Alat bantu penulisan dokumen

57 views
Skip to first unread message

Iang

unread,
Jul 16, 2005, 11:36:11 PM7/16/05
to tekno...@googlegroups.com
Untuk menulis dokumen yang rapi dan terstruktur enaknya pakai apa ya?
Langsung dengan Ms Word/OpenOffice.org Writer atau dengan yg "lebih
teknis" seperti LaTeX atau SGML/XML DocBook?

Saya pernah menggunakan SGML DocBook untuk membuat buku (proyek gotong
royong bikin buku :D), yang saya rasakan saya bisa memfokuskan diri
dalam penulisan isi dokumen daripada pengaturan tampilan. Setelah isi
selesai, compile, jadi deh semuanya. Namun saya mengalami kesulitan
saat saya ingin mengatur tampilan yang dihasilkan (oh iya, outputnya
berupa file pdf atau rtf).

Saya juga pernah menggunakan Ms Word/OOo Writer yang mungkin lebih
mudah untuk mengatur tampilan (gara2 WYSIWYG?) namun saya mengalami
kesulitan dalam penyusunan dokumen dengan struktur yang bagus dan
rapi. FYI, saya sudah menggunakan fasilitas style, namun tetap saja
ribet :P

Satu lagi, saya juga pernah menggunakan XML DocBook untuk membuat
dokumen HTML. Untuk yang satu ini saya cukup puas karena dapat membuat
struktur yang baik dalam dalam DocBooknya dan saya dapat mengatur
tampilan dengan CSS. Namun rasanya agak kurang cocok untuk dokumen
yang bertipe buku, laporan, atau semacamnya yang memiliki nomor
halaman, dsb (intinya untuk media cetak). Karena HTML kan memang tidak
mengenal yang seperti itu (cmiiw)

Jadi, ada saran?

Sampai saat ini saya mungkin akan lebih memilih menggunakan DocBook
atau LaTeX karena saya lebih menginginkan struktur yang rapi. Mungkin
ada yang dapat memberi referensi bagaimana mengubah tampilan yang
dihasilkan oleh DocBook atau LaTeX.


--
Iang-
http://fajran.net

alex

unread,
Jul 17, 2005, 4:29:28 AM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
Kalau dari faktor kebiasaan, secara pribadi lebih enak menggunakan Ms Word :P
Sebab memang sudah lebih dimudahkan dalam membuat dokumen. Saya
juga mencoba beberapa altertanif seperti OpenOffice.org dan juga
AbiWord. Tapi.. ya itu, rasanya kok lelet gitu ya? AbiWord menang
sedikit dalam hal cepatnya loading pertama. Apalagi jika dibandingkan
dengan Office 2003 yang naujibile beratnya itu.
Untuk LaTex, kok rasanya... nggak akrab begitu sih? Saya keteteran
kalau menggunakan LaTex.

Sepertinya faktor WYSIWYG memang berpengaruh juga loh jika bicara enak
atau tidak enak.

--
heart-shaped-box
darussalam - banda aceh
http://alexcobain.tk

Ronny Haryanto

unread,
Jul 17, 2005, 6:02:56 AM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sun, Jul 17, 2005 at 10:36:11AM +0700, Iang wrote:
> Untuk menulis dokumen yang rapi dan terstruktur enaknya pakai apa
> ya?

LyX. Atau LaTeX, tapi saya gak ada waktu utk belajar2 lagi, jadi pake
LyX aja, cukup pahami konsep dari baca intronya sebentar, udah bisa
langsung bikin dokumen, ntar2 kalo butuh fitur spesifik baru nyari.
Kekurangannya ya agak lain aja konsepnya kalo udah biasa pake yg
ngawur seperti MS Word atau kebanyakan word processor lainnya. Selain
itu juga bisa dibuat professional sekali seperti LaTeX, tapi jalannya
nggak mulus biasanya. Contohnya bikin table aja, susah kalo mau yg
flexible dan bagus. Tapi kalo yg penting struktur tentu LyX patut
dipertimbangkan. Saya kalo pake LyX nggak pernah pusing tampilan pas
ngetik, yg penting makna dan semanticsnya dulu. Soal formatting dan
layout belakangan kalo udah selesai. Denger2 publishers juga banyak yg
pake LaTeX. Yg jelas akademia sih banyak yg pake.

Pake MS Word juga bisa seperti itu sebetulnya, tapi tidak straight
forward (karena biasanya makainya ngawur). Bisa dihitung pake jari
tangan kiri tuh pengguna MS Word yg saya tau yg memanfaatkan Styles
secara optimal dan strukturnya rapi, dan/atau yg bisa generate table
of contents automatically. Contohnya utk kasih jarak besar antar dua
section yg berbeda pasti secara instinct pake enter beberapa kali,
padahal kalo pake styles properly bisa diatur dg paragraph formatting,
space before. Kalo di LyX enter lebih dr sekali udah gak boleh, spasi
lebih dr sekali juga udah gak boleh, kecuali dipaksa, karena memang
tidak memberi makna apa2, itu cuma tampilan/formatting aja, seharusnya
tidak boleh digabung dg isi. Contoh lain kalo mau ganti format heading
misalnya mau dijadikan italics semua, kalo gak pake styles bisa nangis
tuh kalo banyak headingnya, mesti satu2 diganti.

LyX membuat saya bisa fokus ke apa yg mau saya tulis dan bagaimana
mengorganisir struktur dokumennya dulu ketimbang selalu pusing soal
tampilan dan layout dr awal.

Kayaknya pake LyX juga bisa bikin/generate/export docbook/sgml, selain
latex, postscript, text, dan pdf.

Kalo dokumennya banyak math atau formulanya juga LyX paling enak
(walaupun kadang mesti fallback ke latex kalo yg agak kompleks).

Ronny

Rakhmat Hanief

unread,
Jul 17, 2005, 8:28:28 AM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
Ronny Haryanto wrote:

>LyX. Atau LaTeX, tapi saya gak ada waktu utk belajar2 lagi, jadi pake
>LyX aja, cukup pahami konsep dari baca intronya sebentar, udah bisa
>langsung bikin dokumen, ntar2 kalo butuh fitur spesifik baru nyari.
>Kekurangannya ya agak lain aja konsepnya kalo udah biasa pake yg
>ngawur seperti MS Word atau kebanyakan word processor lainnya. Selain
>itu juga bisa dibuat professional sekali seperti LaTeX, tapi jalannya
>nggak mulus biasanya.
>
--potong--

LyX cukup bagus, relatif mudah dipelajari, dan membuat pekerjaan menulis
lebih terfokus. tetapi saya masih kecewa dengan output PDF nya yang
'buram' kalau dibaca pakai AcrobatReader 5.0. anehnya kalau pakai xpdf
sih oke.
saya nggak tahu apa penyebabnya, mungkin bang ronny tahu ?

Kekecewaan yang lain adalah kalau nulis contoh source code
(dengan format 'code' fixed width font) kemudian di-export ke HTML
hasilnya tidak sesuai (masih di-render dengan variable-width font).
saya cari di google, ini memang bukan salah LyX, tetapi bug script
latex2html.
tapi tetep aja sebagai user ini terasa mengganggu sekali.

Untuk XML DocBook apa sudah ada front-end editor seperti LyX?
maaf, saya belum pernah menyentuh XML DocBook sama sekali.
sampai sekarang saya masih membayangkan caranya adalah dengan mengedit
dokumen pakai text editor biasa berikut segala tag XML-nya.
please CMIIW.

-brod

Ronny Haryanto

unread,
Jul 17, 2005, 8:41:23 AM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sun, Jul 17, 2005 at 07:28:28PM +0700, Rakhmat Hanief wrote:
> LyX cukup bagus, relatif mudah dipelajari, dan membuat pekerjaan menulis
> lebih terfokus. tetapi saya masih kecewa dengan output PDF nya yang
> 'buram' kalau dibaca pakai AcrobatReader 5.0. anehnya kalau pakai xpdf
> sih oke.
> saya nggak tahu apa penyebabnya, mungkin bang ronny tahu ?

Wah saya nggak ngerti juga. Saya biasa export pake yg pdflatex (kan
ada bbrp option utk export pdf), selalu bagus hasilnya. Fontnya
palatino. Contohnya bisa dilihat di:
http://ronny.haryan.to/archives/2004/10/25/8021x-authentication/

Ronny

Ariya Hidayat

unread,
Jul 17, 2005, 4:58:22 PM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
> LyX cukup bagus, relatif mudah dipelajari, dan membuat pekerjaan menulis
> lebih terfokus. tetapi saya masih kecewa dengan output PDF nya yang
> 'buram' kalau dibaca pakai AcrobatReader 5.0. anehnya kalau pakai xpdf
> sih oke.

CMIIMW, ini karena dari latex dibuat pdf-nya dengan lewat PostScript dulu,
bukan langsung ke pdf. Kalau mau langsung ke pdf, coba pdflatex dan hasilnya
pasti bagus.
Tapi enggak tahu kenapa di xpdf tampilannya tetap bagus.

--
KOffice 1.4: image editor, database management, OpenDocument support
http://www.koffice.org/announcements/announce-1.4.php

Iang

unread,
Jul 17, 2005, 9:03:15 PM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
On 7/17/05, Ronny Haryanto <ronn...@haryan.to> wrote:
> LyX. Atau LaTeX, tapi saya gak ada waktu utk belajar2 lagi, jadi pake
> LyX aja, cukup pahami konsep dari baca intronya sebentar, udah bisa
> langsung bikin dokumen, ntar2 kalo butuh fitur spesifik baru nyari.

Sepertinya LyX menarik dan cukup mudah dipakai (bisa langsung mulai
ngetik :D). Mungkin akan saya pertimbangkan juga mengingat saya baru
mulai baca-baca tentang LaTeX sejak beberapa hari yang lalu :))

> ngetik, yg penting makna dan semanticsnya dulu. Soal formatting dan
> layout belakangan kalo udah selesai. Denger2 publishers juga banyak yg
> pake LaTeX. Yg jelas akademia sih banyak yg pake.

Nah ini dia. Andaikan dokumen sudah selesai ditulis dan sekarang
saatnya untuk membuat tampilan akhirnya, bagaimana cara mengubah
format dan layoutnya?

Saya pernah menggunakan Apache Forrest yang menggunakan format XML
(antara lain DocBook) dalam penulisan dokumennya. Salah satu hasil
kompilasinya adalah PDF. Kalau saya lihat, dalam transformasi ke PDF
itu sendiri melalui format FO (Formatting Object). Dalam FO itu baru
didefinisikan style dokumen yang akan dihasilkan. Namun saya sendiri
mengalami kesulitan untuk mengubah FO itu (mungkin karena baru tahu
dan kurang visual :D)




--
Iang-
http://fajran.net

Ronny Haryanto

unread,
Jul 17, 2005, 9:09:08 PM7/17/05
to tekno...@googlegroups.com
On Mon, Jul 18, 2005 at 08:03:15AM +0700, Iang wrote:
> On 7/17/05, Ronny Haryanto <ronn...@haryan.to> wrote:
> > ngetik, yg penting makna dan semanticsnya dulu. Soal formatting dan
> > layout belakangan kalo udah selesai. Denger2 publishers juga banyak yg
> > pake LaTeX. Yg jelas akademia sih banyak yg pake.
>
> Nah ini dia. Andaikan dokumen sudah selesai ditulis dan sekarang
> saatnya untuk membuat tampilan akhirnya, bagaimana cara mengubah
> format dan layoutnya?

Mungkin ini bisa menjelaskan lebih baik drpd saya:
http://www.troubleshooters.com/linux/lyx/

Ronny

Andriansah

unread,
Jul 18, 2005, 12:38:39 AM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
Mungkin agak gak nyambung dengan  lyx n latex, tapi saya sekarang kalo pengen nulis yang panjang lebar saya selalu pake notepad / ultraedit bajakan, Kenapa karena yang saya lebih pentingkan adalah tulisan ini selesai. Kalo sudah selesai baru deh format nya saya atur, biasanya langsung di paste ke MS WORD (karena disini komputernya pake windows).

Dulu pernah belajar latex for windows tapi tetap aja gw harus ketik macam2 dan menurut gw itu sangat mengganggu sekali, jadinya gw tinggalin dulu deh.
--
Andriansah
4501217896
--

Ronny Haryanto

unread,
Jul 18, 2005, 1:18:43 AM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sun, Jul 17, 2005 at 09:38:39PM -0700, Andriansah wrote:
> Mungkin agak gak nyambung dengan lyx n latex, tapi saya sekarang kalo pengen
> nulis yang panjang lebar saya selalu pake notepad / ultraedit bajakan,
> Kenapa karena yang saya lebih pentingkan adalah tulisan ini selesai. Kalo
> sudah selesai baru deh format nya saya atur, biasanya langsung di paste ke
> MS WORD (karena disini komputernya pake windows).

Ya ngatur formatnya itu masih manual kan, mesti satu2, mana yg mesti
ditebelin, mana yg mesti digedein. Trus ntar lupa, tadi utk heading 1
pake font apa size brp, heading 2 pake size brp, dst. Kecuali kalo
anda pake Styles nya MS Word (ini pun masih agak clumsy menurut saya).

Ini yg dimaksud tidak terrekam strukturnya.

Kalo pake lyx, latex, atau bahkan proper html (minus hal2 yg
seharusnya di CSS) bisa dibilang bahwa tulisan ini heading 1, tulisan
ini isi paragraph, tulisan ini source code, ini ordered list, dst.

Nanti baru formattingnya diapply sekali saja (gak berulang2) ke
struktur itu tadi. Heading 1 formatnya gini, heading 2 formatnya gini,
source code formatnya gini, dst.

> Dulu pernah belajar latex for windows tapi tetap aja gw harus ketik macam2
> dan menurut gw itu sangat mengganggu sekali, jadinya gw tinggalin dulu deh.

Makanya cobain lyx dulu.

Tolong ya jangan top posting. Mentang2 pake gmail. Hehe.

Ronny

Iang

unread,
Jul 18, 2005, 1:28:21 AM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
On 7/18/05, Andriansah <andri...@gmail.com> wrote:
> Mungkin agak gak nyambung dengan lyx n latex, tapi saya sekarang kalo
> pengen nulis yang panjang lebar saya selalu pake notepad / ultraedit
> bajakan, Kenapa karena yang saya lebih pentingkan adalah tulisan ini
> selesai. Kalo sudah selesai baru deh format nya saya atur, biasanya langsung
> di paste ke MS WORD (karena disini komputernya pake windows).

yang pernah saya lakukan juga adalah dengan mengetik dengan text
editor biasa dg format Markdown. Setelah selesai, saya convert ke
HTML, buka di browser, dan copy-paste ke Ms Word. Lumayan, style masih
nyangkut..



--
Iang-
http://fajran.net

Affan Basalamah

unread,
Jul 18, 2005, 2:48:45 AM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
Nggak ada yang salah dengan Office 2003 yang katanya berat itu....untuk
itulah sekeping DDR RAM 512 MB dan 1 GB diciptakan :)

-affan

Ary Setijadi Prihatmanto

unread,
Jul 18, 2005, 3:52:35 AM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
------------------------

Salam,
Kalau menurut saya sih silahkan perlu dianalisis kebutuhannya. Semua
alat-alat yang disebut itu (MS Office, TeX, LaTeX, OpenOffice) itu sudah
terbukti semua bisa digunakan dan menghasilkan dokumen yang "workable".

Kalau kita bicara kebutuhan, kita akan langsung menusuk ke penggunanya
sehingga kita akan juga melihat:

1. history dari penggunanya, OS apa yang dia rasakan enak dipakai, metafora
apa yang dia sekarang gunakan untuk bekerja dll. Menetapkan alat baru tanpa
memperhtungkan pengguna seperti memaksa pengguna untuk beradaptasi, hal ini
bisa jalan bisa tidak.

2. fitur-fitur apa yang menjadi problem sekarang dan prioritasnya.

Salam
Ary



--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.323 / Virus Database: 267.9.0/50 - Release Date: 7/16/2005

Andriansah

unread,
Jul 18, 2005, 9:20:45 PM7/18/05
to tekno...@googlegroups.com
On 7/18/05, Ronny Haryanto <ronn...@haryan.to> wrote:
On Sun, Jul 17, 2005 at 09:38:39PM -0700, Andriansah wrote:
> Mungkin agak gak nyambung dengan lyx n latex, tapi saya sekarang kalo pengen
> nulis yang panjang lebar saya selalu pake notepad / ultraedit bajakan,
> Kenapa karena yang saya lebih pentingkan adalah tulisan ini selesai. Kalo
> sudah selesai baru deh format nya saya atur, biasanya langsung di paste ke
> MS WORD (karena disini komputernya pake windows).

Ya ngatur formatnya itu masih manual kan, mesti satu2, mana yg mesti
ditebelin, mana yg mesti digedein. Trus ntar lupa, tadi utk heading 1
pake font apa size brp, heading 2 pake size brp, dst. Kecuali kalo
anda pake Styles nya MS Word (ini pun masih agak clumsy menurut saya).

hhhmm iya juga sih, saya memang kerjanya jadi 2x
 

Ini yg dimaksud tidak terrekam strukturnya.

Kalo pake lyx, latex, atau bahkan proper html (minus hal2 yg
seharusnya di CSS) bisa dibilang bahwa tulisan ini heading 1, tulisan
ini isi paragraph, tulisan ini source code, ini ordered list, dst.

Nanti baru formattingnya diapply sekali saja (gak berulang2) ke
struktur itu tadi. Heading 1 formatnya gini, heading 2 formatnya gini,
source code formatnya gini, dst.

 

> Dulu pernah belajar latex for windows tapi tetap aja gw harus ketik macam2
> dan menurut gw itu sangat mengganggu sekali, jadinya gw tinggalin dulu deh.

Makanya cobain lyx dulu.

hhmmm ok, saya cobain lyx



Tolong ya jangan top posting. Mentang2 pake gmail. Hehe.

Maap, udah dibahas di milis sebelah :)
 

Ronny





--
Andriansah
4501217896
--

Budi Rahardjo

unread,
Jul 19, 2005, 5:48:25 AM7/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Berdasarkan pengalaman, kalau dokumen kita sudah lebih
dari 200 halaman dan satu file :), maka:
- MS Word kadang2 ngehang (kalau banyak tabel yang aneh2)
atau ada bagian yang tidak bisa diprint, dll.
- OpenOffice belum mengalami hal tersebut karena saya
belum banyak pakai OpenOffice untuk > 200 halaman.

Pilihan saya: Adobe FrameMaker !
Sayang, tidak gratis dan cenderung *sangat mahal*.
Dulu (waktu masih di Canada), kami menggunakan FrameMaker
sebagai standar karena:
- engineers (seperti saya) banyak dokumen teknis,
ngetiknya di Sun
- Management mengetiknya di MS Windows
- Sekretaris mengetiknya di Mac
Semuanya pakai FrameMaker!

Sekarang ... sama seperti anda, saya masih mencari yang pas
karena maunya tidak membajak dan mudah.
Sementara ini:
- kalau nulis sendiri dan panjang: LaTeX (langsung pakai vi)
- kalau menengah panjangnya dan banyak orang yang terlibat:
MS Word
- kalau nulis artikel singkat dan untuk diri sendiri:
OpenOffice/NeoOffice :)


-- budi

R. Topan Berliana

unread,
Jul 19, 2005, 6:26:55 AM7/19/05
to tekno...@googlegroups.com
Budi Rahardjo wrote:
> Berdasarkan pengalaman, kalau dokumen kita sudah lebih
> dari 200 halaman dan satu file :), maka:
> - MS Word kadang2 ngehang (kalau banyak tabel yang aneh2)
> atau ada bagian yang tidak bisa diprint, dll.

Ini saya sering mengalami, terutama kalau kita pake style dan jumlah
halaman cukup banyak (> 100), sering hang dan tidak konsisten. Saya
cukup 'trauma' dengan ini waktu menulis skripsi :D

> - OpenOffice belum mengalami hal tersebut karena saya
> belum banyak pakai OpenOffice untuk > 200 halaman.

Dulu saya pake OpenOffice 1.9 (beta) dan masalah terbesar adalah
performancenya, apalagi untuk notebook (berat dan lambat). Tapi saya
ganti dengan versi stabil yang agak lawas (1.1) dan sampe sekarang
worked well.

> Sekarang ... sama seperti anda, saya masih mencari yang pas
> karena maunya tidak membajak dan mudah.
> Sementara ini:
> - kalau nulis sendiri dan panjang: LaTeX (langsung pakai vi)
> - kalau menengah panjangnya dan banyak orang yang terlibat:
> MS Word
> - kalau nulis artikel singkat dan untuk diri sendiri:
> OpenOffice/NeoOffice :)

Agak OOT, yang masih jadi 'masalah' buat saya adalah pengganti MS
Project. Apakah ada rekomendasi dari rekan2 untuk tool manajemen proyek
seperti ini yang opensource & free.

Regards,
Topan Berliana.

The_Eye_In_The_Sky

unread,
Jul 19, 2005, 6:50:42 AM7/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On Tue, 2005-07-19 at 17:26 +0700, R. Topan Berliana wrote:

> Agak OOT, yang masih jadi 'masalah' buat saya adalah pengganti MS
> Project. Apakah ada rekomendasi dari rekan2 untuk tool manajemen proyek
> seperti ini yang opensource & free.

