Lama gak ada email baru dari milis ini nih. Jangan sampai mati donk, ayo diskusi lagi. Hehe
Lagi mencoba menjajaki jadi freelancer team, ada masalah yang biasa muncul di "pemain baru" seperti saya ini. Kalau ada kerjaan yang bersifat project base, pasti ada percakapan gini:
C (Clinet): Ada project nih... bla2...
T (Team): Hm, oke. requirement apa? waktu pengerjaan berapa lama? worth harga berapa?
C: Loe minta berapa lama? minta harga berapa?
T: (sigh)
Nah, di tahap itu, pasti para newbie seperti saya juga bingung. Kalo requirement jelas, dan waktu pengerjaan juga jelas, pasti masih mending lah dalam menentukan harga project. Kalo seperti ini, gimana? Lha waktu kita yang nawar, harga kita yang nawar. Gimana ya strateginya?
Thanks
--
HaQQi
YM: fauzil.haqqi
Skype: fauzil.haqqi
Twitter: http://www.twitter.com/haqqi
Site: http://www.fauzilhaqqi.net
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Sekalipun lewat !YM harusnya ga masalah kan ? Asalkan bisa dipancing
*sedetail* mungkin kebutuhan si *client*. Mungkin gambarannya spt ini
kali ya :
&<-------------------------------------------------------------------->8
C: Eh ada project nih, kantor saya minta dibuatin aplikasi penjualan
nih. Kira-2x sanggup ngerjain brp lama dan harga brp?
T: Hm.. klo boleh tahu penjualannya ini penjualan apa ya pak?
C: Oh ini sederhana koq cuma penjualan barang2x elektro, yach sama spt
aplikasi2x penjualan yg lain gitu. Gampang kan ?
(jebakan 1 client biasa omong gampang2x aja, nah jangan termakan omongan
client disini. Anggap gampang klo kita emang bener2x paham ma bisnis
prosesnya)
T: Oh. penjualan barang elektro yah pak, ok deh sekarang kebijakan di
tempat bapak untuk harga jual per item gmn ya pak ?
C: Oh itu, gampang koq. Utk perhitungan harga jual kita sih pakai metode
rata-rata.
T: Oh rata-rata ya pak, ok deh klo begitu. Nah sekarang ini kan jualan
barang elektro yah pak, sedangkan kita tahu harga barang elektro itu
makin lama makin turun bukan naik. Nah masih mau pakai metode rata-rata
pak ?
C: Hm.. bentar deh klo gitu. Dipikir2x dulu
T: Ok deh pak klo gitu, silahkan di pikirkan dulu ama team bapak. Klo
sudah ok nanti kita ketemu lagi ya pak.
&<-------------------------------------------------------------------->8
Yach mungkin seperti diatas kali yah cara *mancing-mancing*-nya :) Ini
sih cuma sekedar asumsi *ngawur* yg ada di pikiran saya, meskipun
kenyataan-nya tidak se-indah mimpi :D
Mungkin ada teman-teman yg lebih tahu gmn cara yg *bener* :D Monggo di
share :D
--
Regards,
Martinus Ady H.
Mungkin ada teman-teman yg lebih tahu gmn cara yg *bener* :D Monggo di share :D
--
Regards,
Martinus Ady H.
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
--
HaQQi
YM: fauzil.haqqi
Skype: fauzil.haqqi
Twitter: http://www.twitter.com/haqqi
Site: http://www.fauzilhaqqi.net
--Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
trims
tq
2010/6/30 Fajar Sulaksono <fajar.s...@gmail.com>:
> --
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT"
> dari Grup Google.
> Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke
> it-project...@googlegroups.com.
> Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke
> it-project-indon...@googlegroups.com.
> Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di
> http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
>
>
--
Yayang
mumpung ada thread ini,
gimana cara menghadapi klien yang bilang "jangan mahal2 ya"
padahal belum fase requirement.
terus gimana cara menghadapinya ya??
mohon saran suhu :)
Rizky Prihanto
Information Systems Consultant | 0812 535 22 392 | http://rizky.prihanto.web.id
Sent from my Chromium© Browser, under Ubuntu© Lucid Lynx
thanks banget
2010/6/30 Rizky Prihanto <ri...@prihanto.web.id>:
Kalo saya sih, *selalu* minta daftar fitur.
Nanti kita akan bikin penawaran dan perjanjian based on daftar fitur itu.
Terima project tanpa daftar fitur yang definitif itu namanya bunuh
diri, jadi ya jangan dilakukan.
Dari daftar fitur, bisa dihitung berapa mandays, berapa days, dan
berapa rupiah.
Tanpa daftar fitur, ya gak bisa ngitung, mau tanya Mama Loren juga
udah gak bisa lagi.
:D
--
Endy Muhardin
http://endy.artivisi.com
Y! : endymuhardin
-- life learn contribute --
Tanpa daftar fitur, ya gak bisa ngitung, mau tanya Mama Loren juga
udah gak bisa lagi.
:D
On 7/1/2010 10:58 AM, Endy Muhardin wrote:
> 2010/6/30 Muhammad Fauzil Haqqi<fauzil...@gmail.com>:
>
Mungkin seperti itu, mohon maaf jika ada yg salah.
> --
> Kind Regards,
>
> ---
> Didin
>
> --
mas endi, thread ini dibahas di blog dong... kaya requirement
development yang kemarin... nanti saya baca :)
> --
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT"
> dari Grup Google.
> Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke
> it-project...@googlegroups.com.
> Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke
> it-project-indon...@googlegroups.com.
> Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di
> http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
>
>
--
regards,
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
--
regards
On Thursday, July 1, 2010, Didin Nurdin Ahmadi <didino...@gmail.com> wrote:
>
>
--
regards
Ya jelas aja bingung, soalnya :
1. Anda melakukan thread-hijacking.
Ini kan threadnya sedang ngomongin penentuan penawaran harga.
Kok tiba2 Anda tanya prototyping.
Lho memangnya apa salahnya thread-hijacking?
Jawabnya ada di alasan #2, yaitu
2. Kalau pertanyaannya dijawab, maka konteksnya akan tercampur.
Anda akan dapat kesan bahwa prototyping ada hubungannya dengan penawaran harga.
Padahal tidak ada, penawaran ya penawaran, prototyping ya prototyping.
Nah, jadi saya jawab saja sesuai konteks penawaran harga.
Pada fase penawaran, jangan bikin prototype.
Kenapa?
1. Effortnya terlalu besar, padahal kita belum tentu dibayar.
2. Durasinya terlalu lama, sehingga tidak kunjung deal, tidak kunjung
ada agreement, dan tidak kunjung dibayar.
Padahal kita ke tempat (calon) client kan juga butuh ongkos
3. Membuat prototype = membuat user requirement.
Ini adalah proses intelektual yang butuh skill, knowledge, dan experience.
Sudah sepantasnya kegiatan ini dihargai dengan layak.
Di banyak project, ada yang memisahkan antara fase requirement dan
construction.
Pisah di sini maksudnya adalah dikerjakan oleh vendor berbeda.
Ini menegaskan bahwa prototyping itu adalah satu kegiatan yang layak dicharge.
Kembali lagi ke penawaran, cukup daftar fitur saja.
Contoh : calon client minta dibuatkan SMS Gateway.
Coba kita ajukan daftar fitur seperti ini :
1. Interfacing dengan GSM Modem melalui AT command
2. Interfacing dengan Operator menggunakan SMPP
3. Interfacing dengan Content Provider menggunakan SOAP (spec terlampir)
4. Support multiple gateway secara dinamis (ada add/remove gateway via UI web)
5. Prefix handling dengan customizable action, misalnya
kalau ada pesan REG MAMA akan direply dengan pesan
UnsupportedOperationException.
6. Bisa kirim/terima sms via web interface.
Nah, ini akan memaksa kita untuk mikir, berapa sih effortnya untuk
implement 6 fitur di atas.
Sehingga ada gambaran, berapa lama dan berapa rupiah.
Calon client juga bisa melihat apa ada kebutuhan dia yang belum
tercantum atau sebaliknya, apa ada fitur yang dia gak perlu.
Tidak perlu sampai prototype screen per screen.
Paling juga, kalau client gak yakin dengan kemampuan kita atau
arsitektur yang kita ajukan, kita bisa demokan aplikasi prakarya
dengan fitur minimalis. Misalnya, send sms via gsm modem, dirun dari
Netbeans menggunakan 1 main class saja.
Jadi, gimana cara bikin prototype yang baik?
Coba tanya lagi di thread baru, nanti saya jawab.
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
2010/7/1 Didin Nurdin Ahmadi <didino...@gmail.com>:
>Ya jelas aja bingung, soalnya :
>
> hm... sebenarnya saya masih bingung. ohhh jadi prototype yang dimaksd adalah
> sama seperti quotation ya?? ataukah sama dengan proposal penawaran?
>
> maklum masih awam dalam management IT... tapi sangat membantu
> penjelasannya.. :-)
>
1. Anda melakukan thread-hijacking.
Ini kan threadnya sedang ngomongin penentuan penawaran harga.
Kok tiba2 Anda tanya prototyping.
Nah, ini akan memaksa kita untuk mikir, berapa sih effortnya untuk
implement 6 fitur di atas.
Sehingga ada gambaran, berapa lama dan berapa rupiah.
Calon client juga bisa melihat apa ada kebutuhan dia yang belum
tercantum atau sebaliknya, apa ada fitur yang dia gak perlu.
Tidak perlu sampai prototype screen per screen.
Paling juga, kalau client gak yakin dengan kemampuan kita atau
arsitektur yang kita ajukan, kita bisa demokan aplikasi prakarya
dengan fitur minimalis. Misalnya, send sms via gsm modem, dirun dari
Netbeans menggunakan 1 main class saja.
nah penentuan harga tentu saja harus dihitung tterhadap biaya
produksi. misalnya buat gaji diri sendiri dan karyawan 2 orang per
bulan total 15jt, durasi pengerjaan aplikasi 6 bulan. trus ditambah
biaya operasional kantor sebulan 2jt total 102jt nah keuntungan 30%
jadi 130jt tambah buffer kalo-kLo ditawar setengahnya jd total sekiyar
200jt.
--
regards
Penentuan harga itu memang butuh experience.
Tidak ada jalan pintas, memang harus sering latihan.
Bikin daftar fitur juga butuh latihan. Contohnya, bikin aplikasi minimarket.
Daftar fitur newbie akan tampak seperti ini :
- CRUD master produk
- Entri penjualan (mungkin pakai barcode)
- Laporan penjualan
Daftar fitur orang yang pengalaman, bisa jadi seperti ini :
- CRUD master produk
- Entri penjualan (mungkin pakai barcode)
- Laporan penjualan
- CRUD User
- CRUD Permission
- Sinkronisasi dengan kantor pusat
- Backup & Restore tools
- Tools untuk import data produk dari excel file
- Laporan stok
- Stok Opname (koreksi stok)
- Entri void (gak jadi beli)
- Entri retur (udah beli tapi dikembalikan)
- Laporan void
- Laporan retur
- Pembayaran non tunai
Wah kok jadi banyak fiturnya?
Ya karena udah pengalaman bikin dengan daftar fiturnye newbie,
ternyata clientnya merasa kurang.
Tentu saja, karena bisnis gak bisa jalan tanpa stok, void, dan retur.
Ini adalah fitur mandatory yang seringkali gak disebutkan calon
client, entah karena dia sendiri belum sadar kalo dia perlu, atau dia
asumsikan kita sebagai konsultan udah tau kalo itu adalah fitur
standar.
>
> Ada beberapa cara sih, tapi ini hasil pemikiran sendiri, belum dicoba:
> 1. Cari-cari harga project sejenis di internet atau sesama pekerja project.
> Ini cukup susah juga. Mengingat biasanya orang sangat rahasia terhadap harga
> project yang dia kerjakan. Selain itu, biasanya project yang benar-benar
> dibuat dalam bentuk project, bentuknya kemungkinan berbeda besar. Jadi
> tambah sulit.
Walaupun tau harga project orang lain, tetap aja gak relevan.
Misalnya, bikin aplikasi kasir di atas, harga ArtiVisi dengan harga
vendor besar seperti Sigma atau Jatis pasti beda.
Walaupun aplikasi yang dibikin sama persis.
Lalu apakah saya bisa pasang harganya Sigma di quotation ArtiVisi?
Belum tentu.
Atau sebaliknya, apakah Sigma bisa pasang harga ArtiVisi di quotation mereka?
Ya belum tentu juga.
> 2. Memancing client sendiri yang mengeluarkan range harga.
> Ini butuh teknik social engineering. Kelemahan lainnya adalah kita nggak
> tahu range sebenarnya yang ada di pasaran.
>
Intinya sih, penentuan harga itu ada dua pendekatan :
1. Cost plus.
Biaya kita berapa, tambahin profit, itulah harganya.
2. Perceived value
Kita perkirakan kira2 market mau bayar berapa untuk produk kita, lalu
charge segitu.
Yang jelas, harus tau dulu bottom-line nya (biaya modalnya).
Kalo udah tau, terserah mau pakai pendekatan yang mana.
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Balik ke gimana menentukan harga project. Langsung ambil kasus saja. Ambil contoh untuk project website.
Saya kepikiran untuk menentukan harga berdasarkan berapa halaman/template yang harus dibuat untuk website itu.
Katakanlah tiap page adalah 750rb. Kalau request client ada 10 page, berarti 750rb.
Tapi, waktu di tengah2 pengerjaan, jumlah page pasti berubah. kalau jadi kurang sih nggak masalah, kita untung. kalo ternyata nambah, dan itu banyak gimana? sementara biasanya kontrak harga kan sudah disepakati di awal...
--
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Manajemen Proyek IT" dari Grup Google.
Untuk mengeposkan pesan ke grup ini, kirim email ke it-project...@googlegroups.com.
Untuk berhenti berlangganan dari grup ini, kirim email ke it-project-indon...@googlegroups.com.
Untuk opsi selengkapnya, kunjungi grup ini di http://groups.google.com/group/it-project-indonesia?hl=id.
Kemudian di sisi konsultanya, penentuan harga selalu memperhitungkan
30% keuntungan dan buffer. Misalnya total biaya produksi 5jt ya harga
6,5jt ditambah buffer, misalnya 30% juga, total harganya bisa di
kisaran 8 jt.
Jadi yang penting dihitung itu adalah biaya produksi dan standard
mandays. Km harus bisa memperkirakan berapa hari kerja per programmer
yang harus diluangkan untuk menyelesaikan project. setelah itu harus
ada kalkulasi keuntungan dan buffer.
Poin yang harus diperhatikan ketika ada perubahan adalah km harus
bikin change request, user harus aware bahwa ini adalah tambahan
pekerjaan diluar perjanjian, walaupun pada akhirnya tidak ada tambahan
charge dari change request itu client harus tetap tahu bahwa ini
tambahan pekerjaan yang kita lakukan diluar kontrak kerja. Apa
gunanya? seperti wisnu bilang, kita bisa charge di project berikutnya
dan client biasanya tidak keberatan karena sudah tahu dan aware bahwa
di project ini ada tambahan pekerjaan di luar perjanjian yang user
tidak bayar.
--
regards
Balik ke gimana menentukan harga project. Langsung ambil kasus saja. Ambil contoh untuk project website.
Saya kepikiran untuk menentukan harga berdasarkan berapa halaman/template yang harus dibuat untuk website itu.
Katakanlah tiap page adalah 750rb. Kalau request client ada 10 page, berarti 750rb.
Tapi, waktu di tengah2 pengerjaan, jumlah page pasti berubah. kalau jadi kurang sih nggak masalah, kita untung. kalo ternyata nambah, dan itu banyak gimana? sementara biasanya kontrak harga kan sudah disepakati di awal...
Ada 2 jenis project :
1. project yang requirementnya cenderung stabil
2. project yang requirementnya cenderung bergeser.
Contoh #1 : project yang melibatkan ISO-8583 atau web services.
Spesifikasi protokol sudah ditentukan di awal, dan biasanya jarang bergeser.
Contoh #2 : aplikasi bisnis seperti akunting
Bilangnya GL ternyata ERP.
Untuk yang #1, harusnya gak ada masalah.
Estimasi aja seperti biasa, harusnya gak meleset jauh.
Untuk yang #2, idealnya pisahkan menjadi 2 project dan 2 quotation :
1. Project Requirement Gathering, charge per mandays.
Sekali datang sekian Rp.
Biaya pembuatan spec per fitur sekian Rp.
Jadi kalopun GL ternyata ERP, no problem, karena bayarnya per hari/jam
2. Setelah requirement firm, baru keluarkan quotation Development.
Ini harusnya gak meleset jauh juga, asal change management-nya bagus.
Tiap perubahan, harus jelas berapa tambahan mandays dan Rp nya.
Teknik splitting ini sulit diterapkan kalo perusahaannya belum punya
track record yang bagus.
Solusi lain ya, lakukan assessment sampe ke daftar fitur.
Pasang buffer yang besar, dan
setelah deal berlakukan change management yang ketat biar gak
kebobolan di belakang.