Kurang Tidur? Perlu tidur?

39 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
Apr 21, 2012, 2:36:10 AM4/21/12
to segarbugars...@googlegroups.com

Perlukah kita Tidur?


Perlu!


Tapi perlukah tidur  sekurangnya 8 jam sehari? ..........


Ada orang yang hobi tidur. “Tidur itu enak,” katanya. Padahal ketika tidur, palingan dia bermimpi, dan sudah tidak ingat apa-apa. Belum kalau dia bermimpi sedih atau seram, lalu apa enaknya? Jawabnya sangat gampang. “suka-suka dia!”. Hehehe....


Imsonia? Susah tidur, sering bangun pada waktu tidur malam, atau sudah tidak bisa tidur lagi pada dini hari? Ini merupakan gangguan yang sering dirisaukan banyak orang.

Selain melakukan pola makan segar, tidur merupakan bagian dari pola hidup segar. Dengan tidur, tubuh makin punya kesempatan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kesehatan. Tapi, ada juga beberapa orang yang tidak tidur sama sekali selama bertahun-tahun. Benarkah tidur itu perlu? Kalau perlu, berapa lama?


Kalau kita buka di wikipedia...

tidur adalah keadaan alami ketika kesadaran menjadi sangat rendah atau bahkan tidak ada dan hampir semua otot menjadi tidak aktif, dan yang membedakannya dengan ‘koma’ atau ‘pingsan’: tidur terjadi bukan karena ketidakmampuan bergerak atau ketidakmampuan berpikir. Tidak hanya manusia, semua mamalia, burung, reptil, amfibi dan ikan juga tidur.

Haruskah tidur dengan cara berbaring? Bagaimana dengan kuda? Kuda lebih sering tertidur ketika dia berdiri. Burung juga tertidur tanpa terlentang. Manusia juga.., sejumlah manusia juga bisa tidur tanpa terlentang. Kita pernah tidur di atas mobil juga kan? Beberapa malah dalam kondisi tidur yang sangat dalam dengan duduk tegak, bahkan mereka tidak pernah berbaring lagi selama sisa hidupnya seiring dengan melakukan aktifitas kerja seperti biasa.


Yang penting bukan keadaan tidur itu sendiri, tetapi keadaan sesudah bangun tidur. Apakah tidur  2 hari penuh, 8 jam , 3 jam atau tidak sama sekali, apa gunanya kalau kita setelah itu kita tidak merasakan kesegaran dan kepuasan?


Makin sedikit energi yang kita buang atau kita gunakan, baik untuk melakukan berbagai aktifitas atau untuk melakukan proses pencernaan (pada orang-orang yang tidak aktif, 80% energinya digunakan untuk proses pencernaan), tentu makin sedikit kita perlu tidur. Para pelaku pola makan segar biasanya memerlukan tidur lebih sedikit tetapi toh mereka justru menjadi lebih sehat, lebih bugar dan lebih ceria daripada kebanyakan orang.


Kualitas tidur lebih penting daripada ‘berapa lama’ kita tidur. Tidur yang benar-benar nyenyak adalah saat semua otot santai (termasuk sistem pencernaan), pikiran tidak bekerja dan seterusnya.


Pola makan yang makan baik akan membuat tubuh bekerja lebih efisien. Makanan yang buruk bisa memerlukan waktu berhari-hari untuk selesai memprosesnya dengan baik, bahkan terkadang juga tidak pernah selesai, sisa makanan dan racun itu tidak berhasil dibuang dan malah disimpan di dalam jaringan lemak untuk menunggu proses berikutnya (kalau sempat, kalau bisa hidup lebih lama, tentunya...).


Kalau kita makan hanya satu macam buah manis tak berlemak, misalnya : pisang, dalam jumlah yang sangat banyak, tubuh akan selesai memprosesnya dalam empat jam. Tubuh sudah menjadi berenergi dan sudah langsung ingin melakukan BAB.

Tapi, kalau kita makan daging dan/atau gorengan dan tepung, tubuh akan lama sekali memprosesnya. Tubuh tidak akan pernah selesai memprosesnya secara tuntas, dan rasa kepengin dan ketagihan (craving) terus menyertainya kemudian. Keadaan “terpuaskan “ (‘satiation’) tidak pernah tercapai, dan setelah mengkonsumsinya orang akan menjadi mengantuk dan malah capai.

Itulah mengapa banyak orang yang mengantuk dan berkeringat banyak atau kepanasan setelah makan.

Itulah juga mengapa banyak orang yang memberi nasihat keliru bagi mereka yang sulit tidur untuk minum susu kental manis. Tubuh dibuat kecapaian dan mereka lalu tertidur.

Tidur menjadi tujuan utama, bukan kesehatan dan kebugaran.

Kalau proses pencernaan masih berlangsung akibat kita mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna, bagaimana kita pernah beristirahat dan tidur dengan baik? Bagaimana kita bisa segar setelah bangun tidur kalau kualitas tidur tidak baik?


Jadi, yang penting adalah istrirahatnya, bukan keadaan berbaring atau mata pejam atau kesadaran hilang agar kesehatan dan kebugaran kita meningkat setelah itu. Kalau dengan melakukan pola makan segar, kebutuhan tidur menjadi jauh berkurang, janganlah menjadi risau. Bersyukurlah karenanya, yaitu karena kita punya lebih banyak waktu untuk melakukan aktifitas.


Sekalipun sudah melakukan pola makan segar, sebisa mungkin lakukan puasa total (tanpa makanan dan minuman sama sekali) selama beberapa jam (yang terbaik adalah sekitar 4 jam) sebelum tidur. 4 jam adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan proses pencernaan pada makanan segar rata-rata sampai tuntas.


Pikirkan kebugaran dan kesegaran, pikirkan kualitas tidur, bukan berapa lama kita tertidur.

Bukan “kurang tidur” yang menyebabkan gangguan kesehatan yang banyak dialami orang, tetapi adalah isitirahat yang tidak memadai. Mereka tidak pernah membiarkan tubuhnya beristirahat dengan baik, tidak pernah memberikan kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan dan peningkatan kesehatan dengan optimal, yaitu karena mereka menyiksa tubuh mereka sendiri dengan asupan-asupan makanan yang tidak baik yang terus membuat mereka tidak pernah puas untuk terus memakan atau mengkonsumsinya.


Sebagai contoh kasar dan kecil, para peminum bir bisa menghabis berbotol-botol bir tetapi sulit menghabiskan hanya segelas air saja. Segelas air sudah membawa tubuh pada keadaan ‘satiation’ tetapi berbotol-botol bir beralkohol tidak akan pernah bisa bahkan hingga tubuh terkapar tak berdaya.

Makanan yang membuat ketagihan dan terus “craving” sesungguhnya bukan makanan yang tepat untuk tubuh. Mereka yang suka makan pedas, nafsu makannya menjadi sangat tinggi bila makanan itu pedas. Gorengan selalu menerbitkan air liur dan membuat kita tidak puas kalau hanya makan satu atau sedikit saja. Berapapun banyak, bahkan hingga perut tak bisa diisi lagi atau bahkan hingga kecapaian dan mengantuk pun, keadaan ‘satiation” tak tercapai. Proses pencernaan tidak pernah selesai jika mengkonsumsinya. Bahkan hingga harus menderita berbagai penyakit mulai dari diare, ambeien, varises, kegemukan hingga penyakit fatal seperti diabetes dan kanker pun, proses pencernaan tidak pernah selesai dengan baik.


Kata-katanya adalah sangat tepat, yaitu “membangkitkan nafsu makan”. Oh!

 

Mereka ‘bernafsu’ untuk makan, bukan makan demi keperluan, bukan demi kesehatan dan kebugaran. Mereka “hidup untuk makan” bukan “makan untuk hidup lebih baik”.

 

Tentu Anda tidak seperti itu bukan?

Selamat tidur nyenyak dan semoga cepat menjadi bertambah sangat-sangat keren...

Salam sehat segar bugar...

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages