Menjadi Sehat itu Memang Sangat Mahal (3)

38 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
Sep 7, 2011, 12:40:24 PM9/7/11
to segarbugars...@googlegroups.com, lovingvega...@yahoogroups.com, Vegan Loverz

Suplemen


Tak mau kalah dengan perusahan farmasi, dengan berbagai cara perusahaan suplemen obat-obatan begitu gencar mengiklankan produk, baik dengan cara MLM atau dengan cara, yang kata mereka, ‘konvensional”. Seminar-seminar yang begitu meyakinkan, dan penelitian yang dibiayai mereka untuk mendukung produknya, membuat orang makin tergantung kepada obat dan suplemen.  Slogan ‘tanpa efek samping’ benar-benar membuat masyarakat terpukau karena benar-benar tak terlihat efek sampingnya dalam jangka pendek. Kalau toh ada kerusakan ginjal, diabetes dan berbagai penyakit yang mereka kira adalah terjadi karena ‘peningkatan usia’ atau ‘sudah menjadi nasib mereka’, mereka tetap tidak mencari mengapa sebenarnya mereka sakit. Mencari suplemen berikutnya adalah solusi paling cepat dan paling mudah bagi mereka.

 

Begitu pengetahuan masyarakat meningkat akan betapa tingginya bahaya produk hewani dan dampaknya yang begitu jelek dan sangat berbahaya pada lingkungan8), mereka menggunakan istilah “herbal”. Walaupun yang “herbal” tentu jauh lebih baik daripada yang mengandung produk hewani, tetapi tentu tidak semua yang “herbal” itu baik dan tanpa efek samping. Ganja dan rokok, misalnya, termasuk herbal juga bukan?

 

Untuk memerangi iklan perusahaan farmasi, para pengusaha suplemen mengklaim bahwa produk mereka alami dan bukan kimiawi. Tapi, bagaimana mungkin sebuah produk yang dibuat dengan pengolahan, sekalipun itu dari nabati, bisa dikatakan alami? Bagaimana ada benda atau apapun di alam nyata ini yang bukan unsur kimia?

 

Harga suplemen menjadi makin murah. Dengan begitu hebat, para pemasar produksi suplemen menceritakan dan membandingkan betapa murahnya harga suplemen ketimbang kita harus mengkonsumsi sayur atau buah segar.  Apalagi dengan cara MLM, mereka mengklaim bisa membantu masyarakat untuk menjadi lebih sehat dan di samping itu juga menyejahterakan (karena bisa meningkatkan pendapatan). Sungguh luar biasa!

 

Seperti juga para pengusaha farmasi, mereka juga menciptakan sebuah kebutuhan. Vitamin B12, misalnya. Mereka mengatakan bahwa para rawfoodist dan para vegan, sebuah pola hidup yang sedang ngetren, akan kekurangan vitamin B12.  Mereka lalu menjual berbagai produk andalan. Salah satu contoh produk superfood atau suplemen yang paling populer di dunia adalah spirulina. Selain dikatakan banyak mengandung vitamin B12, spirulina juga dikatakan banyak mengandung nutrisi.

 

Padahal 10 gram spriluna hanya mengandung 2,6 mcm vitamin K, 9,4 mcg folate, 12 mg calcium dan 19,5 mg magnesium sedangkan pada 300 gram salad romaina segar terdapat 348,4 mcg vitamin K, 462,4 mcg folat, 112,2 mg calcium dan 47,6 magnesium9).

 

Bagaimana dengan vitamin B12 nya? Senyawa serupa vitamin B-12 yang terdapat pada spirulina (cyanobacterium) dan beberapa ganggang lain serta bahkan juga tempe, tidak memiliki vitamin B12 seperti yang diperlukan manusia tetapi justru membuat tubuh kekurangan vitamin B12 jika mengkonsumsinya dalam waktu lama, yaitu karena justru menghambat metabolisme sel di dalam tubuh10).

 

Sesungguhnya orang tidak perlu risau dengan vitamin B12 karena di dalam kolon terdapat bakteri yang memproduksi vitamin B12. Hanya saja, sangat disayangkan, sering orang membunuh bakteri-bakteri bermanfaat di dalam tubuh mereka sendiri dengan mengkonsumsi antibiotika atau suplemen herbal yang keras dan mematikan semua bakteri di dalam tubuh.

 

Bagaimana dengan suplemen yang lain? Benarkah mereka sehebat dan sesuper yang diiklankan? Benarkah memang mengandung begitu sarat akan nutrisi dan antioksidan?

 

Kenyataannya sangat berbeda. Makanan super yang sesungguhnya adalah makanan yang hambar dan membosankan seperti yang terdapat pada buah dan sayur organik segar.  Jauh lebih mahal ketimbang suplemen atau superfood itu, makan waktu untuk mengkonsumsinya, sulit mendapatkannya, tidak enak bila belum terbiasa, perlu keberanian dan tekad untuk memulainya, tetapi lagi-lagi, untuk menjadi “sehat bugar sepanjang 

masa hingga ajal menjemput kita” memang sangat-sangat mahal.


bersambung ...



Salam bugar selalu,



1) http://www.rawfoodexplained.com/proteins/how-much-protein-do-we-need.html

2)http://ews.kemendag.go.id/ews2/Sangkuriang/Publikasi/dokumen/4.%20Daging%20&%20Telur%20Ayam.pdf

3) Health Effects of Salmonella, http://www.enotalone.com/article/10338.html

4)U.S. Department of Agriculture, Agricultural Research Service. 2007. USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 20. http://www.ars.usda.gov/ba/bhnrc/ndl

5) Kalau berat sepotong tempe adalah 200 gram maka kadar proteinnya adalah 16% = 32 gram, dan angka ini sudah jauh lebih tinggi dari kebutuhan protein kita per hari (15 gram). Jadi dengan mengkonsumsi sepotong tempe yang tentu saja aman dari berbagai racun yang terdapat pada produk hewani,  kebutuhan protein kita sudah tercukupi, bahkan sudah berlebihan.  Karena itu pula, tidak disarankan untuk mengkonsumsi tempe atau kedelai dalam jumlah banyak, apalagi kalau kita masih mengkonsumsi manan berprotein tinggi yang lain.

6)Robert M. Kradjian, MD, “The Milk Letter: A Message to My Patients”, EarthSave

   Handout, 1994

    http://www.earthsave.ca/files/milk_letter.pdf

7) “Opioids In Common Food Products- Addictive Peptides In Meat, Dairy and Grains”,  

     http://www.karlloren.com/diet/p18.htm

8)Mereka tidak bisa dikatakan “pecinta lingkungan” atau “penyayang hewan” jika mereka masih mengkonsumsi, menggunakan, menjual atau memproduksi produk hewani

9) Swayze, 3 Popular Raw Superfoods That Are a Waste of Your Money,

10) Finally, so-called pseudo-B12 refers to B12-like substances which are found in certain organisms, including Spirulina (acyanobacterium) and some algae. These substances are active in tests of B12 activity by highly sensitive antibody-binding serum assay tests, which measure levels of B12 and B12-like compounds in blood. However, these substances do not have B12 biological activity for humans, a fact which may pose a danger to vegans and others on diets who may not ingest sufficient quantities of B12producing bacteria, but who nevertheless may show normal "B12" levels in the standard immunoassay which has become the normal medical method for testing for B12 deficiency http://www.beyondveg.com/billings-t/comp-anat/comp-anat-7c.shtml 

light 99

unread,
Sep 10, 2011, 1:31:14 AM9/10/11
to segarbugars...@googlegroups.com


---------- Forwarded message ----------
From: i putu phartama Phartama <phar...@yahoo.com>
Date: 2011/9/10
Subject: Re: bugarsepanjangmasa Menjadi Sehat itu Memang Sangat Mahal (3)
To: "segarbugarsepan...@googlegroups.com" <segarbugarsepan...@googlegroups.com>
Cc: light 99 <quany...@gmail.com>


Luar biasa informasi-informasi ini, betapa selama ini memang benar masyarakat hanya menjadi korban iklan semata.


From: light 99 <quany...@gmail.com>
To: segarbugars...@googlegroups.com
Cc: lovingvega...@yahoogroups.com; Vegan Loverz <vegan...@yahoo.co.id>
Sent: Thursday, September 8, 2011 12:40 AM
Subject: bugarsepanjangmasa Menjadi Sehat itu Memang Sangat Mahal (3)

--
Makanan mentah atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.
 
You received this message because you are subscribed to the Google
Groups "Segar Bugar Sepanjang Masa Tanpa Obat & Tanpa Suplemen" group.
To post to this group, send email to
segarbugars...@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to
segarbugarsepanja...@googlegroups.com
For more options, visit this group at
http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa?hl=en?hl=en



light 99

unread,
Sep 10, 2011, 2:07:42 AM9/10/11
to segarbugars...@googlegroups.com
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages