Nafsu Makan dan Eksitotoksin

98 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
May 2, 2012, 7:55:28 PM5/2/12
to segarbugars...@googlegroups.com

Nafsu Makan dan Eksitotoksin

Inline image 1Inline image 2  Inline image 3 

Diambil dari buku Excitotoxins: The Taste that Kills oleh Dr. Russell Blaylock, diterbitkan oleh Health Press, Santa Fe, USA pada tahun 1997.


Banyak makanan atau bumbu masakan yang dapat meningkatkan nafsu makan kita. Kita menjadi makan dan terus makan tanpa rasa puas dan berhenti ketika isi perut menekan rongga paru-paru hingga membuat sulit bernafas atau duduk tegak.  Keringat mulai keluar. Apalagi kalau kita makan pedas, butiran-butiran keringat sebesar biji jagung akan menghiasi kening kita. Kepala mulai gatal. Alih-alih mendapat energi atau vitamin atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, kita justru memaksa tubuh bekerja keras untuk melakukan pencernaan sehingga menjadi berkeringat, kecapaian dan mengantuk.


Makanan yang berat  yang sulit dicerna memerlukan sekurangnya 48 jam dalam memprosesnya, mulai dari mengunyah, melumat, menyerap, menyimpan dan mengeluarkan sisanya. Racun yang tak bisa dikeluarkan akan menurunkan kualitas kesehatan atau berakumulasi dalam lemak sehingga menjadi bom waktu yang siap meledak pada saat tak terduga dan membuat kita tak pernah tahu bahwa semua itu sebenarnya berasal dari makanan.


Mungkin dan mestinya kita sudah tahu bahwa daging, susu, telur dan ikan dan segala jenis produk yang terbuat darinya adalah produk makanan yang paling jelek yang beredar dari masyarakat. Mengurangi dan bahkan menghilangkannya demi kesehatan masing-masing, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan merupakan sebuah tindakan mulia bagi perkembangan umat manusia dan penghuni Bumi yang lain.


Tetapi, selain itu, pernahkah kita berpikir bahwa..


Berbagai senyawa kimia yang ditambahkan dan terbentuk di dalam proses pembuatan makanan dapat mengakibatkan kerusakan otak dan gangguan syaraf. Mungkin tidak akan segera terlihat, tetapi selang beberapa waktu bisa mengakibatkan gangguan emosional, seperti mudah bingung, gampang gelisah gampang stres, sulit berkonsentrasi dst. Dan..., bila itu terjadi, kita akan diberi obat penenang sementara kita terus menambah tingkat kerusakan syaraf dan otak dengan mengkonsumsi makanan yang meningkatkan nafsu makan kita.


Kita tentu bisa mengatakan bahwa sekarang “toh kita sehat-sehat saja” dan buktinya mereka yang “tidak mengkonsumsi produk hewani” juga sakit, juga menderita stroke, diabetes dan kanker.


Tentu tidak hanya sekedar itu.


Eksitotoksin1)

Eksitotoksitas merupakan proses pathologi yang terlihat sebagai kerusakan dan matinya sel-sel syaraf oleh stimulasi berlebihan yang ditimbulkan oleh senyawa-senyawa yang merangsang.


Ada beberapa senyawa, biasanya berupa asam amino yang bereaksi dengan reseptor-reseptor khusus di dalam otak yang mengakibatkan berbagai kerusakan tertentu pada sel-sel otak, misalnya : glutamat (glutamate, glutamic acid, MSG), hydrolized vegetable protein (HP) dan aspartam. Jika konsentrasi glutamat di dalam otak tinggi maka sel-sel otak akan berhenti membentuk sel glutamat sendiri dan akhirnya akan mati atau rusak. Hal itu juga terjadi akibat reseptor-reseptor neurotansmitter glutamate menjadi terlalu aktif2).


Otak memilik mekanisme untuk menghentikan pembentukan glutamat di dalam otak. Hal ini disebut dengan pembatas darah otak, yaitu sebuah sistem yang dapat memperlambat aliran masuk glutamat ke dalam sel-sel otak. Tetapi, sistem ini hanya bisa memperlambat saja, tidak bisa menghilangkan glutamat atau aspartam yang tinggi yang sudah ada. Glutamat itu akhirnya akan tetap menembus pembatas dan masuk ke dalam sel-sel otak sehingga membuat sel-sel itu hancur dan mati.


Hingga saat ini, para ahli syaraf masih menganggap bahwa glutamat merupakan energi bagi otak. Atas dasar itu, banyak dari mereka yang memberikan terapi glutamat dosis tinggi kepada anak-anak terbelakang dengan tujuan untuk meningkatkan IQ mereka. Tetapi, pada percobaan pada tikus yang dilakukan oleh Lucas pada tahun 19573) dan Ohguro pada tahun 20024,5) terlihat bahwa glutamat justru menyebabkan kerusakan jaringan mata dan sel-sel otak yang lain. Bahkan dengan pemberian yang relatif kecil saja, glutamat sudah dapat menimbulkan beberapa sel otak menjadi rusak dan mati4).


Tetapi, industri makanan terus berkembang dengan pesat, semua berusaha keras untuk meningkatkan nafsu makan. Pada saat ini, hampir tidak ada makanan yang ‘tidak mengandung glutamat’, termasuk makanan bayi. Badan Pengawasan Obat dan Makanan di mana-mana di dunia enggan mengurusi hal ini dan membiarkan semua makanan ditambahi dengan zat eksitotoksin itu. Beberapa negara, seperti Singapore, mereka memberikan ambang batas penggunaan zat berbahaya itu tetapi mereka begitu enggan untuk melarangnya sama sekali. Ada apa sebenarnya ini?


Padahal para ilmuwan dalam bidang kesehatan dari begitu banyak penelitian dan fakta dari berbagai jurnal kesehatan yang ada tentang bahaya eksitotoksin.


Eksitotoksin secara dramatis akan meningkatkan pertumbuhan sel kanker dan metastasis (perpindahan dengan jarak yang jauh dari asalnya) serta penyebarannya. Sel-sel kanker akan menjadi lebih aktif (‘mobile’). Jika kadar eksitotoksin itu bertambah, sel-sel kanker itu akan tumbuh makin liar.


Tapi, kebanyakan orang tidak terlalu ambil peduli dengan semua itu. Masih terlalu banyak yang mengira bahwa kanker adalah penyakit akibat suratan nasib. Mereka sibuk dengan melakukan pendeteksian dini terhadap kanker tetapi terus membiarkan banyak hal lain memicu timbulnya kanker itu sendiri. 


Bahkan, sekalipun kanker sudah mulai tumbuh, banyak dari mereka yang hanya menyerang sel kanker itu habis-habisan dengan berbagai cara, baik dengan obat herbal maupun obat farmasi, tanpa bertindak menghilangkan penyebab pertumbuhan sel kanker itu sendiri. Mereka tetap dan terus meningkatkan pertumbuhan, metastasis dan penyebaran sel-sel kanker itu dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung eksitotoksin.


Banyak orang mengatakan, “toh semua orang nampak sehat-sehat saja sekalipun mereka tetap makan makanan, yang konon katanya, hampir semua mengandung eksitotoksin”, kenapa kita mesti peduli? Bahkan mereka juga tidak peduli juga begitu mendapati obesitas, kerusakan otak pada anak, keterlambatan mental, migraine, pikun, stroke, mudah terinfeksi (mudah sakit), parkinson, huntington, ALS, alzheimer, bahkan juga hipertensi, diabetes, peradangan otak meningitis atau viral encephalitis (peradangan otak) atau meningitis (peradangan selaput otak atau sumsum tulang belakang).


Mereka juga tidak pernah mau mengerti bahwa kekerasan yang terjadi dan sifat-sifat buruk yang timbul juga bisa disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung eksitotoksin ketika balita.

Kita tentu bukan salah satu dari mereka bukan?


Tidak hanya MSG (Monosodium Glutamate) atau Vetsin...


Mengerti bahwa glutamate jauh lebih berbahaya dan mematikan terhadap balita ketimbang orang dewasa maka banyak makanan bayi yang sudah tidak menggunakan glutamate. Tapi, alih-alih membuangnya, mereka menggantikannya dengan ekstitotoksin yang lain. Silahkan baca pada keterangan isinya (ingredients), terlihat di situ : Hydrolyzed Protein, Caseinate, Soy Extracts, Broth (kaldu), Aspartame dst. Itu semua merupakan produk eksitotoksin yang lain yang tidak kalah buruk ketimbang glutamate.


Eksitotoksin terdapat pada bahan-bahan berikut ini:

Monosodium glutamate
Hydrolyzed vegetable protein
Hydrolyzed protein
Hydrolyzed plant protein
Plant protein extract
Sodium caseinate
Calcium caseinate
Yeast extract (vegemite, marmite etc)
Textured protein
Autolyzed yeast
Hydrolyzed oat flour
Additives that may have excitotoxins
Malt extract
Malt flavouring
Boullion
Broth
Stock
Flavouring
Natural flavouring
Natural beef or chicken flavouring
Seasonings
Spices

dst.


Kacang Kedelai


Menurut Dr. Blaylock1)kacang kedelai merupakan salah satu produk nabati yang memiliki kadar glutamat paling tinggi. Apalagi yang terdapat pada Hydrolyzed Protein, kadar eksitotoksinnya jauh lebih tinggi ketimbang makanan yang mengandung glutamat. Jadi sesungguhnya, menghindari MSG dan vetsin tapi beralih ke produk kedelai dan seasoning yang mengandung Hydrolyzed Protein justru akan lebih memperburuk keadaan.


Selain itu, dari hasil penelitannya yang dilakukan selama 25 tahun, Dr Blaylock mendapatkan bahwa mereka yang banyak mengkonsumsi produk kedelai cenderung jauh lebih banyak menderita dimensia atau berkurangnya fungsi otak, seperti pikun, gagap dst. Dan karena kacang kedelai mengandung kadar mangaan yang sangat tinggi, racun itu juga merusak otak dan memicu terjadinya Parkinson.