Imendio Planner : http://developer.imendio.com/wiki/Planner

Ini jadi pilihan di Sun Java Dekstop System dan Red Hat Enterprise Linux

Ariya Hidayat

unread,
Jul 19, 2005, 8:04:03 AM7/19/05
to tekno...@googlegroups.com
> Imendio Planner : http://developer.imendio.com/wiki/Planner
> Ini jadi pilihan di Sun Java Dekstop System dan Red Hat Enterprise Linux


Atau TaskJuggler ? http://www.taskjuggler.org/

"TaskJuggler is an Open Source tools for serious project managers. It
covers the complete spectrum of project management tasks from the
first idea to the completion of the project. It assists you during
project scoping, resource assignment, cost and revenue planing, risk
and communication management."

Made Wiryana

unread,
Jul 19, 2005, 4:11:48 PM7/19/05
to tekno...@googlegroups.com
On 7/19/05, R. Topan Berliana <Topan.B...@gmail.com> wrote:
>
> Budi Rahardjo wrote:
> > Berdasarkan pengalaman, kalau dokumen kita sudah lebih
> > dari 200 halaman dan satu file :), maka:
> > - MS Word kadang2 ngehang (kalau banyak tabel yang aneh2)
> > atau ada bagian yang tidak bisa diprint, dll.
>
> Ini saya sering mengalami, terutama kalau kita pake style dan jumlah
> halaman cukup banyak (> 100), sering hang dan tidak konsisten. Saya
> cukup 'trauma' dengan ini waktu menulis skripsi :D
>

Favorit saya saat ini, kalau melibatkan banyak penulis tetapi
mengharapkan format akhir yang konsisten adalah dengan menggunakan
LyX. Terutama kalau penulis tidak paham pakai LaTeX. Karena LyX
relatif tidak sulit untuk digunakan. Hanya yang penting ketika
mengajari para penulis tersebut, kita harus memberi tahu perbedaan
utama bekerja dengan LyX dg Wordprocessor.

Wordprocessor baik OO atau MS Word saya hindari, lebih baik saya minta
mereka menulis dg HTML "strict" sehingga nanti bisa saya konvert dari
html->latex->lyx.

Berdasarakan pengalaman hingga dokumen 300 halaman dengan gambar yang
banyak sekali tidak mengalami masalah. Begitu juga penulis termasuk
baru menggunakan LyX, tidak begitu sulit dibandingkan mengajari mereka
memakai LaTeX langsung.

Kalau dokumen sudah lebih dari 100 halaman dengan banyak gambar akan
terasa repotnya menggunakan Wordprocessor. Apalagi kalau dokumen yang
harus dikerjakan itu banyak dan tebal.

IMW

The_Eye_In_The_Sky

unread,
Jul 21, 2005, 12:40:34 PM7/21/05
to tekno...@googlegroups.com
On Tue, 2005-07-19 at 14:04 +0200, Ariya Hidayat wrote:

> Atau TaskJuggler ? http://www.taskjuggler.org/
>
> "TaskJuggler is an Open Source tools for serious project managers.

Hmm menarik, nanti akan saya coba juga.

Problem utama yang saya cari selama ini adalah pengganti :
1. MS Project, tapi yang bisa baca file MPP juga
2. Visual Mind, Mind mapping software, nah ini lagi mau cobain freemind,
tapi belum sempat juga

Kalo Visio, saya sudah dapat penggantinya, Dia, walau dengan terpaksa
membuat semua stensil yg dibuat under Visio :(

Zaki Akhmad

unread,
Jul 27, 2005, 4:22:39 AM7/27/05
to tekno...@googlegroups.com
Tanya dong, masih newbie nih di LaTex.
Biasanya kalau masukkin gambar pakai apa sih?

Terimakasih...
Zaki Akhmad

Ariya Hidayat

unread,
Jul 27, 2005, 4:26:21 AM7/27/05
to tekno...@googlegroups.com
> Tanya dong, masih newbie nih di LaTex.
> Biasanya kalau masukkin gambar pakai apa sih?

Ekspor gambarnya ke EPS, terus:

\begin{figure}[htbp]
\includegraphics{file}
\end{figure}

Kalau mau kompatible dengan pdflatex, lihat caranya di
http://ariya.pandu.org/articles/latex_tricks.htm


--
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayat&btnI
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages