Google Groups no longer supports new Usenet posts or subscriptions. Historical content remains viewable.
Dismiss

Dibayar Rp 1 Juta, Guru Jadi Tim Sukses UN

1 view
Skip to first unread message

David G

unread,
Apr 20, 2008, 7:23:32 PM4/20/08
to

Kepsek Siapkan “Tim Sukses” UN

JAKARTA - Menjelang pelaksanaan ujian nasional, Bisnis Jakarta
menemukan indikasi kecurangan. Modus kecurangan ini dilakukan secara
sistematis dan terkoordinasi dengan baik. Sejumlah sekolah swasta di
Jakarta membentuk “Tim Sukses UN.” Tim ini dibentuk langsung oleh
kepala sekolah dalam sebuah rapat guru. Rapat kemudian menunjuk
guru-guru bidang studi menjadi tim inti.
Seorang guru di sekolah swasta di bilangan Jakarta
Barat--- yang tidak mau dikorankan namanya--- menuturkan secara detail
seluk beluk “Tim Sukses UN” ini. Sekitar dua pekan silam, kepala sekolah
tempatnya mengajar mengumpulkan para guru. Guru bidang studi yang
diujikan, seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPA ditugasi menjadi
tim siluman.
Nama-nama mereka sejatinya telah didaftarkan sebagai guru pengawas di
sekolah lain. Tetapi, karena masuk tim sukses UN, kehadiran para guru
ini akan diganti oleh guru lain atau staf sekolah. “Saya bertugas
sebagai pengawas UN di sekolah lain. Pengawasan dilakukan sistem silang.
Nanti, pada hari H, saya tidak akan datang ke sekolah tersebut. Nama
saya digantikan guru lain. Guru itu akan memakai nama saya. Saya diminta
stand by di sekolah pukul 5.30 WIB. Selanjutnya, saya tinggal menunggu
instruksi selanjutnya,” tegas guru swasta ini kepada Bisnis Jakarta.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sekolah ini juga membentuk Tim
Sukses UN yang sama. Tugasnya mengambil lembar soal dan mengerjakan soal
ujian nasional. Selanjutnya, tim ini mendistribusikan kunci jawaban ke
murid-muridnya dengan berbagai cara. Salah satunya, siswa diminta pergi
ke toilet. Di toilet, guru akan memberikan kunci jawaban. Siswa kemudian
diminta mendistribusikan lembar jawaban itu ke teman-temannya.
Modus lain, kata guru ini, lmbar jawaban siswa yang sudah dikumpulkan
dibuka kembali di ruang kepala sekolah. Saat para pengawas dan tim
independen dijamu makan-makan, tim sukses kemudian membuka lembar
jawaban siswa. Para guru kemudian mengerjakan soal itu. Jawaban yang
salah dihapus dan diganti yang benar. “Targetnya yang penting lulus,”
imbuhnya.
Tak cuma itu, para pengawas yang sebagian besar direkrut dari
mahasiswa bisa diajak kerja sama. Jika pengawas kebetulan lulusan
sekolah tersebut, ia bisa diajak bekerja sama melakukan kecurangan, baik
mendistribusikan lembar jawaban atau memberi kesempatan tim sukses
membuka lembar jawaban dan dikerjakan kembali oleh para guru.
Untuk pekerjaan berat ini, para guru diberi tambahan honor. “Teman
saya guru matematika tahun lalu diberi Rp 1 juta. Tahun ini belum tahu
jumlahnya. Saya diminta datang dan mengerjakan soal siswa. Itu saja.
Modusnya belum diketahui, bergantung situasi di lapangan,” akunya.
Prinsipnya, ia menolak melakoni tugas ini. Ia pun menyampaikan
keberatan. Tetapi, pihak sekolah memaksanya untuk terlibat dalam tim
sukses UN ini. Karena belawanan dengan hati nuraninya, ia menceritakan
semuanya kepada Bisnis Jakarta. Pada saatnya nanti, ia pun akan
menuturkan bagaimana liku-liku tim sukses UN sekolahnya bekerja. “Saya
tetap akan bocorkan ke Anda,” akunya. (her)

0 new messages