Pada banyak pasiennya yang menderita pusing migraine yang sangat menyengat, Dr. Blaylock hanya memberikan saran : “Hindari susu kedelai dan produk yang terbuat dari kedelai!” dan beberapa minggu kemudian mereka sudah tidak pernah menderitanya lagi.


Ketika Dr. Blaylock ditanyai tentang “susu hewani” sebagai pengganti “susu kedelai”, beliau menjawab “Keduanya sama-sama buruk.., kenapa harus ada pengganti?”


Contoh produk yang mengandung kedelai: kecap (selain eksitotoksin dari kedelai sendiri, juga ditambah MSG), penyedap makanan vegetarian (mengandung HP, MSG, Vegemite, Yeast, Stock, Spices dst.), produk bahan beku dari kedelai (mengandung HP atau, Isolated Soy Protein).


Aspartame


Aspartam adalah salah satu jenis eksitotoksin yang lain dan sering digunakan sebagai pengganti gula. Aspartam akan menyebabkan terlalu banyak kalsium yang masuk ke dalam sel sehingga justru menghancurkan sel-sel tersebut.


Dalam bentuk minuman, aspartam akan terserap lebih cepat dibandingkan dalam bentuk padat sehingga juga akan menimbulkan kerusakan yang lebih tinggi. Dr. Blaylock sangat prihatin, mengapa produk diet kesehatan untuk diabetes justru menggunakan aspartam.


Beliau mengatakan bahwa aspartame dibuat dari asam aspartic, phenylalanine dan methanol. Asam aspartic merupakan ekstitotoksin yang sangat kuat. Phenylalanine menyebabkan keterlambatan mental pada anak-anak, kelainan emosi seperti depresi, schizophrenia dan cacat mental. Methanol merupakan jenis alkohol yang mematikan. Methanol pula yang menyebabkan pecandu alkohol mengalami kebutaan atau meninggal.


Makin banyak kadar aspartame yang dikonsumsi, makin tinggi resiko timbulnya tumor. Aspartame juga menyebabkan cacat lahir, kelainan tulang, kanker kandungan dst. Bahkan, Dr. Blaylock juga mengatakan bahwa aspartame justru mempercepat timbulnya diabetes. Dalam sebuah berita, lebih dari 600 pilot Angkatan Udara AS mengalami kejang-kejang atau vertigo setelah mengkonsumsi aspartame.


Masih ingin Memiliki Nafsu Makan?


Saat ini banyak sekali penyakit yang tidak jelas. Dr. Blaylock memperkirakan bahwa salah satu penyebab semua itu terjadi adalah eksitotoksin. Eksitotoksin memburuk kualitas kesehatan tiap orang yang mengkonsumsinya.


Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa mereka “tidak sensitif” terhadap MSG, sehingga “OK, OK” saja mengkonsumsi makanan yang diproduksi. Kerusakan yang terjadi akibat eksitotoksin bukanlah seperti alergi, tapi berlangsung lama dan tidak jelas. Beberapa orang lebih peka dibandingkan yang lain, tetapi semuanya pasti terkena imbasnya. Gejalanya bisa tetap tersembunyi selama bertahun-tahun.


Walaupun tak pernah ada pernyataan bahwa “orang meninggal karena eksitotoksin” atau “orang meninggal karena MSG”, yang ada hanya meninggal karena “serangan jantung”, “gagal jantung”, kanker dst, tetapi bukan berarti eksitotoksin tidak beraksi begitu hebat. Esksitotoksin merupan salah satu “bos” yang menciptakan berbagai penyakit kronis dan fatal.


Daripada menjadi tambah sakit, daripada kelak harus terpaksa minum obat, daripada sekedar cek kesehatan di laboratorium dan hanya membuat kita ketakutan dan melawan penyakit (bukan menghindari penyebabnya) mengapa kita tidak mencoba melakukan pola makan segar saja?


Mengapa harus bernafsu ketika makan? Mengapa kita tidak membiarkan tubuh memilih makanan sendiri secara alami?

Kalau sudah bernafsu, kita tidak akan berhenti makan, pikiran sudah tidak bisa mengendalikan emosi, kita akan menyantap makanan apa saja tanpa menggunakan akal sehat lagi.


Gampangnya..

hindari makanan yang menimbulkan nafsu...( sekalipun itu adalah nafsu makan)

1.     Excitotoxins: The Taste that Kills by Dr Russell Blaylock

2.     http://en.wikipedia.org/wiki/Excitotoxin

3.     D. R. LUCAS, M.D.; J. P. NEWHOUSE, B.Sc. The Toxic Effect of Sodium L-Glutamate on the Inner Layers of the Retina, AMA Arch Ophthalmol. 1957;58(2):193-201. Archibes of  Ophthalmology.

4.     http://www.truthinlabeling.org/Retinal.html

5.     Processed free glutamic acid kills brain cells  (produces brain lesions) in experimental animals http://www.truthinlabeling.org/Brain.html

image.png
image.png
image.png
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages