Keutamaan ilmu Syar'i

3 views
Skip to first unread message

Abu Kholid

unread,
Nov 4, 2008, 9:43:58 PM11/4/08
to audiosalaf
KEUTAMAAN ILMU SYAR’I
Oleh : Al-Ustadz Abdurrahman Mubarok

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji ilmu dan orang berilmu, serta
menganjurkan hamba-hamba-Nya untuk membekali diri mereka dengan ilmu.
Bahkan setiap muslim telah diwajibkan oleh Allah untuk mempelajari
ilmu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam berkata:
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim”. (Shahihul Jami’ 3913)
Menuntut ilmu adalah amalan shalih yang paling afdhal dan termasuk
amalan jihad fisabilillah karena tegaknya agama Allah adalah dengan
dua perkara:
1. Ilmu
2. Senjata dan peperangan
Dua perkara ini haruslah ada, tidak mungkin agama Allah akan menang
kecuali dengan dua perkara ini.

KEUTAMAAN ILMU DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH
Allah dan RasulNya telah menerangkan keutamaan ilmu, orang berilmu
serta orang yang mempelajarinya, diantara keutamaan ilmu:
1. Allah akan mengangkat derajat orang berilmu
“Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al Mujadalah:
11)

2. Ilmu adalah warisan para Nabi
Rasulullah berkata:
“Ilmu adalah warisan para Nabi, para Nabi tidaklah mewariskan emas
ataupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu, barang siapa yang
mengambilnya maka telah mengambil bagian yang banyak”. (Shahihul Jami
Al Albani 6297)

3. Allah menginginkan kebaikan bagi seorang yang berilmu
Rasulullah berkata:
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan niscaya akan dipahamkan
tentang masalah agama”. (Shahihul Jami’ Al Albani:6612)

4. Ilmu adalah jalan menuju surga
Rasulullah berkata:
“Barang siapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah
akan mempermudah jalannya menuju surga”. (HR. Muslim)

5. Orang berilmu adalah orang-orang yang senantiasa diatas alhaq
hingga menjelang hari kiamat
Rasulullah berkata:
“Barang siapa yang Allah ingingkan kebaikan niscaya akan dipahamkan
tentang masalah agama. Aku (Rasulullah) hanyalah pembagi (sedangkan)
Allah lah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok umat ini
(muslimin) yang tetap diatas perintah Allah, tidak akan membahayakan
mereka (ketika ada) orang yang menyelisihinya hingga datang urusan
Allah (hari kiamat)”.
Berkata Imam Ahmad –tentang kelompok ini-, “Kalau mereka bukan Ahlul
Hadits, aku tidak tahu siapa mereka”.
Al Qodhi Iyadh berkata: “Maksud Imam Ahmad adalah Ahlussunnah dan
orang yang berkeyakinan dengan madzhab ahlul hadits”.


ILMU APAKAH YANG TELAH DIPUJI OLEH ALLAH DAN RASULNYA DAN WAJIB KITA
PELAJARI

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, “Ilmu yang dipuji
adalah ilmu wahyu, ilmu yang Allah turunkan saja, Nabi shallallahu
‘alaihi wassalam bersabda:
“Para Nabi tidaklah mewariskan emas ataupun dirham, akan tetapi
mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambilnya telah mengambil bagian
yang banyak”
Sudah maklum bahwa ilmu yang diwariskan para Nabi adalah ilmu syariat
bukanlah ilmu yang lainnya.



ADAB-ADAB PENUNTUT ILMU
Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan meraih keutamaannya,
seorang yang menuntut ilmu hendaknya memperhatikan adab-adab berikut:
1. Ikhlas
Ilmu adalah ibadah dan ibadah haruslah didasari dua perkara, ikhlas
dan mutaba’ah (Sesuai tuntunan Rasulullah).
Lalu bagaimana terwujud ke ikhlasan dalam menuntut ilmu ? Ikhlas
dalam menuntut ilmu terwujud dengan beberapa perkara:
- Niatkanlah belajar untuk menjalankan perintah Allah
- Niatkan untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan orang
lain.
- Niatkan dalam rangka mengikuti syariat Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wassalam
- Niatkan dalam rangka menjaga dan membela syariat Allah.
(Syarah Hilyah Al Utsaimin 25-28)

2. Bertakwa kepada Allah
Takwa adalah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan
Nya. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami
akan memberikan kamu furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar”. (QS Al-Anfal:29)

3. Berusaha untuk memahami ilmu dengan pemahaman yang benar
Berkata Ibnul Qoyim: “Tidaklah seorang diberi nikmat yang terbesar
setelah Islam selain niat yang baik dan pemahaman yang benar”.
Lalu bagaimanakah cara mendapatkan pemahaman yang benar ? Banyak hal
yang harus dilakukan, diantaranya:
- Memilih guru yang benar pemahamannya diatas jalan ahlussunnah.
Muhammad bin Sirin berkata, “Dulu mereka tidak bertanya tentang
fitnah. Tatkala terjadi fitnah merekapun berkata: “Sebutkanlah rowi-
rowi kalian”, jika ahlussunnah diterima haditsnya, tapi jika bukan
dari ahlusunnah maka tidak diterima haditsnya”.
- Memilih kitab-kitab/buku-buku yang berpemahaman ahlussunnah
- Tadaruj (bertahap) dalam mempelajari ilmu
- Mendengar dan memperhatikan ilmu yang disampaikan (Syarah Hilyah Al
Utsaimin:136-137)
Sesungguhnya masih banyak adab-adab yang harus kita amalkan untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Bagi yang mengingikan kejelasan
lebih lanjut tentang pembahasan ini silahkan merujuk kepada kitab
syarah Hilayatu Thalabul ilmi karya Syaikh Muhammad Shalih Al
Utsaimin.

Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita
semua. Wabillahit taufik

Sumber Buletin Jum’at Al Atsary Yayasan Riyadhul Jannah Cileungsi.


FATWA ULAMA AHLUSSUNNAH

Tanya
Apakah dalam belajar kita hanya mencukupkan diri dengan mempelajari
ilmu syar’I (ilmu agama), tidak belajar ilmu dunia ?
Jawab
Asy-Syaikhul Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I rahimahullahu
menjawab:
“Ilmu yang wajib untuk kita pelajari dan kita dahulukan adalah ilmu
syar’i. Ilmu inilah yang Allah Subhanahu Wa ta’ala wajibkan atas anda.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”
Bila anda ingin mengerjakan shalat sebagaimana shalat Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wa sallam, maka pelajari ilmunya sebelum anda
mempelajari kimia, fisika, matematika, dan selainnya. Bila ingin
berhaji, anda harus mengetahui bagaimana manasik haji yang ditunaikan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula dalam masalah
aqidah dan pembayaran zakat. Bila ingin melakukan transaksi jual beli,
semestinya anda pelajari hukum jual beli sebelum anda mempelajari ilmu
fisika, kimia dan selainnya. Setelah anda pelajari perkara yang
memberikan manfaat kepada anda dan anda mengenal aqidah yang benar,
tidak apa-apa bagi anda mempelajari ilmu yang mubah anda inginkan.
Akan tetapi bila anda diberi taufiq, dikokohkan oleh Allah Subhanahu
Wa ta’ala dan dijadikan anda cinta terhadap ilmu yang bermanfaat, ilmu
Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka teruslah mempelajarinya, karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah faqihkan
(pahamkan) dia dalam agama.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Berpalinglah engkau dari orang yang enggan berzikir kepada Kami dan
ia tidak menginginkan kecuali kehidupan dunia. Yang demikian itu
merupakan kadar ilmu yang mereka capai.” (An-Najm:29-30)
Bila seseorang telah mempelajari ilmu yang wajib baginya, kemudia
setelah itu ia ingin belajar kedokteran, teknik, atau ilmu lainnya
maka tidak mengapa. Kita sedikitpun tidak mengharamkan atas manusia
apa yang Allah Subhanahu Wa ta’ala halalkan untuk mereka. Akan tetapi
sepantasnya ia mengetahui bahwa kaum muslimin lebih butuh kepada orang
yang dapat mengajari mereka agama yang murni sebagaimana yang dibawa
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lebih butuh
kepada orang yang alim daripada kebutuhan mereka terhadap ahli teknik,
dokter, pilot, dan sebagainya. Dengan keberadaan ulama, kaum muslimin
diajari tentang syariat Allah Subhanahu Wa ta’ala, tentang apa yang
sepantasnya dilakukan oleh seorang dokter dan seterusnya. Sebaliknya
jika tidak ada yang mengajarkan kebenaran (agama) kepada kaum
muslimin, mereka tidak dapat membedakan mana orang yang alim dan mana
ahli nujum. Mereka tidak tahu apa yang sepantasnya dilakukan oleh ahli
teknik. Mereka tidak dapat membedakan antara komunis dengan seorang
muslim. Dengan demikian, wahai saudaraku, rakyat yang bodoh ini butuh
kepada ulama untuk menerangkan syariat Allah Subhanahu Wa ta’ala
mereka kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” (Ijabatus Sa’il ‘ala Ahammil Masa’il, hal 300-301)

Sumber : Buletin Jum’at Publikasi Ahlussunnah edisi 89/1429/2008 M

Nanang

unread,
Nov 5, 2008, 2:12:36 AM11/5/08
to audio...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mohon sharing nama-nama Ustadz dan no.telponnya untuk memberikan kajian dan
pencerahan (terutama salaf).

Syukron

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


AUDIOSALAF

unread,
Nov 5, 2008, 8:47:55 PM11/5/08
to audiosalaf
Wa'alaykumussalaam warohmatulloohi wabarokaatuh

Sebaiknya antum menyebutkan berdomisili dimana ? sehingga sebagian
ikhwan bisa membantu menunjukkan tempat kanjian manhaj salaf di kota
antum, berikut no.telp ikhwan yang bisa dihubungi jika ada yang
ditanyakan seputar rute, jadwal dll. Adapun no.telp ustadz, kami pikir
itu tidaklah penting.

CATATAN PENTING:
Mohon tidak membuat topik baru dengan me-reply lalu mengganti Subjek
dengan judul baru! TAPI buatlah judul baru (create new message atau
semisalnya) lalu kirimkan ke audio...@googlegroups.com

Sehingga alur topik tidak berantakan jika dibaca melalui arsip online,
silahkan lihat di:
http://www.mail-archive.com/audio...@googlegroups.com/

Biasakan untuk mematuhi aturan yg sengaja dibuat untuk kenyamanan dan
ketertiban. Allohul musta'aan.

Sekali lagi, dimohon anggota untuk membiasakan membuat judul baru jika
ada yang ingin ditanyakan, BUKAN membuat judul dari topik orang lain.

Unaisah

unread,
Nov 6, 2008, 4:56:05 PM11/6/08
to audio...@googlegroups.com

Assalamu'alaikum,,kaefa halukum ya ikhwah fillah,

afwan ada ada pertanyaan sehubungan dg menuntutu ilmu syar'i,

apabila ada yang bertanya bagaimankah hukumnya orang yg tidak mau menuntuut ilmu syar'i?

ana tunggu jawabannya,,

jazakumullohu khoiron katsiro,

wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokAtuh


2008/11/5 AUDIOSALAF <audio...@gmail.com>



--
^_^zah,
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages