This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
Mas Rio,
Trims u/kiriman foto2 dokumentasinya. Betul, "agak vulgar" menurut saya.
Kalau dari cerita2 teman & info dari milis tercinta ini, accident
terjadi saat pergantian Shift.
Bila terjadi saat pergantian Shift & tanpa ada LOTO, ada
kemungkinan anggota Safety belum siap di lokasi bahkan info dari Last
Shift bisa saja Miss / tidak terlihat.
Atau bisa saja, team yg incharge baru masuk kawasan atau baru
buka PC & baca email.
Untuk preventive action, sepertinya aktivitas Safety Induction
untuk new/existing worker tidak sepenuhnya mengenai target.
Turut berduka atas kejadian yg menimpa rekan pekerja di sana.
On 26/03/2010 8:29, rio.hendiga@akersolutions.com wrote:
Memang pak, terlalu vulgar, tapi begitulah kenyataannya dan akhirnya dari 2 korban yang dirawat 1 orang meninggal 1 orang lagi cacat ( matanya lepas 1, dan tengkorak kepala ada keretakan ). Begitulah yang saya dengar kabar terakhir dari salah satu karyawan Drydock. Mungkin kalau ada karyawan Drydock di millist ini bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai accident ini dan preventive actionnya, akan lebih baik. Kejadian ini beritanya terjadi saat change shift, dan tanpa ada share informasi dari shift malam ke shift pagi.Karena seingat saya sering terjadi kecelakaan di area shipyard yang mengakibatkan kematian can cacat seumur hidup, mungkin inilah efek dari sistem subcon yang mereka membayar murah sekali pekerjanya ( memanfaatkan pekerjanya yang memang butuh uang dan tanpa skill khusus ) atau juga kurangnya perhatian management pabrik terhadap keselamatan karyawannya. Karena kebanyakan yang terkena akibat kecelakaan ini adalah para pekerja subcon, banyak cerita kari kawan-kawan saya kalau HSE mindset di lingkungan shipyard itu hanya sekedar tulisan saja. Saya memang bukan orang HSE, tapi HSE mindset harus sudah menjadi bagian dari diri saya.RgdsRio
sebelum pointing the finger at DD yah, bisa ga kita analisa dari point point yang disebutkan di email Pak Budi. 1. Air test had been done some time back and 1200 bars of pressure was inside the pipeline. And the pipeline had not been bleed off the pressure. Pneumatic
test at 1200 bars (17000 Psi). Regards, "Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for." --- On Fri, 3/26/10, rio.hendiga@akersolutions.com <rio.hendiga@akersolutions.com> wrote: |
|
Mas Rio,
Trims u/kiriman foto2 dokumentasinya. Betul, "agak vulgar" menurut saya.
Kalau dari cerita2 teman & info dari milis tercinta ini, accident
terjadi saat pergantian Shift.
Bila terjadi saat pergantian Shift & tanpa ada LOTO, ada
kemungkinan anggota Safety belum siap di lokasi bahkan info dari Last
Shift bisa saja Miss / tidak terlihat.
Atau bisa saja, team yg incharge baru masuk kawasan atau baru
buka PC & baca email.
Untuk preventive action, sepertinya aktivitas Safety Induction
untuk new/existing worker tidak sepenuhnya mengenai target.
Turut berduka atas kejadian yg menimpa rekan pekerja di sana.
biasanya sih, uang duka dan teman korban yang mengantarkan jenazah ke keluarga korban. korbannya kan sub kontraktor, saya kurang yakin apa pertanggungjawaban dari DD masalah ini. mungkin di dunia shipyard (galangan) di Batam, it's just another day in their lives. sad, but true. |
Regards, "Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for." |
--- On Fri, 3/26/10, ari widodo <ari_widodo98@yahoo.com> wrote: |
|
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
menurut rekan saya di ABS, kalau kita refer ke rules mereka: 7.3.4 Pneumatic Tests in Lieu of Hydrostatic Tests In general, pneumatic tests in lieu of hydrostatic test are not permitted. Where it is impracticable to carry out the required hydrostatic tests, pneumatic tests may be considered. In such cases,the procedure for carrying out the pneumatic test, having regard to safety of personnel, is to be submitted to the Surveyor for review. who did the test? who review the test? bisa dibayangkan yah, 17000 pound/square inch pressure menghantam wajah korban. |
Regards, "Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for." --- On Fri, 3/26/10, rio.hendiga@akersolutions.com <rio.hendiga@akersolutions.com> wrote: |
|
|
|
|
|
Ini yang sekarang jadi problem di Shipyard kami pak, meskipun kita mengadakan hydrostatic test bukan pneumatic (pneumatic lebih berbahaya kan?) tapi kita belum punya sumber yang cukup untuk menentukan hazardous area akibat ledakan pipa yang sedang di test.
Kalo dilihat dari prosedurnya, bukankah pada saat melakukan hydrostatic test kita mempunyai batas waktu penahanan pada saat pressure mencapai test pressure? Artinya tidak boleh pipa dibiarkan memiliki tekanan melebihi batas waktu yang ditentukan.
Regards
Mubarok
saya tertarik ngomentarin omongannya pak Yuyus dibawah ini.
saya pernah site visit ke salah satu shipyard di batam, karena mereka sedang mengerjakan projek kami.
Tiga kali saya kesana, dan bikin merinding.
hari pertama, ada orang yang dengan santainya cerita bahwa dulunya di shop mereka ada yang tertimpa crane yang sama dengan di tanggal yang sama hanya beda bulan. konyol nurut saya. orang pertama karena kejatuhan beban karena wire rope mlorot. orang kedua karena slingnya putus.
kunjungan kedua, ada pekerjaan modifikasi kapal. yang diatas sedang motong hull tinggal dikit, tanpa baricade. karena tempatnya dekat laut, ada orang lain yang mo berak di bawah. dan... KRAK... si orang boker lari. HULL terpotong. ini di depan mata kepala saya sendiri.
kunjugan ketiga, ada yang kebut2an naik forklift.
Yup, just it's just another day.
rgds; wan
personal blog: http://caktopan.wordpress.com | my flickr: flickr.com/photos/cak_learn_to_shoot
twitter: caktopan
biasanya sih, uang duka dan teman korban yang mengantarkan jenazah ke keluarga korban.
korbannya kan sub kontraktor, saya kurang yakin apa pertanggungjawaban dari DD masalah ini. mungkin di dunia shipyard (galangan) di Batam, it's just another day in their lives. sad, but true.
Regards,
Yuyus Uskara
http://yuyusandhisthings.blogspot.com"Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for."
-Chinese Proverb
saya tertarik ngomentarin omongannya pak Yuyus dibawah ini.
saya pernah
site visit ke salah satu shipyard di batam, karena mereka sedang mengerjakan
projek kami.
Tiga kali saya kesana, dan bikin merinding.
hari pertama,
ada orang yang dengan santainya cerita bahwa dulunya di shop mereka ada yang
tertimpa crane yang sama dengan di tanggal yang sama hanya beda bulan. konyol
nurut saya. orang pertama karena kejatuhan beban karena wire rope mlorot. orang
kedua karena slingnya putus.
kunjungan kedua, ada pekerjaan modifikasi
kapal. yang diatas sedang motong hull tinggal dikit, tanpa baricade. karena
tempatnya dekat laut, ada orang lain yang mo berak di bawah. dan... KRAK... si
orang boker lari. HULL terpotong. ini di depan mata kepala saya
sendiri.
kunjugan ketiga, ada yang kebut2an naik forklift.
Yup,
just it's just another day.
rgds; wan
personal blog: http://caktopan.wordpress.com
| my flickr: flickr.com/photos/cak_learn_to_shoot
twitter:
caktopan
biasanya sih, uang duka dan teman korban yang mengantarkan jenazah ke keluarga korban.
korbannya kan sub kontraktor, saya kurang yakin apa pertanggungjawaban dari DD masalah ini. mungkin di dunia shipyard (galangan) di Batam, it's just another day in their lives. sad, but true.
Regards,
Yuyus Uskara
http://yuyusandhisthings.blogspot.com"Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for."
-Chinese Proverb
This e-mail and any attachment are confidential and may be privileged or otherwise protected from disclosure. It is solely intended for the person(s) named above. If you are not the intended recipient, any reading, use, disclosure, copying or distribution of all or parts of this e-mail or associated attachments is strictly prohibited. If you are not an intended recipient, please notify the sender immediately by replying to this message or by telephone and delete this e-mail and any attachments permanently from your system.
Dear all,
Kalau dibaca situasinya dengan baik..maka disana ada faktor human eror...
As per procedure dan itp...pada saat pelaksanaan hydrotest atau
pneumatic test... Insp. Atau PIC harus witness, plus harus
ngecheck...apa saja yg harus dicheck...sebelum test, pastikan semua
alat pressure gauge dan pressure recorder terkalibrasi...check
sertifikatnya...baca prosedur test dengan baik...di prosedur, test
baru dikatakan selesai kalau tekanan didalam sudah turun sampai 1
atm...baru blind flange dll dilepas. Nah kita bisa tau apabila tekanan
itu sudah 1 atm ya dari pressure gaugenya.
Yg jadi pertanyaan adalah:
Apakah operatornya sebelum buka bolt dia check pressure gauge?
Apakah pressure gauge yg dipasang kondisinya ok atau rusak?
Hal ini yg harus dikonfirmasi.
Jadi bisa disebabkan karena human eror atau alat yg tidak memadai.
Di postingan sebelumnya belum ada yg memberikan keterangan maslah
pressure gauge ini.
Tlong yg mengetahui dishare ke milist.
Firman bhaktiwinaya
Menurut informasi, korban telah bertambah. 1 korban yg di bawa kerumah sakit , telah meninggal beberapa hari kemudian. Dan sangat di sayangkan, setelah Accident ini hingga saat ini terasa tenang2 saja seolah olah hilangnya 2 nyawa manusia sudah tergantikan dengan kompensasi2 yg di berikan. Regards --- On Thu, 3/25/10, Admin Migas <Swastioko.Budhi@indosat.net.id> wrote: |
Sayang, jika kita melihat ketetangga sebelah singapore yardnya DD akan di shutdown dulu sambil menunggu full goverment investigation hingga semua findingnya di close baru bisa jalan lagi.
Regards,
Yunaidi
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
biasanya sih, uang duka dan teman korban yang mengantarkan jenazah ke keluarga korban. korbannya kan sub kontraktor, saya kurang yakin apa pertanggungjawaban dari DD masalah ini. mungkin di dunia shipyard (galangan) di Batam, it's just another day in their lives. sad, but true. Regards, "Happiness is someone to love, something to do, and something to hope for." --- On Fri, 3/26/10, ari widodo <ari_widodo98@yahoo.com> wrote:
|
mas Rio,
mungkin Management/BoD perlu diberi masukan 'keuntungan' aplikasi HSE tsb sukur2 jika termasuk perhitungan 'commercial & schedule' (jika project). pengalaman sy jika masuk dr celah ini ke Management/BoD jauh lebih mudah , heheheee.
anyway, sy percaya HSE tanggung jawab kita semua bukan hanya Management/BoD & HSE Dept.
regards
haris kurnianto
________________________________
From: "rio.hendiga@akersolutions.com" <rio.hendiga@akersolutions.com>
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Fri, March 26, 2010 11:00:02 AM
Subject: RE: Bls: [Oil&Gas] RE: (HSE ) Drydock Graha Accident
Yah,..seperti itulah kenyataannya
Itu baru accident yang nampak secara langsung di lokasi
kejadian, belum berita tentang penyakit-penyakit yang menghinggapi para pekerja
galangan khususnya para pekerja subcon akibat bekerja di galangan
tsb.
Sepertinya memang kejadian-kejadian seperti ini sudah biasa
terjadi di setiap galangan kapal, dan dianggap factor un-lucky aja. Pemikiran
management sepertinya HSE itu menyebabkan barang pesanan terlambat, biaya
produksi meningkat,dll yang bisa menyebabkan kurangnya daya saing terhadap
kompetitornya. Mungkin juga seringnya kejadian ini akibat kurang pedulinya juga
para Customer di shipyard tsb tentang safety di area fabrikasi. Yang penting
mereka dapat harga murah dan on time delivery. Kalau semua pihak peduli dengan
safety, saya yakin kejadian ini tak akan terjadi .
Rgds
Rio
Menurut pemahaman saya, kejadian di
drydock graha tersebut adalah kegagalan dari Management system, yaitu dimulai
dari :
Yang pertama adalah
Komitment dari TOP managemen,
Sudah bukan rahasia lagi bahwa yang paling
utama dan susah adalah commitment dari Management , makanya di QHSE System Integrated
yang utama dan pertama selalu dipertanyakan adalah tentang komitmen management
yang ditandai dengan ada atau tidaknya Kebijakan mengenai QHSE
Dari sini mungkin bisa kita lihat dari cara
menerima atau mempekerjakan subcontractor yang pasti ada HSE requirementnya
juga, misalnya untuk Hydrotest apakah contractor sudah punya orang yang pengalaman, pernah training dan bersertifikat?
Mungkin kalau mereka mempekerjakan
kontraktor yang sesuai dengan peraturan HSE (HSE Requirements) harganya mahal atau susah mendapatkan di
Batam, kemudian masuklah ke kontraktor yang murah yang HSE nya seadanya saja
yang penting bisa bekerja
Selama Top Managemen masih berpikiran bahwa
HSE adalah sumber pengeluaran yang besar
dan memperlambat kerja produksi kecelakaan akan timbul terus
Yang ke dua adalah:
HSE management system, misalnya ketika melakukan High
risk job, ada beberpa tahapan yang harus
dilakukan seperti, planning, Job Safety Analysis (JSA), work permit, Lock Out
Tag Out (LOTO) system, Pre start safety briefing (communication) dan seterusnya
Mudah mudahan kejadian ini yang terakhir terjadi
Thank's and have a safe day
John
Batam
________________________________
From: "rio.hendiga@akersolutions.com" <rio.hendiga@akersolutions.com>
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Fri, March 26, 2010 11:00:02 AM
Subject: RE: Bls: [Oil&Gas] RE: (HSE ) Drydock Graha Accident
Yah,..seperti itulah kenyataannya
Itu baru accident yang nampak secara langsung di lokasi
kejadian, belum berita tentang penyakit-penyakit yang menghinggapi para pekerja
galangan khususnya para pekerja subcon akibat bekerja di galangan
tsb.
Sepertinya memang kejadian-kejadian seperti ini sudah biasa
terjadi di setiap galangan kapal, dan dianggap factor un-lucky aja. Pemikiran
management sepertinya HSE itu menyebabkan barang pesanan terlambat, biaya
produksi meningkat,dll yang bisa menyebabkan kurangnya daya saing terhadap
kompetitornya. Mungkin juga seringnya kejadian ini akibat kurang pedulinya juga
para Customer di shipyard tsb tentang safety di area fabrikasi. Yang penting
mereka dapat harga murah dan on time delivery. Kalau semua pihak peduli dengan
safety, saya yakin kejadian ini tak akan terjadi .
Rgds
Rio
Dear All,
Saya yakin perusahaan sebesar drydock sudah mempunyai dan memang wajib mempunyai hydrotest procedure, baik dari sisi hydrotest-nya sendiri ataupun dari sisi safety-nya.
Jika membaca kronologis di bawah, sepertinya peran HSE tidak optimal (untuk tidak mengatakan tidak ada), sehingga bagaimana mungkin ada pekerja (terlepas apakah dia dari sub-con maupun main-con) bisa masuk ke lingkungan kerja di mana masih ada pipa dengan tekanan tinggi (asumsinya hydrotest masih berlangsung), padahal area kerja dimana berlangsung pekerjaan dengan resiko tinggi seharusnya di barikade dan di jaga oleh HSE.
Dan saya rasa ini bukan kejadian yang pertama.....
Semoga dengan kejadian ini, bisa memberikan kesadaran kepada kita tentang betapa pentingnya safety di lingkungan kerja.
Salam,
Riedy
________________________________
From: Firman Bhaktiwinaya <firman.bhaktiwinaya@gmail.com>
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Fri, March 26, 2010 2:52:11 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] RE: (HSE ) Drydock Graha Accident
Dear all,
Kalau dibaca situasinya dengan baik..maka disana ada faktor human eror...
As per procedure dan itp...pada saat pelaksanaan hydrotest atau
pneumatic test... Insp. Atau PIC harus witness, plus harus
ngecheck...apa saja yg harus dicheck...sebelum test, pastikan semua
alat pressure gauge dan pressure recorder terkalibrasi. ..check
sertifikatnya. ..baca prosedur test dengan baik...di prosedur, test
baru dikatakan selesai kalau tekanan didalam sudah turun sampai 1
atm...baru blind flange dll dilepas. Nah kita bisa tau apabila tekanan
itu sudah 1 atm ya dari pressure gaugenya.
Yg jadi pertanyaan adalah:
Apakah operatornya sebelum buka bolt dia check pressure gauge?
Apakah pressure gauge yg dipasang kondisinya ok atau rusak?
Hal ini yg harus dikonfirmasi.
Jadi bisa disebabkan karena human eror atau alat yg tidak memadai.
Di postingan sebelumnya belum ada yg memberikan keterangan maslah
pressure gauge ini.
Tlong yg mengetahui dishare ke milist.
Dear All, Memang sering sekali kecelakaan terjadi pada saat-saat pergantian shift atau ketika mulai kembali bekerja setelah istirahat. Itulah mengapa sangat penting sekali dilakukan tool box meeting pada saat-saat tersebut, sehingga seluruh pekerja mengetahui apa-apa saja job step yang harus dilaksanakan. Dalam musibah ini ada suatu keganjilan yang menurut saya telah terjadi yaitu bagaimana mungkin suatu job step yang teramat penting (membuka blind/ valve) pada saat masih terdapat tekanan, yang mana semestinya untuk pekerjaan ini diperlukan work permit khusus? Pada pekerjaan yang hampir sejenis yaitu pemasangan/ pembukaan "blind" pada suatu vessel/ reaktor harus dihadiri juga oleh "owner". Bahkan semestinya ada "gembok"/ "lock" yang hanya bisa dibuka apabila dilakukan oleh beberapa pihak. Memang tentunya akan relatif lebih mahal, tetapi tentunya kita tidak ingin menerima anekdot "Bayar seribu tapi pingin selamat?" Semoga bermanfaat. Wassalam, Hari Subono --- On Fri, 3/26/10, Riedy Rahyono Tejo Sukmono <riedy.rahyono@yahoo.com> wrote: |
|
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com |
|
|
Dear All,
Saya yakin perusahaan sebesar drydock sudah mempunyai dan memang wajib mempunyai hydrotest procedure, baik dari sisi hydrotest-nya sendiri ataupun dari sisi safety-nya.
Jika membaca kronologis di bawah, sepertinya peran HSE tidak optimal (untuk tidak mengatakan tidak ada), sehingga bagaimana mungkin ada pekerja (terlepas apakah dia dari sub-con maupun main-con) bisa masuk ke lingkungan kerja di mana masih ada pipa dengan tekanan tinggi (asumsinya hydrotest masih berlangsung) , padahal area kerja dimana berlangsung pekerjaan dengan resiko tinggi seharusnya di barikade dan di jaga oleh HSE.
Dan saya rasa ini bukan kejadian yang pertama.....
Semoga dengan kejadian ini, bisa memberikan kesadaran kepada kita tentang betapa pentingnya safety di lingkungan kerja.
Salam,
Riedy
____________ _________ _________ __
From: Firman Bhaktiwinaya <firman.bhaktiwinaya @gmail.com>
To: Migas_Indonesia@ yahoogroups. com
Sent: Fri, March 26, 2010 2:52:11 PM
Subject: Re: [Oil&Gas] RE: (HSE ) Drydock Graha Accident
Dear all,
Kalau dibaca situasinya dengan baik..maka disana ada faktor human eror...
As per procedure dan itp...pada saat pelaksanaan hydrotest atau
pneumatic test... Insp. Atau PIC harus witness, plus harus
ngecheck...apa saja yg harus dicheck...sebelum test, pastikan semua
alat pressure gauge dan pressure recorder terkalibrasi. ..check
sertifikatnya. ..baca prosedur test dengan baik...di prosedur, test
baru dikatakan selesai kalau tekanan didalam sudah turun sampai 1
atm...baru blind flange dll dilepas. Nah kita bisa tau apabila tekanan
itu sudah 1 atm ya dari pressure gaugenya.
Yg jadi pertanyaan adalah:
Apakah operatornya sebelum buka bolt dia check pressure gauge?
Apakah pressure gauge yg dipasang kondisinya ok atau rusak?
Hal ini yg harus dikonfirmasi.
Jadi bisa disebabkan karena human eror atau alat yg tidak memadai.
Di postingan sebelumnya belum ada yg memberikan keterangan maslah
pressure gauge ini.
Tlong yg mengetahui dishare ke milist.
Anda berhak "MENOLAK " pekerjaan yg tidak aman... ingat kita bekerja unutk cari uang dan BUKAN cari Mati rgds --- On Fri, 3/26/10, riksha lenggana <riksha.lenggana@gmail.com> wrote: |
|
To: Migas_Indonesia@yahoogroups.com |
|
|
Setuju pak,
Mengingat pekerjaan apapun yg kita lakoni semuanya beresiko (entah
besar/kecil)
Kalau kita tarik garis pun, batas antara aman & tidak aman
sangatlah tipis.
Be safe aja . .
On 27/03/2010 16:13, Anthony Malem Ukur wrote:
Anda berhak "MENOLAK " pekerjaan yg tidak aman...
ingat kita bekerja unutk cari uang dan BUKAN cari Mati
rgds
Earth Hour...please turn off all lamps for one hour starting now guys!!! For a better future!!! :D
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Setuju pak,
Mengingat pekerjaan apapun yg kita lakoni semuanya beresiko (entah
besar/kecil)
Kalau kita tarik garis pun, batas antara aman & tidak aman
sangatlah tipis.
Be safe aja . .
Anda berhak "MENOLAK " pekerjaan yg tidak aman...
ingat kita bekerja unutk cari uang dan BUKAN cari Mati
rgds
Di K3 (baca: safety) tidak boleh ada daerah abu-abu. Walaupun tipis perbedaan itu yang jelas tetap harus ada benang merah yang melintas sebagai pembatas yang jelas. Penegakkan benang merah itu kadang kusut oleh Manajemen itu sendiri yang hanya menganggap K3 sebagai atribut saja. Karena itu, tidak jarang HSE Manager-nya pun Asal Bos Senang saja. Kalau ada daerah abu-abu yang dihadapi oleh anak buah di lapangan maka daerah itu harus diputuskan dengan menegaskan daerah hitam atau putih yang dipisahkan benang merah yang terang benderang. Serahkan ke level yang lebih tinggi bila rekan-rekan K3 di lapangan menghadapi dilema abu-abu demikian. Masalahnya terkadang hitam (pelanggaran aturan/prosedur/dll) bisa menjadi putih artinya yang hitam (pelanggaran) boleh dilakukan dengan pertimbangan jadwal diburu-buru, dan lain-lain) oleh Manajemen dengan restu orang K3 / Manajer K3. Ini yang bikin kacau! Namun, perusahaam yang manajemennya berkomitmen tinggi tentang K3 pasti tidak akan membiarkan hitam jadi putih berdasarkan aturan / standar yang ada. Alias kita atau karyawan bisa menolak pekerjaan yang dirasa tidak aman, tetapi sebaliknya bagai perusahaan yang komitmen-nya lemah akan menjadi malapetaka bagi karyawan yang menolak pekerjaan itu. Sehingga kampung tengah alias perut masih lebih penting ketimbang unsafe condition/act daripa kena PHK kalau menolak? Ini tantangan kita semua! Memang untuk belajar lebih baik lagi terkadang sangat mahal. Kerap kita mau belajar setelah kejadian kematian. Seringkali kita abai karena faktor sepele yang buntut-buntutnya ternyata menjadi penyebab kecelakaan yang mematikan itu. Ambil hikmahnya, nasi telah jadi bubur tetapi bagi orang K3 hal demikian itu bukan akhir segalanya. Lakukan investigasi kecelakaan (reactive indicator) untuk belajar mencegah kejadian serupa di masa datang. Salam hangat, salam K3 dari Batam Majid Pemerhati K3L On Sat, 3/27/10, parindang@yahoo.com <parindang@yahoo.com> wrote: |
|
Best Regards,
Imran Harun
Sayang, jika kita melihat ketetangga sebelah singapore yardnya DD akan di shutdown dulu sambil menunggu full goverment investigation hingga semua findingnya di close baru bisa jalan lagi.
Regards,
Yunaidi