Membesarkan Anak Menjadi Sehat Dan Bugar, (5) Beans

18 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
Mar 17, 2012, 8:07:51 PM3/17/12
to segarbugars...@googlegroups.com

Membesarkan Anak Menjadi Sehat dan Bugar

dicuplik dari

“Creating Healthy Children oleh Karen Ranzi, SHC Publishing, Ramsey, New York, 2010, www.SuperHealthyChildren.com

 

catatan: sebelum meneruskan membaca tulisan berikut, ada baiknya membaca kembali tentang:

1) Nenek Mimi Kirk, di “rahasia tetap segar bugar dan sexy di atas 70 tahun”

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/1a189763b8e6091e#

2) Victoria Boutenko, di “sebuah awal pencarian (pengalaman menjalani diet raw food)”

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/ca0bec63a2d87686#

3) Vitamin B12, dari Dr. Gina Shaw”:

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/69b5a1f4b4068787#

dan Vitamin B12, dalam serial Bagaimana Cara Terbaik Mengatasi Kebutuhan Nutrisi:

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/299c6a675d72f2d9#

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/063d65b3c46871e3#

 

(5) Beans (Polong-polongan)

 

Beans adalah biji-bijian yang berasal dari Family Leguminosae (suku polong-polongan), misalnya : kedelai, kacang hijau, kacang bogor, kacang merah, kacang lima, kacang panjang, lamtoro, petai, jengkol, ercis (kapri) dan kacang azuki.

 

Banyak para wanita vegan yang mengira bahwa polong-polongan sangat penting untuk kesehatan, terutama selama mereka mengandung. Tetapi, ketika dulu Karen sering mengkonsumsi ‘beans”, perutnya sering kembung dan sembelit. Dia sering terpaksa minum tablet Beano untuk membantu mengatasi masalah pencernaannya. Sejak Karen menjadi rawfoodist dan hanya sesekali makan sedikit ‘kacang hijau” dan lentil bersama dengan salad leafy greens (dedaunan hijau segar), masalah itu tidak timbul lagi.

 

Pada buku “Eating for Beauty” yang ditulis oleh David Wolfe, www.DavidWolfe.com, edisi ketiga, diterbitkan oleh Sunfood Publishing (www.sunfood.com), San Diego, 2007 disebutkan bahwa ..

 

Bangsa Pythagoreans, seperti juga bangsa Egyptians, tidak mau mengkonsumsi beans. Mereka menganggap bahwa beans itu tidak bersih. Beans mengandung protein yang dapat mengiritasi dan menyebabkan pembengkakan. Beans, termasuk kacang tanah,  secara alam terdiri atas racun alkaloid. Racun alkaloid ini membuat hewan tidak mengambilnya dari alam liar. Beberapa senyawanya merupakan racun cyanogens seperti sianida (yang sangat mematikan)”.

 

Kacang kedelai, terutama yang dibuat menjadi daging tiruan, dapat menimbulkan masalah tiroid dan gangguan hormonal pada wanita. Produk yang terbuat dari bahan kedelai dapat menjadi salah faktor pencetus terjadinya kanker payudara dan kanker kandungan karena tingginya kandungan estrogen yang terdapat pada kedelai. Pada lelaki, produk kedelai dapat mengurangi jumlah sperma.

 

Pada buku “Rainbow Green Live-Food Cuisine” yang ditulis oleh Gabriel Cousens, M.D, diterbitkan oleh North Atlantic Books, Berkeley, California, 2003 disebutkan bahwa terdapat 5 alasan untuk menghindari produk soya sebagai makanan bayi atau sang ibu, yaitu :

 

1.       Kedelai itu bersifat kaphagenic (berat dan manis), lembab dan dingin.

2.       Kedelai mengandung terlalu banyak tembaga, mangan, aluminum dan estrogen.

3.       Karena 70% kedelai adalah hasil rekayasa genetika maka produk kedelai merupakan salah satu dari sepuluh makanan penyebab alergi utama.

4.       Kedelai tidak boleh dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari karena merupakan produk yang diproses berulang kali dan sama sekali tidak alami.

5.       Kedelai memiliki estrogen yang begitu tinggi dan akan membuat terjadinya ketidakseimbangan hormonal. Hal ini juga terdapat pada produk kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai, miso, kecap dst. Produk kedelai mempertinggi terjadinya resiko gangguan tiroid dan prostat.

 

 

Sejak orang mengetahui bahwa susu hewani begitu besar pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan dan bahkan akhirnya akan memicu sebagai besar bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini, dan begitu banyak orang juga sadar bahwa susu hewani justru mengakibatkan osteoporosis, meningkatkan resiko kanker, diabetes dan berbagai ketidakseimbangan yang lain, permintaan akan susu soya dan produk yang terbuat dari kedelai (soya) meningkat tajam. Dengan trik mencuatkan pendidikan atas “kebutuhan” protein yang demikian besar, industri menciptakan permintaan yang besar atas produk kedelai. Orang lalu menjadi membabibuta mengkonsumsi soya dan produk soya, serta menganggap soya sebagai kebutuhan utama bukan sekedar untuk “pemuas rasa” (sekedar buat ‘enak-enakan’).

 

Padahal dari artikel (“Uncovering The Truth About Soy” dan “Newest Research On Why You Should Avoid Soy”) yang ditulis oleh Sally Fallon dan Mary G. Egnig Ph.D, www.wesonaprice.org, kita dapatkan bahwa kedelai mengandung banyak sekali toksin natural atau yang dikenal sebagai “antinutrients”:


- Kedelai mengandung enzim “trypsin inhibitors” dalam jumlah yang sangat banyak. Enzim ini akan menghalangi enzim trypsin dan enzim-enzim yang lain yang diperlukan untuk mencernakan protein. Oleh karena itu, kedelai dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang hebat, mengurangi kemampuan penyerapan asam amino dan beberapa penyakit lain. Pada berbagai percobaan terlihat bahwa ‘trypsin inhibitors” dapa menyebabkan pembekakan pankreas dan meningkatkan resiko kanker pankreas.

- Kedelai mengandung “haemagglutinin” yang merupakan zat penggumpal yang dapat menyebabkan sel-sel darah menggumpal atau menjadi kental

“trypsin inhibitors” dan “haemagglutinin”

adalah

penghambat (memperlambat) pertumbuhan.

 

- Kedelai mengandung “asam fitat (phytate acid)” yang tinggi padahal kadar asam fitat yang tinggi dalam tubuh akan menghambat proses penyerapan kalsium, magnesium, zat besi dan seng (zinc), serta juga meningkatkan kadar “asam lemak (fatty acid)” di liver (hati).

- Kedelai juga dapat mengakibatkan berbagai ganggungan dan kelainan fungsi tubuh, termasuk ketidaksuburan (infertilitas) dan meningkatkan resiko terjadi leukemia pada anak-anak.

- “Vitamin B12 analog” (seperti vitamin B12) yang terdapat pada kedelai tidak terserap ke dalam tubuh dan sesungguhnya justru meningkatkan kebutuhan tubuh atas vitamin B123).

- Makanan dari bahan kedelai juga meningkatkan kebutuhan tubuh atas vitamin D.

- Makanan dari bahan kedelai mengandung kadar aluminum yang tangga sehingga merupakan racun bagi sistem syaraf dan ginjal.

- Kedelai juga mendorong terjadinya pubertas dini, kanker payudara, kelainan emosi, asma, gangguan imunitas, kelainan tiroid dan gejala iritasi usus.

 

Ketika anaknya masih bayi dan sakit, penyebab utamanya selalu ‘beans’. Jika Karen mengkonsumsi “beans” maka ASI nya akan menyebabkan perut bayinya kembung (dan sangat menyakitkan) dan berlendir (mucus).

Padahal pula, dari leafy greens segar kita akan mendapatkan semua protein dan kalsium yang diperlukan tubuh, mengapa kita harus ambil resiko dengan memberikan kedelai dan produk kedelai kepada anak-anak?


Tentu tidak salah mengkonsumsi tempe dan tahu sesekali, sekedar untuk rasa enak,  tetapi merupakan kekeliruan yang sangat besar bila kita memberikannya ke anak-anak atau kita sendiri dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi atau memenuhi kebutuhan atas vitamin B12

(bersambung)

Semoga makin dan semakin sehat, bugar dan juga keren!

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages