir yang melakukan itu, Setahu saya Air Putih hanya membantu koordinasi dalam pengembangan sistemnya. 

Air Putih terlibat mungkin karena banyak yang mau suka rela kerjanya. Dibayari kopi aja udah pada mau he he he  Jadi kalau yang mengira anak-anak Air Putih jadi menggelembung accountnya itu salah kira.

Setahu saya model seperti ini memungkinkan karena saya dari Gunadarma sering membantu lembaga pemerintah agar kantor mereka bisa develop sistem sendiri. Kita hanya membantu proses awal. 

Bravo untuk Pak SBY yang berusaha lebih dekat lagi dengan rakyatnya.
Sayang, kok commenting systemnya belom jalan ya? Trus kok Pak SBYnya
juga tidak secara pribadi menulis. Kalau begitu kan lebih seru :-).

Form kontak jalan koq, SBY nulis secara pribadi (tapi tentu saja ndak upload secara pribadi) . Tunggu saja, lha ini tim redaksinya lagi digenjot untuk entri content-content lainnya.

IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 12:41:15 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, Arif Widianto <arif...@gmail.com> wrote:

pak made,

Kalau saya masih penasaran, apa pak SBY juga tidak kepingin situsnya
ada komentarnya? Sehingga memaksa developer menyediakan dokumen
dinamisnya. Ya, kalau bukan komentar, misalnya buku tamu, biar pun
dimoderasi seketat ikat pinggang rantai, kalau ada fasilitas gini
tentu akan menyenangkan. Hehehehe....

Terus  terang untuk ke arah itu sistem sudah siap (Walau dinamis  tapi tidak perlu dinamis semuanya,  kalau lihat ebay, katalog  pun itu dinamis-dinamisan)

Sedangkan kapan suatu fitur diluncurkan itu kebijakan Kantor Jubir Presiden.   Karena fokus sekarang adalah memberikan berita ke publik secepat mungkin dan bisa menjangkau media sebanyak mungkin.

Saya ingat salah satu hal meresahkan kantor Jubir selama ini adalah, media sering salah kutip karena ketiadaan transkrip ketika Presiden diwawancara atau pidato. Wah saya koq jadi kayak pegawai Kantor Jubir he he h Presiden SBY tampaknya terkesan ketika berkunjung ke Korea ketika pidato pagi, transcript dengan cepat bisa diakses media. Dan di Indonesia sering terjadi salah kutip pidato atau wawancara.


IMW
 



Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 12:43:13 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, dikshie <dik...@gmail.com> wrote:

ehmmmm sepertinya ada yng kurang nih.
mestinya IPv6 enable jadi content nya beda yng akses lewat IPv4 dng yng lewat IPv6
yng akses pake IPv6 misalnya bisa nonton rekaman video pak SBY memimpin rapat
kabinet :-)

Fitur sepert ini yg peduli yg orang teknis :-) (berapa prosen) dari pembaca.  Sama dg masalah RSS dan podcast ketika saya mengusulkannya.  Rata-rata pengguna yg tertarik memanfaatkannya adalah orang TI, bukan publik.

Soal video, yang sulit bukan IPv6-nya, tapi mempersiapkan tim redaksi :-) Dan ini yang sedang disiapkan. 

IMW




baskara

unread,
Feb 16, 2006, 12:46:01 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/17/06, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:

>
> Saya ingat salah satu hal meresahkan kantor Jubir selama ini adalah, media
> sering salah kutip karena ketiadaan transkrip ketika Presiden diwawancara
> atau pidato.

Padahal transkrip dari Presiden bisa salah ketik/dengar juga.
Contohnya: http://www.presidensby.info/index.php/wawancara/2005/12/15/35.html

Lihat yang ada kata "Hendra Nasution". =))

Ben

unread,
Feb 16, 2006, 1:11:10 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
Soal EYD juga sepertinya perlu diperhatikan dalam situs tersebut.
Misalnya, http://search.presidensby.info:8000/cgi-bin/namazu.cgi?query=merubah dan http://search.presidensby.info:8000/cgi-bin/namazu.cgi?query=dirubah

Begitu juga penulisan kata "Anda" tanpa didahului huruf kapital.

Ups, nampaknya Polisi EYD yang seharusnya lbh berkompeten menjelaskan soal EYD. Maaf :)

--
Ben
http://sembarang.com/2006/02/15/cerita-di-balik-perang-teluk-versi-seorang-marinir/

Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 3:38:28 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, baskara <bas...@gmail.com> wrote:


Padahal transkrip dari Presiden bisa salah ketik/dengar juga.
Contohnya: http://www.presidensby.info/index.php/wawancara/2005/12/15/35.html

Lihat yang ada kata "Hendra Nasution". =))

Tuh khan menunjukkan dalam situasi seperti ini, keliatan ada salah catet yg mana :-)

IMW


Made Wiryana

unread,
Feb 16, 2006, 3:43:31 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/16/06, Ben <ben...@gmail.com> wrote:

Dalam diskusi EYD ada 2 aliran yang memakai merubah dan mengubah (mirip dengan penerjemah atau penterjemah).   Mungkin yang menulis memiliki alirah merubah bukan mengubah. Di mailing list bahtera seingat saya ini sempat didiskusikan panjang.
 
Begitu juga penulisan kata "Anda" tanpa didahului huruf kapital.

Saya kurang ingat pada kasus mana kesalahan di atas muncul. Tetapi penulisan Anda bisa menggunakan huruf besar, dan bisa menggunakan huruf kecil.  Tergantung pada posisi apa (sebagai panggilan atau tidak).  Di buku kesalahan EYD ada bab tentang ini.

Ups, nampaknya Polisi EYD yang seharusnya lbh berkompeten menjelaskan soal EYD. Maaf :)

He he he dengan online seperti ini khan jadi orang bisa membetulkan kesalahan bahasa yang mungkin saja terjadi di transkrip pidato tersebut.

Minimal fungsi "SEARCH" ada manfaatnya he he he he

IMW


wongcilik

unread,
Feb 16, 2006, 7:02:16 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
----- Original Message -----
Sent: Friday, February 17, 2006 12:41 AM
Subject: [teknologia] Re: SBY


Terus  terang untuk ke arah itu sistem sudah siap (Walau dinamis  tapi tidak perlu dinamis semuanya,  kalau lihat ebay, katalog  pun itu dinamis-dinamisan)

Sedangkan kapan suatu fitur diluncurkan itu kebijakan Kantor Jubir Presiden.
<cut> berdasarkan pertimbangan konsultan teknis-nya..bukan begitu pak made...heheheh</cut>
 
Karena fokus sekarang adalah memberikan berita ke publik secepat mungkin dan bisa menjangkau media sebanyak mungkin.

Saya ingat salah satu hal meresahkan kantor Jubir selama ini adalah, media sering salah kutip karena ketiadaan transkrip ketika Presiden diwawancara atau pidato. Wah saya koq jadi kayak pegawai Kantor Jubir he he h
 
<cut> dah bukan kayak lagi kok pak...hehehehe</cut>
 
Presiden SBY tampaknya terkesan ketika berkunjung ke Korea ketika pidato pagi, transcript dengan cepat bisa diakses media. Dan di Indonesia sering terjadi salah kutip pidato atau wawancara.


IMW
 
rgds,
wongcilik

Ikhlasul Amal

unread,
Feb 16, 2006, 8:05:27 PM2/16/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/17/06, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> Dalam diskusi EYD ada 2 aliran yang memakai merubah dan mengubah (mirip
> dengan penerjemah atau penterjemah). Mungkin yang menulis memiliki alirah
> merubah bukan mengubah. Di mailing list bahtera seingat saya ini sempat
> didiskusikan panjang.

Saya periksa di KBBI, memang ada bagian

rubah (2) -> ubah

tapi menurut saya, tolong deh, sebaiknya ikuti aturan bahwa kata dasar
untuk "mengubah", "perubahan", dst. adalah "ubah". Kesalahan yang
terjadi selama ini dengan "merubah" terlalu fatal untuk ditolerir dan
biasanya hanya permakluman untuk kemalasan kembali ke aturan yang
benar.

*) saya ikut Bahtera namun diskusi "ubah" dan "rubah" tidak tersimpan
di arsip Mutt saya dan pencarian untuk arsip Yahoogroups susah.

> > Begitu juga penulisan kata "Anda" tanpa didahului huruf kapital.
>
> Saya kurang ingat pada kasus mana kesalahan di atas muncul. Tetapi
> penulisan Anda bisa menggunakan huruf besar, dan bisa menggunakan huruf
> kecil. Tergantung pada posisi apa (sebagai panggilan atau tidak). Di buku
> kesalahan EYD ada bab tentang ini.

Betul, tapi kelihatannya susah mencari penggunaan "anda" yang tidak
dipakai untuk "memanggil".

Menurut Pedoman Umum EYD, bagian "Pemakaian Huruf Kapital" (item no. 15):

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti "Anda".

(tidak ada penjelasan tambahan)

Menurut KBBI Edisi Ketiga:

Anda (pron) sapaan untuk orang yang diajak berbicara...

item "Anda" ditulis menggunakan huruf besar, sedangkan yang ditulis
dengan huruf kecil dalam "bentuk terikat" seperti "ayahanda",
"ibunda".

--
amal

Made Wiryana

unread,
Feb 17, 2006, 4:31:51 PM2/17/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/17/06, Ikhlasul Amal <ikhlas...@gmail.com> wrote:

rubah (2) -> ubah

tapi menurut saya, tolong deh, sebaiknya ikuti aturan bahwa kata dasar
untuk "mengubah", "perubahan", dst. adalah "ubah". Kesalahan yang
terjadi selama ini dengan "merubah" terlalu fatal untuk ditolerir dan
biasanya hanya permakluman untuk kemalasan kembali ke aturan yang
benar.

Memang yang benar adalah ubah, tetapi seperti saya sebut, banyak yang masih menggunakan rubah karena pengaruh bahasa lokal.

*) saya ikut Bahtera namun diskusi "ubah" dan "rubah" tidak tersimpan
di arsip Mutt saya dan pencarian untuk arsip Yahoogroups susah.

Saya tidak ingat kapan hal ini muncul di Bahtera, atau di milis penerjemah istilah komputer. 

Betul, tapi kelihatannya susah mencari penggunaan "anda" yang tidak
dipakai untuk "memanggil".

Priyadi pernah memberi contoh hal ini di milis nusalinux.  Ayo Pri diulangi lagi kalau masih ingat he he
 
Menurut KBBI Edisi Ketiga:

Anda (pron) sapaan untuk orang yang diajak berbicara...

item "Anda" ditulis menggunakan huruf besar, sedangkan yang ditulis
dengan huruf kecil dalam "bentuk terikat" seperti "ayahanda",
"ibunda".

Sayang buku tersebut tidak ada di dekat saya (karena saya di Jerman), sehingga saya tidak bisa menyitir dengan tepat nomor halaman tentang kasus "Anda" dan "anda".  Anda digunakan dengan huruf besar ketika merupakan panggilan/sapaan.  Sekarang tinggal cari penggunaan Anda dalan kasus ketika bukan panggilan.  Dan itu ada :-)

IMW

Oskar Syahbana

unread,
Feb 17, 2006, 5:07:36 PM2/17/06
to tekno...@googlegroups.com

Hanya ingin mengingatkan saja...

Please ini mah euy... bukan milis "cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar ala EYD yang berbeda - beda aliran", tapi milis teknologia yang seharusnya memang membahas tentang teknologi. Kalaupun OOT, ya bikin tag OOT dengan topik baru.

Soalnya kalau dilihat dari topik awal sudah menyimpang jauh loh.

Jangan nanti malah dibawa ke masalah nasionalisme lah, masalah suku bangsa lah, etc etc.

Okeh? Ahem... balik lagi kita... itu podcastnya streaming atau download sih?


--

Dipo Prasetyo

unread,
Feb 17, 2006, 8:12:57 PM2/17/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/18/06, Oskar Syahbana <iser...@gmail.com> wrote:
On 2/18/06, Made Wiryana < mwir...@gmail.com> wrote:
On 2/17/06, Ikhlasul Amal < ikhlas...@gmail.com> wrote:
rubah (2) -> ubah
Memang yang benar adalah ubah, tetapi seperti saya sebut, banyak yang masih menggunakan rubah karena pengaruh bahasa lokal.
Betul, tapi kelihatannya susah mencari penggunaan "anda" yang tidak
dipakai untuk "memanggil".
Anda (pron) sapaan untuk orang yang diajak berbicara...
item "Anda" ditulis menggunakan huruf besar, sedangkan yang ditulis
dengan huruf kecil dalam "bentuk terikat" seperti "ayahanda",
"ibunda".
Please ini mah euy... bukan milis "cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar ala EYD yang berbeda - beda aliran", tapi milis teknologia yang seharusnya memang membahas tentang teknologi. Kalaupun OOT, ya bikin tag OOT dengan topik baru.
Soalnya kalau dilihat dari topik awal sudah menyimpang jauh loh.
Jangan nanti malah dibawa ke masalah nasionalisme lah, masalah suku bangsa lah, etc etc.
Okeh? Ahem... balik lagi kita... itu podcastnya streaming atau download sih?
Penyampaian teknologi melalui bahasa menurut EYD itu sangat penting. Karena kata-kata serapan sering digunakan dalam berinternet, saya pikir koreksi bukanlah hal yang tabu. Debat kusir dan menolak gagasan kritik ini dapat diartikan bahwa kebenaran dalam berbahasa masih manjadi kendala untuk alih teknologi. Saya berharap sby dalam situs jejaringnya menyediakan peluang itu, atau mempersiapkan bahasa lainnya yang lebih konsisten. Alamat  http://www.presidensby.info/ ini sudah sepatutnya digantikan http://jjj.presidensby.co.id , hal nama kecil yang berarti ini dan sangat mudah dilakukan untuk jangka waktu dekat. Secara isi situs, saya sangat menghargai hasil karya ini. Namun secara konsep, saya agak meragukan kontingensi dan kepentingan dibaliknya. Dari segi teknis, aku menyetujui penggunaan statis walaupun *konsep* statiknya (red: ko pake track, mirror aja khan cukup) juga sudah direvisi berkali-kali. Keseluruhan, aku harap bisa mengakomodasi semua kebutuhan para pemilih setianya (feed, forum, dynamic, interactive, update online, maintainance sop, etc) daripada keperluan propaganda partai tertentu. Saya mohon maaf jika ada kata-kata saya yang tidak berkenan.
 
Terima kasih,
Dipdip
 

 

Radia Latief

unread,
Feb 18, 2006, 11:49:36 PM2/18/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/18/06, Dipo Prasetyo <dipopr...@gmail.com> wrote:
berbahasa masih manjadi kendala untuk alih teknologi. Saya berharap sby dalam situs jejaringnya menyediakan peluang itu, atau mempersiapkan bahasa lainnya yang lebih konsisten. Alamat  http://www.presidensby.info/ ini sudah sepatutnya digantikan http://jjj.presidensby.co.id , hal nama kecil yang berarti ini dan sangat mudah dilakukan untuk jangka waktu dekat. Secara isi situs, saya sangat menghargai hasil karya ini.


Jejaring. Kalau ini merupakan istilah yang benar untuk Web, rasanya saya nggak akan memakainya :-p Pengembangan Situs Jejaring? Saya masih menerima Pengembangan Situs Web, walaupun banyak yang berhenti sampai Pengembangan Website.

Saya setuju dan terus mempelajari penggunaan bahasa yang benar, seperti mengubah daripada merubah, citra daripada image (apalagi imej), standardisasi daripada standarisasi, dan sebagainya, selama bahasa Indonesia yang digunakan tidak lebih asing daripada istilah-istilah yang sudah biasa didengar.

Ada nggak yang bisa menjelaskan, apa saja kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk menyerap sebuah istilah asing? Kenapa banyak kata dalam bahasa kita yang sebetulnya merupakan serapan dari berbagai bahasa asing, tapi keyboard, e-mail, dan mouse, tidak boleh diserap?

Saya pernah dengar alasan penterjemahan besar-besaran ini adalah agar masyarakat awam lebih mudah memahami istilah-istilah komputer. Kalau saya pikir, buatkan aja FAQ yang lengkap untuk istilah-istilah asing tersebut, daripada dijelaskan tentang Unduh, lalu nanti mereka main internet nemu Download malah nanya, "ini maksudnya apa ya? oo, unduh.", kan jadi 2 kali kerja.

OT:
TIJA sekarang udah nggak ada, berganti menjadi (kalau nggak salah) Ancol Bay City Area. Jadi kalau RUU bahasa jadi disahkan, minimal ada sedikit hiburan yang membuat tertawa, yaitu melihat mereka gonta-ganti nama, hehehe.


Ikhlasul Amal

unread,
Feb 19, 2006, 9:23:36 AM2/19/06
to tekno...@googlegroups.com
On 2/19/06, Radia Latief <yof...@gmail.com> wrote:
>
> Saya setuju dan terus mempelajari penggunaan bahasa yang benar, seperti
> mengubah daripada merubah, citra daripada image (apalagi imej),
> standardisasi daripada standarisasi, dan sebagainya, selama bahasa Indonesia
> yang digunakan tidak lebih asing daripada istilah-istilah yang sudah biasa
> didengar.
>

[dst. dihapus]

<di luar topik>
Gatal juga saya ingin merespon, karena beberapa hal yang dipertanyakan
itu sebenarnya sudah berulang-ulang muncul dalam persoalan seperti
ini.

Namun nanti malah dianggap terlalu jauh melenceng dari tema Teknologia lagi.

Sampai jumpa di "mailing list" EYD... (dan sampai hari ini saya belum
ketemu dengan "mailing list" tentang bahasa Indonesia yang sekaligus
menerapkan aturan itu dalam email sehari-hari.
</di luar topik>

--
amal

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages