Google Groups no longer supports new Usenet posts or subscriptions. Historical content remains viewable.
Dismiss

Permadi: Jakarta Akan Dihantam Bencana Besar

3 views
Skip to first unread message

lorento

unread,
Jun 2, 2006, 12:10:28 AM6/2/06
to
Sudah baca pernyataan Permadi?
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tgl/02/time/092413/idnews/607690/idkanal/10

Kalo dipikir-pikir ada benernya juga ya..Coba sudah dua daerah istimewa
yang kena bencana.

Daerah Istimewa Aceh --> peringatan pertama
Daerah Istimewa Yogyakarta --> peringatan kedua, karena gak
nyadar-nyadar
Daerah Khusus Ibukota Jakarta --> daerah lebih istimewa, target
selanjutnya?

Mari kita renungkan bersama. Bagi yang di Jakarta ada baiknya
persiapan, sebelum bencana sungguh terjadi, baik persiapan jasmani
maupun rohani.

regards

Laurent
--
http://www.sederet.com
http://www.immersivelounge.com

bambu

unread,
Jun 2, 2006, 12:39:33 AM6/2/06
to

lorento wrote:
> Sudah baca pernyataan Permadi?
> http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tgl/02/time/092413/idnews/607690/idkanal/10
>
> Kalo dipikir-pikir ada benernya juga ya..Coba sudah dua daerah istimewa
> yang kena bencana.
>
> Daerah Istimewa Aceh --> peringatan pertama
> Daerah Istimewa Yogyakarta --> peringatan kedua, karena gak
> nyadar-nyadar
> Daerah Khusus Ibukota Jakarta --> daerah lebih istimewa, target
> selanjutnya?

Kalau begitu masalahnya, solusinya sungguh mudah. Hapus saja "status
istimewa"-nya ketiga daerah tersebut. Jadi daerah biasa-biasa saja.

Dan jadikan "seluruh propinsi" "selain ketiga propinsi tersebut"
menjadi daerah istimewa. Biar ............. Hehehehe

siloba-hutang

unread,
Jun 2, 2006, 4:31:30 AM6/2/06
to
"lorento" <lauren...@yahoo.com> wrote in
news:1149221428.5...@h76g2000cwa.googlegroups.com :

> Sudah baca pernyataan Permadi?
> http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tgl/02/
> time/092413/idnews/607690/idkanal/10
>
> Kalo dipikir-pikir ada benernya juga ya..Coba sudah dua daerah istimewa
> yang kena bencana.
>


lantas apa nasi goreng *istimewa*, bubur ayam *istimewa* de el el nyang pakek *istimewa* akan kena
bencana juga , betul begitu ??

why ? why ? why ?

Inviato da X-Privat.Org - Registrazione gratuita http://www.x-privat.org/join.php

ini si þíLL™

unread,
Jun 2, 2006, 5:26:27 AM6/2/06
to

> Sudah baca pernyataan Permadi?
> http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/06/tgl/02/
> time/092413/idnews/607690/idkanal/10

kalau judgment nya Permadi berdasarkan derajat kemaksiatan sebuah kota , saya koQ ndak melihat ke
konsistenan

lha apa orang2 kecil di mBantul, Klaten itu orang2 nyang berbuat dosa nyang keterlaluan ? apa itu daerah
maksiat ?

sebaleknya negara seperti belanda nyang sex dan pergaulan bebas nya *ndak jadi masalah*, lalu juga
Belanda adalah negara pertama di dunia yang melegalkan "euthanasia" dan perkawinan sejenis, koQ ya
ndak "apa-apa"

apa kota2 sakperti New York City, Las Vegas, LA, Amsterdam, Tokyo, Bangkok ndak kurang maksiatnya
dari Jakarta ??? paling nyang beda cuma bentuk ke maksiatannya , saya rasa.

piyek ???

hang on little tomato

unread,
Jun 2, 2006, 12:36:57 PM6/2/06
to
belum mengerti juga Bill ? karena mereka bukan daerah istimewa ! :-)
Hati hati Bill, ente ane anggap istimewa selama ini. ayo gono gini dulu !

"ini si þíLLT" <mBle...@indo.net> a écrit dans le message de news:
Xns97D6A73E561...@212.227.76.70...

Logika Sederhana

unread,
Jun 2, 2006, 2:16:07 PM6/2/06
to
Sebelum manusia menghuni muka bumi pun, bencana alam selalu melanda.
Cuman waktu itu ya ndak disebut "bencana" wong belum ada manusia!

Jadi, seandainya yogyakarta dan sekitarnya ndak dihuni manusia
sepotong pun, gempa bumi itu tetap akan terjadi. Dengan kata lain,
kejadian alam TIDAK dirancang untuk menyampaikan pesan apapun kepada
manusia.

Mengapa saya bilang begitu?

Alasannya pertama. Gempa bumi, umpamanya, menjadi bencana karena para
ilmuwan belum mencapai tahap mampu meramalkan gempa secara akurat. Lha,
nanti kalau para ilmuwan bisa meramalkan gempa secara akurat, ya tidak
lagi menjadi bencana, dong! Hal yang sama bisa dikatakan untuk
"bencana" yang lain, seperti penyakit AIDS, misalnya.

Alasan kedua. Kepada siapakah pesan itu disampaikan? Apakah kepada para
korban, atau kepada manusia di tempat lain? Kalau pesan penting itu
disampaikan pada para korban, tentunya harus lebih banyak lagi bencana
di semua tempat di dunia, karena sesungguhnya semua manusia membutuhkan
pesan itu. Kalau pesan itu disampaikan pada manusia di tempat lain,
maka para korban itu dikorbankan untuk menyampaikan pesan pada manusia
lain. Celakanya, pesan itu nampaknya ndak sampai!

Di lain pihak, bencana alam memang bisa menggugah manusia untuk menjadi
ingat dan membuka diri kepada sang pencipta. Namun sesungguhnya, SEGALA
SESUATU yang terjadi di alam (bencana atau bukan) selalu bisa menggugah
manusia untuk ingat pada sang Pencipta.

Orang selalu bertanya-tanya, mengapa Tuhan membiarkan penderitaan?

Saya ndak punya jawaban. Sebagai orang kristen, saya hanya bisa bilang:
"Lha, wong Tuhan sendiri (dalam rupa Yesus) juga ikut menderita, kok!"

For some reason, God does not abolish suffering just like that. He just
shows that there is deep meaning in life that COULD be found through
suffering, IF the suffering is unavoidable.

tj

topo

unread,
Jun 2, 2006, 2:33:14 PM6/2/06
to
betul sekali, sangat setuju dengan pendapat kalo bencana alam sama
sekali gak ada hubungannya dengan hukuman dari tuhan. manusia itu syuka
syekali menghubung2kan ini dan itu, yang gak nyambung juga dipaksain
biar terlihat nyambung, apalagi yang namanya peramal seperti permadi.
lha dulu waktu dia ngeramal kalo tanggal 9 september 1999 bakal ada
kiamat, orang2 di rembang banyak yang percaya coba, wis koplo tenan,
pasar juga sepi pas tanggal itu.
permadi itu kalo mau menolong orang2 mbok ya ngeramalin nomer lotere,
kalo dia benar2 jitu ramalannya kan bagus tuh, bisa bikin banyak orang
kaya raya, ya toh?

ini si þíLL™

unread,
Jun 2, 2006, 2:39:54 PM6/2/06
to
"topo" <elli...@gmail.com> wrote in news:1149273194.797606.160250
@i39g2000cwa.googlegroups.com :

> betul sekali, sangat setuju dengan pendapat kalo bencana alam sama
> sekali gak ada hubungannya dengan hukuman dari tuhan. manusia itu syuka
> syekali menghubung2kan ini dan itu, yang gak nyambung juga dipaksain
> biar terlihat nyambung, apalagi yang namanya peramal seperti permadi.
> lha dulu waktu dia ngeramal kalo tanggal 9 september 1999 bakal ada
> kiamat, orang2 di rembang banyak yang percaya coba, wis koplo tenan,
> pasar juga sepi pas tanggal itu.

yakin saya kalok Topo termasok yang kecewa waketu itu, hehehehe

> permadi itu kalo mau menolong orang2 mbok ya ngeramalin nomer lotere,
> kalo dia benar2 jitu ramalannya kan bagus tuh, bisa bikin banyak orang
> kaya raya, ya toh?
>
>

tempo hari Pernadi meramal kalok nyang bakal jadi Presiden RI itu misih anak muda (mungken
maksudnya si Prabowo, mantu si Soeharto nyang ambisius sekale) ,,,,,,,,eeee jebule si tuek Gus Dur
sama mbok Megawati nyang jadi Pres/Wapres.

lha nebak nyang begini saja meleset, bagaimana bisa nebak togel Po ?? :))

Logika Sederhana

unread,
Jun 2, 2006, 3:05:26 PM6/2/06
to

Miturut saya, Om Permadi itu ndak mempunyai kekuatan parapsikologi,
tapi cuman mencoba predict dari pola-pola kejadian yang sedang
berlangsung. Jadi mirip para ilmuwan "futurologi", hanya sains-nya
dikerjakan secara tanggung ... jadi ramalannya ndak ada nyang akurat
... he he he ...

bambu

unread,
Jun 3, 2006, 1:59:33 AM6/3/06
to
Logika Sederhana menuliskan:

> Orang selalu bertanya-tanya, mengapa Tuhan membiarkan penderitaan?

Apakah sesuatu yang tidak memiliki ego bisa menderita? Siapa atau
apa-kah yang menderita itu, kecuali ego?

Jadi penderitaan menunjukkan eksistensi ego. Semakin besar/kuat ego,
maka semakin besar pula penderitaannya. Jadi 2 orang memiliki ego yang
tidak sama kuat, yang satu egonya kuat, yang lain egonya loyo, akan
merasakan penderitaan dengan intensitas yang berbeda, walaupun bencana
(lagi-lagi menurut sudut pandang ego) yang mereka berdua hadapi sama.

Yang disalib bukan hanya Yesus, ada juga 2 orang lain. Tetapi yang
kedua orang tersebut tetap menderita terus. Sementara yang satu
tersebut (Yesus) berhasil melampauinya, hanya sebentar saja merasa
menderita. Sewaktu ego-nya mati, maka penderitaannya juga lenyap,
karena "yang menderita"/ego juga lenyap. Tetapi tentu saja, sesuai
dengan hukum kekekalan energi, ego yang mati tersebut akan lahir
kembali. Tetapi ego yang baru lahir tersebut memiliki sifat lentur,
bisa mati sewaktu-waktu kalau menghadapi situasi yang tidak
menguntungkan.

Jadi penderitaan akan tetap eksis, selama ego masih eksis. Karena
penderitaan selalu bersifat subjektif. Yang disalib merasa menderita.
Tetapi paku yang dipakai untuk menyalib tidak ikut tersiksa. Yang
disalib menderita (untuk sementara), tetapi yang menyalib merasa senang
(tidak menderita), karena keinginannya tercapai.

Jadi hadapilah terus penderitaan, sampai "yang menderita"/ego berhenti
eksis. Dan sewaktu "yang menderita"/ego berhenti eksis, maka akan
lahirlah sesuatu yang lain, yang tidak bisa dikenali, karena "alat
untuk mengenali-nya", yaitu ego/pikiran, tidak eksis lagi. Ia sudah
memuai atau mekar.

bambu

unread,
Jun 3, 2006, 2:23:41 AM6/3/06
to
topo menuliskan:

> betul sekali, sangat setuju dengan pendapat kalo bencana alam sama
> sekali gak ada hubungannya dengan hukuman dari tuhan. manusia itu syuka
> syekali menghubung2kan ini dan itu,

Bencana alam itu sendiri (tanpa manusia) bersifat objektif. Tetapi
"yang mengalami-nya" bersifat subjektif, karena melihat bencana alam
tersebut dari sudut pandangnya sendiri. Jadi selama kita melihat dari
sudut pandang tertentu, kita tidak objektif lagi. Tetapi melihat tidak
dari sudut pandang tertentu tidak mungkin bisa dilakukan, selama ego
masih eksis. Karena "yang bersifat subjektif dan melihat dari sudut
pandang tertentu" adalah ego.

Karena itu, kalau ego/pikiran manusia berakhir, maka subjekpun lenyap.
Tanpa subjek berarti tanpa objek. Tanpa objek, berarti tidak ada
apapun. Tidak ada bencana, tidak ada malapetaka, juga tidak ada rahmat
ataupun berkat. Baik lenyap, buruk lenyap. Ini lenyap, Itu juga lenyap.
Karena semuanya sudah lenyap. Yang berpasangan/yin-yang binasa.

mBah Maridjan

unread,
Jun 3, 2006, 2:55:32 AM6/3/06
to
Yang bisa meramal itu memang hebat, bisa mambaca pikiran tuhan atau dia
sudah menjadi tuhan bwa ha ha ha....

emang enak jadi Tuhan ?

mBah Maridjan

unread,
Jun 3, 2006, 3:00:52 AM6/3/06
to

Bambu saya kok rasanya setuju dengan pendapat anda, bahwa penderitaan
itu harus di nikmati dengan rasa syukur, karena cobaan dan ujian
membuat kita kuat :)

ini si þíLL™

unread,
Jun 3, 2006, 3:05:18 AM6/3/06
to
"bambu" <so...@lavache.com> wrote in news:1149314373.746319.317000
@u72g2000cwu.googlegroups.com :

oooooooooalaaahh nDalem mBanget jee .............. sangking nDalem nya ane jadi malah ndak ngarti se
ujung kuku pun omongane, iki ngondo opo ?

filosofi psikologi barat campur filosofi kejawen campur hindu campur buddha , wah es campur saja kalah
enak ini !

RaSul©

unread,
Jun 3, 2006, 6:30:08 AM6/3/06
to

Sejelek-jeleknya Permadi, misih ada juga sih sisi baiknya... misalnya,
kalau di Jakarta betul2 digoyang oleh gempa sehingga semua gedung
bertingkat ambaruk, rumah2 juga rata dengan tanah.. lalu apa yang akan
anda2 ini lakukan? Apakah anda2 yang tinggal di Jakarta ini sudah siap
dalam menghadapi bencana gempa spt yang terjadi di Jogja dan Jateng?
Atau kah anda2 tidak mau mempersiapkan diri anda dalam menghadapi
bencana hanya gara2 Permadi selalu salah dalam meramal? Apa sih
salahnya kalau anda semua, termasuk anda2 yang tinggal diluar kota
Jakarta, termasuk juga yang tinggal diluar Negri untuk mempesiapkan
diri jika sewaktu2 gempa datang dan merobohkan rumah anda?

RaSul© tidak tinggal di Jakarta, dan kota RaSul© juga tidak diramal
akan diguncang gempa oleh Permadi.. tetapi RaSul© tetap selalu
memikirkan bagaimana cara menghadapi jika gempa betul2 datang...

Jadi... don't judge a book by its cover.. (gak nyambung yah? hehehe)

Sekian
Raja Sulap

ini si þíLL™

unread,
Jun 3, 2006, 9:05:17 AM6/3/06
to

sakjane di jaman akher, seluruh dunia akan terkena bencana alam

bentuknya bisa macam2, ya gempa, ya tsunami

dalam Bibel, Jesus mbilang ketika bencana alam melanda dunia di jaman akher, salah satunya : akan
banyak orang2 berlarian berlindung menuju gunung / tempat yang tinggi -----> Tsunami pho ?!


Sekolah

unread,
Jun 3, 2006, 9:44:23 AM6/3/06
to

Orang selalu bertanya-tanya, mengapa Tuhan membiarkan penderitaan?


Saya ndak punya jawaban. Sebagai orang kristen, saya hanya bisa bilang:

"Lha, wong Tuhan sendiri (dalam rupa Yesus) juga ikut menderita, kok!"

He he he he he he he

0 new messages