Susu Hewani atau Susu Kedelai?

83 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
Dec 2, 2011, 5:05:36 AM12/2/11
to segarbugars...@googlegroups.com

Susu Hewani atau Susu Kedelai?


Beberapa hari ini tersebar informasi tentang kejelekan susu kedelai melalui BB, twitter, fb, milis, dan berbagai media yang lain. Para produsen susu hewani dan produk makanan yang mengandung susu berdecak gembira menyambut berita itu. Dengan cekatan mereka lalu menyebarkan berita itu ke mana-mana, seakan-akan bisa menepis tentang bahaya susu hewani bagi kesehatan,  bagi lingkungan,  hingga ke gas rumah kaca yang merupakan biang keladi pemanasan global.

 

 

Benarkah kita harus minum susu atau produk yang mengandung susu?

 

Sungguh membahagiakan, para pemerhati dan ahli kesehatan mulai menekankan ASI Ekslusif kepada bayi. Mereka mulai sadar bahwa tidak ada suplemen apapun yang dapat menggantikan ASI.

 

Hanya saja di Indonesia, masih belum banyak yang mempublikasikan tentang bahaya buruk yang ditimbulkan susu hewani dan produk makanan yang mengandung susu hewani, baik bagi bayi, anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Padahal di Indonesia dan di berbagai negara sedang berkembang, sangat banyak jumlah keluarga yang berpenghasilan pas-pasan dan yang bahkan minim sekali. Bila ketemu mereka, selalu ada dua hal yang mereka keluhkan. Kalau sang bapak mengeluh bagaimana mendapatkan uang untuk beli rokok maka sang ibu selalu memikirkan uang pembeli susu untuk anaknya. Berbeda dengan rokok yang sebagian besar orang sudah tahu betapa parah akibat merokok bagi kesehatan dan lingkungan1), mereka merasa bahwa susu hewani dan produk yang terbuat dari susu hewani merupakan kebutuhan vital bagi anak-anak kecil, remaja hingga orang tua.

 

Para orang tua memberikan susu kepada anak-anak mereka agar mereka cepat tumbuh besar dan menjadi pintar. Pria dewasa dan wanita yang menjelang dan sesudah menopause merasa susu adalah suatu keharusan, mereka ingin menjaga kekuatan tulang mereka dengan minum susu. Berbagai iklan susu, keju, yoghourt  dengan gencar menginformasikan betapa penting susu untuk kesehatan tulang, kecerdasan dan menjaga vitalitas. Semuanya melengkapi keyakinan kebanyakan orang bahwa susu adalah segala-galanya hingga  hampir semua bahan makanan yang digemari orang selalu diberi campuran susu hewani sebagai sebuah cita rasa khas dan penambah nutrisi, seperti cake, pastry, permen coklat, ice cream, butter, creamer (segala jenis creamer, termasuk creamer nabati), dst. Mereka merasa tidak sreg bila makanan tidak diberi campuran susu. Mereka merasa bahwa  tanpa minum susu,  makanan tidak lengkap, tanpa campuran susu maka makanan menjadi tidak enak. Sebuah slogan 4 Sehat dan 5 Sempurna yang dipasang dan harus dihafalkan anak-anak sekolah dasar terus terngiang hingga mereka menemui ajal. Semua itu menyempurnakan alam bawah sadar kebanyakan orang bahwa susu adalah salah satu kebutuhan pokok.

 

Padahal dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Robert M.K., MD,  seorang  Kepala Ahli Bedah Payudara, Seton Medical Centre, California, USA, pada semua artikel dan jurnal “medicine” tentang susu, tidak satupun penulis yang mengatakan bahwa susu hewani adalah makanan yang sempurna seperti yang dikatakan oleh iklan2). Yang mereka bicarakan justru adalah pengaruh susu hewani dan produk dari bahan susu terhadap kesehatan, seperti kolik, iritasi usus, pendarahan usus, anemia, infeksi telinga dan tenggorokan, alergi pada bayi dan anak-anak dan juga infeksi yang terjadi akibat salmonella. Mereka juga membicarakan akibat samping susu  yang terjadi pada orang dewasa, seperti arthritis, alergi, sinusitis, limfoma dan kanker. Bahkan beberapa juga membicarakan tentang infeksi virus leukemia sapi seperti yang terjadi pada penderita AID dan juga terjadinya penyakit diabetes pada anak-anak yang masih sangat belia, termasuk bayi. Selain itu, mereka juga membicarakan kontaminasi yang terdapat dalam susu hewani dan produk susu akibat adanya darah dan sel nanah serta obat anti hama di dalam susu.

 

Sungguh di luar dugaan orang banyak, terutama bagi masyarakat yang terus menerus dijejali dengan iklan susu dan pendidikan yang dibiayai oleh produsen susu, ternyata selain bahaya pencemaran lingkungan yang sangat-sangat besar6), beberapa contoh akibat susu hewani dan produk susu adalah:

 

a.       Osteoporosis, Artritis, Keriput, Katarak dan Batu Ginjal

Pada kenyataannya susu dan produk susu justru merupakan penyebab utama timbulnya osteoporosis atau yang dikenal dengan istilah “keropos tulang” (sakit tulang yang terlihat sebagai penipisan lapisan tulang dan hilangnya kepadatan tulang sehingga cenderung meningkatkan kemungkinan terjadinya keretakan tulang). Informasi bahwa susu justru penting untuk kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis ternyata sama sekali tidak benar, karena yang terjadi adalah sebaliknya. Jumlah keretakan dan kerapuhan tulang tertinggi justru ditemui pada negara-negara pengkonsumsi susu terbesar di dunia.

Mereka yang sering membaca rubik kesehatan terkini tentu sangat tahu betapa bahaya daging hewani bagi kesehatan. Begitu pula dengan susu hewani. Susu juga dikenal sebagai “daging cair” sehingga bahaya yang terdapat pada daging juga terdapat pada susu. Mereka yang banyak makan daging atau susu akan justru kehilangan kalsium dalam jumlah banyak. Orang Eskimo adalah pengkonsumsi protein tertinggi di dunia dan di sanalah terdapat penderita osteoporosis tertinggi di dunia. Kadar protein yang tinggi itu menyebabkan tingginya kadar keasaman darah dan untuk menyeimbangkannya tubuh mengambil kalsium dari tulang dan di simpan di jaringan-jaringan lembut seperti pembuluh darah, kulit, mata, persendian dan organ-organ dalam. Kombinasi kalsium, lemak dan kolesterol di pembuluh darah menyebabkan pengerasan pembuluh arteri sehingga menyebabkan keriput, sakit persendian (arthritis), katarak, batu ginjal, kerusakan ginjal4).

 

b.      Asma, Bronkitis, Sinusitis, Flu, Hidung Meler, Infeksi Telinga dan Alergi5)

c.       Haid Dini, Jerawat, Penyakit Jantung Koroner5)

d.      Bayi Meninggal Mendadak5)

e.      Penyakit Crohn5)

f.        Diabetes5)

g.       Kanker Prostat, Kanker Kandungan dan Kanker Payudara5)

h.      Anemia5)

 

Makin banyak keluarga miskin yang makin terpuruk akibat pemikiran bahwa susu merupakan kebutuhan pokok. Secara tidak sadar mereka mempertaruhkan segalanya untuk sesuatu yang justru merusak kesehatan dan lingkungan mereka sendiri.

 

 

Apa Pengganti Susu Hewani? Apakah Susu Kedelai dan Produk Kedelai merupakan Pilihan yang Terbaik?

 

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang selalu mencuat begitu orang mulai sadar tentang bahaya susu hewani. Peluang manis ini tentu tidak pernah disia-siakan oleh para produsen susu kedelai dan makanan yang terbuat dari kedelai. Kalau dulu orang Asia hanya sedikit makan tempe dan tahu,  yaitu sekedar sebagai lauk, kini mereka mengkonsumsinya dalam jumlah yang sangat banyak untuk menutup obsesi mereka bahwa manusia membutuhkan protein dan kalsium dalam jumlah yang sangat-sangat banyak.

 

Paradigma  (yang ditanamkan oleh para pemerhati kesehatan yang terobsesi atas teori banyak protein dan banyak kalsium) semacam ini terus berkembang sehingga masyarakat Amerika Serikat dan mereka yang baru belajar “hidup lebih sehat” banyak yang memilih “kedelai” sebagai salah satu makanan sehat. Tetapi, benarkah susu soya atau produk dari kedelai benar-benar sehat dan aman untuk manusia? Mari kita amati lebih lanjut...

 

 

Bahaya Susu Kedelai

 

Walaupun kedelai masih jauh lebih baik ketimbang dari susu hewani, terutama dalam hal pencemaran lingkungan dan kontibutor utama pemanasan global6), juga kedelai relatif sangat jauh lebih sedikit ‘mengandung pencemaran pestisida, antibiotika dan hormon pertumbuhan’ dibandingkan dengan susu hewani (1/35 kali)7).....

dan sekalipun sejumlah para pemerhati kesehatan dan nutrisi yang terpaku pada angka kebutuhan nutrisi tanpa mengukur “tingkat penyerapan nutrisi dan tingkat kehilangan nutrisi itu sendiri” menjadi berang menerima informasi bahwa susu kedelai juga memiliki sejumlah bahaya tersembunyi  ....

kenyataan bahwa susu kedelai juga membawa berbagai akibat buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara rutin dan apalagi dianggap sebagai sebuah ‘super food’ atau ‘suplemen wajib’ tidaklah bisa dipungkiri. Sejumlah orang dan anak-anak  menjadi menderita kanker, osteoporosis, tidak berkembang, pegal-pegal akibat banyak mengkonsumsi susu kedelai.

 

Walaupun publikasi itu terus dan terlalu disangatkan dan digencarkan oleh para pecinta dan produsen susu hewani, tetapi bahaya susu kedelai tetap ada dan harus kita waspadai. Dari catatan yang beredar disebutkan bahwa kedelai mengakibatkan beberapa hal seperti ini:

 

a.       Antinutrien (Racun Alami)8)

Kacang kedelai mengandung racun alami yang merupakan penghambat enzim sehingga dapat memblokade kegiatan tripsin dan enzim vital yang lain yang berguna untuk mencernakan protein. Berbagai percobaan memperlihatkan bahwa enzim penghambat kegiatan tripsin ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pankreas sehingga akhirnya mempertinggi resiko timbulnya kanker pankreas.

Selain itu kacang kedelai juga mengandung haemagglutinin yang merupakan senyawa yang menyebabkan sel-sel darah merah menggumpal.

Dua senyawa tersebut, baik enzim penghambat tripsin maupun haemagglutinin merupakan penghambat pertumbuhan.

 

b.      Goitrogen (dikenal juga sebagai isoflavon yang bermanfaat)8)

Walaupun merupakan diklaim sebagai isoflavon yang bermanfaat, goitrogen pada susu kedelai juga  merupakan senyawa yang menekan fungsi tiroid dan akhirnya membuat tubuh mengalami masalah dengan kelenjar tiroid.

 

c.       Mangaan8)

Tanaman kedelai menyerap logam mangaan dalam jumlah yang sangat besar. Sekalipun mineral ini berguna bagi tubuh tetapi tubuh hanya memerlukannya dalam jumlah yang sedikit. Kelebihan mineral mangaan justru membuat tubuh mendapat gangguan syaraf, padahal kadar mangaan pada susu kedelai adalah 200 kali lipat dibandingkan yang terdapat pada ASI.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula dari kedelai sebagai pengganti ASI akan mengalami kelainan tingkah laku dan berlanjut hingga mereka dewasa.

 

d.      Memproduksi Batu Ginjal11)

 

e.      Fitoestrogen12)

Fitoestrogen merupakan senyawa yang bertindak serupa hormon estrogen dan terdapat pada berbagai makanan seperti biji dan polong. Kacang kedelai merupakan makanan yang memiliki tingkat fitoestrogen paling tinggi.

Fitoestrogen yang terdapat dalam kacang kedelai dapat meniru hormon wanita yang disebut dengan estrogen sehingga dapat mengganggu siklus menstruasi pada wanita.

Dalam jumlah sedikit, fitoestrogen dapat bertindak dan berfungsi seperti estrogen tetapi dalam jumlah yang banyak justru akan memblokade hormon estrogen itu sendiri.

Walaupun demikian, para ahli masih juga saling beragumentasi apakah hormon estrogen itu berfungsi menghambat atau justru meningkatkan resiko terjadinya kanker.

 

Bahkan Kementrian Kesehatan Israel juga mengingatkan bahwa kacang kedelai bukanlah makanan sehat karena justru menurunkan kualitas kesehatan bayi dan anak-anak. Pemerintah Israel menyarankan agar masyarakat membatasi konsumsi kedelai dan menghindari susu formula. Kaayla T. Daniel, PhD, pengarang buku “The Whole Soy Sotry: The Dark Side of America’s Favorite Health Food” mengatakan,”Semoga gerakan pemerintah Israel mengingatkan para warganya tentang mitos susu kedelai dapat membangkitkan negara-negara lain untuk mengamati tentang keamanan susu kedelai  yang dikonsumsi dalam jumlah banyak karena ratusan penelitian tentang produk kedelai dan susu kedelai menunjukkan bahwa produk itu dapat mengakibatkan masalah pencernaan, kelainan tiroid, ADD/ADHD, dimensia, kelainan alat reproduksi hingga bahkan juga meningkatkan resiko kanker” 10).

 

Bagaimana dengan Kedelai yang Difermentasi seperti Tempe, Miso dst?

Menurut Dr. Mercola13), sekalipun setelah difermentasi kadar antinutrisinya berkurang secara siginifikan tetapi masih mengandung goitrogen (lihat di atas) dalam jumlah yang banyak sehingga tetap saja menggangu kegiatan tiroid. Oleh karena itu, mereka yang mengkonsumsi kedelai terfermentasi juga dianjurkan untuk mengkonsumsi yodium dalam jumlah yang banyak. Apakah benar yodium dapat membantu secara tepat atas kelebihan goitrogen yang ada? Apakah kita juga tidak perlu mengkhawatirkan akan terjadinya kelebihan yodium, seperti : sakit perut, batuk, diare, lidah terasa pahit, demam, tenggorokan kering, sulit kencing, terus dahaga, nafas tersengal-sengal, muntah dst?

Lalu apa pilihan kita?

Sungguh bersyukur para produsen susu hewani dan kedelai sedang berusaha saling menjatuhkan sehingga dengan demikian kita makin tahu akan bahaya masing-masing. Daripada kita juga jadi korban penelitian para ahli dan pemerhati kesehatan, kenapa kita tidak memilih yang aman-aman saja dari semua informasi yang kita dapat?

Susu hewani jelas tidak, karena selain banyak menimbulkan efek buruk bagi kesehatan dan lingkungan juga tidak mengandung keuntungan apa-apa untuk keduanya.

Susu dan produk kedelai? Sebagai suplemen tentu juga tidak, yaitu daripada harus menanggung resiko atas bahayanya. Tapi, kalau sesekali, apalagi yang sudah terfermentasi, sekedar untuk pelenyap rasa bosan, persis seperti yang dilakukan oleh masyarakat Asia pada jaman dahulu, apa salahnya?

Tentu akan menjadi lebih baik kalau kita lebih banyak makan buah segar kemudian sayur organik segar, sedikit makan biji dan menghindari semua produk hewani sama sekali serta tidak mengkonsumsi makanan matang atau yang sudah diproses.  

Selamat makin sehat dan segar bugar!

 

-----------------------------------------------------------

 

1) P Ananta, “Dampak Buruk Rokok bagi Kesehatan dan Lingkungan”, Yayasan Dunia Vegan Dunia

   Damai, Denpasar, Bali, 2011.

2)Robert M. Kradjian, MD, “The Milk Letter: A Message to My Patients”, EarthSave Handout, 1994

    http://www.earthsave.ca/files/milk_letter.pdf

3)Loving Vegan Community Team,  “Makna Deklarasi 27 Maret sebagai Hari Vegan Organik

   Dunia dan Jumat sebagai Hari Tanpa Porduk Hewani”, Denpasar, Bali, 2011

4) Dr Gina Shaw, MA, “The Dangers of Dairy Products”,

   http://www.vibrancyuk.com/dairy.html

5) P Ananta, “Bahaya Susu Hewani dan Produk Susu”, Yayasan Dunia Vegan Dunia Damai, Denpasar,

    Bali, 2011.

6) Kerusakan Lingkungan dan Penghancuran Planet Bumi. Selain memperburuk kualitas kesehatan,  

mengkonsumsi susu hewani dan produk susu hewani juga sangat mendukung terjadinya kerusakan lingkungan yang sangat parah. Peternakan menghabiskan anggaran negara karena pada dasarnya industri ini justru merugi dan memerlukan begitu banyak bantuan dari pemerintah, menghabiskan begitu banyak air bersih di dunia sehingga terjadi kelangkaan air bersih, menghabiskan hasil panen dunia sehingga menyebabkan terjadinya kekurangan pangan, mencitrakan kekejaman yang luar biasa dan juga sangat mencemari air, udara dan tanah. Peternakan bersama dengan perikanan juga merupakan kontributor utama (sekurangnya 80%) pemanasan global yang mengancam kehancuran planet Bumi3).

7) Pestisida dan berbagai racun hama yang disemprotkan dan/atau disuntikkan pada pakan ternak,

yang disemprotkan ke tubuh hewan dan di kandang hewan terus berakumulasi di dalam otot dan daging hewan sehingga kadar pestisida dan racun hama di dalam daging hewan dan susu hewani jauh lebih tinggi ketimbang yang terdapat pada sayuran non organik yang belum dicuci (karena secara alami semprotan itu tidak begitu terserap ke dalam bagian dalam sayuran dan bahkan sering banyak menguap atau terkikis oleh tiupan angin dan deraian air hujan, yang mungkin terserap adalah residu atau yang tersisa dan menempel di permukaan).

Dari pengamatan pada ASI dari ibu-ibu di AS,  didapatkan bahwa mereka yang mengkonsumsi produk hewani mendapatkan pencemaran pestisida (berupa senyawa hidrokarbon) 35 kali lipat lebih besar dibandingkan pada ibu-ibu yang tidak mengkonsumsi produk hewani.

http://www.encognitive.com/node/2323

http://www.sustainabletable.org/issues/pesticides/

John Robbins, “The New Good Life: Living Better Than Everin an Age of Less”, Ballantine Books, New York, 2010.

8) http://www.truthaboutabs.com/soy-foods-make-you-fat.html

9) http://maryeaudet.hubpages.com/hub/The-Dangers-of-a-Diet-that-Replaces-Dairy-Products-With-Soy--in-Children

10)http://augmentinforce.50webs.com/ISRAELI%20HEALTH%20MINISTRY%20ISSUES%20SOY%20WARNING.htm

11) http://www.naturalnews.com/022630.html

     http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2001/10/27/soy-kidney-stones.aspx

12)Cornell University, Phytoestrogens and Breast Cancer, Sprecher Institute for Comparative

Cancer Research, New York, 2010. http://ecommons.library.cornell.edu/handle/1813/14300

13)http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2010/09/18/soy-can-damage-your-health.aspx
328.png
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages